"Barang siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan mengganti¬kannya dengan yang lebih balk." Nasehat ini beberapa tahun silam disampaikan oleh se¬orang dosenku saat kuliah di salah satu Ma'had yang terletak di pinggiran kota Solo.
Saat itu saya tidak tahu apakah itu hadits atau hanya atsar ulama'. Saya tidak terlalu mempermasalahkan statusnya. Namun, setidaknya surat ath-thalaq ayat 2-3 memperkuat makna untaian nasehat di atas.
"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." (Qs. Ath-Thalaq: 2-3)
Imam Abu Dawud dan Ahmad meriwayatkan dalam musnad-nya dengan jalur sanad yang shahih, tentang dua ulama yang suka berkelana ke berbagai tempat untuk mencari ilmu, Abu Qatadah dan Abu Dahma', nama kedua ulama itu.
Ketika mereka berada di Makkah, keduanya ditemui oleh seorang Arab Badui yang pernah semasa dengan Nabi Muhammad SAW. la bercerita, "Suatu ketika, tanganku dipegang oleh Rasulullah seraya menasehatiku, 'Jika kamu meninggalkan sesuatu yang haram ¬sebagai bentuk ketakwaanmu kepada Allah , niscaya Allah akan menggantikan yang terbaik untukmu."
Seiring perjalanan hidup yang mempertemukan saya dengan banyak kalangan, kisah nyata, cerita dan pengalaman hidup mereka, saya menemukan relevansi hadits di atas dalam dunia nyata. Namun, di sini saya paparkan kisah yang ditulis oleh para ulama' terkait hadits ini.
Kuda, Diganti Angin Awan "Kinton"
Salah satu kisahnya, putra Nabi Dawud yaitu Nabi Sulaiman Konon, beliau sangat menyukai binatang. Salah satunya kuda perang. Beliau sangat memperhatikan kendaraan jihad itu, bahkan kuda perang beliau jumlahnya mencapai 20.000 ekor.
Suatu ketika, begitu asyiknya beliau dengan kuda-kuda perang tersebut, shalat ashar terlewati, beliau menyadarinya saat matahari hampir tenggelam. Beliau berguman, "Demi Allah, kuda-kuda ini telah melalaikan dari beribadah kepada Allah, sungguh ini melalai¬kan." Kemudian kuda-kuda gagah tersebut di-sembel ih untuk orang-orang miskin.
Saat Allah melihat kejujuran hati Nabi Sulaiman, Allah-pun menggantikan kendaraan kudanya itu dengan angin yang tunduk di bawah kendali Nabi Sulaiman. Angin ini bisa mengantarkannya ke manapun beliau inginkan. Subhanallah.
Bau Busuk Berubah Wangi
Meninggalkan hal-hal yang diharamkan pun demikian balasannya. Allah akan menggantikan dengan yang terbaik. Salah seorang tabi'in mulia, Qatadah bin Di'amah, berkata, "Jika seseorang mampu melakukan perbuatan haram, namun ia meninggalkannya karena takut kepada Allah it. Niscaya Allah akan menggantikan sesuatu yang lebih balk baginya di dunia ini; selain balasan kebaikan di akherat kelak." (aI-Hilyah, 1/253)
Dulu ada seorang pemuda yang terkenal dengan sebutan, 'al-miski', karena dari tubuhnya keluar aroma minyak wangi misk hingga beliau wafat. Awalnya, pemuda ini adalah pedagang keliling. la dikaruniai wajah yang rupawan dan tubuh yang atletis. Siapapun melihatnya, pasti menyukainya. Wajahnya memang sedap dipandang.
Suatu ketika, saat la menjajakan dagangan- nya, seorang wanita kaya dan cantik memanggil hendak membeli dagangannya. la disuruh masuk ke dalam rumah wanita tersebut. Begitu melihat keelokan penjual tersebut, wanita ini mulai menggodanya.
"Aku memanggilmu bukan untuk membeli daganganmu, tapi agar engkau mau bersenang-senang denganku. lni rumahku, tidak ada seorangpun di sini kecuali kita berdua." Wanita itu mengajaknya berzina.
Pemuda itu kagetbukan kepalang. Tubuhnya bergerinding, keringat dingin keluar dari pori-porinya. Dia teringat Allah it Kemudian ia menasehati wanita tersebut, mengingatkannya tentang peng-awasan Allah, hari akhir dan akibat buruk dari perbuatan zina.
Tabi'at manusia, semakin di larang semakin penasaran dan ingin mencoba. Wanita tadi, bukannya sadar. Justru hasyratnya untuk bernista kian memuncak. "Jika kau tidak mau, aku akan berteriak, sehingga orang-orang dating. Akan aku sampaikan, kamu ingin merenggut kehormatanku, karenanya kamu menyelinap ke dalam rumahku."
Pemuda shaleh itu tidak putus asa. Bayang-bayang dosa dan hari kiamat telah menguasai alam sadarnya. Lalu ia berkata, "Jika kamu ingin aku memenuhi keinginanmu, biarkan aku bersihkan tubuhku, tunjukkan aku di mana kamar mandi dan WC.!"
Dengan senang hati wan ita itu mengantarnya ke kamar mandi yang dilengkapi toilet. Dalam keadaan serba bingung itu, pemuda tadi berpikir, satu-satunya jalan untuk selamat dari godaan wanita ini adalah dengan melumuri tubuhnya dengan kotoran manusia.
Saat ia keluar dari kamar mandi, wanita itu berteriak, "Minggat dari sini wahai orang gila!". Segera pemuda tersebut mengambil dagangannya kemudian keluar menuju rumahnya. Di jalan, setiap kali ia berpapasan dengan orang, mereka mencelanya. la hanya diam dan berdzikir kepada Allah.
Sesampainya di rumah ia membersih¬kan diri. Setelah mandi, Allaht mengganti aroma busuk kotoran dengan semerbak misk dari tubuhnya. Semerbak wangi ini selalu keluar dari tubuh beliau setiap saat dan hingga wafatnya.
Akhirnya la Menlkahlnya
Mungkin kisah yang paling masyhur adalah kisah nabiyullah Yusuf AS. la mampu memaksa nafsunya untuk meninggalkan syahwatnya. la menahan diri dari menikmati tubuh cantik, elok, kaya dan terpandang, permaisuri Raja Mesir. Sebagian catatan sejarah menyebutkan, wanita yang dianugerahi kecantikan yang maha dahsyat itu bernama Zulaikha.
Walau akibatnya mendekam di dalam penjara, Nabi Yusuf tabah menghadapi ini semua. Apa yang Allah anugerahkan kepada beliau sebagai ganti pengorbanannya karena Allah?
Di dunia beliau dianugerahi jabatan yang prestesius, perdana menteri sekaligus janda kembang perdana menteri yang terkenal keelokannya, yaitu Zulaikha. Selain itu, beliau mendapatkan manisnya iman.
Rasulullah SAW bersabda, "Memandang wanita adalah salah satu anak panah beracun¬nya !Wis. Barangsiapa yang mening-galkannya karena takut kepada Allah, maka Allah akan menggantikannya dengan betambah¬nya- iman, sehingga ia merasakan manisnya iman." (HR. Ahmad)
Cermin Seorang Aktifis
Tawaran dunia yang, kerap menggoda, bujukan setan manusia untuk menghancurkan perjuangan Islam acap kali hadir dalam keseharian seorang aktifis, apalagi mereka yang berada dibalik jeruji besi para thaghut. Entah menjadi mata-mata bagi thaghut, atau tawaran untuk membuka rahasia, atau bujukan untuk taraju' bertaubat dari jalan perjuangan yang pernah dan sedang ia lalui.
Mereka yang mampu menepis ini semua, karena takut kepada Allah dan hari kiamat, bukan karena malu kepada teman perjuangan, akan mendapat ganti yang lebih balk dari Allah
Bisa berupa, kelancaran rezeki bagi anak- istri yang ditinggal, keshalehan putra-putrinya kelak, penghormatan dan kewibawaannya dihadapan kawan dan lawan, maupun ketenangan bathin yang ia rasakan sehingga mudah merasakan manisnya munajat maupun beribadah kepada Allah Saat ketenangan jiwa itu hadir, ia dimudahkan untuk menghafal al-Qur'an, hadits-hadits maupun ilmu-ilmu Islam lainnya.
Kamis, 20 September 2012
Kamis, 13 September 2012
GHIBAH
“Dimana Malik bin Dukhsyum?” Maka ada yang menjawab: Ia sudah munafik wahai Rasulullah, tidak lagi mencintai Allah dan Rasul-Nya. Maka jawab nabi SAW: “Jangan sekali-kali kamu berani berkata begitu! Tidakkah kamu lihat ia mengucapkan Laa ilaha Illallah karena
mengharap keridhaan-Nya?! Sungguh Allah SWT telah mengharamkan neraka bagi orang yang mengucapkan La ilaha illallah karena mengharapkan keridhaan-Nya.” (HR Bukhari 3/ 49-50, Muslim 1/455)
***
Ghibah merupakan musytaq dari al-ghib, artinya lawan dari nampak, yaitu segala sesuatu yang tidak diketahui bagi manusia baik yang bersumber dari hati atau bukan dari hati. Ghibah adalah membicarakan orang lain tanpa sepengetahuannya baik isi pembicaraan itu disenanginya ataupun tidak disenanginya, kebaikan maupun keburukan.
Seorang muslim membicarakan saudaranya sesama muslim tanpa sepengetahuannya
tentang hal-hal keburukannya dan yang tidak disukainya, baik dengan tulisan maupun lisan,
terang-terangan maupun sindiran. Tahukah kalian apa itu ghibah? Jawab para sahabat : Allah dan rasul-Nya yang lebih mengetahui. Maka kata nabi SAW: Engkau membicarakan saudaramu tentang apa yang tidak disukainya. Kata para sahabat: Bagaimana jika
pada diri saudara kami itu benar ada hal yang dibicarakan itu? Jawab nabi SAW: Jika apa yang kamu bicarakan benar-benar ada padanya maka kamu telah meng-ghibah-nya, dan jika apa yang kamu bicarakan tidak ada padanya maka kamu telah membuat kedustaan atasnya. (HR Muslim/ 2589, Abu Daud 4874, Tirmidzi 1935)
Imam Nawawi menerangkan; “Ketahuilah bahwa kedua-dua perbuatan ini (yang dimaksudkan di sini ialah mengumpat dan mengadu domba) adalah dari seburuk-buruk keburukan dan yang terbanyak tersebar di kalangan manusia. Sehinggakan tidak selamat dari perbuatan ini malainkan sedikit sekali dari manusia.
Adapun ghibah, adalah sebutan engkau tentang seseorang apa yang dibencinya, baik
tentang anggota badan nya, atau agamanya atau dunianya atau dirinya atau sikapnya atau
rupanya atau hartanya atau anaknya atau ayahnya atau isterinya atau khadamnya atau
sesuatu kepunyaanya atau serbannya atau bajunya atau jalannya atau gerak-geriknya atau
masam wajahnya atau apa-apa yang selain ini semua yang berkaitan dengannya, baik engkau
sebutkan dengan lafadz maupun dalam bentuk penulisan, ataupun engkau isyaratkan dengan
gaya atau dengan mata engkau atau dengan tangan atau kepala atau apa-apa yang
seumpama denganya. Ada pun ghibah yang berkenaan dengan anggota badannya, seperti kata-kata; “buta, timpang, rabun, pekak, pendek, tinggi, hitam atau kuning”.
Adapun apa-apa yang berkenaan dengan agamanya seperti kata-kata; “fasiq, pencuri,
pengkhianat, zalim, yang meringan-ringankan sholat, yang memudah-mudahkan masalah najis,
yang tidak menghormati kedua ibubapa, yang tidak membayar zakat pada haknya, suka
mengumpat”.
Adapun yang berkenaan dengan dunia, seperti “kurang adab, merendahkan-rendahkan
manusia, tidak melihat hak manusia, bicara banyak, banyak makan dan minum, dia tidur tidak
pada waktunya, dia duduk pada bukan tempatnya (yang layak baginya)”.
Adapun yang berkenaan dengan kedua ibubapa seperti kata-kata; “ayahnya seorang
yang fasiq, atau orang India , atau orang asing, atau tukang sepatu, penjual hamba, tukang
kayu, tukang besi atau tukang tenun”. Adapun yang berkenaan dengan akhlaq dan sikap, seperti kata-kata, “buruk perangai, belagak ego, menunjuk-nunjuk, yang tergesa-gesa bertindak dan suka memaksa, yang tua lemah hati, yang bermasam muka”, dan selain
darinya.
Adapun yang berkenaan dengan baju, seperti, “lengan baju besar, panjang ekornya, kotor bajunya, dan seumpama dengannya. “Dan janganlah sebagian kamu mengumpat sebagian yang lain. Apakah seorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka sudah tentu kamu merasa jijik dengannya”. [Qs. Al Hujurat:12].
Sesungguhnya Allah SWT telah buat perumpamaan ini pada ghibah karena makan daging orang yang mati itu haram dan menjijikkan, begitu juga dengan halnya ghibah, ianya haram dalam agama, dan jijik dalam jiwa. Sebagaimana mana diri tidak terbersit untuk makan daging saudara yang telah mati, begitulah wajib ke atas diri untuk tidak mengumpatnya ketika hidupnya.
“Ketika aku dimi’rajkan aku melihat ada 1 kaum yang memiliki kuku-kuku panjang dari tembaga, sedang mencakari muka-muka dan dada-dada mereka sendiri. Maka aku bertanya
pada Jibril: Siapa mereka ini? Jawab Jibril: Mereka adalah orang-orang yang suka memakan daging manusia dengan merusak kehormatan mereka.”(HR Abu Daud 4878 dan Ahmad 3/224)
“Hari apakah ini?!” Jawab semua manusia yang hadir ketika itu: Hari Arafah ya Rasulullah..
Tanya nabi SAW lagi: “Di tanah apakah ini?!” Jawab manusia yang hadir: Di tanah haram ya
Rasulullah... Tanya nabi SAW lagi: “Bulan apakah ini?!” Jawab manusia lagi: Bulan haram ya
Rasulullah... Maka kata nabi SAW: “Sesungguhnya darah-darah kalian, harta-harta kalian, kehormatan-kehormatan kalian haram hukumnya atas kalian, sama seperti haramnya
hari ini, di tanah ini dan di bulan ini !!! Apakah sudah aku sampaikan pada kalian?!” Maka jawab manusia yang hadir: Sudah wahai Rasulullah..Maka kata nabi SAW lagi: “Ya Allah saksikanlah sudah aku sampaikan...” (HR Bukhari 1/145-146,Muslim 1679)
Hendaklah kamu lebih memperhatikan tentang bagaimana amalan itu diterima daripada banyak beramal, karena sesungguhnya terlalu sedikit amalan yang disertai takwa. Bagaimanakah amalan itu hendak diterima? (Ali Bin Abi Thalib ra)
Barangsiapa takut kepada Allah SWT niscaya tidak akan dapat dilihat kemarahannya. Dan barangsiapa takut pada Allah, tidak sia-sia apa yang dia kehendaki. (Umar Bin Khattab Ra)
mengharap keridhaan-Nya?! Sungguh Allah SWT telah mengharamkan neraka bagi orang yang mengucapkan La ilaha illallah karena mengharapkan keridhaan-Nya.” (HR Bukhari 3/ 49-50, Muslim 1/455)
***
Ghibah merupakan musytaq dari al-ghib, artinya lawan dari nampak, yaitu segala sesuatu yang tidak diketahui bagi manusia baik yang bersumber dari hati atau bukan dari hati. Ghibah adalah membicarakan orang lain tanpa sepengetahuannya baik isi pembicaraan itu disenanginya ataupun tidak disenanginya, kebaikan maupun keburukan.
Seorang muslim membicarakan saudaranya sesama muslim tanpa sepengetahuannya
tentang hal-hal keburukannya dan yang tidak disukainya, baik dengan tulisan maupun lisan,
terang-terangan maupun sindiran. Tahukah kalian apa itu ghibah? Jawab para sahabat : Allah dan rasul-Nya yang lebih mengetahui. Maka kata nabi SAW: Engkau membicarakan saudaramu tentang apa yang tidak disukainya. Kata para sahabat: Bagaimana jika
pada diri saudara kami itu benar ada hal yang dibicarakan itu? Jawab nabi SAW: Jika apa yang kamu bicarakan benar-benar ada padanya maka kamu telah meng-ghibah-nya, dan jika apa yang kamu bicarakan tidak ada padanya maka kamu telah membuat kedustaan atasnya. (HR Muslim/ 2589, Abu Daud 4874, Tirmidzi 1935)
Imam Nawawi menerangkan; “Ketahuilah bahwa kedua-dua perbuatan ini (yang dimaksudkan di sini ialah mengumpat dan mengadu domba) adalah dari seburuk-buruk keburukan dan yang terbanyak tersebar di kalangan manusia. Sehinggakan tidak selamat dari perbuatan ini malainkan sedikit sekali dari manusia.
Adapun ghibah, adalah sebutan engkau tentang seseorang apa yang dibencinya, baik
tentang anggota badan nya, atau agamanya atau dunianya atau dirinya atau sikapnya atau
rupanya atau hartanya atau anaknya atau ayahnya atau isterinya atau khadamnya atau
sesuatu kepunyaanya atau serbannya atau bajunya atau jalannya atau gerak-geriknya atau
masam wajahnya atau apa-apa yang selain ini semua yang berkaitan dengannya, baik engkau
sebutkan dengan lafadz maupun dalam bentuk penulisan, ataupun engkau isyaratkan dengan
gaya atau dengan mata engkau atau dengan tangan atau kepala atau apa-apa yang
seumpama denganya. Ada pun ghibah yang berkenaan dengan anggota badannya, seperti kata-kata; “buta, timpang, rabun, pekak, pendek, tinggi, hitam atau kuning”.
Adapun apa-apa yang berkenaan dengan agamanya seperti kata-kata; “fasiq, pencuri,
pengkhianat, zalim, yang meringan-ringankan sholat, yang memudah-mudahkan masalah najis,
yang tidak menghormati kedua ibubapa, yang tidak membayar zakat pada haknya, suka
mengumpat”.
Adapun yang berkenaan dengan dunia, seperti “kurang adab, merendahkan-rendahkan
manusia, tidak melihat hak manusia, bicara banyak, banyak makan dan minum, dia tidur tidak
pada waktunya, dia duduk pada bukan tempatnya (yang layak baginya)”.
Adapun yang berkenaan dengan kedua ibubapa seperti kata-kata; “ayahnya seorang
yang fasiq, atau orang India , atau orang asing, atau tukang sepatu, penjual hamba, tukang
kayu, tukang besi atau tukang tenun”. Adapun yang berkenaan dengan akhlaq dan sikap, seperti kata-kata, “buruk perangai, belagak ego, menunjuk-nunjuk, yang tergesa-gesa bertindak dan suka memaksa, yang tua lemah hati, yang bermasam muka”, dan selain
darinya.
Adapun yang berkenaan dengan baju, seperti, “lengan baju besar, panjang ekornya, kotor bajunya, dan seumpama dengannya. “Dan janganlah sebagian kamu mengumpat sebagian yang lain. Apakah seorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka sudah tentu kamu merasa jijik dengannya”. [Qs. Al Hujurat:12].
Sesungguhnya Allah SWT telah buat perumpamaan ini pada ghibah karena makan daging orang yang mati itu haram dan menjijikkan, begitu juga dengan halnya ghibah, ianya haram dalam agama, dan jijik dalam jiwa. Sebagaimana mana diri tidak terbersit untuk makan daging saudara yang telah mati, begitulah wajib ke atas diri untuk tidak mengumpatnya ketika hidupnya.
“Ketika aku dimi’rajkan aku melihat ada 1 kaum yang memiliki kuku-kuku panjang dari tembaga, sedang mencakari muka-muka dan dada-dada mereka sendiri. Maka aku bertanya
pada Jibril: Siapa mereka ini? Jawab Jibril: Mereka adalah orang-orang yang suka memakan daging manusia dengan merusak kehormatan mereka.”(HR Abu Daud 4878 dan Ahmad 3/224)
“Hari apakah ini?!” Jawab semua manusia yang hadir ketika itu: Hari Arafah ya Rasulullah..
Tanya nabi SAW lagi: “Di tanah apakah ini?!” Jawab manusia yang hadir: Di tanah haram ya
Rasulullah... Tanya nabi SAW lagi: “Bulan apakah ini?!” Jawab manusia lagi: Bulan haram ya
Rasulullah... Maka kata nabi SAW: “Sesungguhnya darah-darah kalian, harta-harta kalian, kehormatan-kehormatan kalian haram hukumnya atas kalian, sama seperti haramnya
hari ini, di tanah ini dan di bulan ini !!! Apakah sudah aku sampaikan pada kalian?!” Maka jawab manusia yang hadir: Sudah wahai Rasulullah..Maka kata nabi SAW lagi: “Ya Allah saksikanlah sudah aku sampaikan...” (HR Bukhari 1/145-146,Muslim 1679)
Hendaklah kamu lebih memperhatikan tentang bagaimana amalan itu diterima daripada banyak beramal, karena sesungguhnya terlalu sedikit amalan yang disertai takwa. Bagaimanakah amalan itu hendak diterima? (Ali Bin Abi Thalib ra)
Barangsiapa takut kepada Allah SWT niscaya tidak akan dapat dilihat kemarahannya. Dan barangsiapa takut pada Allah, tidak sia-sia apa yang dia kehendaki. (Umar Bin Khattab Ra)
Rabu, 12 September 2012
IKHLAS
Katakanlah, “Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama.” (QS. Az-Zumar [39]: 11)
***
Acapkali diri dihantui persoalan ikhlas, ingin sangat menjadi hamba Allah yang ikhlas. Hati ini kotor, banyak ego. Syok sendiri. Perasaan bangga. Hati menangis dan menjerit. Jiwa sengsara karena mengenangkan diri kotor, sarat ego diri. Diri terlalu lemah. Betapa diri mengharapkan keikhlasan itu menyerap masuk ke dalam pembuluh darah dan mengalir meratai seluruh jasad dan anggota.
Tak semestinya diri tersilap, keikhlasan itu bukan penampakan lahiriyah atau suatu bahan kimia dari luar yang perlu dialirkan masuk ke dalam hati. Ikhlas itu suatu anugerah... hadiah Allah. Dianugerahkan kepada hamba yang senantiasa merasa diri lemah, hina, berserah, khudu', khusyuk kepada Allah. Bila di dalam hati terselip rasa hebat, rasa perasaan bangga, gemar disebut-sebut namanya, ingin manusia lihat perbuatannya, itu
ego diri pada hakikatnya. Ananiyah, keakuan. Ananiyah bahaya karena sifat itu menjadikan lupa kepada Allah yang Maha Memberi dan Dia yang mengurniakan semua kelebihan.
Diri merasa, rasa kembang dan syok sendiri. Lupa bahwa kelebihan itu hanya dipakaikan Allah kepada diri kita. Hiasan Allah. Ia milik Allah, kalau Allah cabut kelebihan itu... bukankah tiada apa yang tinggal?
Hamba yang paling ikhlas, memiliki rahasia yang hanya diketahui oleh Tuhannya dan bisikan kecil hatinya saja. Hatta malaikat tidak tahu rahasia itu, syaitan durjana tidak mampu dan tidak sampai tangan untuk menyentuh hati sanubari manusia ikhlas. Pandangan manusia yang hasad juga tidak jatuh dan berupaya
mengganggu mereka yang ikhlas. Seringkali diri menyangka terselamat dan terlepas dari tipudaya syaitan dan hawa nafsu.
Semakin meningkat ilmu, amal dan kehidupan dunia, semakin halus tipudaya dan semakin sukar dikesan. Hanya yang ikhlas li wajhillah dapat terselamat. Beruntunglah manusia ikhlas...segala-galanya dipersembahkan untuk Allah semata. Syaitan dan nafsunya sendiri tidak tergapai tangan menggelitik keikhlasan hatinya. Manusia inilah yang selamat. Mudah-mudahan kita semakin mendekati keikhlasan. Segala-galanya untuk Allah, dari Allah, bersama Allah. Ya Allah, bantulah aku mencipta keikhlasan
dalam setiap hela nafas yang ku hembuskan, dalam setiap nawaitu yang ku tajdidkan,dalam
setiap amal yang ku tekadkan..
Sesungguhnya seorang hamba itu bila merasa ujub karena suatu perhiasan dunia, niscaya Allah akan murka
kepadanya hingga dia melepaskan perhiasan itu. (Abu Bakar)
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama.” (QS. Az-Zumar [39]: 11)
***
Acapkali diri dihantui persoalan ikhlas, ingin sangat menjadi hamba Allah yang ikhlas. Hati ini kotor, banyak ego. Syok sendiri. Perasaan bangga. Hati menangis dan menjerit. Jiwa sengsara karena mengenangkan diri kotor, sarat ego diri. Diri terlalu lemah. Betapa diri mengharapkan keikhlasan itu menyerap masuk ke dalam pembuluh darah dan mengalir meratai seluruh jasad dan anggota.
Tak semestinya diri tersilap, keikhlasan itu bukan penampakan lahiriyah atau suatu bahan kimia dari luar yang perlu dialirkan masuk ke dalam hati. Ikhlas itu suatu anugerah... hadiah Allah. Dianugerahkan kepada hamba yang senantiasa merasa diri lemah, hina, berserah, khudu', khusyuk kepada Allah. Bila di dalam hati terselip rasa hebat, rasa perasaan bangga, gemar disebut-sebut namanya, ingin manusia lihat perbuatannya, itu
ego diri pada hakikatnya. Ananiyah, keakuan. Ananiyah bahaya karena sifat itu menjadikan lupa kepada Allah yang Maha Memberi dan Dia yang mengurniakan semua kelebihan.
Diri merasa, rasa kembang dan syok sendiri. Lupa bahwa kelebihan itu hanya dipakaikan Allah kepada diri kita. Hiasan Allah. Ia milik Allah, kalau Allah cabut kelebihan itu... bukankah tiada apa yang tinggal?
Hamba yang paling ikhlas, memiliki rahasia yang hanya diketahui oleh Tuhannya dan bisikan kecil hatinya saja. Hatta malaikat tidak tahu rahasia itu, syaitan durjana tidak mampu dan tidak sampai tangan untuk menyentuh hati sanubari manusia ikhlas. Pandangan manusia yang hasad juga tidak jatuh dan berupaya
mengganggu mereka yang ikhlas. Seringkali diri menyangka terselamat dan terlepas dari tipudaya syaitan dan hawa nafsu.
Semakin meningkat ilmu, amal dan kehidupan dunia, semakin halus tipudaya dan semakin sukar dikesan. Hanya yang ikhlas li wajhillah dapat terselamat. Beruntunglah manusia ikhlas...segala-galanya dipersembahkan untuk Allah semata. Syaitan dan nafsunya sendiri tidak tergapai tangan menggelitik keikhlasan hatinya. Manusia inilah yang selamat. Mudah-mudahan kita semakin mendekati keikhlasan. Segala-galanya untuk Allah, dari Allah, bersama Allah. Ya Allah, bantulah aku mencipta keikhlasan
dalam setiap hela nafas yang ku hembuskan, dalam setiap nawaitu yang ku tajdidkan,dalam
setiap amal yang ku tekadkan..
Sesungguhnya seorang hamba itu bila merasa ujub karena suatu perhiasan dunia, niscaya Allah akan murka
kepadanya hingga dia melepaskan perhiasan itu. (Abu Bakar)
KEHIDUPAN
Diantara nikmat yang besar ialah nikmat kehidupan. Kehidupan sinonimnya gembira, sedih, ketawa, menangis, sehat, sakit, siang, malam, suka, duka dan seterusnya. Ketika penyakit datang kita merasa sakit.
Penyakit itu datang melaksanakan amanah yang Allah berikan kepadanya. Penyakit itu sedang bertugas. Penyakit itu akan pergi meninggalkan kita apabila tugasnya selesai. Kemudian sehat pula datang bertugas dan akan pulang apabila selesai amanahnya. Kita patut bersyukur apabila penyakit datang, karena tanpa penyakit kita pasti tidak mengenali Allah yang bersifat al-Syafi (Maha Penyembuh).
Penyakit mempunyai dua kategori. Yang pertama ialah penyakit hakiki dan yang kedua penyakit waham.
Penyakit hakiki ini ialah penyakit yang betul-betul penyakit. Penyakit kategori inilah yang perlu kita mencari obat dan penawarnya. Tidak dilarang kita berusaha berikhtiar menyembuhkannya dengan mencari obat. Obat-obat yang Allah sediakan untuk setiap penyakit tersimpan dalam gedung farmasi alam dan bumi ini.
Kita perlu berusaha mencarinya dan Dia Yang Al-Syafi akan menyembuhkan. Setiap penyakit ada obatnya.
Usaha berobat itu menjadi ikhtiar yang berpahala. Penyakit yang waham ialah penyakit yang disangka-sangka saja. Penyakit yang tiada dibuat-buat ada. Penyakit yang disangka-sangka dan terus-terusan difikirkan sehingga sangka-sangkaan itu membesar dan akhirnya menghancurkan diri sendiri. Tali yang terjuntai di dalam gelap difikir-fikirkan sebagai ular...akhirnya ia akan membesar lalu memusnahkan
kita. Sesuatu yang berdasarkan rasa-rasa dan sangka adalah waham. Makin difikir ia bertambah
besar. Hasutan syaitan makin difikir-fikir dan dilayan-layan, ia akan menjadi gemuk dan gemuk lalu tewaslah manusia.
Gosip-gosip liar, kabar-kabar angin, rasa-rasa kecil hati dan tergores, usah dilayan. Makin dilayan ia lama-lama menjadi penyakit, berdarah dan bernanah. Penyakit itu akan membusuk dan memusnahkan kita. Waham bisa menghancurkan. Teguhkan jiwa, biarlah gosip liar dan kata-kata manusia tentang kita berlalu bagaikan angin. Biarlah mereka dengan labu-labunya. Kita punya tujuan dan prinsip, selagi nadi masih berdenyut masih banyak khidmat al-Qur'an dan iman yang perlu dilaksana.
***
Sebenarnya sehat dan sakit itulah
kehidupan. Tanpa penyakit berarti tiada
kehidupan. Tiada kehidupan untuk individu, tiada
kehidupan untuk dokter, tiada kehidupan untuk
ururawat, tiada kehidupan untuk penyakit itu setiap urusan, kerja dan usaha hanya untuk Allah,
sendiri. Bisakah dibayangkan keadaan itu? Hidup karena Allah dan bersama Allah (lillah, ilallah,
berarti ada pergerakan, ada usaha, ada kerja, ada billah). Setiap hembus nafas bertukar menjadi
susah payah. ibadah. Alhamdulillah... indahnya dan manisnya..
Manusia yang goyang kaki 'rilex' itu syukur ya Allah karena memberikan hidup.
sebenarnya telah mati. Sebab dia tiada kehidupan. Sesungguhnya mereka yang memutus
Biarlah setiap detik dan saat ada kerja yang kehidupan dan membunuh diri sendiri adalah
dilakukan. Termasuklah tidur ia suatu pekerjaan. mereka yang tidak bersyukur. Mereka tidak suka
Alangkah baiknya sekiranya setiap detik dengan nikmat. Mereka memilih untuk tiada. Tiada
pekerjaan itu bertukar menjadi ibadah. itu kegelapan dan kejahilan.
Yang paling mudah, menukarkan niat bahwa
Penyakit itu datang melaksanakan amanah yang Allah berikan kepadanya. Penyakit itu sedang bertugas. Penyakit itu akan pergi meninggalkan kita apabila tugasnya selesai. Kemudian sehat pula datang bertugas dan akan pulang apabila selesai amanahnya. Kita patut bersyukur apabila penyakit datang, karena tanpa penyakit kita pasti tidak mengenali Allah yang bersifat al-Syafi (Maha Penyembuh).
Penyakit mempunyai dua kategori. Yang pertama ialah penyakit hakiki dan yang kedua penyakit waham.
Penyakit hakiki ini ialah penyakit yang betul-betul penyakit. Penyakit kategori inilah yang perlu kita mencari obat dan penawarnya. Tidak dilarang kita berusaha berikhtiar menyembuhkannya dengan mencari obat. Obat-obat yang Allah sediakan untuk setiap penyakit tersimpan dalam gedung farmasi alam dan bumi ini.
Kita perlu berusaha mencarinya dan Dia Yang Al-Syafi akan menyembuhkan. Setiap penyakit ada obatnya.
Usaha berobat itu menjadi ikhtiar yang berpahala. Penyakit yang waham ialah penyakit yang disangka-sangka saja. Penyakit yang tiada dibuat-buat ada. Penyakit yang disangka-sangka dan terus-terusan difikirkan sehingga sangka-sangkaan itu membesar dan akhirnya menghancurkan diri sendiri. Tali yang terjuntai di dalam gelap difikir-fikirkan sebagai ular...akhirnya ia akan membesar lalu memusnahkan
kita. Sesuatu yang berdasarkan rasa-rasa dan sangka adalah waham. Makin difikir ia bertambah
besar. Hasutan syaitan makin difikir-fikir dan dilayan-layan, ia akan menjadi gemuk dan gemuk lalu tewaslah manusia.
Gosip-gosip liar, kabar-kabar angin, rasa-rasa kecil hati dan tergores, usah dilayan. Makin dilayan ia lama-lama menjadi penyakit, berdarah dan bernanah. Penyakit itu akan membusuk dan memusnahkan kita. Waham bisa menghancurkan. Teguhkan jiwa, biarlah gosip liar dan kata-kata manusia tentang kita berlalu bagaikan angin. Biarlah mereka dengan labu-labunya. Kita punya tujuan dan prinsip, selagi nadi masih berdenyut masih banyak khidmat al-Qur'an dan iman yang perlu dilaksana.
***
Sebenarnya sehat dan sakit itulah
kehidupan. Tanpa penyakit berarti tiada
kehidupan. Tiada kehidupan untuk individu, tiada
kehidupan untuk dokter, tiada kehidupan untuk
ururawat, tiada kehidupan untuk penyakit itu setiap urusan, kerja dan usaha hanya untuk Allah,
sendiri. Bisakah dibayangkan keadaan itu? Hidup karena Allah dan bersama Allah (lillah, ilallah,
berarti ada pergerakan, ada usaha, ada kerja, ada billah). Setiap hembus nafas bertukar menjadi
susah payah. ibadah. Alhamdulillah... indahnya dan manisnya..
Manusia yang goyang kaki 'rilex' itu syukur ya Allah karena memberikan hidup.
sebenarnya telah mati. Sebab dia tiada kehidupan. Sesungguhnya mereka yang memutus
Biarlah setiap detik dan saat ada kerja yang kehidupan dan membunuh diri sendiri adalah
dilakukan. Termasuklah tidur ia suatu pekerjaan. mereka yang tidak bersyukur. Mereka tidak suka
Alangkah baiknya sekiranya setiap detik dengan nikmat. Mereka memilih untuk tiada. Tiada
pekerjaan itu bertukar menjadi ibadah. itu kegelapan dan kejahilan.
Yang paling mudah, menukarkan niat bahwa
Selasa, 11 September 2012
New Album IZZATUL ISLAM "AL QUDS"
Quds merupakan kiblat
pertama umat Islam, Bumi tempat dilahirkan nya Nabi-Nabi pilihan,Kota ke
3 yang di berkahi dan dimuliakan Allah Swt,serta menjadi arena Jihad
dijalan Allah, Kini Al-Quds telah dicaplok Zionits Laknatullahalaikh,
dan di Yahudikan secara terang2an, Dibantai, dan di usir, Bahkan kini
masjid suci Al-Aqso akan mereka Robohkan,,.
Wahai umat islam bangkitlah kalian sungguh telah tiba saat untuk Berjihad, Detik bahay telah berdentang,Al-Quds, Al-Aqso, Palestina Masalah Al-Quds Bukan hanya masalah bangsa Palestina dan bangsa Arab saja, Namun permasalahan umat Islam dimanapun mereka berada, Dibelahan bumi utara, selatan, timur dan juga barat, Al-
Wahai umat islam bangkitlah kalian sungguh telah tiba saat untuk Berjihad, Detik bahay telah berdentang,Al-Quds, Al-Aqso, Palestina Masalah Al-Quds Bukan hanya masalah bangsa Palestina dan bangsa Arab saja, Namun permasalahan umat Islam dimanapun mereka berada, Dibelahan bumi utara, selatan, timur dan juga barat, Al-
Desain Album baru Izzatul Islam mendatang, insya Allah ..
Berisi 7 lagu, semuanya berbahasa Arab.
100% keuntungan penjualan album ini disumbangkan untuk Pembebasan Masjid Al Aqsha tercinta.
Berisi 7 lagu, semuanya berbahasa Arab.
100% keuntungan penjualan album ini disumbangkan untuk Pembebasan Masjid Al Aqsha tercinta.
DVD Omar (HD Quality) Free
Kepada pengunjung Blog Nurisfm, kami memberikan kesempatan untuk beramal jariyah dalam program TEBAR DAKWAH. Dana Yang anda Salurkan akan kami salurkan untuk Mengembangkan sarana dan Prasarana di Masjid Al Ikhlas, Kel. Larangan Utara Kec. Larangan Kota Tangerang, seperti PAUD, Majlis Taklim, Perpustakaan dan juga Siaran radio Dakwah Islam Nurisfm ini tentunya.
Silahkan Donasi Sebagian Rizki anda dan Miliki Koleksi DVD Omar Series 30 Episode dalam Qualitas High Definition dalam 5 Keping DVD (text Indo better) sebagai kenang-kenangan dari kami. Adapun Paket Donasi cukup : RP 50.000 - 100.000,-
SALURKAN INFAK DAKWAH ANDA UNTUK RADIO BANK BTN 00399-01-50-000110-1 AN RADIO KOMUNITAS NURIS FM. Hubungi Admin di 085716863625.
Silahkan Donasi Sebagian Rizki anda dan Miliki Koleksi DVD Omar Series 30 Episode dalam Qualitas High Definition dalam 5 Keping DVD (text Indo better) sebagai kenang-kenangan dari kami. Adapun Paket Donasi cukup : RP 50.000 - 100.000,-
SALURKAN INFAK DAKWAH ANDA UNTUK RADIO BANK BTN 00399-01-50-000110-1 AN RADIO KOMUNITAS NURIS FM. Hubungi Admin di 085716863625.
Selasa, 04 September 2012
Minggu, 02 September 2012
Debatnya Orang Munafik
Diantara debatnya orang munafik dengan Al-Qur’an: sesungguhnya Al-Qur’an itu mempunyai menara-menara jalan yang tidak samar bagi siapa pun. Apa saja yang kalian ketahui maka berpeganglah padanya. Apa saja yang menjadi masalah bagi kalian maka serahkan pada orang yang mengetahuinya.
"Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras. Dan apabila ia berpaling (darimu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanaman-tanaman dan binatang ternak, dan Al-lah tidak menyukai kebinasaan," (Qs. Al-Baqarah: 204-205).
Diriwayatkan dari Abu Umamah r.a., ia berkata: "Rasulullah saw bersabda, 'Tidaklah sesat suatu kaum setelah mendapat petunjuk kecuali karena mereka gemar berdebat. Kemudian Rasulullah saw. membacakan ayat, 'Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja,
sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.' (Qs. Az-Zukhruf: 58)." (Hasan, HR Tirmidzi [3253], Ibnu Majah [48], Ahmad [V/252-256], dan Hakim [II/447-448]).
Diriwayatkan dari `Aisyah r.a., ia berkata, "Rasulullah saw. bersabda, 'Orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang paling keras penantangnya lagi lihai bersilat lidah'." (HR Bukhari [2457] dan Muslim [2668])
Diriwayatkan dari Abu Ustman an-Nahdi, ia berkata, "Aku duduk di bawah mimbar Umar, saat
itu beliau sedang menyampaikan khutbah kepada manusia. Ia berkata dalam khutbahnya, Aku
mendengar Rasulullah saw. bersabda, 'Sesungguhnya, perkara yang sangat aku takutkan atas ummat ini adalah orang munafik yang lihai bersilat lidah'." (Shahih, HR Ahmad [I/ 22 dan 44], Abu Ya'la [91], Abdu bin Humaid [11], al-Firyabi dalam kitab Shifatul Munaafiq [24], al- Baihaqi dalam Suu'abul Iimaan [1641]).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah saw., "Perdebatan tentang Al-Qur'an
dapat menyeret kepada kekufuran." (HR Abu Daud [4603], Ahmad [II/286, 424, 475, 478, 494,
503 dan 528], Ibnu Hibban [1464]).
Diriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Amru r.a., ia berkata, "Pada suatu hari aku datang menemui Rasulullah saw pagi-pagi buta. Beliau mendengar dua orang lelaki sedang bertengkar tentang sebuah ayat. Lalu beliau keluar menemui kami dengan rona wajah marah. Beliau berkata, 'Sesungguhnya, perkara yang membinasakan
ummat sebelum kalian adalah perselisihan mereka akan al-Kitab'." (HR Muslim [2666]).
"Sesungguhnya, ummat sebelum kalian binasa disebabkan mereka mempertentangkan satu ayat dalam Kitabullah dengan ayat lain. Sesungguhnya Allah menurunkan ayat-ayat dalam Kitabullah itu saling membenarkan satu sama lain. Jika kalian mengetahui maksudnya, maka katakanlah! Jika tidak, maka serahkanlah kepada yang mengetahuinya." (Hasan, HR Ibnu Majah [85], Ahmad [II/185, 195-196], dan al-
Baghawi dalam Syarhus Sunnah [121]).
"Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras. Dan apabila ia berpaling (darimu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanaman-tanaman dan binatang ternak, dan Al-lah tidak menyukai kebinasaan," (Qs. Al-Baqarah: 204-205).
Diriwayatkan dari Abu Umamah r.a., ia berkata: "Rasulullah saw bersabda, 'Tidaklah sesat suatu kaum setelah mendapat petunjuk kecuali karena mereka gemar berdebat. Kemudian Rasulullah saw. membacakan ayat, 'Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja,
sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.' (Qs. Az-Zukhruf: 58)." (Hasan, HR Tirmidzi [3253], Ibnu Majah [48], Ahmad [V/252-256], dan Hakim [II/447-448]).
Diriwayatkan dari `Aisyah r.a., ia berkata, "Rasulullah saw. bersabda, 'Orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang paling keras penantangnya lagi lihai bersilat lidah'." (HR Bukhari [2457] dan Muslim [2668])
Diriwayatkan dari Abu Ustman an-Nahdi, ia berkata, "Aku duduk di bawah mimbar Umar, saat
itu beliau sedang menyampaikan khutbah kepada manusia. Ia berkata dalam khutbahnya, Aku
mendengar Rasulullah saw. bersabda, 'Sesungguhnya, perkara yang sangat aku takutkan atas ummat ini adalah orang munafik yang lihai bersilat lidah'." (Shahih, HR Ahmad [I/ 22 dan 44], Abu Ya'la [91], Abdu bin Humaid [11], al-Firyabi dalam kitab Shifatul Munaafiq [24], al- Baihaqi dalam Suu'abul Iimaan [1641]).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah saw., "Perdebatan tentang Al-Qur'an
dapat menyeret kepada kekufuran." (HR Abu Daud [4603], Ahmad [II/286, 424, 475, 478, 494,
503 dan 528], Ibnu Hibban [1464]).
Diriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Amru r.a., ia berkata, "Pada suatu hari aku datang menemui Rasulullah saw pagi-pagi buta. Beliau mendengar dua orang lelaki sedang bertengkar tentang sebuah ayat. Lalu beliau keluar menemui kami dengan rona wajah marah. Beliau berkata, 'Sesungguhnya, perkara yang membinasakan
ummat sebelum kalian adalah perselisihan mereka akan al-Kitab'." (HR Muslim [2666]).
"Sesungguhnya, ummat sebelum kalian binasa disebabkan mereka mempertentangkan satu ayat dalam Kitabullah dengan ayat lain. Sesungguhnya Allah menurunkan ayat-ayat dalam Kitabullah itu saling membenarkan satu sama lain. Jika kalian mengetahui maksudnya, maka katakanlah! Jika tidak, maka serahkanlah kepada yang mengetahuinya." (Hasan, HR Ibnu Majah [85], Ahmad [II/185, 195-196], dan al-
Baghawi dalam Syarhus Sunnah [121]).
Film "Muhammad (SAW) The Final Legacy"
"Muhammad (SAW) The Final Legacy" adalah sebuah seri efik film drama Islam pertama dari Islam Channel . Di filmkan dalam bahasa Arab dengan teks bahasa Inggris dengan lebih dari 203 artis terkenal dari Suriah, Yordania dan lain-lain.
Seri ini menggambarkan peristiwa penting utama yang terjadi dalam kehidupan Muhammad, mulai dari hari Abdul Muthalib (kakeknya) kemudian sampai beliau menjadi seorang yatim piatu setelah kematian ayahnya kemudian menjadi pemimpin besar manusia hingga wafatnya.
Anggaran produksi melebihi $ 2.000.000. Namun demikian, baik produksi yang tinggi, atau cast tinggi namun dapat menggambarkan kebesaran kecintaan kita kepada Nabi Muhammad.
Serial ini akan menjelaskan tahap demi tahap secara detil dari kehidupan Nabi kita tercinta Nabi Muhammad SAW melalui 30 episode epic:
- Kelahiran Nabi setelah kematian ayahnya Abdullah
- Wafatnya ibunda Nabi Siti Aminah
- Masa anak-anak Nabi sampai dewasa.
- Pembanungan Ka'bah
- Istri Nabi.
- Masa Kenabian
- Hijrah ke Habasyah
- Baiat Aqabah pertama dan kedua
- Hijrah Ke Madinah
- Pertempuran pertama Badar, Uhud, Ahzab, Hunain dan lain-lain
- Perang Khaibar
- Penaklukan Makkah
- Haji Perpisahan
- Wafatnya Nabi SAW.