Sabtu, 04 September 2010
Hadiah Yang Membebaskan
Biarkan cinta yang membimbing kita, saat kehidupan menampakkan wajah sesungguhnya. Tak Selalu Indah, tak selalu mudah, karena disitulah kita sebenarnya sedang menempa diri. Menyelesaikan serangkaian ujian yang semoga, meluluskan kita dengan predikat memuaskan. Bukan hanya di akhirat, namun didunia ini juga.
Sungguh, tidak mudah menghadirkan cinta kepada orang-orang yang kita anggap telah membuat kita sakit, secara fisik maupun psikis. Apalagi jika kita merasa dia melakukannya dengan sengaja. lalu hati kitapun terluka. Ia berontak ingin membalas dendam. Banyak diantara kita yang kemudian, menyimpan rasa sakit hati dan dendam, iri, dengki, marah, kecewa, malu, dan yang lainnya.Kebnayakan dari kita mengira, itulah cara untuk menghukum orang itu. Dan kita merasa telah menang. Begitukah?
Alih-alih menyembuhkan luka, hal itu justru membuat hati kita bertambah sakit dan nelangsa. Ibarat menelan racun mematikan, namun berharap orang lain yang akan menderita karenanya. Tentu sangat menggelikan. Karena itu, mendendam adalah sebuah kesalahan besar sebab ia hakikatnya adalah hukuman bagi diri sendiri..Ia adalah pencuri kebahagiaan yang menghalangi kita memperoleh kualitas hidup yang memuaskan. Merantai hati untuk menikmati kelegaan karena dipenuhi dendam kesumat.
Biarkan cinta menraja di dalam jiwa, dimana salah satu buahnya adalah kemampuan untuk memaafkan, siapapun yang pernah, kita anggap menyakiti kita. Sebab, kita tidak akan benar-benar bisa merasakan kebahagiaan sebelum membebaskan hati dari dendam, kecuali dalam cinta dan benci karena Allah.
Sering, kita mengira bahwa memaafkan kesalahan berarti sama dengan menyetujui kesalahan itu, menerima kembali orang itu dalam kehidupan kita, atau memungkinkan untuk sakit hati lagi. Selain bahwa mendendam, kita sangka, akan memberi kita perasaan telah menghukumnya. Apalagi jika sahabat/kawan kita merestui itu. Itu Semua salah!
Luka jiwa memang tiak serta merta dapat terhapus, namun memaafkan dengan tulus akan membebaskannya dari rasa sakit, Insya Allah. Karena pada saat memaafkan, kita tidak sekedar berbicara tentang orang yang menyebalkan itu. namun lebih berbicara tentang pembebasan hati kita dari belenggu kebahagiaan dan racun mematiakan bernama dendam. Apalagi jika kita memehami bahwa orang yang menzhalimi kita , bahkan yang secara sengaja sekalipun, sebenarnya sedang menyakiti diri mereka sendiri. Dengan demikian bukankahakan lebih layak jika kita memaafkannya karena kasihan kepadanya?
Memang tidak mudah. Tapi mari kita lihat dari aspek manfaat dan madharat antara mendendam dan memaafkan. yang satu akan menguras energi psikis kita dengan terus menerus mencari pembenaran yang menunggu kesempatan menuntut balas, yang itu semua sangatlah melelahkan. Sedang yang satunya adalah hadiah untuk diri sendiri yang membebaskan.
Memaafkan bukan berarti menghilangkan apa yang telah terjadi dan membebaskan orang yang salah dari keadilan hukumannya. Namun ia adalah pelepasan semua beban fikiran, dan pembersihannya dari berbagai muatan negatif, merasa bersalah, bersedih, minder, frustasi, atau stress. karena semuanya telah terjadi, sepedih apapun, dimana waktu tidak bisa diputar kembali. Sedang hidup harus tetap berjalan dan ahrus dinikmati dengan penuh rasa syukur.
Karena itu, kita butuh kekuatan luar biasa untuk bisa memaafkan orang lain, apa lagi jika kita merasa mampu melakukan pembalasan. Dan hanya orang-orang hebat yang mampu melakukannnya. karena pemaafan hakikatnya adalah perang melawan diri sendiri agar meraih kebahagiaan yang optimal. Meninggalkan identitas masa lalu, tidak mengungkit-ungkit kesalahan serta menutup lisan dan hati kita dari mendendam dan menyalahkan yang sudah terjadi. hal ini agar kita tetap mudah berhusnuzhan keapda Allah, dan mengambil hikmah dari setiap kejadian bahkan yang paling tidak mengenakkan sekalipun.
Hari ini, hari baru. Mari kita sambut dengan semangat baru dan jiwa baru. Yang terbebaskan dan ringan menjalani hari-hari sebab hidup tetap harus dilanjutkan. Ya Allah, mudahkanlah kami memaafkan kesalahan, dan lindungilah kami dari kesengajaan menyakiti orang-orang yang tidak berhak disakiti!
Sungguh, tidak mudah menghadirkan cinta kepada orang-orang yang kita anggap telah membuat kita sakit, secara fisik maupun psikis. Apalagi jika kita merasa dia melakukannya dengan sengaja. lalu hati kitapun terluka. Ia berontak ingin membalas dendam. Banyak diantara kita yang kemudian, menyimpan rasa sakit hati dan dendam, iri, dengki, marah, kecewa, malu, dan yang lainnya.Kebnayakan dari kita mengira, itulah cara untuk menghukum orang itu. Dan kita merasa telah menang. Begitukah?
Alih-alih menyembuhkan luka, hal itu justru membuat hati kita bertambah sakit dan nelangsa. Ibarat menelan racun mematikan, namun berharap orang lain yang akan menderita karenanya. Tentu sangat menggelikan. Karena itu, mendendam adalah sebuah kesalahan besar sebab ia hakikatnya adalah hukuman bagi diri sendiri..Ia adalah pencuri kebahagiaan yang menghalangi kita memperoleh kualitas hidup yang memuaskan. Merantai hati untuk menikmati kelegaan karena dipenuhi dendam kesumat.
Biarkan cinta menraja di dalam jiwa, dimana salah satu buahnya adalah kemampuan untuk memaafkan, siapapun yang pernah, kita anggap menyakiti kita. Sebab, kita tidak akan benar-benar bisa merasakan kebahagiaan sebelum membebaskan hati dari dendam, kecuali dalam cinta dan benci karena Allah.
Sering, kita mengira bahwa memaafkan kesalahan berarti sama dengan menyetujui kesalahan itu, menerima kembali orang itu dalam kehidupan kita, atau memungkinkan untuk sakit hati lagi. Selain bahwa mendendam, kita sangka, akan memberi kita perasaan telah menghukumnya. Apalagi jika sahabat/kawan kita merestui itu. Itu Semua salah!
Luka jiwa memang tiak serta merta dapat terhapus, namun memaafkan dengan tulus akan membebaskannya dari rasa sakit, Insya Allah. Karena pada saat memaafkan, kita tidak sekedar berbicara tentang orang yang menyebalkan itu. namun lebih berbicara tentang pembebasan hati kita dari belenggu kebahagiaan dan racun mematiakan bernama dendam. Apalagi jika kita memehami bahwa orang yang menzhalimi kita , bahkan yang secara sengaja sekalipun, sebenarnya sedang menyakiti diri mereka sendiri. Dengan demikian bukankahakan lebih layak jika kita memaafkannya karena kasihan kepadanya?
Memang tidak mudah. Tapi mari kita lihat dari aspek manfaat dan madharat antara mendendam dan memaafkan. yang satu akan menguras energi psikis kita dengan terus menerus mencari pembenaran yang menunggu kesempatan menuntut balas, yang itu semua sangatlah melelahkan. Sedang yang satunya adalah hadiah untuk diri sendiri yang membebaskan.
