Senin, 27 Agustus 2012

Mutiara Sakinah

Merenunglah. Siapa orang-orang yang kita cintai? Siapa orang-orang
yang paling dekat dalam hidup dan hati kita? Siapa orang yang
menghiasi ingatan kita? Siapa orang yang menemani langkah-langkah
hidup kita? Orang shalihkah dia? Mengajak pada kebaikan dan
keridhaan Allah kah dia?

Salim bin Abi Ja’ad mengatakan bahwa Abu Darda pernah berkata,
“Hendaklah seseorang berhati-hati bila ia dibenci oleh hati orang-
orang beriman dari arah yang tidak ia sadari.” Kemudian sahabat Abu
Darda bertanya, “Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan kata-kata
itu?” Salim mengatakan bahwa ia tidak mengerti. Abu Darda
menjelaskan, “Yaitu seorang hamba bermaksiat kepada Allah dalam
keadaan sendiri lalu Allah menghunjamkan kemarahan-Nya dalam hati
orang-orang beriman tanpa ia sadari.” (Al-Hilya: 1/215)

Kemarahan hati orang beriman, adalah kesengsaraan. Kebencian
orang-orang yang beriman adalah pangkal kesempitan dan
penderitaan. Karena merekalah sebenarnya yang dapat mengubah
dunia dengan segala permasalahannya menjadi indah. Lisan-lisan
merekalah yang menuangkan nasehat dan membicarakan kalimat demi
kalimat yang dapat menentramkan hati. Lidah-lidah merekalah yang
menyiram hati kita untuk senantiasa berada dalam keridhaan dan tidak
terlalu jauh menyimpang dari ridha Allah SWT. Tangan-tangan
merekalah yang menuntun kita. Telapak tangan merekalah yang
tertengadah di malam sunyi dan gelap malam hingga memberi kekuatan
iman dalam diri kita. Ingatlah sabda Rasulullah SAW tentang do’a
seorang mukmin di tengah malam yang dijamin diterima Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar