- AL HUQUQ AL 'ASYRAH (10 HAK)
Al-Huquq
al-'Asyrah (10 hak) yang dimaksud dalam thema ini adalah 10 wasiat
Allah yang termaktub dalam surah al-An'am ayat 151-153, yaitu
firman-Nya:
قُلۡ تَعَالَوۡاْ أَتۡلُ مَا حَرَّمَ رَبُّڪُمۡ
عَلَيۡڪُمۡۖ أَلَّا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡـًٔ۬اۖ وَبِٱلۡوَٲلِدَيۡنِ
إِحۡسَـٰنً۬اۖ وَلَا تَقۡتُلُوٓاْ أَوۡلَـٰدَڪُم مِّنۡ إِمۡلَـٰقٍ۬ۖ
نَّحۡنُ نَرۡزُقُڪُمۡ وَإِيَّاهُمۡۖ وَلَا تَقۡرَبُواْ ٱلۡفَوَٲحِشَ مَا
ظَهَرَ مِنۡهَا وَمَا بَطَنَۖ وَلَا تَقۡتُلُواْ ٱلنَّفۡسَ ٱلَّتِى
حَرَّمَ ٱللَّهُ إِلَّا بِٱلۡحَقِّۚ ذَٲلِكُمۡ وَصَّٮٰكُم بِهِۦ
لَعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُونَ (١٥١) وَلَا تَقۡرَبُواْ مَالَ ٱلۡيَتِيمِ إِلَّا
بِٱلَّتِى هِىَ أَحۡسَنُ حَتَّىٰ يَبۡلُغَ أَشُدَّهُ ۥۖ وَأَوۡفُواْ
ٱلۡڪَيۡلَ وَٱلۡمِيزَانَ بِٱلۡقِسۡطِۖ لَا نُكَلِّفُ نَفۡسًا إِلَّا
وُسۡعَهَاۖ وَإِذَا قُلۡتُمۡ فَٱعۡدِلُواْ وَلَوۡ ڪَانَ ذَا قُرۡبَىٰۖ
وَبِعَهۡدِ ٱللَّهِ أَوۡفُواْۚ ذَٲلِڪُمۡ وَصَّٮٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمۡ
تَذَكَّرُونَ (١٥٢) وَأَنَّ هَـٰذَا صِرَٲطِى مُسۡتَقِيمً۬ا
فَٱتَّبِعُوهُۖ وَلَا تَتَّبِعُواْ ٱلسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمۡ عَن
سَبِيلِهِۦۚ ذَٲلِكُمۡ وَصَّٮٰكُم بِهِۦ لَعَلَّڪُمۡ تَتَّقُونَ (153 )
Artinya :
Katakanlah:
"Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu:
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah
terhadap kedua orang ibu bapak, dan janganlah kamu membunuh anak-anak
kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezeki kepadamu dan
kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang
keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan
janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya)
melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu yang
diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami (nya). Dan
janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih
bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan
timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang
melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka
hendaklah kamu berlaku adil kendati pun dia adalah kerabat (mu), dan
penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu
agar kamu ingat, dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku
yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan
(yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari
jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu
bertakwa (Al-An'aam : 151-153).
Pemaparan 10 hak dalam tiga
ayat ini sesungguhnya sudah jelas dan rinci. Namun penulis hendak
memetakannya dan menghubungkannya dengan beberapa ayat atau hadits
penjelas dan penambah informasi penting bagi tiga ayat tersebut, untuk
memperkaya dan memperkuat iman kita akan kebenaran ajaran Islam yang
bersumber dari dua warisan Rasulullah s.a.w. yakni Al-Qur'an dan
as-Sunnah. Di bawah ini 10 Hak tersebut:
- Hak Allah; Hak Allah
yang wajib atas hamba-Nya adalah mereka menyembah-Nya dan tidak
menyekutukan sesuatu dengan-Nya. أَلَّا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡـًٔ۬اۖ
(janganlah kalian menyekutukan sesuatu dengan-Nya. Hak Allah selalu
harus berada di awal dalam segala hal, bahkan apabila kita berdiskusi
dengan Ahlul kitab pun hak ini selalu menduduki urutan pertama, Allah
swt berfirman:
قُلۡ يَـٰٓأَهۡلَ ٱلۡكِتَـٰبِ تَعَالَوۡاْ
إِلَىٰ ڪَلِمَةٍ۬ سَوَآءِۭ بَيۡنَنَا وَبَيۡنَكُمۡ أَلَّا نَعۡبُدَ إِلَّا
ٱللَّهَ وَلَا نُشۡرِكَ بِهِۦ شَيۡـًٔ۬ا وَلَا يَتَّخِذَ بَعۡضُنَا بَعۡضًا
أَرۡبَابً۬ا مِّن دُونِ ٱللَّهِۚ فَإِن تَوَلَّوۡاْ فَقُولُواْ
ٱشۡهَدُواْ بِأَنَّا مُسۡلِمُونَ (٦٤) آل عمران: ٦٤
64. Katakanlah:
"Hai ahli Kitab, Marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan)
yang tidak ada perselisihan antara Kami dan kamu, bahwa tidak kita
sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun
dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai
Tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling Maka Katakanlah kepada
mereka: "Saksikanlah, bahwa Kami adalah orang-orang yang berserah diri
(kepada Allah)".
Larangan menjadikan manusia sebagai
tuhan-tuhan selain Allah dalam ayat ini sekaligus mengisyaratkan bahwa
dalam keberagamaan ahlul kitab sikap tersebut sudah lazim terjadi, dan
itu adalah tindakan menjadikan makhluq sejajar dengan Allah (syirik) di
mana ummat Islam diperintahkan untuk mengajak ahlul kitab meninggalkan
sikap yang keliru tersebut.
Banyak ayat dalam Al-Qur'an
menjelaskan aqidah syirik dengan berbagai gambarannya, antara lain
syirik dengan menjadikan para malaikat dan nabi sebagai sesembahan (Q.s.
3:80), menjadikan hali ibadah, ulama dan Isa putra Maryam sebagai
tuhan-tuhan selain Allah (Q.s.9:31) dan sebagainya. Untuk lebih jelas,
maka penulis menukil pembagian syirik sebagai berikut:
- Syirik yang Terkait dengan Kekhususan Allah Ta’ala
- Syirik Menurut Kadarnya
- Syirik Menurut Letak Terjadinya
- Syirik Terkait dengan kekhususan Allah swt.
Termasuk
dalam syirik model ini adalah syirik di dalam Rububiyyah, uluhiyah dan
asma' wa Shifat. Meyakini bahwa selain Allah mampu menciptakan, memberi
rezeki, menghidupkan atau mematikan dan lainnyaadalah syirik dalam
rububiyyah. Meyakini bahwa selain Allah boleh diagungkan dan disembah,
sebagai tempat berdoa dan sebagainya adalah syirik dalam uluhiyah.
Sedangkan syirik dalam Asma' wa shifat adalah meyakini bahwa sebagian
makhluk Allah memiliki sifat-sifat khusus yang Allah ta’alla miliki,
seperti mengetahui perkara gaib, dan sifat-sifat lainnya yang merupakan
kekhususan Rabb kita yang Maha Suci.
Syirik
menurut kadanya terbagi menjadi dua, yaitu: Syirik besar dan syirik
kecil. Syirik besar yaitu syirik dalam keyakinan, dan hal ini
mengeluarkan pelakunya dari agama islam.
Termasuk dalam
syirik akbar adalah: syirik dalam ibadah, doa, niat ibadah bukan karena
Allah, syirik dalam ketaatan terhadap pembuat syariat selain Allah.
Termasuk syirik kecil adalah riya' , ingin dipuji atau takut dicela orang lain atas tindakannya, bukan karena Allah semata.
- Syirik Menurut Letak Terjadinya
Syirik
menurut letak terjadinya terbagi menjadi tiga, yaitu Syirik I'tiqadi
(letaknya di hati), Syirik 'amali (letaknya pada perbuatan) dan syirik
lafdhi (letaknya pada kata-kata).
Syirik I’tiqodi yaitu
syirik berupa keyakinan, misalnya meyakini bahwa Allah Subhanahu wa
Ta’ala yang telah menciptakan kita dan memberi rizki pada kita namun di
sisi lain juga percaya bahwa dukun bisa mengubah takdir yang digariskan
kepada kita. Hal ini termasuk Syirik Akbar yang mengeluarkan pelakunya
dari agama islam, kita berlindung kepada Allah dari hal ini.
Syirik
Amali yaitu setiap amalan fisik yang dinilai oleh syari’at islam
sebagai sebuah kesyirikan, seperti menyembelih untuk selain Allah, dan
bernazar untuk selain Allah dan lainnya.
Syirik Lafzhi
yaitu setiap lafazh yang dihukumi oleh syari’at islam sebagai sebuah
kesyirikan, seperti bersumpah dengan selain nama Allah, seperti
perkataan sebagian orang,
“Tidak ada bagiku kecuali Allah dan engkau”, dan
“Aku bertawakal kepadamu”,
“Kalau bukan karena Allah dan si fulan maka akan begini dan begitu”, dan lafazh-lafazh lainnya yang mengandung unsur kesyirikan.
Dengan
mengetahui beberapa kategori syirik diatas dapat membantu kita untuk
menghindarinya agar tidak terjatuh dalam kesyirikan dalam bentuk apapun
dan cara bagaimana pun. Semoga kita semua bisa terhindar dari syirik
tersebut di manapun dan kapan pun juga.
Orang yang tidak syirik akan dijamin aman dan akan masuk surga. Allah swt berfirman:
ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓاْ إِيمَـٰنَهُم بِظُلۡمٍ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ
لَهُمُ ٱلۡأَمۡنُ وَهُم مُّهۡتَدُونَ (٨٢)الأنعام: ٨٢
82.
orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan
kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu
adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Kezaliman yang
dimaksud dalam ayat tersebut adalah syirik. Namun ayat tersebut bisa
kita jadikan kaidah, bahwa tidak dzalim, aman. Dzalim, tidak aman.
Seberapa besar seseorang berbuat dzalim, maka sebesar itulah jaminan
keamanan yang Allah berikan terkurangi. Jika dzalimnya berupa syirik,
maka tiada ampun baginya. Tetapi jika kedzalimannya bukan merupakan
syirik, maka kemungkinan masuk surga tetap terbuka.
Rasulullah saw bersabda:
:
"أتاني جبريل فبشرني أنه من مات لا يشرك بالله شيئًا من أمتك، دخل الجنة.
قلت: وإن زنا وإن سرق؟ قال: وإن زنا وإن سرق. قلت: وإن زنا وإن سرق؟ قال:
وإن زنا وإن سرق. قلت: وإن زنا وإن سرق؟ قال: وإن زنا وإن سرق، وإن شرب
الخمر"
Jibril datang menemuiku dengan memberi kabar gembira
bahwa sesungguhnya barang siapa yang meninggal dari ummatmu dan tidak
menyekutukan sesuatupun dengan Allah, maka dia akan masuk surga! Aku
(Rasulullah) katakan sekalipun dia berzina dan mencuri? Dia berkata :
Sekalipun dia berzina dan mencuri! Aku (Rasulullah) katakan sekalipun
dia berzina dan mencuri? Dia berkata : Sekalipun dia berzina dan
mencuri! Aku (Rasulullah) katakan sekalipun dia berzina dan mencuri? Dia
berkata : Sekalipun dia berzina dan mencuri! Walaupun dia minum minuman
keras!
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ
وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٲلِكَ لِمَن يَشَآءُۚ وَمَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ
فَقَدِ ٱفۡتَرَىٰٓ إِثۡمًا عَظِيمًا (٤٨)النساء: ٤٨
48.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia
telah berbuat dosa
yang besar.
Hanya satu solusi bagi perbuatan syirik, yaitu taubat! Kembali pada Allah dengan sebaik-baiknya!
لۡ
يَـٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسۡرَفُواْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ لَا تَقۡنَطُواْ
مِن رَّحۡمَةِ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًاۚ
إِنَّهُ ۥ هُوَ ٱلۡغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ (٥٣)الزمر: ٥٣
53.
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa[1314] semuanya. Sesungguhnya
Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
2. Hak Kedua Orang Tua
Hak
kedua orang tua yang wajib dilakukan oleh setiap manusia adalah berbuat
baik dan berbakti kepadanya وَبِٱلۡوَٲلِدَيۡنِ إِحۡسَـٰنً۬اۖ "dan
terhadap kedua orang tua, berbuat baiklah dengan sebaik-baiknya!", tidak
boleh menyakiti, meskipun dengan kata-kata yang cukup sederhana seperti
"ah" .
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُوٓاْ إِلَّآ
إِيَّاهُ وَبِٱلۡوَٲلِدَيۡنِ إِحۡسَـٰنًاۚ إِمَّا يَبۡلُغَنَّ عِندَكَ
ٱلۡڪِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوۡ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ۬ وَلَا
تَنۡہَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلاً۬ ڪَرِيمً۬ا (٢٣)الإسراء: ٢٣
23.
dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.
jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur
lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
حديث سَلَمَةُ بْنُ وَرْدَانَ ، قَالَ : سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ ،
يَقُولُ : ارْتَقَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
الْمِنْبَرَ ، فَقَالَ : " آمِينَ " ، ثُمَّ ارْتَقَى ثَانِيَةً ، فَقَالَ :
" آمِينَ " ، ثُمَّ اسْتَوَى عَلَيْهِ فَقَالَ : " آمِينَ " ، فَقَالَ
أَصْحَابُهُ : عَلَى مَا أَمَّنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ ! . فَقَالَ : " أَتَانِي
جِبْرِيلُ فَقَالَ : يَا مُحَمَّدُ ! رَغِمَ أَنْفُ امْرِئٍ ذُكِرْتَ
عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ ، فَقُلْتُ : آمِينَ ، ثُمَّ قَالَ :
رَغِمَ أَنْفُ امْرِئٍ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا فَلَمْ
يُدْخِلاهُ الْجَنَّةَ ، فَقُلْتُ : آمِينَ ، ثُمَّ قَالَ : رَغِمَ أَنْفُ
امْرِئٍ أَدْرَكَ شَهْرَ رَمَضَانَ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ ، فَقُلْتُ :
آمِينَ " .
Hadits Salamah bin
Wardan, ia berkata: Saya mendengar Anas berkata: "Rasulullah s.a.w. naik
mimbar, lalu mengatakan: "amin", kemudian beliau duduk lalu mengatakan
"amin", lalu sahabat-sahabatnya bertanya: "Kenapakah engkau mengucapkan
"amin" wahai Rasulullah?. Beliau menjawab: "Jibril dating kepadaku, lalu
ia berkata: "hai Muhammad! Terhinalah seorang yang namamu disebutkan di
sisinya tetapi ia tidak bershalawat kepadamu", lalu saya katakan:
"amin". Kemudian ia mengatakan: "Terhinalah seorang yang menjumpai kedua
orang tuanya atau salah satunya tetapi keduanya tidak (menyebabkan) ia
masuk surge", lalu saya katakan: "amin". Kemudian ia mengatkan : "
Terhinalah seorang yang menjumpai bulan Ramadlan tetapi dosanya tidak
diampuni", lalu saya katakan: "amin".
3. Hak Anak
Hak
Anak yang wajib dipenuhi oleh manusia adalah bahwa ia tidak membunuh
anaknya karena takut miskin وَلَا تَقۡتُلُوٓاْ أَوۡلَـٰدَڪُم مِّنۡ
إِمۡلَـٰقٍ۬ۖ نَّحۡنُ نَرۡزُقُڪُمۡ وَإِيَّاهُمۡۖ (janganlah kalian
membunuh anak kalian karena takut miskin, Kamilah yang member rizki
kalian dan mereka). Anak-anak berhak untuk dilindungi, dididik dengan
akhlaq yang baik, iman yang lurus dan kuat, ilmu yang luas dan dibekali
dengan keterampilan yang bermanfaat. Perasaan takut miskin sehingga
menyebabkan seseorang membunuh anak-anaknya itu telah membunuh daya
kreativitas mencari jalan terbaik bagi kehidupan anak-anak ke depan. Dia
membangun jalan buntu di lorong-lorong pikirannya sebelum jalan buntu
itu betul-betul menjadi realita. Ketakutan mencekamnya dan kehidupan
menjadi tidak memihaknya. Ia kehilangan satu kata kunci bahwa
sesungguhnya yang mengatur harta itu adalah Allah semata. Dialah
Ar-Razzaq, Al-Ghani, Al-Mughni, Al-Baasith yang tangan-Nya tidak pernah
berhenti memberi.
Hak anak dalam al-Qur'an diatur dengan jelas,
tentang pengasuhan, penyusuan, pendidikan, pernikahan, pembagian harta
waris, dsb. Juga diatur supaya anak itu tidak melalaikan kita dari
dzikir kepada Allah.
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
لَا تُلۡهِكُمۡ أَمۡوَٲلُكُمۡ وَلَآ أَوۡلَـٰدُڪُمۡ عَن ذِڪۡرِ ٱللَّهِۚ
وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٲلِكَ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡخَـٰسِرُونَ
(٩)المنافقون: ٩
9. Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu
dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang
berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.
4. Hak Pribadi
Hak
pribadi seseorang atas dirinya adalah bahwa ia melindungi dirinya dari
segala perbuatan dosa, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Yang
tampak adalah perbuatan yang dilakukan dengan terang-terangan di mana
pelakunya tidak takut lagi mendapatkan cela, sementara yang bathin
(tersembunyi) adalah perbuatan yang dilakukan secara sembunyi dan
pelakunya khawatir mendapatkan celaan dari orang-orang yang melihatnya.
Seperti perzinahan, perselingkuhan, korupsi dan lainnya.
وَذَرُواْ
ظَـٰهِرَ ٱلۡإِثۡمِ وَبَاطِنَهُ ۥۤۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَكۡسِبُونَ
ٱلۡإِثۡمَ سَيُجۡزَوۡنَ بِمَا كَانُواْ يَقۡتَرِفُونَ (١٢٠)الأنعام: ١٢٠
120.
dan tinggalkanlah dosa yang nampak dan yang tersembunyi. Sesungguhnya
orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi pembalasan (pada hari
kiamat), disebabkan apa yang mereka telah kerjakan.
Meninggalkan
dosa yang tak tampak bukanlah hal yang ringan, kecuali dengan
pertolongan Allah. Hanya di sini kita diajarkan untuk selalu jujur,
supaya kita selamat. Dan seorang yang memahami keagungan Allah, mestilah
ia memahami bahwa Alah adalah segalanya bagi dirinya, Allah adalah yang
Maha Penting bagi dirinya. Sehingga ketika ia sendirian atau di tempat
yang sepi, ia sangat sadar bahwa dirinya tidak sendirian, tetapi dalam
pengawasan Yang Maha Penting bagi dirinya. Melakukan kekejian di hadapan
Allah, tentu tidaklah elok. Jika berbuat maksiat di hadapan manusia,
malu, kenapa di hadapan Allah tidak malu? Manakah yang lebih penting dan
agung, manusia ataukah Allah?
Allah Maha Pengampun. Ia
pun memberikan kabar gembira, bahwa jika perbuatan dosa besar
ditinggalkan, maka dosa-dosa kecil akan Allah hapuskan.
إِن
تَجۡتَنِبُواْ ڪَبَآٮِٕرَ مَا تُنۡہَوۡنَ عَنۡهُ نُكَفِّرۡ عَنكُمۡ
سَيِّـَٔاتِكُمۡ وَنُدۡخِلۡڪُم مُّدۡخَلاً۬ كَرِيمً۬ا (٣١)النساء: ٣١
31.
jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang
kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu
(dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia
(surga).
5. Hak Orang Lain
Hak
orang lain yang wajib atas sesamanya adalah bahwa ia tidak membunuhnya
kecuali dengan alasan yang benar. وَلَا تَقۡتُلُواْ ٱلنَّفۡسَ
ٱلَّتِى حَرَّمَ ٱللَّهُ إِلَّا بِٱلۡحَقِّۚ
(dan janganlah kalian membunuh seseorang kecuali dengan hak/alasan yang benar). Tidak ada alasan apapun membunuh orang lain kecuali dengan tiga alasan yang Rasulullah sebutkan :
"لا
يحل دم امرئ مسلم يشهد أن لا إله إلا الله، وأني رسول الله إلا بإحدى
ثلاث: الثيب الزاني، والنفس بالنفس، والتارك لدينه المفارق للجماعة"
Tidaklah
halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah
dan aku sebagai utusan Allah kecuali dengan salah satu dari tiga alasan
berikut : Seorang duda yang berzina, karena membunuh orang lain dan
orang yang meninggalkan agama ini dan memisahkan diri dari jamaah kaum
muslimin (HR. Bukhari- Muslim).
Terorisme dengan membunuh sesama muslim atau
juga non-muslim yang tidak bersalah termasuk yang Allah larang.
6. Hak Anak Yatim
Hak
anak yatim adalah bahwa hartanya harus dijaga dengan sebaik-baiknya,
tidak boleh dimakan kecuali dengan cara yang baik. Harta anak yatim
bahkan harus dikelola sehingga tidak termakan atau terkurangi oleh
zakat. Atas resiko kerugian yang bakal terjadi, maka pemerintah atau
pihak terkait seyogyanya memikirkan rumusan-rumusan atau sistemnya.
Seseorang boleh memakan harta anak yatim sekedar bayaran atas jerih
payahnya mengasuh anak yatim tersebut. Itulah yang disebut jangan
memakan harta anak yatim kecuali dengan cara yang baik. Apabila sudah
dewasa, maka hendaklah harta itu diberikan kepadanya. Ini artinya anak
yatim harus didik dengan sebaik-baiknya sejak kecil sehingga begitu
dewasa ia telah dapat mengelola sendiri harta miliknya itu.
7. Hak Pelanggan atau Pembeli
Hak
mereka adalah dilayani dengan sebaik-baiknya, tidak dicurangi dalam hal
takaran atau timbangan. وَأَوۡفُواْ ٱلۡڪَيۡلَ وَٱلۡمِيزَانَ
بِٱلۡقِسۡطِۖ ﭡ (dan penuhilah takaran dan timbangan dengan
keadilan). Ini adalah wasiat social yang menjamin akan terlahirnya
sebuah stabilitas sosial dan menebarnya sikap dan sifat adil di
tengah-tengah masyarakat. Wasiat ini sangat perlu diungkap karena
kebanyakan manusia cenderung untuk melakukan kecurangan-kecurangan
apalagi dalam masalah takaran dan timbangan. Kerusakan ummat-ummat
terdahulu juga berkisar pada tipu menipu dalam takaran ini, sebagaimana
dilakukan oleh kaum Nabi Syu'aib (lih.Q.s.7:85-91).
8. Hak Berbicara
Berbicara
adalah hak setiap orang, baik posisinya sebagai orang yang meminta atau
pun memberi keterangan. Hak berbicara adalah bicaralah yang adil
meskipun hal itu memberatkan diri sendiri atau keluarga.
وَإِذَا
قُلۡتُمۡ فَٱعۡدِلُواْ وَلَوۡ ڪَانَ ذَا قُرۡبَىٰۖ (dan apabila kalian
berbicara, maka berbicalah yang adil, meskipun dia adalah kerabat
(kalian)). Allah menekankan agar setiap kita senantiasa berkata jujur
dan apa adanya jangan ada dusta yang disenganya, jangan ada kebohongan
sistimatis yang dibangun, jangan ada culas yang dijustifikasi, baik
karena alasan budaya, kultur, tradisi, politik, apalagi dengan berdusta
atas nama agama. Kejujuran adalah sebuah barang mahal yang hendaknya
senantiasa ditebus dengan rasa dan dibeli dengan jiwa. Tidak banyak yang
mampu melakukan kejujuran itu, tidak banyak orang yang
memperjuangkannya, tidak banyak orang yang berminat menyebarkannya.
Padahal bagi seorang beriman tak ada pilihan lain kecuali jujur saat
bicara, jujur saat bersaksi, jujur kala bertransaksi, jujur kala
berjanji. Jujur menjadi mahkota yang senantiasa menempel di kepala
seorang mukmin.
9. Hak Menepati Perjanjian
Hak
menepati perjanjian yang pertama kali Allah ajarkan adalah menepati
perjanjian dengan Allah وَبِعَهۡدِ ٱللَّهِ أَوۡفُواْﭳ (dan penuhilah
janji kalian kepada Allah). Janji kita kepada Allah adalah bahwa kita
akan menaati-Nya, shalat, ibadah, hidup dan mati kita hanya kita lakukan
karena Allah. Termasuk hak Menepati perjanjian yang Allah ajarkan
adalah menepati perjanjian dengan siapapun, meskipun dengan orang kafir.
10. Hak Beragama
Hak beragama adalah hak untuk mengikuti jalan yang selamat. Islam adalah jalan selamat.
وَأَنَّ
هَـٰذَا صِرَٲطِى مُسۡتَقِيمً۬ا فَٱتَّبِعُوهُۖ وَلَا تَتَّبِعُواْ
ٱلسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمۡ عَن سَبِيلِهِۦۚ ذَٲلِكُمۡ وَصَّٮٰكُم بِهِۦ
لَعَلَّڪُمۡ تَتَّقُونَ (153 ) الأنعام : 153
(dan
bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka
ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain),
karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang
demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa)
Jalan
Islam, jalan kebenaran yang mengantarkan manusia pada kedamaian. Jalan
yang mengantarkan manusia pada kekokohan dan kekukuhan. Jalan yang
senantiasa terang karena senantiasa bertaburan cahaya, bermandikan nur
yang memancar dari keimanan yang kuat, ibadah yang lurus dan ihsan yang
terus menanjak
Penulis: Ustad Solihin Bunyamin L.c