Assalamu'alaikum ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  Nurisfm Network
Naskah tentang Ilmu Agama Islam dalam media ini diambil dan disusun dari berbagai sumber. Tidak tercantumnya sumber dan penulis, bermaksud untuk penyajian ilmu yang 'netral' semata. Mudah-mudahan menjadikan amal baik bagi penulisnya dan mendatangkan kebaikan bagi sesama. Kelemahan dan kekurangan serta segala yang kurang berkenan dihati mohon dimaafkan. Apabila ada pihak yang keberatan atau merasa dirugikan dimohonkan menghubungi Admin (Abu Azka). Dan untuk naskah-naskah ilmu pengetahuan umum, Insya Allah akan dicantumkan sumber dan atau penulisnya. Mohon Maaf sebelumnya, sekian dan terima kasih ^-^

Manfaatkan Waktu Hidup

Written By Rudianto on Kamis, 21 Mei 2009 | 06.16


Dr Yusuf Al-Qaradhawi mengatakan ; Waktu atau zaman yang manusia hidup di dalamnya terbagi dalam tiga bagian: Yang lalu, sekarang dan akan datang. Atau, kemarin, hari ini dan esok.

Dan dalam kaitannya dengan waktu tersebut, manusia berada pada dua sisi; yaitu penyia-nyiaan dan pemborosan terhadap waktu. Dan dari dua sisi itu terbagi tiga golongan besar, yaitu; di antara mereka ada pengabdi masa lalu, pengagum masa kini dan pemuja masa depan.

Gambaran orang yang hidup dengan selalu membangga-banggakan masa lalu adalah mereka yang tidak mau memikirkan hidup pada hari ini dan esok, meskipun sedang dan akan mereka lalui.

Mereka beranggapan bahwa yang lalu selamanya tidak lebih baik dari yang sekarang dan yang sekarang tidak mungkin lebih baik dari yang dahulu.

Saudara yang budiman
Kita memiliki tiga masa dalam hidup ini, yaitu; kemarin, masa yang tidak akan pernah kembali. Hari ini, masa yang sedang kita jalani dan esok adalah masa yang tidak dapat kita ketahui.

Jika hari kemarin hidup kita ternyata telah menyisakan goresan dosa, maka hari ini kita harus segera bertaubat agar terhapus kesalahan dan termaafkan setiap kemaksiatan. Sehingga hari esok tidak mendapat penyesalan. Tetapi jika hari kemarin kita sempat beramal sholeh, hari ini kita bersyukur agar hari esok tidak termasuk orang kufur.

Yahya bin Mu’azd pernah berkata: “Ketertipuan yang paling hebat bagiku adalah terus menerus melakukan dosa, sementara itu terus berharap adanya ampunan tanpa sedikitpun menyesal. Ingin dekat disisi Allah tanpa mau berbuat baik. Menantikan tuaian di surga dengan menabur benih neraka; mendambakan tempat tinggal orang-orang yang taat dengan berbuat maksiat; menunggu ganjaran tanpa beramal; berangan-angan kepada Allah dengan melampaui batas.

Kemudian beliau menambahkan lagi; “Barang siapa menyukai surga, niscaya ia memutuskan diri dari syahwat. Dan barang siapa takut neraka, pasti berpaling dari perbuatan-perbuatan jahat’.

0 komentar:

Posting Komentar