Assalamu'alaikum ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  Nurisfm Network
Naskah tentang Ilmu Agama Islam dalam media ini diambil dan disusun dari berbagai sumber. Tidak tercantumnya sumber dan penulis, bermaksud untuk penyajian ilmu yang 'netral' semata. Mudah-mudahan menjadikan amal baik bagi penulisnya dan mendatangkan kebaikan bagi sesama. Kelemahan dan kekurangan serta segala yang kurang berkenan dihati mohon dimaafkan. Apabila ada pihak yang keberatan atau merasa dirugikan dimohonkan menghubungi Admin (Abu Azka). Dan untuk naskah-naskah ilmu pengetahuan umum, Insya Allah akan dicantumkan sumber dan atau penulisnya. Mohon Maaf sebelumnya, sekian dan terima kasih ^-^

CINTA 100 %

Written By Rudianto on Minggu, 23 Juni 2013 | 10.28


Cinta itu abstrak. Tak kasat mata, tapi bisa dirasakan. Cintalah yang dapat
menimbulkan getaran-getaran hati. Menyebabkan letupan-letupan emosi, entah
bahagia, marah atau sedih.

Cinta juga begitu dominan menguasai perasaan dan hati. Merasa tenang, nyaman dan damai, bila bisa selalu berdekatan dengan yang dicinta. Cinta menghasilkan kerinduan mendalam. lngin memandang, ingin berjumpa, ingin berdekatan. Cinta pula yang menjadi kekuatan untuk berkorban, memberi segala yang dimiliki dan rela melakukan apapun. Atas nama cinta, rasa sakit dan beban penderitaan terasa ringan dijalani. Demi cinta, nyawa bisa menjadi tebusan.

Dia-kah yang Kau Cinta? Abstraksi di atas menggambaran efek
dahsyat cinta. Selanjutnya, marilah kita menilik hati kita masing-masing. Apakah kita
merasakan efek-efek itu pada diri kita atas kecintaan kita kepada-Nya?

Sudahkah cinta kepada AIlah menimbulkan getaran-getaran yang lain
pada hati kita? Menguasai perasaan kita? Mendominasi wilayah kecintaan kita?
Apakah kita juga merasa tenang, nyaman, damai dengan merasakan kedekatan-Nya dan
ketika menyendiri bersama-Nya? Atau merasa demikian jika mendengar ayat-ayat-Nya?
Apakah kita rindu dan ingin sekali bertemu? Berhasrat sekali untuk memandang dan
menikmati Wajah-Nya?

Apakah kita telah merasa enteng mengorbankan apapun yang kita miliki
untuk-Nya? Tanpa berat hati dan tanpa penangguhan? Apapun itu?
Jawab saja dengan jujur, karena hanya diri kita masing-masing dan Allah yang tahu
kebenaran jawaban pertanyaan-pertanyaan itu. Kedalaman cinta kita kepada Allah
menjadi rahasia antara kita dengan-Nya.

Jangan Duakan! Tanpa kita sadari, mungkin saja, cinta kepada anak-anak atau suami melebihi kadar cinta kita kepada Allah' Sampai-sampai, saking cintanya kepada suami, seorang istri bisa kehilangan akal sehat jika suaminya menikah lagi secara syar'i. Atau, seorang ibu yang tak rela melepas anaknya, ketika sang anak harus berangkat ke ma'rokah untuk berjuang fi sabilillah.

Padahal, secara gamblang Allah berfirman, "Katakanlah: Jika bapak-bapak, anak-anak,
saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan Yang kamu usahakan,
perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal Yang kamu
sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-NYa dan dari berjihad di jalan-NYa,
maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada oran g-orang yang fasik." (At-Taubah:24).  Allah mengingatkan kita untuk menempatkan kecintaan kepada-NYa, Rasul dan jihad fi sabilillah di atas cinta kepada Yang lain.

Karena itu, selayaknya kita menempatkan cinta pada tempatnya. Mencintai Allah, dan
mencintai selain-Nya karena Dia. lnilah cinta yang murni 100%. Cinta yang terbebas dari
perbudakan cinta kepada makhluk menuju cinta yang merdeka. Cinta kepada Pencipta
dan Penguasa Makhluk. Jangan sampai kita duakan cinta kita kepada-Nya. Segenap cinta harus bermuara pada alasan karena cinta kepada-Nya. Pastinya, jika kita memiliki kekuatan iman, secara paralel kekuatan cinta kita kepada Allah sekuat iman kita'

"Dan diantara manusia ada orang-orang yang memiliki tandingan-tandingan selain
Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang
yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang
berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa
kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya
mereka menyesal)." (Al-Baqarah: 165)

Bukti Cinta

Seseorang yang benar-benar mencintai, akan memberikan yang terbaik kepada yang
dicinta. Begitupun seharusnya kita. Jika kita mengaku mencintai Allah, kita harus berupaya
makiimal dan optimal untuk membuktikan cinta itu. Buktikan bahwa pengakuan cinta
kita bukanlah omong kosong tanpa makna.

Bentuk bukti cinta tersebut adalah beribadah kepada-Nya dengan ikhlas
dalam segala keadaan. Baik dalam keadaan bersemangat ataupun ketika malas
menyerang. Baik ketika sendiri, ataupun bersama orang lain. Hakikat ubudiyah
ialah cinta yang sempurna/ merendahkan diri kepada Sang Kekasih dan tunduk
kepada-Nya (lbnu Qoyyim, MadarijusSallkin). Cinta yang mendalam akan terbias
pada jasad si empunya cinta. Jika cintanya kepada Allah jujur, maka setiap anggota
jasadnya akan melakukan ketaatan dengan penuh cinta.

Barang siapa pernah jatuh cinta, dialah yang merasakannya. Maka, jangan biarkan
diri Anda mencintai sesuatu yang tidak layak untuk dicintai. Karena cinta selayaknya adalah
milik Allah. Seutuhnya. Maka, pilihlah siapa yang memang layak untuk Anda cintai. Cinta
yang mendatangkan cinta-Nya. Cinta yang akan membawa kebahagiaan hakiki di negeri
abadi. Bukan bahagia semu dan fatamorgana. Bukan cinta yang mengundang kemurkaan-
Nya. Bukan pula cinta yang menyaingi cinta teihadap-Nya. CintaiAllah sepenuh hati, dan
cintai selainnya karena-Nya!




0 komentar:

Posting Komentar