Assalamu'alaikum ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  Nurisfm Network
Naskah tentang Ilmu Agama Islam dalam media ini diambil dan disusun dari berbagai sumber. Tidak tercantumnya sumber dan penulis, bermaksud untuk penyajian ilmu yang 'netral' semata. Mudah-mudahan menjadikan amal baik bagi penulisnya dan mendatangkan kebaikan bagi sesama. Kelemahan dan kekurangan serta segala yang kurang berkenan dihati mohon dimaafkan. Apabila ada pihak yang keberatan atau merasa dirugikan dimohonkan menghubungi Admin (Abu Azka). Dan untuk naskah-naskah ilmu pengetahuan umum, Insya Allah akan dicantumkan sumber dan atau penulisnya. Mohon Maaf sebelumnya, sekian dan terima kasih ^-^

Luasnya Rahmat Allah Bagi Orang Yang Beriman

Written By Rudianto on Kamis, 19 Mei 2011 | 08.06


Hadist Ibnu Umar radhiyallah 'anhuma: Diriwayatkan dari Safwan bin Muhriz radhiyallah 'anhu, ia berkata: Seorang lelaki bertanya kepada Ibnu Umar: Apakah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang berbicara berduaan yang tidak diketahui oleh orang lain? Ibnu Umar menjawab: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Pada Hari Kiamat Allah 'Azza wa Jalla menaungi orang mukmin dengan berdampingan denganNya. Allah meminta pengakuan terhadap dosa yang dilakukan dengan berfirman: Adakah kamu tahu? Orang mukmin menjawab: Aku tahu, wahai Tuhanku. Allah 'Azza wa Jalla berfirman: Aku telah menyembunyikannya untukmu di dunia dan sekarang Aku mengampunkannyauntukmu. Lalu diberikan catatan kebaikannya. Sedangkan orang-orang kafir dan orang-orang munafik dipanggil di hadapan semua makhluq, "Mereka itulah orang-orang yang mendustakan Allah" (HR. Muslim)


Perbedaan antara orang yang beriman kepada Allah dan yang tidak beriman (kafir) adalah bagaikan siang dan malam, bagaikan orang hidup dan mati serta bagaikan manusia dan binatang. Inilah permisalan yang telah Allah tetapkan melalui kitabNya.

Diantara hal yang membuat jauhnya permisalan antara keduanya adalah karena seorang beriman telah menempatkan posisi dirinya secara benar di hadapan Allah. Juga telah menempatkan posisi Allah selaku sang Pencipta secara benar di hadapan dirinya. Sementara orang kafir menempatkannya tidak secara benar. Ia menganggap ada kekuatan lain selain Allah dan iapun berhamba kepadanya. Ia menjadikan Allah sebagai 'yang kedua' atau bahkan 'yang ketiga'.

Seorang mu'min akan diuji dengan berbagai kesulitan dalam kehidupannya di dunia, untuk menguji keimanannya, sehingga ia keluar dari bumi ini (mati) masih tetap teguh memegang keimanannya.

Seorang kafir akan terus diberi kemudahan dan kenikmatan hidup di dunia ini sebagai ujian, agar ia menyadari akan kemurahan Allah. Namun hatinya yang telah tertutup tidak mampu membaca isyarat tersebut. Ia mati dalam kekafiran dan penentangan terhadap Allah.

Pada hari berbangkit Allah akan memberi balasan yang sangat adil terhadap setiap manusia. Diantara orang-orang yang beriman ada yang berbuat dosa yang tidak seorangpun mengetahuinya kecuali Allah Ta'ala dan Allah Maha Kuasa untuk menampakkan dosa tersebut di hadapan

makhluq-Nya baik di dunia ataupun di akhirat, namun karena luasnya rahmat Allah bagi hamba-Nya yang beriman, sebagian dosa itu Allah sembunyikan dari orang-orang banyak di dunia dan di akhirat kelak dosa tersebut diampuniNya.

Maka sangat beruntunglah orang-orang yang beriman, di dunia tidak mendapatkan hinaan (karena dosanya telah ditutupi) dan di akhirat ia mendapatkan ampunan.

Sementara bagi orang kafir dan munafiq, di dunia keburukannya akan ditampakkan di hadapan manusia dan di akhirat ia akan mendapatkan ganjaran atas kekafiran dan Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a katanya: Rasulullah s.a.w telah meriwayatkan bahwa Allah s.w.t telah berfirman: Sesungguhnya Allah mencatat kebaikan-kebaikan dan kejahatan-kejahatan. Kemudian baginda menerangkan hal itu: Barangsiapa ingin melakukan kebaikan, tetapi tidak lagi melakukannya, maka Allah mencatatkan niat itu sebagai kebaikan yang sempurna di sisiNya.

Jika seseorang itu berniat ingin melakukan kebaikan lalu mengerjakannya, maka Allah mencatatkan di sisiNya sepuluh kemunafikannya. Allah Maha Mengetahui apa yang tersembunyi dalam diri manusia dan Allah Maha Pengampun dan Penyayang.