Jumat, 20 Mei 2011

Penyakit Hati


Hati itu dapat hidup dan dapat mati, sehat dan sakit. Allah berfirman, artinya:”Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikankepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengahmasyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yangsekali-kali tidak dapat keluar dari padanya.” (Al-An’am : 122)

Artinya, ia mati karena kekufuran, lalu dihidupkan kembali dengan keimanan. Hati yang hidup dan sehat, apabila ditawari kebatilan dan hal-hal yang buruk, dengan tabi’at dasarnya ia pasti menghindar, membenci dan tidak akan menolehnya. Lain halnya dengan hati yang mati. Ia tak dapat

membedakan yang baik dan yang buruk. Penyakit di sini adalah penyakit syubhat. Penyakit ini lebih parah daripada penyakit syahwat. Karena penyakit syahwat masih bisa diharapkan sembuh, bila syahwatnya sudah terlampiaskan. Sedangkan penyakit syubhat, tidak akan dapat sembuh, kalau Allah tidak menanggulanginya dengan limpahan rahmat-Nya.

DUA BENTUK PENYAKIT HATI:

Penyakit hati itu ada dua macam: Penyakit syahwat dan penyakit syubhat. Keduanya tersebut dalam Al-Qur’an. Allah berfirman, artinya: “Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara (melembut-lembutkan bicara) sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya.” (Al -Ahzab:32)

Ini yang disebut penyakit syahwat. Allah juga berfirman, artinya: “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya…” (Al-Baqarah: 10)

Ciri-ciri Hati yang Sakit

Jika hati tidak merasa sakit atau pedih oleh goresan-goresan pisau kemaksiatan itulah hati yang sakit. Karena hati telah teracuni sehingga tidak bisa membedakan nilai kebenaran dan aqidah yang bathil. Di antara tanda-tanda hati yang sakit antara lain adalah hati yang berpaling dari menu-menu utama hati, yang berguna demi kebaikannya, tetapi yang dipilih justru menu-menu kotor dan meracuni.

Wallahu A’lam.

1 komentar: