Kamis, 16 November 2017

Syetan , Qorin Kafir dan Nafs(jiwa) Menjadikan Manusia Menjadi Pembunuh


Pernah ada kejadian mantan santri menjadi pembunuh
mengapa seorang mantan santri menjadi pembunuh ?

Bukankah dipesantren mengajarkan kebaikan?Bukankah dipesantren diajarkan agama?

Pesantren adalah sebuah wadah atau sebuah tempat ilmu agama, wasiilah (perantara) manusia mengenal ilmu agama. Akan tetapi tiap santri yang masuk tidak sama kemampuannya di dalam menimba ilmu, ada yang dalam dan banyak, ada yang sedikit dan ada yang tidak menimba sama sekali.

Sebagai seorang mantan santri , semua teman-teman sepesantren dulu dan sekarang berbeda, ada yang tetap sama dan bergelut dalam ilmu agama, ada yang setengah setengah bahkan ada yang menjadi jauh 100 persen dari agama. Mengapa seperti itu?

Hal ini karena pengaruh 3 paket jahat :

Yang pertama adalah pengaruh Syetan:
semuanya karena syetan dan pengaruhnya pada jiwa manusia.
Hati adalah ibarat sebuah benteng. Setan sebagai musuh kita selalu ingin memasuki benteng tersebut. Setan senantiasa ingin memiliki dan menguasai benteng itu. Tidak mungkin benteng tersebut bisa terjaga selain adanya penjagaan yang ketat pada pintu-pintunya. kecuali bila hati disinggahi sifat sifat tercela seperti hasad, marah , syahwat dll maka dengan mudah dikendalikan syetan.

Ibnul Qayyim rahimahullahu mengatakan bahwa rukun kekafiran ada empat, yaitu:
– Kibr (sombong, merasa besar)
– Hasad (iri, dengki)
– Marah
– Syahwat
Kibr ini, didefinisikan sendiri oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Kibr (sombong) artinya ialah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim)
Bersemayamnya sifat ini di dalam diri seorang manusia akan menjadi penghalang baginya untuk tunduk.
Adapun hasad yang artinya adalah keinginan agar lenyapnya kenikmatan yang diperoleh orang lain, walaupun dia sendiri tidak memperolehnya. Sifat ini akan menghalangi pemiliknya untuk menerima dan memberi nasihat.
Rasa marah akan menghalangi pemiliknya dari sifat adil dan tawadhu’. Sedangkan syahwat akan menghalangi pemiliknya dari ibadah.
Maka, apabila kesombongan itu runtuh, mudahlah bagi seseorang untuk tunduk. Jika sifat hasad ini lenyap niscaya mudahlah baginya menerima dan memberi nasihat. Kemudian, apabila rasa marah ini runtuh, mudahlah dia bersikap adil dan rendah hati (tawadhu’). Jika rukun syahwat ini juga runtuh maka mudahlah baginya untuk bersabar, memiliki sifat ‘iffah (menjaga kehormatan dirinya), lebur dalam ibadah.
Hancur leburnya gunung-gunung dari tempatnya, lebih mudah dibandingkan lenyapnya keempat pilar ini dari mereka yang diuji dengannya. Terlebih lagi jika keempatnya telah menjadi watak atau kepribadian yang melekat dan kokoh. Karena tidak akan mungkin lurus suatu amal dikerjakan jika keempat hal ini bersemayam dalam hati seseorang. Jiwa tidak akan menjadi suci dengan kekalnya keempat pilar ini.

Yang kedua adalah hawa nafsu (jiwa):
Hawa nafsu inilah yang menjadikan Qabil membunuh habil.
فَطَوَّعَتْ لَهُ نَفْسُهُ قَتْلَ أَخِيهِ
“Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap remeh membunuh saudaranya.”
Hawa nafsunya membangkitkan keberaniannya, bahkan membuatnya memandang indah sehingga dia pun membunuhnya.
فَأَصْبَحَ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Maka jadilah ia seorang di antara orang-orang yang merugi.”
Dia menyesal karena tidak tahu apa yang harus diperbuatnya terhadap mayat saudaranya.
Itulah kejahatan pertama dalam sejarah peradaban manusia. Pemicunya adalah hasad. Jadi, hasad adalah kemaksiatan pertama yang dengan itu Allah Subhanahu wa Ta’ala didurhakai di muka bumi.
Apakah Nafs alamaaratu bissu?jawabannya adalah jiwa yang memerintahkan pemiliknya berbuat kejahatan.
Dijelaskan dalam surah yusuf ayat 53
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Yang ke tiga adalah qorin kafir:
Pada umumnya qarin yang kafir ini kerjanya mendorong dampingannya membuat kejahatan. Dia membisikkan was-was, melalaikan solat, susah mau baca al-Quran dan berbuat kebaikan lainnya, meragukan tentang ketuhanan dll
Sabda Rasulullah s.a.w. daripada Abdullah Mas'ud r.a. maksudnya: "Setiap kamu ada Qarin daripada bangsa jin, dan juga Qarin daripada bangsa malaikat. Mereka bertanya: "Engkau juga ya Rasulullah." Sabdanya: "Ya aku juga ada, tetapi Allah telah membantu aku sehingga Qarin itu dapat kuislamkan dan hanya menyuruh aku dalam hal kebajikan sahaja." (Riwayat Ahmad dan Muslim)
Aisyah r.ha. menceritakan bahawa pada suatu malam Rasulullah s.a.w. keluar dari rumahnya (Aisyah), Aisyah berkata: "Aku merasa cemburu." tiba-tiba Baginda berpatah balik dan bertanya: "Wahai Aisyah apa sudah jadi, apakah engkau cemburu?" Aku berkata: "Bagaimana aku tidak cemburu orang yang seumpama engkau ya Rasulullah." Sabda Baginda: "Apakah engkau telah dikuasai oleh syaitan?" Aku bertanya: "Apakah aku ada syaitan?" Sabda Baginda: "Setiap insan ada syaitan, iaitu Qarin." Aku bertanya lagi: "Adakah engkau pun ada syaitan ya Rasulullah?" Jawab Baginda: "Ya, tetapi Allah membantuku sehingga Qarinku telah masuk Islam." (Riwayat Muslim)
Di dalam hadis lain daripada Ibnu Umar r.a., sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud: "Aku dilebihkan daripada Nabi Adam a.s. dengan dua perkara, iaitu pertama qorinku kafir lalu Allah menolong aku sehingga dia Islam. Kedua, para isteriku membantu akan daku tetapi qarin Nabi Adam tetap kafir dan isterinya membantu ia membuat kesalahan."
(Riwayat Baihaqi)

Demikianlah ketiga paket jahat :
syetan +nafs alamara+ qorin kafir

Jika ketiganya berada di dalam manusia maka akan menjadikannya seorang manusia yang berhati dan berkelakuan iblis. Kekuatan iman seseoran menjadikan pengaruh ketiganya berbeda dalam diri seseorang, sesungguhnya manusia diberikan kekuatan untuk melawan ke 3 nya tapi manusia harus mendekatkan diri dengan rabbnya.

semoga Allah melindungi kita dari ketiga paket jahat dan menebalkan keimanan kita
aamiin ya rabbal aalamiin

Umm Marwan(Nia Nuraeni Gustini LC,MA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar