Senin, 21 Oktober 2019

Gangguan Jin Terhadap Korban Bullying

Gangguan Jin Terhadap Korban Bullying
(Kajian Ruqyah Syar'iyyah Tematik)
Oleh :Ustadz Arifuddin S. AG. M. Pd. I
Istilah Bullying berasa| dari bahasa lnggris. Dalam bahasa Indonesia biasa disebut dengan penindasan, perundungan, perisakan, atau pengintimidasian. Bullying adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Bullying berasal dari kata bully, yang dalam kamus Oxford diartikal sebagai 'seseoranq yanq terbiasa berusaha untuk menyakiti atau mengintimidasi mereka yang mereka anggap rentan. Kasus bully bisa terjadi mulai dari anakanak sampai orang dewasa. Data KPAI mencatat, berdasarkan dari jenjang pendidikan, mayoritas kasus bully terjadi dijenjang SDI sederajat yaitu sebanyak 25 kasus atau mencapai 67%, Jenjang SMP/sederajat sebanyak 5 kasus, jenjang SMA/sederajat sebanyak kasus, dan PerguruanTInggi (PT), sebanyak 1 kasus aan tersebar di puiuhan Kabupaten/Kota di seluruh indonesia)
Dampak bullying sangat besar terhadap psikologi anak. terutama pada anak yang memiliki psikologi 'rentan'. Mereka akan mengalami trauma yang luar biasa dengan berbagai tindakan kekerasan yang dilakukan orang sekitarnya. Ragam bully bermacam-macam, bisa dalam bentuk kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan verbal, dan kekerasan seksual, bahkan ada juga korban kebijakan. Kita sebagai pendidik/orang tua harus memahami gejaIa-gejaia anak didik kita mengalami bully atau tidak, jangan sampai tahu-tahu sudah mengalami dampak yang parah.
Bullying dapat memberikan dampak baik secara fisik, mental, maupun spiritual. Di antara akibat bagi korban bullying adalah menimbulkan berbagai masalah mental seperti depresi, kegelisahan dan masalah tidur. Masaiah tersebut bisa jadi akan terbawa hingga korban dewasa. Mengalami keluhan fisik, seperti sakit kepala, sakit perut, dan ketegangan otot. Merasa tidak aman ketika berada di lingkungan sekitar. Mengurangi semangat belajar dan bahkan prestasi menjadi menurun.
Dalam kasus yang langka, korban bullying akan menunjukkan sifat kekerasan, kecemasan, psikosomatis. dan gangguan psikiatri (kejiwaan). Bahkan ada beberapa kasus meragukan keyakinan kepada Allah , seperti pikiran bahwa Allah tidak adil, Allah telah menzalimi dirinya, pada akhirnya meninggalkan ibadah. Ada juga sampai pada tingkat putus asa, karena merasa sendiri dan tidak ada yang bisa menolong, akhirnya amarahnya dilampiaskan dengan melukai diri sendiri. Kejadian-kejadian seperti ini sering kita jumpai pada anak-anak di lingkungan sekolah maupun pesantren.
Berdasarkan pengalaman di lapangan, penulis sudah beberapa kali menjumpai anak-anak korban bullying dengan berbagai dampak yang telah di sebutkan di atas. Oleh karena itu sudah saatnya kita sebagai pendidik/ orang tua mulai membuka mata guna memahami fakta bullying ini.Termasuk keilmuan pendekatan psikologis kepada anak korban bullying agar dampaknya tidak bertambah parah. Karena sering kali penulis melihat beberapa pendidik/ orang tua kurang memahami menangani anak korban buIying, yang berakibat anak korban bullying ini semakin 'tenggelam' dalam traumanya. Di sini penulis ingin menjabarkan keilmuan dan pengalaman penanganan bullying dari pendekatan ruqyah syar'iyyah.
Bersambung.....
📚Sumber : Majalah Al Umm edisi 9
📮Diedit ulang dan publish oleh Rudi Abu Azka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar