Sabtu, 15 Oktober 2011

Tempat Perisirahatan Sunyi

Kematian... Erat menyiratkan takut dan pilu sertalantunan senandung duka. Menciptakan nada-nada pedih dan gamang yang kadang menghujam iman. Rasa itu menghantam dan menikam pada keluarga yang ditinggalkan. Kematian adalah suatu keniscayaan, karena ia telah dijanjikan. Kematian pun hakikatnya adalah sahabat akrab bagi setiap yang bernyawa. Sayang, kesadaran itu hanya menghentak saat orang-orang yang kita cinta yang direnggutnya. Dan hanya sesaat. Duhai jiwaku...

Kuburan adalah tempat peristirahatan sunyi nan mencekam berkepanjangan. Ia adalah malam yang sangat mengerikan, malam yang membuat orang-orang sholeh menangis saat memikirkannya.
Namun persiapan malam pertama di kuburan, tak seperti kesibukan menjelang malam pertama pernikahan dengan sepenuh daya upaya.

Terkadang kugerakkan lidah ini untuk membaca Al Qur’an, tetapi tingkah lakuku tak pernah kuselaraskan. Kukenal setan itu penyesat, tapi mereka kujadikan teman. Kuucapkan bahwa Rasulullah saw adalah kecintaan, namun sunnah-Nya kukutinggalkan.

Kukatakan ingin masuk surga, tapi tak pernah berhenti berbuat dosa. Tak henti-hentinya kusibukkan diriku pada kesalahan saudaraku sendiri, padahal aku pun bukan manusia suci. Saat ku kebumikan sahabat-sahabat yang telah mendahului, aku mengira diriku tak akan pernah mati.

AstaghfiruLlah al ‘adzim...
Ya Allah... Engkau yang Maha Mendengar,
Dengarkan munajat ini ya Robbi, berilah kesempatan
untuk kami selalu memperbaiki diri. Jadikan diri ini bersih,
hingga saat menghadap-Mu nanti.
Allaahumma hawwin ‘alainaa fii sakaraatil maut (3x)
Ringankan kematian kami ya Allah, mudahkanlah
duhai Pemilik Jiwa. Jadikan hati ini ikhlas saat malaikat
maut menyapa hingga kematian menjadi sangat indah,
kematian yang husnul khaatimah dengan
kegembiraan
menghadap Mu. Amin.

http://abikiran.blogspot.com/2011/10/tempat-perisirahatan-sunyi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar