Assalamu'alaikum ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  Nurisfm Network
Naskah tentang Ilmu Agama Islam dalam media ini diambil dan disusun dari berbagai sumber. Tidak tercantumnya sumber dan penulis, bermaksud untuk penyajian ilmu yang 'netral' semata. Mudah-mudahan menjadikan amal baik bagi penulisnya dan mendatangkan kebaikan bagi sesama. Kelemahan dan kekurangan serta segala yang kurang berkenan dihati mohon dimaafkan. Apabila ada pihak yang keberatan atau merasa dirugikan dimohonkan menghubungi Admin (Abu Azka). Dan untuk naskah-naskah ilmu pengetahuan umum, Insya Allah akan dicantumkan sumber dan atau penulisnya. Mohon Maaf sebelumnya, sekian dan terima kasih ^-^

Karena Aku Mencinta Wanita

Written By Rudianto on Rabu, 24 Juli 2013 | 11.44

Malam menjelang larut. Saya sudah berbaring di kasur untuk segera tidur. Namun tiba-tiba isteriku memberikan map besar berwarna hitam yang tidak saya ketahui apa isinya. Saya bilang padanya biar besok saja dibukanya. Namun dengan manja dan setengah memaksa dia meminta agar map itu segera dibuka. Saya curiga, pasti ada yang sangat istimewa.

Karena aku mencinta wanita, maka segera aku membuka map hitam itu dengan sedikit berdebar. Isteriku diam. Mungkin dia berdebar menunggu komentar apa yang akan muncul dari mulut saya yang biasanya suka meledeknya jika dia berbuat yang aneh-aneh. Saya buka halaman pertama. Saya terhentak. Ada tulisan besar-besar di kertas berwarna pink dalam bahasa Inggris berbunyi “To Remind Memorable Day and Unforgotable Moments we Passed.” Yang kemudian di bawahnya dia tambahkan dengan tulisan kecil “who love you so much.”

Ada pesan indah dari tulisan itu. Isteriku mencintaiku dengan sepenuh jiwa. Dengan segenap raga. Dengan segenap pikiran dan hatinya. Aku demikian gembira dan lega. Kulirik isteriku. Tapi dia diam membisu. Hanya saya rasa bibirnya sedang menahan senyum indahnya tatkala saya membuka halaman pertama. Saya lanjutkan pada halaman kedua. Isinya lebih mengejutkan lagi,”My Lord, Unite our Love till hereafter, tie our heart with Your love” yang kemudian dikhiri dengan “your poor slave”. Doa tulus pada Allah dia mohon agar cinta kita abadi. Cinta yang diikat oleh asmara karena Allah dan hati yang diikat oleh “cinta” Allah.

“Wonderfull. Syukron. Thank you. Syukriyah”, kataku setengah teriak. Namun isteriku segera menyilangkan jari di mulutnya. Saya paham dia menyuruhku bersuara pelan karena malam telah larut. Isteriku mulai tersenyum dan ada rona puas yang memancar dari wajahnya karena saya sangat apresiatif pada apa yang dia tulis. Pipinya merona merah.
Pada halaman ketiga dia selipkan surat undangan sederhana pernikahan kami yang akad dan resepsinya berlangsung pada tanggal 5 Juli 1997 dan 6 Juli 1997.

Halaman-halaman selanjutnya berisi kumpulan surat yang pernah saya kirimkan saat saya tinggalkan dia selama 2 tahun ke Pakistan untuk melanjutkan studi S2 di International Islamic Universtity Islamabad. Surat-surat itu demikian rapi dia bungkus dalam plastik-plastik map itu. Saya buka satu-satu. Ternyata semua surat yang saya kirim tidak ada yang dilewatkan. Sejak tahun pertama tiba di Pakistan sampai surat terakhir sebelum saya pulang ke Indonesia.
Ada dua hal paling menarik dari isi map. Pertama, selipan kata-kata mutiara yang isteri saya tuliskan di sela-sela surat itu. Semuanya berisikan keinginannya agar cinta kami padu. Kedua beberapa puisi “cinta” yang sengaja saya tulis untuk isteriku. Kata-kata mutiara yang dia tulis dalam bahasa Inggris itu mengandung motivasi yang membakar semangat cinta saya untuk senantiasa setiasa pada isteri saya, untuk senantiasa mencintainya : tanpa titik. Dia menginginkan senantiasa bersama saya dan saya menginginkan senantiasa bersamanya : Together Forever.
Ini bisa saya serap dari ungkapan-ungkapannya,”The Only Sweet Heart is here—SR. SR adalah inisial nama saya, Samson Rahman. You Are Always My Matter...Never Ended Love is Just For Your...Your Are My Everything...I am Nothing Without You... No One can be in my Heart but You... No Doubt You are My Hero.. Kak Son? Sure!! Ungkapan cinta yang bagi saya sangat luar biasa. Ungkapan kesetiaan yang tiada ternilai harganya. Menggugah, membakar semangat saya. Meledakkan cinta saya.
Itu semua terjadi karena aku memang mencinta wanita. Aku mencintai isteriku dengan setulus jiwa. Bagiku dia adalah mutiara yang harus terjaga gemerlapnya. Dia adalah motivatorku dan bahkan menjadi guruku. Tatkala aku lupa dia yang mengingatkan, tatkala semangatku melemah dia yang membangkitkan. Tatkala bacaan Al-Quran saya melemah dia senantiasa memperdengarkan bacaan-bacaannya yang indah di dekatku yang sambil tiduran. Tatkala qiyamul lail saya melembek dia pula yang mengingatkan bukan dengan ucapan tapi dia lebih dahulu yang melakukan. Semangat to be together forever di dunia dan dia akhirat demikian aku rasakan dalam ritme pengabdian pada Allah, Tuhan semesta alam. Dia adalah patner hidupku dan bukan subordonasiku. Dia sejajar di hadapan Tuhan sebagai hamba-Nya dengan tugas-tugas yang mungkin berbeda dengan saya, sebagai suaminya.
Ita Maulidha, demikianlah nama isteri saya. Seorang isteri yang saya nikahi tanpa istikharah, karena begitu melihat pertama kali saya merasa tenang untuk segera menikah dengannya. Saya yakin bahwa thuma’ninah yang menjalar dalam hati saya adalah karunia Allah juga. Saya melihat hanya sekali, esok harinya ta’aruf, keesokannya meminang dan dua minggu setelah itu menikah.
Saya lakukan itu semua karena saya mencinta wanita. Saya tidak ingin membuat wanita lama-lama menunggu dalam ketidakpastian pasangan hidupnya. Apa lagi jika diantara keduanya sudah ada benih cinta. Pacaran sering kali lebih banyak membuat wanita dilanda penyesalan daripada mengantarkan pada mahligai kebahagiaan. Pihak wanitalah yang sering menjadi korban. Karena banyak lelaki yang “tidak mencintai wanita” namun dia kerasukan asmara.
Diantara puisi yang ada dalam map itu berujudul :
 
Puisi untuk Isteriku
Isteriku,
Jika malam-malammu hadir tanpa hadirku
Hadirkanlan aku di relung terdalam kalbumu
Jika hari-harimu sepi tanpa hadirku
Ramainkanlah dengan kenangan manis yang lalu
Jika nafasmu tersengal tanpa hadirku
Legakanlah dengan isak tangis buat Tuhanmu
Jika kobaran rindumu membubung
Api rindumu berkobar
Kita kan segera gembira menyatu
Jika jerit jiwa mulai melengking
Sabarkalah dirimu bersama Al-Quran
Isteriku,
Anak-anak cinta kita akan selalu tumbuh dan mekar
Bersama waktu yang semakin memanjang
Islamabad, 4 Juni 1998

Karena aku mencinta wanita. Kutulis ini semua. Saya yakin sabda nabi bahwa sebaik-baik kekayaan adalah wanita salehah dan saya telah memilikinya.


Oleh : Samson Rahman
Penerjemah Laa Tahzan Ayah Empat Anak

0 komentar:

Posting Komentar