Assalamu'alaikum ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  Nurisfm Network
Naskah tentang Ilmu Agama Islam dalam media ini diambil dan disusun dari berbagai sumber. Tidak tercantumnya sumber dan penulis, bermaksud untuk penyajian ilmu yang 'netral' semata. Mudah-mudahan menjadikan amal baik bagi penulisnya dan mendatangkan kebaikan bagi sesama. Kelemahan dan kekurangan serta segala yang kurang berkenan dihati mohon dimaafkan. Apabila ada pihak yang keberatan atau merasa dirugikan dimohonkan menghubungi Admin (Abu Azka). Dan untuk naskah-naskah ilmu pengetahuan umum, Insya Allah akan dicantumkan sumber dan atau penulisnya. Mohon Maaf sebelumnya, sekian dan terima kasih ^-^

TIDAK MEMAKSA ORANG SAKIT UNTUK MAKAN

Written By Rudianto on Kamis, 31 Agustus 2017 | 18.40

Dalam sebuah riwayat Hadits disebutkan :

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا بَكْرُ بْنُ يُونُسَ بْنِ بُكَيْرٍ عَنْ مُوسَى بْنِ عَلِيِّ بْنِ رَبَاحٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ الْجُهَنِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُكْرِهُوا مَرْضَاكُمْ عَلَى الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ فَإِنَّ اللَّهَ يُطْعِمُهُمْ وَيَسْقِيهِمْ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin Numair telah menceritakan kepada kami Bakr bin Yunus bin Bukair dari Musa bin Ali bin Rabah dari Ayahnya dari 'Uqbah bin 'Amir Al Juhani dia berkata, "Rasulullah ﷺ bersabda: *" Janganlah kalian paksa orang-orang sakit di antara kalian untuk makan dan minum. Sesungguhnya Allah telah memberi mereka makan dan minum."*
(HR. Ibnu Majah no. 3435)

Sabda Rasulullah: “Laa tukriihu mardhakum' alath thaam wasy syarab, (janganlah kalian memaksa orang yang sedang sakit di antara kalian untuk makan dan minum) tidak bermakna jangan memberi makan kepada orang sakit. Namun, maknanya adalah ' jangan “memaksa' orang yang sakit untuk makan. Yang harus dilakukan ialah membiarkannya makan dengan makanan yang ia sukai.

Biasanya, orang yang melayani si sakit memaksa ia untuk makan. Mereka menyangka bahwa hal itu dapat menguatkan kesehatan dan berperan dalam kesembuhan. Padahal, tidak seperti itu kenyataannya.

Dalam dunia pengubatan modern telah terbukti bahwa sebagian besar penyakit disertai dengan berkurangnya selera makan. Hal itu berkaitan erat dengan alat pencernaan. Memaksa orang sakit untuk makan malah membuatnya tidak boleh mengambil manfaat dari makanan tersebut. Di sisi lain, hal itu menyebabkan si sakit sulit mencerna makanan. Tentunya, hal itu justru menjadikan kondisinya semakin bertambah buruk dan kritis.

Contoh penanganan yang benar terhadap orang sakit dalam masalah makan dan minum adalah memberinya sesuai proporsi yang boleh ia cerna. Proporsi makanan di sini berkaitan erat dengan kadar efektivitas alat pencernaan dan kemampuannya untuk bekerja. Maka dari itu, dianjurkan agar proporsi makanan tersebut sedikit.  Proporsi ini hendaknya juga dibatasi dengan selera dan keinginan si sakit.

Selain itu, jenis makanannya harus yang mudah dicerna dan diserap. Dengan kata lain. makanan itu dapat diambil manfaatnya dengan aktivitas alat pencernaan yang paling ringan. Hal ini juga berlaku dalam hal minuman.

Adapun sabda beliau: ‘Fa innalldha yuthimuhum wa yasqihim' (karena Allah-lah yang memberi mereka makan dan minum) tidak bermakna bahwa/Ulah menurunkan makanan dan minuman kepada orang yang sakit agar ia memakannya. Ternyata, ini merupakan rahasia ilahi yang baru berhasil disingkap oleh ilmu pengetahuan modern, yaitu orang yang sakit memperoleh energi dari sumber- sumber dalam tubuh. Sumber-sumber yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Tubuh memanfaatkan glikogen yang tersimpan di dalam hati dan otot-otot. Sumber ini sangat cepat habis. Maka dari itu, bila sakit terus berlanjut tubuh akan berpindah kepada sumber yang lain.

2. Memproduksi glukosa dari sumber-sumber lemak dan protein. Protein akan terurai menjadi asid amino, dan lemak terurai menjadi asid lemak. Dampaknya, lemak akan berkurang dan otot-otot berkedut ketika sakit. Itulah sebabnya orang sakit terlihat kurus. Tapi, ketika selera makan si sakit tadi kembali

seperti sebelum sakit, tubuh pun akan kembali seperti semula dan menyimpan makanan dalam bentuk lemak dan protein. Sehingga, bagian bawah kulit terisi dengan lemak dan otot-otot pun berkemb ang.1 []

💡Tahukah Anda ?

Hilang atau berkurangnya selera makan termasuk  salah satu tanda sakit. Jika selera makan muncul kembali, sebagaimana kondisi sebelum sakit, maka itu salah satu tanda kesembuhannya.

--------------------------
1 Al-Ijaaz Ath Thibbi fi As-Sunnah An-Nabawiyah, Dr Kamal AIMuwail, Dar Ibnu Katsir, Damaskus

📚 Nashaa ihun Nabawiyyatun Li 'ilaaji Al Ajsaadi Al basyariyyati
✍🏿 Subhi Sulaiman
📮Rudi Abu Azka
💿 Maktabah RLC

18.40 | 0 komentar

Tadzkiroh Hari Arafah

(PENGINGAT)

Hari ini adalah hari Arafah, Arafah 9 Dzul Hijjah 1437 H

Apa yang hendak kita lakukan pada hari ini?

Untuk diingat …

Malam yang dikenal dengan Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir Ramadhan, tidaklah kita ketahui kapan persisnya terjadi..

Berbeda dengan hari Arafah

Kita telah mengetahui jauh hari sebelumnya: kapan persisnya

Jika pada Lailatul Qadar yang turun adalah para malaikat

Maka ketahuilah bahwa pada hari Arafah Allah SWT lah yang akan turun.

Saking mulianya hari Arafah ini, para salaf menabung seluruh keperluan (hajat) khas mereka, juga keperluan (hajat) umat secara umum, ditabung untuk dibuka pada hari Arafah ini.

Yang demikian ini mereka lakukan, mengingat betapa besar nan agung kemurahan Allah SWT pada hari Arafah ini

Juga, betapa Allah SWT akan meng-ijabah segala macam do’a yang dipanjatkan oleh para hamba-Nya pada hari Arafah ini.

Betapa banyaknya keinginan dan cita-cita aka terwujud pada hari Arafah ini!

Betapa banyaknya harapan akan terwujud pada hari Arafah ini!

