Kamis, 04 November 2010

INVESTASI AZAB

“Jika tak mampu menahan diri memakan sesuatu yang diharamkan bisa jadi malah melakukan kezaliman yang akan menimbulkan azab .”

Salah satu bentuk kezaliman manusia terhadap dirinya sendiri ialah mengonsumsi makanan yang tidak halal. Ketidakhalalan makanan itu meliputi zat makanan itu sendiri, cara memperolehnya, atau cara mengonsumsinya yang tidak dibenarkan oleh agama. Sedangkan kezaliman, apapun bentuknya, merupakan faktor yang bisa menimbulkan kebinasaan. Secara empirik terbukti bahwa salah satu sebab datangnya azab dan murka Allah adalah kezaliman yang dilakukan manusia. Allah berfirman, “Dan tidak pernah pula Kami membinasakan kota-kota, kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezhaliman” (QS. Al-Qashas: 59).

Dengan demikian, jika ingin dijauhkan dari azab dan murka Allah swt di dunia atau di akhirat harus menjauhkan diri dari segala bentuk kezaliman, baik kezhaliman terhadap Allah, diri sendiri, kezhaliman terhadap orang lain, ataupun ekzaliman terhadap lingkungan alam. Salah satu bentuk azab di dunia ialah berkecamuknya kegelisahan di dalam diri seseorang.

Memang, mengonsumsi makanan haram, disadari atau tidak, akan menimbulkan kegelisahan pada diri sendiri. Jika situasi kejiwaan yang berkaitan dengan ketidakhalalan makanan itu dibiarkan mengkristal dalam diri manusia, maka jiwanya akan kesulitan untuk mencapai tataran muthmainah.

Di sisi lain, mengonsumsi makanan haram juga dapat menyebabkan kezhaliman terhadap orang lain. Misalnya, seorang ibu yang tengah mengandung anaknya dan mengonsumsi makanan haram, atau diperoleh dengan cara haram, atau mengkonsumsinya dengan cara yang tidak dibenarkan, tidak mustahil akan memengaruhi pertumbuhan kejiwaan anaknya. Dapat dikatakan sang ibu telah berinvestasi pada kesalahan-kesalahan atau dosa-dosa anaknya di kemudian hari.

Dengan kata lain, sang ibu telah menginvestasikan azab buat anaknya sendiri. Hal itu berarti, sang ibu telah melakukan kezaliman yang akan menyeret manusia ke dalam kegelapan, siksa dan kehancuran, baik di dunia maupun di akhirat. Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya kezhaliman adalah kegelapan pada hari kiamat” (HR. Bukhari-Muslim).

Atas dasar itu, itu berhati-hati dan bersikap cermat terhadap makanan yang akan kita makan merupakan suatu tuntutan agar terhindar dari segala bentuk kezhaliman. Hal itu tergambar di dalam doa sebelum makan yang memiliki makna tidak sekedar mengharapkan keberkahan dari makanan yang tersedia tetapi juga permohonan agar terhindar dari azab api neraka. “Ya Allah, berkatilah rezeki yang engkau berikan kepada kami, dan peliharalah kami dari siksa api neraka”.

Dengan kata lain, doa makan yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad saw merupakan bagian dari proses sterilisasi dari unsur-unsur dosa (haram) dalam sebuah makanan. Doa itu sekaligus proses antisipatif yang mengingatkan manusia agar dalam proses pemerolehan makanan tersebut, selalu memperhatikan kehalalannya. [Abu Ridha]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar