Assalamu'alaikum ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  Nurisfm Network
Naskah tentang Ilmu Agama Islam dalam media ini diambil dan disusun dari berbagai sumber. Tidak tercantumnya sumber dan penulis, bermaksud untuk penyajian ilmu yang 'netral' semata. Mudah-mudahan menjadikan amal baik bagi penulisnya dan mendatangkan kebaikan bagi sesama. Kelemahan dan kekurangan serta segala yang kurang berkenan dihati mohon dimaafkan. Apabila ada pihak yang keberatan atau merasa dirugikan dimohonkan menghubungi Admin (Abu Azka). Dan untuk naskah-naskah ilmu pengetahuan umum, Insya Allah akan dicantumkan sumber dan atau penulisnya. Mohon Maaf sebelumnya, sekian dan terima kasih ^-^

JEMU, JENUH, BOSAN. Bagaimana?

Written By Rudianto on Jumat, 21 Desember 2012 | 18.01

"Alhamdulillahilladzii....ahyaanaa    ba'da maa amatana wailaihinnusyuur..". Do'a awal setelah tidur panjang berakhir.

Seperti hari-hari yang telah lewat, sudah lima hingga sepuluh tahun lalu, bahkan lebih. Seorang ibu dengan berbagai aktifitasnya. Memasak, mencuci, momong, bersih-bersih rumah dari pekarangan, jendela, ruang demi ruang, kamar tidur hingga kamar mandi. Tak -seharusnya-luput dari sentuhan.
Hari-hari penuh dengan rutinitas yang nyaris sama.Perlahan, merayap menghadirkan rasa bosan, jemu, jenuh. "Mo' ngapa-ngapain males, kok gitu-gitu ajar.

Rutinitas memang bisa menghadirkan rasa bosan. Hal itu wajar namun tak balk bila dipelihara. Karena pada hakikatnya hidup ini begitu indah dan menantang. Dan adakah yang tak pernah merasa bosan? Walau hanya sesaat?

Setiap kita punya cara yang berbeda mengatasi rasa bosan.Sebagai muslimah tentu kita akan mencari alternatif islami, bukan dengan iseng-iseng sms atau fb-nan tak berguna bahkan nonton TV, yang lebih banyak mendatangkan madhorot daripada manfaat.

Rasulullah dalam sabdanya berpesan, amalmu hari ini bila lebih baik daripada kemarin, maka beruntunglah. Bila sama, merugi. Bila lebih buruk, celaka.

Maka bila rasa bosan tiba, berdamailah kita dengan diri kita....
Selingi rutinitas dengan kegiatan yang kita sukai. Silaturrahmi, rekreasi, baca buku.
Motivasilah diri, agar dapat mengatasi rasa jemu, jenuh dan bosan segera. Orang yang termotivasi mempunyai keinginan dan kemampuan untuk menghadapi rintangan. Bagi banyak orang motivasi diri sama dengan kerja keras, dan dapat membuahkan keberhasilan dan kepuasan.
Dalam Al Qur'an dan Al Hadist banyak

pesan motivasi kita jumpai. Misal, hadist tentang amal balk seorang hamba yang bila ikhlas dan sesuai tuntunan Allah dan RasulNya akan dibalas sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat atau lebih.
Selain motivasi, optimis dan possitive thinking juga seyogyanya dibiasakan. Para optimistis memiliki anggapan bahwa kebaikan akan terjadi terus dalam waktu yang berbedabeda dan is merasa bertanggung jawab untuk mengusahakan hal-hal baikdan menyenangkan terjadi. Tapi, bila peristiwa buruk ditemui, bagi mereka itu hanya bersifat sementara dan spesifik untuk situasi yang bersangkutan. Merekapun mampu bersikap realistis bila telah menyebabkan kejadian buruk itu.

Para optimistis biasanya lebih mampu mengalahkan depresi dan memiliki peluang lebih besar untuk sukses.
Berfikir realistis. Kemampuan manusia untuk membohongi diri sendiri hampir tidak terbatas. Otak emosional kita tampaknya memiliki potensi memasang tabir pelindung untuk mengamankan keinginan-keinginan yang paling kuat dari serangan bagian otak logika. Akibatnya, kita sering bahkan terus melakukan hal hal yang tidak perlu.

Misal, menjadi ibu rumah tangga bagi seorang wanita sebenarnya adalah tugas yang "luar biasa". Masa kerjanya tidak hanyadari jam 07.00 hingga 16.00, 24 jam tanpa hari libur. Tapi tugas itu kadang dikerjakan setengah hati. Gelitik kecil, bisikanresah, menjadikan seorang ibu ingin tampak lebih dari pada hanya sekadar menjadi IRT. Walhasil, banyak IRT bertambah repot karena mengambil tugas diluar tanggung jawabnya. Disini, rasa jenuh kadang hadir karena padatnya jadwal.

Maka, Berdamailah kita dengan diri kita sendiri agar hidup lebih tenang dan bahagia.
Wallahu alann bishowwab.

2 komentar:

Posting Komentar