Buku ini menjadi semangat baru untuk para muslim. Hasil analisis
saya Kang Abik tentunya melakukan riset yang lama bahkan mengelilingi
Turki. Karena karya terbaru beliau mampu mengajak ke luar negeri di
negara yang menjadi saksi peradaban Islam walaupun raga yang masih duduk
setia membuka lembaran demi lembaran Api Tauhid. Kang Abik berhasil
membuatnya terasa nyata dan tanpa ada rasa jenuh dalam membuka setiap
halaman. Nafas-nafas patriotisme, ketajaman analisis pemikiran,
kecerdasan menghapal puluhan kitab, semangat menuntut ilmu, memberontak
kekejaman para penjajah dan masih banyak hal yang didapat dari seorang
ulama Baiduzzaman Said Nursi.
574 halaman ini menceritakan
bagaimana biografi seorang Siad Nursi yang terlahir dari rahim Neraya
dan sufi Mirza. Tentunya tidak hanya mengkisahkan sebelum Said Nursi
terlahir, perjalanan semasa kecil menuntut ilmu, remaja dan dewasanya
yang setia bersahabat dan menyebarkan ilmu ke seluruh penjuru daerah
yang beliau tapaki juga heroiknya mempertahankan Islam agar terus
berjaya. Kang Abikpun mampu menggambarkan kegetiran bagaimana perjuangan
Islam beratus tahun lamanya berdiri kemudian hancur direbut oleh
tangan-tangan dzalim. Di dunia ini ada beberapa orang ada yang tidak
suka sejarah sayapun termasuk dalam daftar. Namun keterampilan Kang Abik
dalam menguraikan kata, menceritakan kejadian menjadikan saya larut
seolah berada di zaman itu.
“Baik saya lanjutkan. Pada oktober
1923. Majelis Agung Nasional mendeklarasikan Republik Turki dan Mustafa
Kemal dipilih menjadi presiden pertamanya. Dan pada 3 Maret 1924,
Majelis Agung Nasional, mengeluarkan undang-undang yang isinya menghapus
kekhilafahan, dan memutus segala hubungan antara Republik khalifah, dan
seluruh keluarganya diusir Turki. Dihapusnya khilafah ini menjadi
tragedi dalam sejarah umat Islam”
Semua menyimak dengan saksama.
“Dan
musibah demi musibah terus terjadi. Pada 16 Maret 1924, Majelis Agung
Nasional mengeluarkan Undang-undang Penyatuan Pendidikan, yaitu UU Nomor
430 atau pada Maret 1340, sebagaimana penanggalan Rumi yang biasa
dipakai oleh Kekhalifahan Turki Utsmani. Dengan UU itu, maka pendidikan
agama dihapus, semua madrasah agama dilebur jadi satu ke dalam
kementrian pendidikan umum. Madrasah Alquran dan Madrasah Agama dihapus”
Salah
satu penyampaian yang disampaikan Hamza. Sejarah didapatkan salah
satunya dengan setiap percakapan yang disampaikan oleh Bilal, Hamza.
Pembaca tentu akan larut seakan sedang mengobrol langsung dengan Fahmil,
Hamza, Bilal, Subki, Aysel dan Emel.
“Siapa yang mengenal dan
menaatai Allah, maka ia akan bahagia walaupun berada di dalam penjara
yang gelap gulita. Dan siapa yang lalai melupakan Allah, ia akan
sengsara walaupun berada di istana yang megah mempesona” (Baiduzzaman Said Nursi)
Fahmi
pemuda Indonesia melakukan perjalanan ke Turki bukan sebagai
pelampiasan dari masalahnya, melakukan nikah sirih dengan gadis manis
Kyai di deaerahnya dan kemudian oleh Kyai disuruh menceraikannya ataupun
permasalahan proposal tesisnya di salah satu professor universitas di
Madinah. Begitupun dengan Aysel penerbangan dari London menuju Turki
bukan hanya sebagai pelarian dari mantan pacarnya yang kejam, Carlos.
Semua perjalanan yang dilakukan untuk mengenal islam lebih jauh, dekat
dengan Sang Kuasa. Merekapun mencontoh dari kepribadian Said Nursi yang
agung kemudian menerapkannya dalam menyikapi masalah pelik yang sedang
dihadapi.
Di buku ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
yaitu adanya narasi bagaimana perlakuan hubungan suami dan istri di
halaman 58 dan 561. Ada tambahan berupa informasi novel dewasa bisa
menjadi solusi. Kemudian di halaman 266 ada kalimat
Darah itu bercampur darah. Kejadian
yang dialami oleh Kyai Arselan yaitu sedang mengalami batuk yang luar
biasa tidak tertahankan olehnya. Mungkin yang dimaksud adalah
ludah bercampur darah.
Akhirnya
membaca karya novel sejarah Kang Abik ini adalah penting. Tidak
terbatas untuk mereka yang menyukai sejarah ataupun tidak. Selain
mendapatkan keseruan perjalanan yang dilakukan oleh enam pemuda itu,
masih banyak hal yang didapatkan menjadikan lebih semangat untuk
menggelorakan Islam dan memperbaiki diri. Selamat membaca, mengarungi
hikmah. Semoga kita terinspirasi untuk menjadi pribadi yang menebarkan
manfaat.
Komentar Habiburrahman El-Shirazy ttg buku ini "Saya melakukan
penulisan buku ini melalui riset yang sangat panjang. Novel ini berisi
tentang sejarah perjuangan seorang ulama besar asal Turki, Badiuzzaman
Said Nursi. Oleh banyak ulama beliau juga disebut sebagai mujaddid
(pembaru). Beliau berjuang di tengah-tengah kegelapan ajaran tauhid di
wilayah itu. Apalagi saat itu, ajaran ateis dan sekularisme sangat
membudaya di Turki..
Walaupun banyak badai dan halangan, beliau tetap mampu meng
ajak umat untuk bersama-sama menyalakan lentera tauhid. Karena itu, saya memberi judul novel ini dengan Api Tauhid.
Jauh sebelum buku Karya kang Abik tentang Tokoh besar Sasid Nursi diterbitkan sudah ada Film yang mendokumentasikan Sosok Pejuang ualama ini dalam Film "Hur
Adam"
Sinopsis Film Hur Adam:
Seratus tahun yang lalu, di Turki berdiri sistem pemerintahan yang
berusaha untuk meruntuhkan negara Islam. Bahkan membaca Al-quran dan adzan diharamkan. Dengan fenomena tersebut, Allah mengutus seorang Badiuzzaman Said Nursi untuk berjuang dalam menegakkan Islam di Turki.
Badiuzzaman lahir pada tahun 1293 H atau bertepatan dengan 1877 Masehi di Turki. Meskipun lahir di Turki, beliau dianggap sebagai pemimpin umat Islam sedunia yang membawa
Risalah An Nur, kitab yang ditulisnya.
Perjuangan tanpa mengenal lelah telah mengantarkan beliau dalam berbagai cobaan, seperti dipenjara, diasingkan, diracun, dan berbagai percobaan pembunuhan lainnya. Namun tekad bulatnya untuk menyelamatkan keimanan di masyarakat Turki pada saat itu, membuahkan hasil dan karya-karyanya
diterima dengan baik oleh masyarakat Turki dan seluruh dunia.
Sumber : http://www.dakwatuna.com/2014/11/28/60825/api-tauhid/
dan lainnya.