Betapa banyaknya do’a akan terkabul pada hari Arafah yang penuh berkah ini.

Oleh karena itu …

Jika memungkinkan bagimu untuk berkhalwat, menyendiri, minimal pada sore hari Arafah

Dengan berdzikir, berdo’a, beristighfar dan membaca Al-Qur’an …

Maka lakukanlah.

Minimal pada sore hari Arafah, mulai dari selesai shalat Ashar, sampai maghrib.

Dorong dan ajak orang-orang di sekelilingmu untuk melakukannya …

Jangan lupa pula untuk berpuasa di hari Arafah ini, sebab Rasulullah SAW bersabda:

«… صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ …» (رواه مسلم [1162]).

Berpuasa pada hari Arafah, saya mempunyai dugaan (keyakinan) kepada Allah SWT bahwa ia menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang. (HR Muslim [1162]).

Rasulullah SAW juga bersabda:

خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّوْنَ مِنْ قَبْلِيْ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ (رواه الترمذي [3585]، وحسنه الألباني)

Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arafah, dan sebaik-baik ucapkan yang aku dan para nabi sebelumku lakukan adalah ucapan: La ilaha illaLlah, wahdahu la syarika lah, lahul mulku, walahul hamdu, wahuwa ‘ala kulli syai-in qadir (Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, Dia Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya lah seluruh kerajaan, dan milik-Nya lah seluruh pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu). (HR At-Tirmidzi [3585] dan dinilai hasan oleh Al-Albani).

Terkait dengan terkabulnya do’a pada hari Arafah, seorang shalih berkata: “demi Allah, aku tidak berdo’a dengan suatu do’a pada hari Arafah, dan belum sampai genap satu tahun, kecuali apa yang aku pinta telah aku saksikan sebagai kenyataan seterang terbitnya fajar.

Oleh karena itu, perbaiki lah do’a untuk diri kalian, orang tua kalian, istri (suami) kalian, anak-anak kalian dan kerabat kalian.

Jangan lupa juga do’a untuk saudara-saudara kalian yang sedang berjihad untuk mendapatkan hak-hak mereka, di Palestina, di Syuria dan di belahan bumi lainnya.

Beri hak do’a kalian untuk kaum yang tertindas dan lemah, dari seluruh dunia Islam.

Jangan pula lupakan kaum muslimin yang tertekan, terintimidasi, terkerangkeng dalam jeruji tahanan orang-orang zhalim.

Siapa tahu, do’a dari seorang waliyullah (dan antum lah yang dimaksud), baik lelaki ataupun perempuan, do’a itulah yang akan mengubah sejarah umat Islam dengan kemenangan, kegembiraan, rasa aman dan tamkin … dengan seijin Allah SWT.

Berdo’alah dengan penuh kekhusyu’an dan keyakinan (kemantapan) yang sempurna kepada Allah SWT bahwa akan diijabah.

Dan akan semakin kuat lagi peluang terkabulnya jika do’a itu didahului oleh sedekah dan infak fi sabilillah serta berbagai amal shalih lainnya.

Dan orang yang benar-benar merugi, adalah mereka yang pada hari Arafah ini tidak mendapatkan apa-apa dikarenakan kelalaiannya.

Ustad Musyafa Abdur Rahim

07.52 | 0 komentar

Apa Itu Jin

Written By Rudianto on Rabu, 30 Agustus 2017 | 17.54

Materi Rujukan Ruqyah Syar'iyyah

*Apa Itu Jin*

1. Asal penciptaannya, Allah menciptakan jin yang berasal dari api.

Allah SWT berfirman:

وَلَـقَدْ خَلَقْنَا  الْاِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَاٍ مَّسْنُوْنٍ
wa laqod kholaqnal-insaana min sholshoolim min hama`im masnuun

"Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk."
(QS. Al-Hijr 15: Ayat 26)

Allah SWT berfirman:

وَالْجَـآنَّ  خَلَقْنٰهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَّارِ السَّمُوْمِ
wal-jaaanna kholaqnaahu ming qoblu min naaris-samuum

"Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas."
(QS. Al-Hijr 15: Ayat 27)

2. Tujuan penciptaan jin sama dengan tujuan penciptaan manusia yakni menghamba dan beribadah hanya kepada Allah.

Allah SWT berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ  اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
wa maa kholaqtul-jinna wal-insa illaa liya'buduun

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."
(QS. Az-Zariyat 51: Ayat 56)

3. Jin dan manusia, sama-sama memiliki alat kelengkapan hidup yang komplit.

Allah SWT berfirman:

وَلَـقَدْ ذَرَأْنَا لِجَـهَنَّمَ كَثِيْرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ   ۖ   لَهُمْ قُلُوْبٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ بِهَا  وَلَهُمْ اَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُوْنَ بِهَا  وَلَهُمْ اٰذَانٌ لَّا يَسْمَعُوْنَ بِهَا   ۗ  اُولٰۤئِكَ كَالْاَنْعَامِ بَلْ هُمْ اَضَلُّ   ۗ  اُولٰۤئِكَ هُمُ الْغٰفِلُوْنَ
wa laqod zaro`naa lijahannama kasiirom minal-jinni wal-insi lahum quluubul laa yafqohuuna bihaa wa lahum a'yunul laa yubshiruuna bihaa wa lahum aazaanul laa yasma'uuna bihaa, ulaaa`ika kal-an'aami bal hum adholl, ulaaa`ika humul-ghoofiluun

"Dan sungguh, akan Kami isi Neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 179)

4. Jin ada yang shalih ada pula yang jahat.

Allah SWT berfirman:

وَّاَنَّا مِنَّا الصّٰلِحُوْنَ وَمِنَّا دُوْنَ ذٰلِكَ ۗ  كُنَّا طَرَآئِقَ قِدَدًا 
wa annaa minnash-shoolihuuna wa minnaa duuna zaalik, kunnaa thorooo`iqo qidadaa

"Dan sesungguhnya di antara kami (jin) ada yang saleh dan ada (pula) kebalikannya. Kami menempuh jalan yang berbeda-beda."
(QS. Al-Jinn 72: Ayat 11)

5. Jin ada yang muslim ada pula yang kafir.

Allah SWT berfirman:

وَّاَنَّا مِنَّا  الْمُسْلِمُوْنَ وَمِنَّا الْقٰسِطُوْنَ ۗ  فَمَنْ اَسْلَمَ فَاُولٰٓئِكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا
wa annaa minnal-muslimuuna wa minnal-qoosithuun, fa man aslama fa ulaaa`ika taharrou rosyadaa

"Dan di antara kami ada yang Islam dan ada yang menyimpang dari kebenaran. Siapa yang Islam, maka mereka itu telah memilih jalan yang lurus."
(QS. Al-Jinn 72: Ayat 14)

====================
📚 Ruqyah Syar'iyyah wa Thibu wa 'Ilaju Mashur min Shahih Bukhari wa Fathul Bari -  M. H Muhammad Hasan Ismail  -  Kairo Mesir 1426 H.

📮ditulis dan edit ulang oleh Rudi Abu Azka
💿Maktabah RLC

17.54 | 0 komentar

Ensiklopedia Jin Sihir dan Perdukunan

Written By Rudianto on Selasa, 29 Agustus 2017 | 19.03

Syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw melalui wahyu yang diterimanya dari Allah Swt, tidaklah buta terhadap kebutuhan fikriyah manusia, termasuk tentang dunia jin yang jauh dari jangkauan akalnya. Al-Qur`an dan As-Sunnah adalah dua sumber utama untuk mengungkap rahasia dunia jin yang tidak nyata, tentu ada interpretasi ulama melalui ijtihadnya. Karenanya, umat Islam harus berpegang pada keduanya dan menjauhi semua keyakinan yang bertentangan dengan wahyu-Nya.
Dunia jin juga memunculkan ketakutan bagi sebagian manusia, terutama gangguan yang datang tanpa dapat diprediksi asalnya. Karena ia tidak berwujud dan tidak berupa, banyak manusia yang menjadi korbannya dari jalan yang tidak disangka-sangka. Akhirnya, tidak sedikit manusia yang tersesat karena kebodohannya, dia menjadi pelaku kejahatan melalui kekuatan jin yang memperbudaknya. Sihir pun menjadi permainannya dalam kehidupan yang penuh persaingan dan dendam membara. Tersembunyi, tapi nyata akibatnya. Itulah permainan tukang sihir dan jin yang membantunya.
Pada lembaran demi lembaran yang akan terurai, terpaparkan semua yang menjadi rahasia kehidupan jin dan alamnya serta mengungkapkan semua tipu daya dan permainannya yang sangat berbahaya, yaitu sihir yang tercela. Semua itu dimainkan oleh para dukun laknatullah di tengah kegalauan umat manusia yang jauh dari agama. Seharusnya, kajian tentang jin, sihir, dan perdukunan tidak boleh dilupakan dalam majelis-majelis keilmuan demi menyelamatkan akidah umat yang ternoda oleh budaya yang tunduk pada kekuatan setan dan tentaranya.
Isi Buku 
BAGIAN PERTAMA: MEMAHAMI DUNIA JIN SECARA SYAR'l -21 
Pendahuluan -22 
Tadabbur Surah Al-Jin --25 
Karakter Dunia Jin -33 
Definisi Jin -36 
Wujud Jin -38 
Hakikat Keberadaan Jin -40 Asal Kejadian Jin --46 
Apakah Jin Masih Berbentuk Api? --47 
Kesamaran Antara Cahaya dan Api ---48 
Pandangan Talmud yang Menyesatkan --49 
iblis, Jin, dan Setan ---51 
iblis Bukan Malaikat-- 52 '
Membela iblis Gaya Orientalis--54 
Setan Sebagai Karakter yang Jahat 57 Siapa Bapak Jin? -59 
Tujuan Penciptaan Jin -64 
Pahala dan Dosa bagi Bangsa Jin 66 
Jin Melihat Allah dalam Surga? -68 
Agama Bangsa Jin -70 
Adakah Rasul dari Bangsa Jin? -71 
Nabi Muhammad Diutus kepada Manusia dan Jin --73 
Pro-Kontra Melihat Jin -76 
Kemampuan Melihat Jin Bukan Kelebihan Tapi Penyakit -79 
Tasyakkul (Penjelmaan) Jin ---81 
Membedakan Dua Jenis Penampakan ---83 
Penampakan Jin (Setan) kepada Nabi, Shahabat, dan Orang Shalih ---84
Contoh Penjelmaan Jin di Zaman Klasik -85
a. Penjelmaan Iblis kepada Nabi Nuh  --86 
b. Penjelmaan Iblis kepada Nabi Musa  ----86
c. Penjelmaan Iblis kepada Nabi Yahya  87  
d. Penjelmaan Iblis kepada Nabi Isa  89  
e. Penjelmaan Iblis kepada Nabi Muhammad  -89 
f. Penjelmaan Iblis kepada Abu Hurairah  91 
g. Jin belajar kepada Hasan AI-Bashri 96  
Penampakan Jin di Zaman Modern -98
 a. Anak ajaib melihat jin 99 b. Jin botak menyuruh shalat dan memakai jilbab -100 ' Nama Lain dari Penampakan Jin 102
 Sebagian Binatang Dapat Melihat Jin -103 
Apakah yang Dilihat Binatang Hanya Jelmaan Jin?--104 
Tempat Tinggal Jin -106 
Gua -106
Gunung, Lembah, dan Lautan -107
WC dan Tempat Najis ---110 
Lubang ---111
Tempat Pemakaman --111 
Kandang Unta -113 '
Bersama Manusia --114 
Pasar-115 
Adakah Jin Tinggal di Bawah Tanah? ---117 
Qarin; Jin Pendamping --118 
Qarin dan Potensi Baik-Buruk Manusia --119
Apa Agama Jin Qarin? -121 
Berapa Jumlah Garin Manusia? -125
 Dukun Bekerja Sama dengan Jin Qarin 126
 Jin Menikah dan Berkeluarga -130
Pernikahan Jin dan Manusia, Mungkinkah? 132 ' 
Apakah Wajib Mandi Junub?--135 
Apakah Dapat Menghasilkan Keturunan? 136 
Jin Masuk ke dalam Tubuh Manusia -138 ' 
Definisi Kesurupan -138 
Jenis-Jenis Kesurupan 140 ' 
Kontroversi Kesurupan di Kalangan Ulama -141
 a. Ulama yang menolak -142 
b. ULAMA yang mendukung-147
Dalil-Dalil AI-Qur'an dan As-Sunnah 152
Bukti Nyata Adanya Kesurupan -155
Awas, Diduga Kesurupan Ternyata Bukan --156 Catatan Penting -158  
Masuknya Jin, Tindakan Zalim Terhadap Manusia ----153
Fenomena Kesurupan Massal--159
Menghadapi Kesurupan Massal ---160
Mengapa Jin Menggangu Manusia? _161 
a. Karena jin mencinta manusia -162 
6. Karena disakiti manusia --162
8. Karena ingin menzalimi manusia tanpa ada sebab --164 
Kesedihan dan Frustrasi Awal Musibah ---164 
Persamaan dan Perbedaan Kessurupan dan Sihir -----166 
Adakah Manusia yang Kebai Jin? - - 168 
Gejala Gangguan Jin --170 
a. Geiaia-gejaia waktu terjaga --171 
b. Gejala-gejala waktu tidur -174 
c. Gejala-gejala saat diruqyah --175 
Jenis Gangguan Jin -175 
Mengapa Perempuan Lebih Rawan Gangguan? --176 
a. Faktor populasi ---176 
6. Faktor keagamaan --176 
c. Faktor biologis-178 
d. Faktor psikologis-178 
e. Faktor sosiai -179 
Saat-Saat yang Harus di Waspadai Perempuan .… 181 
Cara Haram Mengatasi Gangguan Jin ---182
 Apakah Boleh Membakar Jin?---188 
Ruqyah Pius Garam, Bagaimana? ----190 

Penulis : Musdar Bustamam Tambusai
Halaman : 588
Dimensi : 15,5 x 23,3 cm
Berat : 573 gr
Tahun : 2017
Harga : Rp.100.000,-
Harga Spesial : Rp.85.000,-
19.03 | 1 komentar

AL QUR'AN AL KARIIM RUQYAH SYAR'IYYAH

*AL QUR'AN AL KARIIM RUQYAH SYAR'IYYAH*
Konten Mushaf Ruqyah Syar'iyyah:
1⃣ lftitah Ruqyah (doa pembuka ruqyah).
2⃣ Ruqyah Wiqa 'iyyah (doa ruqyah penjagaan/preventif atas izin Allah.
3⃣ Ruqyah Lil isytisyfa (doa ruqyah untuk penyembuhan penyakit secara umum).
4⃣ Ruqyah yang khusus untuk penyembuhan dari penyakit fisik atau psikis (Ruqyah Mukhtasshas Ma 'nawiyyah wa Hissiyah).
5⃣Ruqyah dari hasad (iri dengki).
6⃣ Ruqyah dari pengaruh sihir (guna-guna dan sejenisnya. Ruqyah dari kesurupan atau kerasukan.
7⃣ Ruqyah untuk menghilangkan prahara, derita, dan melapangkan hati.
8⃣ Ruqyah untuk menghilangkan keraguan, bimbang, dan wasWas.
9⃣ Ruqyah mengobati penyakit fisik secara umum.
Dilengkapi dengan penjelasan tentang tatacara ruqyah, tatacara menghilangkan pengaruh jin, kesurupan, sihir, dan guna-guna sesuai dengan sunnah Rasulullah yang membimbing umat semakin mencintai Kalamullah.
Konten Utama :
Al Qur'an 30 Juz
Tajwid kode warna
Ayat Al Qur'an Diraster
10 Panduan Ruqyah
Ensiklopedi Ayat Ruqyah
Spesifikasi Mushaf :
14.5 x 21 cm
30 halaman materi Ruqyah Syar'iyyah
604 Halaman Mushaf
➡ Cara Pemesanan
Ketik Sms/WA dengan format :
PF#AARS#Nama# Alamat Lengkap#No Hp#Jumlah Order#
 Kirim ke: +6285716863625
*Harga  89.000*
(diluar ongkos kirim)
11.16 | 4 komentar

Kupas Tuntas Masalah Jin dan Sihir

Sihir dan Manusia
Hubungan manusia dengan sihir sudah pernah terjalin sejak lama, sejak hari-hari pertama dari keberadaan mereka di muka bumi, yaitu ketika rasa takut merasuk bersamaan dengan gelapnya malam, rasa asing terhadap suatu tempat, rasa ngeri dari binatang buas, tabiat yang kasar, serta pergulatannya demi mempertahankan hidup. Sihir adalah masalah klasik yang muncul bersamaan dengan adanya rasa tamak pada manusia yang tertuang dalam perasaan cemburu, iri dengki, senang berkuasa, dan membalas dendam.
Hanya saja hubungan ini, yaitu manusia dan sihir telah melewati berbagai macam masa mengikuti segala kondisi, juga keyakinan-keyakinan yang diimani manusia sepanjang sejarah, sejak dimulainya penciptaan hingga sekarang. Pada masa para nabi dan rasul Alaihimussalam, manusia menjauhkan keimanannya dari bentuk sihir dan jampi-jampi.
Mereka hanya menghadapkan mukanya kepada sang pencipta yang  Mahaagung, memohon dan meminta kepada-Nya untuk menyelesaikan berbagai macam masalah dan kesulitan, berlari kepada-Nya mencari ketenangan dan rasa aman dari berbagai macam ketakutan yang selalu menghantuinya dari waktu ke waktu.
Akan tetapi, ketika para rasul atau nabi meninggal dunia, iman pengikutnya menjadi lemah, fitnah merajalela, cobaan serta musibah menjadi banyak, berbagai macam kemunduran terjadi, sehingga mereka kembali percaya terhadap sihir dan pergi berlomba-lomba me minta pertolongan kepada tukang sihir hingga berdesak-desakan antri menunggu panggilan.
Pada bab ini, saya akan berusaha untuk menjelaskan arti sihir, macam-macam dan jenisnya, termasuk sihir yang hakiki atau yang batil dan hanya rekayasa dengan mengacu kepada dalil-dalil dari Al-Qur‘an dan hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, juga keterangan dari para sahabat, serta yang saya ketahui dari pengalaman saya dan panelitian yang panjang dan melelahkan. Selain itu, berdasarkan hal yang saya pantau di lapangan mengenai para tukang sihir dan para pendusta di seluruh wilayah Lebanon dalam rangka mencari hakikat sihir serta upaya untuk menjelaskan sisi-sisi gelapnya agar seorang mukmin yang memiliki niat bersih, tidak terjebak dalam perangkap tukang tipu sehingga tidak mendapatkan kerugian di dunia dan di akhirat.
Pada bab ini, saya juga akan menampilkan pendapat sebagian ulama, orang-orang bijak, dan filosof tentang sihir, serta menjelaskan
bagaimana cara kerja sihir.
***
Buku ini mengajak kita berkelana ke alam jin dan dunia sihir. Kemampuan penulis menyajikan materi dalam gaya bahasa yang menarik dan indah seolah-olah mampu membawa kita menembus alam jin, berhadapan dengan mereka, saling berkenalan, bahkan menjadi akrab dengan mereka setelah mengenal jenis, tabiat, perilaku, serta mengetahui hubungan yang terjalin antara mereka dan bangsa manusia.
Segala seluk beluk tentang dunia sihir seperti praktik sihir, kesurupan, sulap, hipnotis, mendatangkan arwah, potong leher, terbang di udara, membengkokkan logam, ramalan bintang, dan ramalan bola kristal juga dikupas secara tuntas dalam buku ini, sehingga tersingkaplah rahasia-rahasia para tukang sihir, baik yang ada di masa silam maupun sekarang. Begitu pula trik-trik para tukang sihir, pesulap, tukang jampi-jampi dan tipu muslihat mereka, serta permintaan bantuan mereka dengan beberapa kelompok jin fasik dalam melakukan aksi mereka.
Kekuatan buku ini terletak pada keakuratan dalil dan kekuatan argumen, dimana penulis selalu menjadikan Al-Qur`an, hadits, kejadian-kejadian yang dialami pada masa shahabat dan salafus shalih, serta pendapat ulama sebagai timbangan utama dalam setiap kajiannya. Ditambah lagi, kajian ini didukung oleh pengalaman pribadi dan penelitian lapangan yang cukup bisa dipertanggung jawabkan.
Buku ini sangat tepat untuk dimiliki siapa saja yang ingin mengetahui secara mendalam tentang alam jin dan dunia sihir, mengobati sihir, kesurupan, serta bagaimana jurus ampuh untuk menaklukkan tipu daya setan.
Judul Asli:
As Sihru wa As Sahrah min Minzhar Al Qur'an wa Assunnah
Penulis : DR. Ibrahim Kamal Adham
480 halaman
Ukuran 24,5x16cm
Harga Buku:
Rp. 93.000
09.07 | 3 komentar

Al Qur'an The Healing Book

Buku yang berjudul lengkap “Al Quran The Healing Book, Pembuktian Medis dan Empiris Kekuatan Penyembuhan Al Quran” ini menjelaskan kepada kita bahwa Al Quran tidak hanya diturunkan sebagai aturan dan hukuman saja. Namun, Al Quran juga merupakan penyembuh (syifa’) dan juga kasih sayang (rahmah). Hal tersebut telah banyak diteliti untuk dibuktikan kebenarannya. 

Sementara itu, para terapis di negara-negara barat malah menggunakan suara musik, atau suara alam seperti tetesan air atau gemerisik pohon-pohon, suara hutan dan lain-lain dalam pengobatan melalui suara. Hal tersebut mereka lakukan karena tidak mempunyai referensi yang “berkualitas”, sakral, dan religius yang dapat diandalkan. Itulah yang menyebabkan mereka memilih alam sebagai alat terapis. Walaupun sebenarnya para terapis Barat tersebut mengakui bahwa suara-suara manusia paling memiliki kemampuan pengaruh untuk penyembuhan. Hanya saja mereka tidak tahu kata-kata apa saja yang harus diulang. 

Disini terbukti bahwa kalimat-kalimat yang ada di dalam Al Quran merupakan kalimat-kalimat Illahi, yang diturunkan tak hanya sebagai rujukan dalam beribadah. Lebih dari itu, dia dapat dijadikan sebagai penyejuk hati, obat, dan kasih sayang. Baca yah.. selengkapnya bagaimana pembuktian medis dan empiris fakta tersebut di buku ini “Al Quran The Healing Book”. 

Judul: Al Quran The Healing Book 
Penulis: Ir. Abduldaem Al Kaheel 
Penerbit: Tarbawi Press
198 halaman
Ukuran 12.3x17 cm
Berat : 200 gram 

Harga Normal: Rp 37.000
Harga Khusus: Rp 30.000
(Belum ongkos kirim)
Stok tersedia
Berminat Hubungi : Abu Azka 085716863625

08.45 | 2 komentar

SIHIR

Written By Rudianto on Rabu, 23 Agustus 2017 | 10.56


Definisi Sihir

Adalah hal yang sulit jika kita membatasi arti sihir dalam kata-kata atau kalimat singkat. Sebab sihir digunakan untuk menunjukkan beragam ilmu dan trik yang semuanya diselimuti oleh ketidakjelasan yang terkadang didahului dengan jampi-jampi, rekayasa, memasukkan sedikit kebenaran, dan menambahkannya dengan seribu kedustaan. Oleh karena itu, saya beranggapan bahwa yang paling tepat adalah menampilkan lebih dari satu makna.

Adapun di antara definisi sihir adalah suatu aksi yang dilakukan penyihir untuk menutupi kebatilan dan mencampuradukkannya dengan kebenaran yang sedikit melalui cara tipu daya. Oleh karena itu, dikatakan 'sahara alfidh-dhah', jika mewarnainya dengan warna emas. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an, satu keterangan tentang tipu daya jiwa yang diikuti oleh para tukang sihir, yaitu menakut-nakuti orang dengan sugesti jiwa. Allah Ta‘ala berfirman,

"Dia (Musa) menjawab, “Lemparkanlah ( lebih dahulu)! " Maka setelah mereka melemparkan, mereka menyihir mata orang banyak dan menjadikan orang banyak itu takut, karena mereka memperlihatkan sihir yang hebat (menakjubkan). ” (QS. Al-A'raf: 116
Maksudnya para tukang sihir berhasil mempengaruhi orang-orang dan menakut-nakuti mereka, yang menjadikan mata orang-orang yang melihat tidak bisa melihat apa sebenarnya yang dilemparkan oleh tukang sihir.

Sihir juga merupakan suatu aktivitas yang ditujukan untuk bertaqarub (mendekatkan diri) kepada jin dan setan dengan cara meninggalkan bersuci, shalat, dan melakukan berbagai perbuatan haram, seperti membunuh, minum khamar, zina, melakukan kemungkaran dan kekufuran dengan imbalan agar jin dan setan menolongnya dalam melakukan sihir. Dalam kitab Lisan Al-Arab disebutkan, ”Sihir adalah suatu amalan untuk mendekatkan diri kepada setan.”(11) Dengan makna seperti ini pula kamus Webster mengartikan sihir, "Sihir adalah keahlian yang bertumpu kepada kekuatan yang tersembunyi.(12) Dalam kitab Funun as-Sihri disebutkan, ”Sebagian orang menyifati sihir dengan seni (trik) membuat informasi tanpa ada alasan yang jelas. Sebagian yang lain berpendapat bahwa sihir adalah kebatilan semata sekalipun tidak diragukan keberadaannya karena telah disebutkan dalam Taurat dan Al-Qur'an, serta diterangkan melalui lisan para nabi dan rasul.”(13) Sementara dalam kitab Al-Insanu wa asy-Syaithanu wa asasihru, disebutkan:

“Para ulama dan peneliti mengatakan bahwa sihir itu merupakan kemampuan yang dimiliki sebagian orang sehingga mampu mempengaruhi orang lain atau yang ada di sekitarnya. Pengaruh ini bisa dalam bentuk materi maupun ilusi. Sebagian yang lain mengatakan bahwa sihir adalah perbuatan yang menghasilkan perkara-perkara yang ber-tentangan dengan hukum alam (Sunnatullah) dan rasio. Ada juga yang berpendapat bahwa sihir adalah seni yang memiliki pengaruh yang tidak bisa dipungkiri, sekalipun hakikatnya merupakan perkara yang samar karena bersandar kepada hukum-hukum gaib yang tidak bisa dianalogikan, diurai atau dimaknai. Adapun sebagian dari psikolog berpendapat bahwa sihir adalah kemampuan tinggi untuk mempengaruhi ketika orang yang memilikinya mampu memindahkan pemikiran dan persepsinya kepada orang lain sehingga mereka melihat apa yang diinginkannya sesuai dengan kemauannya. Kelompok yang lain berpendapat bahwa ada fenomena-fenomena yang tidak bisa dijangkau oleh ilmu karena berada di. luar materi yang bisa diindera, sehingga di perlukan metodologi baru untuk bisa menafsirkan perkara yang tidak bisa dijangkau oleh ilmu, di antaranya adalah sihir” (14)

Dalam Ensyclopedia Britanica dikatakan bahwa sihir adalah salah satu seni (keahlian) bangsa-bangsa kuno, sedangkan kebudayaan modern menempatkan sebagian unsur kepercayaan pada sihir. Akan tetapi, dalam kebudayaan kuno, sihir merupakan hakikat yang nyata. Sihir ibarat sarana yang menggiring manusia kepada keberhasilan dalam tugas dan keluar dari kesulitan serta peperangan”(15)

Ibnu Khaldun mendefinisikan sihir sebagai berikut, "Ilmu tentang cara persiapan-persiapan yang dengannya jiwa manusia mampu mem pengaruhi unsur lain, baik secara acak (tidak ditentukan) atau sesuatu tertentu dari perkara-perkara langit, yang pertama disebut sihir yang kedua disebut rajah."(16)

Imam Al-Ghazali mengatakan, ”Sihir adalah satu jenis ilmu yang diambil dari kekhususan-kekhususan suatu jauhar (unsur, elemen) yang terhitung pada permulaan peredaran bintang-bintang, kemudian dari substansi tersebut diambil bentuk orang yang tersihir, dengan memperhatikan waktu-waktu khusus dari peredaran bintang disertai mantramantra yang dengannya sampai kepada permintaan tolong kepada setan. ”(17)

Dalam kitab Miftah as-Sa'adah dikatakan, ”Sihir adalah sesuatu yang tersembunyi oleh kebanyakan manusia, baik dari sebab ataupun menyimpulkannya. Hakikatnya adalah setiap yang menyihir akal lalu diikuti oleh rasa tertarik dengan penuh ketakjuban, kekaguman, dan menyita perhatian, maka semua itu adalah ilmu yang membahas tentang pengetahuan kondisi-kondisi perbintangan dan tempatnya serta hubungannya dengan kejadian-kejadian di bumi, khususnya tentang tanggal kelahiran seseorang untuk menampakkan perbuatan-perbuat an ganjil dan rahasia-rahasia dengan cara yang samar.”(18)

Pada tempat yang lain dalam Miftah as-Sa'adah disebutkan, 'Ketahuilah bahwasannya terjadinya suatu kejadian jika hanya disebabkan oleh pengaruh jiwa, maka hal tersebut dinamakan sihir. Jika dengan meminta perlindungan kepada benda angkasa, maka hal tersebut termasuk berdoa kepada bintang dan apabila menggabungkan kekuatan langit dan bumi, maka disebut rajah atau azimat.'19
Setelah memaparkan berbagai macam pengertian dari sihir, maka kami melihat bahwa tidak ada definisi yang mencakup seluruh tema sihir. Definisi yang satu mengartikan sihir dengan penggabungan kekuatan bintang-bintang dan benda angkasa dengan unsur-unsur di bumi, sedangkan definisi yang lain mengartikannya dengan kekuatan mental yang dimiliki oleh penyihir dan seterusnya.

Pada dasarnya, jika kita ingin mengartikan sihir dengan menyeluruh, maka kita harus menggabungkan semua unsur kemudian menambahkan dengan unsur lain seperti yang akan dijelaskan pada pasal berikutnya yang membahas secara gamblang tentang macam-macam dan jenis sihir.

_______________
Catatan kaki :
11) ibnu Mandzur. Lisan Al Arab, Beirut Daar Shadlr, 1375 H, Jilid 4 hal. 348
12) Webster, Webster's Collegiate Dictionary, 118 A. G and 0. Merriam CO. 1922. hal.590
13)  Al Syantanawi, Ahmad Funun as-Sihri, Kairo: Daar al Ma'arif. 1957, hal.5-6
14) ismail, Said, Al-lnsan, Malhabl', al Akhbar, 1984 M, ceti, hai.1 1-12.
15) Encyclopedia Bn'tanica, U.S.A. 1970, V 14, hal.693.
16) lbnu Khaldun, Abdurrahman, a! Muqaddimah, Beirut: Daar lhya' al-Turats al-Arabi. u, cel.3, hal.496
17) Al-Ghazali, Abu Hamid. lhya' Ulumudin, Beirut: Dear al-Ma'rilah, ti, Jilid 1. Hal.29.
18) Zada, Tash Kubri, Millahu al Sa'adah, Haidar abad al-Dukan, tapi saya Majlis Da'iratu al Ma'arif al-Ulsmamyah, t1. illid 1. hal. 276-277.
=========================
📚 As Sihru wa As Sahrah min Minzhar Al Qur'an wa Assunnah
✍🏿 DR. Ibrahim Kamal Adham
📮 Abu Azka
💿 Maktabah Rlc

10.56 | 0 komentar

TERAPI SERBUK RENDAM PETIR

Written By Rudianto on Minggu, 13 Agustus 2017 | 09.53

*TERAPI SERBUK RENDAM PETIR*

Terapi Serbuk Rendam Petir adalah salah satu jenis pengobatan alami yang sangat bermanfaat untuk:
💊 melancarkan peredaran darah
💊mengendorkan urat-urat syaraf
💊menguatkan sel-sel dalam tubuh
💊 menjernihkan akal pikiran
💊 mengobati stroke
💊lumpuh
💊 badan mati separuh
💊 rematik,
💊 asam urat
💊 darah tinggi
💊 kolesterol,
💊 kesemutan,
💊 mengurangi stress dan lain-lain.

➡ Cara Pemesanan
Ketik Sms/WA dengan format :
PO#SRP#Nama# Alamat Lengkap#No Hp#Jumlah Order#

📲 Kirim ke: +6285716863625

💵 Rp. 70.000, -
🏧 Transfer ke Bank Muamalat rek. 3280004282 an. RUDIANTO

☎ Konfirmasi Pembayaran

📮Kirim Bukti Pembayaran
Segera Dapatkan Produknya

09.53 | 0 komentar

ADA SETAN DALAM DIRI

Written By Rudianto on Rabu, 02 Agustus 2017 | 09.53

Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak menyebutkan dalam Alquran perihal Nafsu amarah bisu'( yang mengajak kepada kejahatan) dan nafsu lawwamah (jiwa yang menyesali diri) itu melainkan hanya sekali saja. Tetapi Allah Subhanahu Wa Ta'ala menyebutkan perihal setan bukan main banyaknya, diulang-ulang selalu untuk memperingatkan kepada kita betapa hebat godaannya yang berbahaya itu. Ini difirmankan dalam cara dan gambaran yang beraneka ragam.

Apakah sebabnya demikian? itu tidak lain maksud Allah hanya kita umat manusia ini benar-benar latihan yang sepenuh penuhnya untuk menjauhi itu, sebab hanya dengan demikian itulah letak keselamatan dan kesejahteraan kita dan kita tidak akan tersesat dan celaka.

Setan itu nyatanya pandai menyelundup dalam jiwa dan hati manusia. Karya setan dalam batin manusia itu adalah sebagaimana karyanya baksil dalam tubuh.

Baksil itu senantiasa menantikan kesempatan yang baik ia menunggu di saat kelemahan tubuh, maka di kala itulah ia akan menghantam dan menyerbu tubuh tadi secara sekaligus sehingga dengan sekali serangan dimaksudkan sudah dapat lumpuhkan tubuh itu bahkan jikalau mungkin terus mati sama sekali. Tubuh itu tidak mungkin akan melepaskan diri dari hantaman baksil yang berbahaya tadi apabila ia mempunyai penjagaan yang kokoh benteng yang ampuh dan tidak akan terobohkan. Oleh karena itu tubuh yang baik perlu sekali mempunyai tameng untuk mencegah menghalang-halangi dan menggagalkan usaha baksil tadi bahkan yang sekiranya dapat mengusirnya untuk selama-lamanya.

Baksil sebagaimana yang diuraikan sifatnya di atas itu adalah sama dengan sifat-sifat setan. Bukankah setan itu selalu menantikan peluang yang baik, menunggu kelemahan jiwa dan kesakitannya dan setelah dirasa lemah lalu diserangnya serta diusahakan supaya rusak dan bahkan kalau mungkin akan dihancurkan untuk selama-lamanya dengan mengikuti ajakan dan perintahnya.

Sesungguhnya tidak ada jalan lain untuk menyelamatkan diri dari serangan setan melainkan dengan jalan membersihkan serta menyucikan jiwa agar ia tidak terkena penyakit penyakitnya, sebab justru adanya penyakit-penyakit inilah yang jalan yang hakiki dan mudah bagi setan untuk menancapkan godaan dan rayuan kotornya pada jiwa MANUSIA.

Penyakit-penyakit jiwa yang merupakan jalan masuknya setan laknat itu ialah segala macam celah dan kekurangan manusia yang lazim tertanam dalam kalbunya. Inilah yang secara mutlak perlu dibersihkan dibersihkan, sehingga tidak ada jalan lagi bagi setan untuk menerobosnya. Penyakit yang terhadap dalam jiwa yang hakekatnya merupakan celak dan kekurangan manusia itu ringkasnya dapat dihimpun dalam sifat-sifat tercela di bawah ini:

lemah jiwa
Putus asa
Putus harapan
Angkuh
Gembira tak terbatas
Ujub
Megah
Aniaya
Curang
Ingkar pada kebenaran
Tidak tahu terima kasih
Kikir berbuat baik
Bahil pada harta
Loba/ tamak
Pembantah
Pamer
Bimbang pada kebenaran
Ragu-ragu pada petunjuk baik
Bodoh
Lali pada kekurangan diri
Suka keras diwaktu berbantah
Tertipu perasaan diri sendiri
Berpura-pura
Gelisah
Keluh kesah
Enggan membantu
Lari dari kebenaran
Menentang kekuasaan Allah
Durhaka
Melampau batas cinta harta
Terpesona oleh keduniaan

Itulah penyakit penyakit hati dan jiwa melalui lubang-lubang itulah setan memasukkan jarum berbisa nya ke dalam batin manusia agar, hancurlah segi-segi kehidupannya lalu di goyahnya yang semula ditunjukkan ke arah keutamaan dan kemuliaan, kemudian dibelokkan ke arah yang merupakan perlawanannya.

Maka dari itu tidak ada jalan lain mengusir dan memindahkannya, untuk menyembuhkan was-was ajakan penyimpangannya itu, melainkan Jiwa itu yang wajib dirawat baik-baik, diobati diusahakan sekuat tenaga untuk melenyapkan bekas-bekas dari kedurhakaan setan itu.
Ini wajiblah dilaksanakan dengan konsekuen dan bersungguh-sungguh, sehingga jiwa itu benar-benar bersih dari penyakit-penyakit tadi secara keseluruhan. Akhirnya akan kembali sehat wal afiat dan menjadi jiwa yang tenang, tenteram dan rela menerima dan mengerjakan yang haq, benar baik.

Jikalau penumpasan penyakit-penyakit jiwa itu sudah dilaksanakan secara menyeluruh dan berhasil baik, maka muncullah dalam jiwa yang sudah bersih dan suci itu hal-hal yang baik-baik saja seperti senantiasa dzikir atau Ingat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, selalu mohon perlindungan Allah, bahwa tiada daya dan kekuatan pada dirinya melainkan dengan izin Allah serta menyerahkan dua raganya kepada Dzat Yang Maha mengatur langit dan bumi ini. Semua itu akan mengarah ke jurusan pengokohan kebatinan manusia itu sendiri lalu mengangkatnya sampai ketingkat Alam rohani yang hakiki.

Akhirnya manusia itu akan sampailah kepada derajat yang ia akan ditakuti oleh setan, sekalipun hanya menemuinya di jalan yang dilaluinya. Ini adalah sebagaimana yang sudah dicapai oleh umar Bin Khattab.

Imam Bukhari dan imam muslim meriwayatkan sebuah hadis bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda kepada Umar, "wahai Ibnu khotob, tidak pernah setan itu bertemu dengan engkau di suatu jalan, melainkan dengan izin Allah serta menyerahkan bulat-bulat jiwa raganya kepada Dzat Yang Maha mengatur langit dan bumi ini. Semua itu akan mengarah ke pengukuhan kebatinan manusia itu sendiri lalu mengangkatnya sampai ketingkat Alam rohani yang Hakiki.

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah hadis bahwa Rasulullah Shallallahu salam pernah bersabda kepada Umar, wahai Ibnu khotob, tidak pernah setan kamu dimana kau di suatu jalan, melainkan setan itu pasti mencari jalan yang lain yakni berbeda dengan jalan engkau lalui itu karena takutnya padamu".

Alangkah bahagianya orang yang sudah ditakuti oleh setan, sehingga bertemu saja sudah enggan. Orang semacam ini sudah tidak mungkin lagi akan didekati oleh setan.

Ingatlah bahwa kebahagiaan manusia itu tidak mungkin dapat sempurna kecuali dengan jalan mengekang hawa nafsu dan menunjukkannya dengan jalan mengikuti wahyu Allah serta memerangi ajakan dan bisikan setan yang jahat. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
Allah SWT berfirman:

وَقُلْ رَّبِّ اَعُوْذُ بِكَ مِنْ هَمَزٰتِ الشَّيٰطِيْنِ
wa qur robbi a'uuzu bika min hamazaatisy-syayaathiin

"Dan katakanlah, Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan,"
(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 97)

Allah SWT berfirman:

وَاَعُوْذُ بِكَ  رَبِّ اَنْ يَّحْضُرُوْنِ
wa a'uuzu bika robbi ay yahdhuruun

"dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, agar mereka tidak mendekati aku."
(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 98)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala  berfirman :

Allah SWT berfirman:

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ
qul a'uuzu birobbin-naas

"Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhannya manusia,"
(QS. An-Nas 114: Ayat 1)
Allah SWT berfirman:

مَلِكِ النَّاسِ
malikin-naas

"Rajanya manusia,"
(QS. An-Nas 114: Ayat 2)

Allah SWT berfirman:

اِلٰهِ النَّاسِ
ilaahin-naas

"Tuhannya manusia,"
(QS. An-Nas 114: Ayat 3)

Allah SWT berfirman:

مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ  ۙ  الْخَـنَّاسِ
min syarril-waswaasil-khonnaas

"dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi,"
(QS. An-Nas 114: Ayat 4)
Allah SWT berfirman:

الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ  صُدُوْرِ النَّاسِ
allazii yuwaswisu fii shuduurin-naas

"yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,"
(QS. An-Nas 114: Ayat 5)

Allah SWT berfirman:

مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
minal-jinnati wan-naas

"dari (golongan) jin dan manusia."
(QS. An-Nas 114: Ayat 6)

📚 Al Aqaid Al Islamiyyah -  Sayid Sabiq
✍ ulang Abu Azka

09.53 | 0 komentar

KEKUATAN DO'A ORANGTUA YANG DAHSYAT UNTUK ANAKNYA

Suatu ketika ada yang bertanya kepada seorang ibu yang berhasil membesarkan 9 anaknya, mendidik dan menjadikan mereka manusia berakhlak dan berguna bagi agama, negara, bangsa dan sesama.