Memaafkan bukan berarti menghilangkan apa yang telah terjadi dan membebaskan orang yang salah dari keadilan hukumannya. Namun ia adalah pelepasan semua beban fikiran, dan pembersihannya dari berbagai muatan negatif, merasa bersalah, bersedih, minder, frustasi, atau stress. karena semuanya telah terjadi, sepedih apapun, dimana waktu tidak bisa diputar kembali. Sedang hidup harus tetap berjalan dan ahrus dinikmati dengan penuh rasa syukur.
Karena itu, kita butuh kekuatan luar biasa untuk bisa memaafkan orang lain, apa lagi jika kita merasa mampu melakukan pembalasan. Dan hanya orang-orang hebat yang mampu melakukannnya. karena pemaafan hakikatnya adalah perang melawan diri sendiri agar meraih kebahagiaan yang optimal. Meninggalkan identitas masa lalu, tidak mengungkit-ungkit kesalahan serta menutup lisan dan hati kita dari mendendam dan menyalahkan yang sudah terjadi. hal ini agar kita tetap mudah berhusnuzhan keapda Allah, dan mengambil hikmah dari setiap kejadian bahkan yang paling tidak mengenakkan sekalipun.
Hari ini, hari baru. Mari kita sambut dengan semangat baru dan jiwa baru. Yang terbebaskan dan ringan menjalani hari-hari sebab hidup tetap harus dilanjutkan. Ya Allah, mudahkanlah kami memaafkan kesalahan, dan lindungilah kami dari kesengajaan menyakiti orang-orang yang tidak berhak disakiti!
Kamis, 02 September 2010
Operating System Islami: BlankOn Sajadah
Berawal dari seorang sahabat yang SMS mengenai balnkOn Sajadah, penasaran saya coba cari-cari informasinya dan dapatlah infonya dari http://sajadah.blankonlinux.or.id/ Walau terlambat dalam menginformasikan, tapii mudah-mudahan bermanfaat buat sahabat semua.
Saudara se-islam di Indonesia membangunkan satu distro linux islami yang dinamakan BlankOn Sajadah yang memiliki software Islami (seperti sabily) dan menggunakan bahasa indonesia. Kelihatannya distro sajadah ini adalah dibuat berasaskan kepada distro BlankOn Linux juga dikembangkan oleh komunitas linux indonesia yaitu apa yang dipanggil Yayasan Pengerak Linux Indonesia (YPLI) dan Tim Pengembang BlankOn.
Sekilas mengenai BlankOn Sajadah
BlankOn Sajadah adalah salah satu racikan (varian) BlankOn Linux yang memuat berbagai perangkat lunak Islami. Paket-paket yang disertakan antara lain pengingat waktu sholat, arah kiblat, Al Qur'an dan terjemah, tartil Qur'an, pembaca hadist dan Kalender Hijriyah.
Fitur
BlankOn Sajadah yang berbasiskan BlankOn 6.0 Ombilin mempunyai fitur dasar yang disertakan dalam BlankOn Ombilin edisi regular, seperti Aksara Nusantara, Chromium, Stardict dll yang ditambah dengan Fitur khas Islami seperti:
QiOO - Al Quran di OpenOffice,
Zekr - Al Qur'an terjemah dan suara tartil daring dan luring - online/offline (6.1),
Othman Quran dan Noor - Peramban Al Quran
Minbar - Pengingat waktu sholat,
Peramban Internet Chromium
Peramban Internet Firefox + addon penginat sholat dan webstrict,(6.1 dihilangkan)
Stellarium - aplikasi melihat tata surya / planetarium,
Dukungan penulisan huruf arab,
Penyaring konten negatif webstrict dansguardian,(6.1 dihilangkan)
DNS Nawala - DNS Penyaring domain berkonten negatif,
Hijra - Kalender Islam,
Monajat - Aplet penampil Doa-doa,
Thawab - Ensiklopedi dan penampil ebook hadis dan kitab,
Hadis-Web - Kumpulan hadis hadis Bukhori, Muslim dll
Sreenshot
Bagi sahabat yang ingin download KLIK DISINI
Bila kesulitan hubungi admin Nurisfm.
BERPISAH DENGAN BULAN RAMADHAN
Perpisahan adalah suatu hal yang menyedihkan bagi setiap orang.
Begitu pula bagi seorang muslim, berpisah dengan bulan Ramadhan merupakan hal yang menyedihkan baginya. Bagaimana tidak, bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah, bulan yang penuh dengan limpahan ampunan dan pahala dari Allah bagi yang memperbanyak amal sholeh. Di bulan Ramadhan, pahala suatu amal ibadah akan dilipatgandakan oleh Allah melebihi apa yang ada di bulan lainnya. Oleh karena itu banyak orang sholeh yang merasa sedih apabila akan meninggalkan bulan Ramadhan ini dan mereka sangat berharap agar bisa bertemu kembali dengan bulan Ramadhan di masa mendatang.
Hal-hal yang perlu dilakukan oleh orang yang akan berpisah dengan bulan Ramadhan, diantaranya :
1. Membayar zakat fitrah berupa makanan pokok suatu negeri seperti gandum, kurma, anggur, beras dan lain sebagainya sebanyak 1 sha’ (lebih kurang 2,5 kg) yang ditunaikan sebelum pelaksanaan sholat ‘Iedul Fithri. Boleh juga diberikan sehari atau dua hari sebelumnya.
2. Berdoa kepada Allah agar semua amal ibadah yang dikerjakan pada bulan Ramadhan ini diterima di sisi-Nya, dan semoga bisa bertemu kembali dengan bulan Ramadhan di masa mendatang.
3. Semakin bertambah ketakwaannya karena bulan Ramadhan ini akan memiliki makna yang mendalam apabila ketakwaan seseorang mengalami peningkatan. Sebagaimana firman Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلىَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ البقرة : 183
“Wahai orangorang yang beriman, diwajibkan bagi kalian puasa sebagaimana diwajibkan puasa bagi orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang-orang yang bertakwa” (QS. Baqarah : 183)
Dan perkataan penyair :
لََيْسَ اْلعِيْدُ لِمَنْ لَبِسَ اْلجَدِيْدَ لِكِنَّ اْلعِيْدَ لِمَنْ طَاعَتُهُ تَزِيْدُ
“Bukanlah hari Raya itu untuk orang yang mengenakan pakaian yang baru.
Namun, hari Raya adalah untuk orang yang ketaatannya bertambah.”
KIAT-KIAT KHUSUS UNTUK MENYAMBUT HARI RAYA ‘IEDUL FITHRI
1. Mandi sampai bersih.
2. Memakai pakaian yang paling bersih dan terbaik yang dimilikinya.
3. Memakai minyak wangi.
4. Makan buah kurma dalam jumlah bilangan ganjil sebelum pergi menunaikan sholat ‘Ied.
5. Pergi ke tanah lapang dengan berjalan kaki dan melalui jalan yang berbeda ketika berangkat dan ketika pulangnya.
6. Mengumandangkan takbir dari rumah sampai dengan datangnya imam.
7. Sholat ‘Iedul Fithri berjamaah di tanah lapang.
8. Mendengarkan khutbah sampai selesai.
9. Mengucapkan selamat hari raya kepada sesama kaum muslimin dengan ucapan :
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَ مِنْكُمْ
“Semoga Allah menerima amal ibadah kita semua.”
10. Dianjurkan untuk berpuasa 6 hari di bulan Syawwal karena barangsiapa yang berpuasa Ramadhan sebulan penuh lalu disambung dengan puasa 6 hari di bulan Syawwal maka pahalanya sebanding dengan puasa selama setahun penuh.
WALLAAHU A’LAMU BISH SHOWAAB