Apa rahasia di balik keberhasilannya ?. Jawabnya adalah, do'a yang tak henti-henti dipanjatkan untuk anak-anaknya tersebut :

1. *_Allahummaj'al aulaadana kulluhum shaalihan wa thaa'atan_*
Yaa Allah jadikanlah anak-anak hamba orang yang sholehah dan shaleh yang taat beribadah kepadaMu.

2. *_Wa ummuruhum thowiilan_*
Panjangkanlah umurnya yang barakah.

3. *_War zuqhum waasi'an_*
Luaskan dan lapangkan rizkinya yang halal.

4. *_Wa 'uquuluhum zakiyyan_*
Cerdaskan akalnya untuk kebaikan dunia dan akhirat.

5. *_Wa quluubuhum nuuran_*
Terangilah kalbunya untuk urusan agamaMu.

6. *_Wa 'uluumuhum katsiiran naafi'an_*
Karuniakan ia ilmu yang bermanfaat untuk urusan kebaikkan dunia dan akhirat.

7. *_Wa jasaaduhum shihhatan wa 'aafiyatan_*
Sehatkanlah jasmani dan rohaninya yang dengan itu memberikan ketenangan dalam melaksanakan ibadah hanya kepada-Mu.

8. *_Birahmatika yaa arhamar raahimiin_*
Dengan segala Rahmat-Mu Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

*PENTING :*
_*Panjatkanlah doa di atas itu sesering mungkin. Syukur jika dipanjatkan tiap habis shalat 5 waktu (dibaca minimal 3 kali).*_

_*Karena doa orangtua termasuk doa yang terkabul, dan tidak memiliki penghalang menuju Allah*_

Rasulullah SAW bersabda :
ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٍ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ: دَعْوَةُ الْوَالِدِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Ada tiga macam doa yang mustajab, dan tidak ada keraguan di dalamnya. Yaitu : *doa orangtua, doa seorang musafir, dan doa orang yg terzalimi"*
(HR. Al-Bukhari / Al-Adab, Al-Mufrad-32, Abu Dawud).

07.52 | 0 komentar

Kerap Terlupakan Orangtua Mendidik Adab Anak.

Written By Rudianto on Selasa, 01 Agustus 2017 | 22.53

"Waduh mas, saya pernah lihat anak bapak fulan, kerjanya nonton video band Korea di Youtube,” cerita seorang kawan. Kalau sudah megang gadget, maka seperti tak bisa lepas. Termasuk menyimak channel youtube. Padahal bapak fulan yang dimaksud dikenal sebagai aktifis pengajian. Cerita yang lain ada lagi, ada anak yang terbiasa membentak orang tua termasuk opa dan omanya, bahkan dengan kata-kata kasar.

Persoalan adab atau attitude & manner anak-anak jangan dipandang sepele. Sebagian orang tua ada yang abai terhadap penanaman adab untuk anak, lebih fokus pada kemampuan akademik anak seperti pelajaran sains atau menghafal al-Qur’an. Ada kesan bahwa adab pada anak akan terbentuk dengan sendirinya. Masak iya penghafal al-Qur’an tak punya adab yang mulia?

Kenyataannya adab tak berbanding lurus dengan prestasi akademik seseorang, termasuk dengan hafalan pelajaran agama. Dalam kehidupan orang dewasa kita berulangkali melihat orang yang cerdas dalam pengetahuan Islam semisal menguasai bahasa Arab, hafal al-Qur’an, kuasai tafsir, tapi justru nyeleneh. Menolak syariat dan melecehkannya. Seperti ada seorang anak muda di tanah air yang sejak usia kanak-kanak sudah menjadi seorang hafidz tapi menolak mentah-mentah pelaksanaan syariat Islam dan kewajiban Khilafah Islamiyyah.

Dalam sejarah kita bisa membaca tokoh seperti Hajaj bin Yusuf, gubernur kejam pada masa kekhilafahan Yazid bin Muawiyyah. Sejarah mencatatnya sebagai wali yang zalim dan memusuhi ulama padahal ia adalah murid tabi’in terkemuka, Imam Said bin Musayyab rahimahullah, penghafal al-Qur’an dan tak jarang menangis dalam shalatnya.

Maka jangan abaikan pendidikan adab pada anak-anak kita. Adab bukanlah sesuatu yang alamiah bisa didapat anak ketika mereka menghafal hadits, menghafal al-Qur’an atau belajar fikih. Namun ia perlu pemahaman dan pengkondisian dari kedua orang tua.

Para ulama salaf amat mementingkan penanaman adab pada putra-putri mereka sebelum pengetahuan agama yang lain. Maka para ulama selalu meletakkan adab di awal kajian sebelum menuntut ilmu yang lain. Imam Darul Hijrah, Imam Malik rahimahullah pernah berkata pada seorang pemuda Quraisy,“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.”

Adab adalah pembentuk awal kepribadian setelah akidah seorang muslim, sedangkan ilmu adalah jasadnya. Imam Abu Zakariya al-‘Anbariy berkata;

“Ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar, dan adab tanpa ilmu seperti ruh tanpa jasad.”

Para ulama salaf percaya bahwa dari pribadi anak dan remaja yang beradab, maka ilmu agama dan dunia akan mudah untuk diraih. Sebaliknya seorang pelajar yang menguasai ilmu agama dan dunia, tanpa adab, maka ilmu mereka tak akan mendatangkan barakah.

Apa yang bisa orang tua lakukan agar anak-anak kaum muslimin memiliki adab yang luhur?

PERTAMA, setelah menanamkan dan menguatkan keimanan anak pada Allah SWT. dan ajaran Islam maka, tanamkan bahwa Allah Ta’ala mencintai hamba-hambaNya yang berakhlak mulia. Pahamkan mereka kalau seorang muslim beradab luhur seperti berkata sopan, jujur, mendengar nasihat orang tua, mau berbagi, maka akan disayang Allah SWT.

KEDUA, Perlakukan anak-anak dengan akhlak mulia dan penuh kasih sayang. Kurangi kebiasaan memarahi mereka, mencela dan mempermalukan mereka. Panggil mereka dengan panggilan sayang dan pujian semisal ‘soleh’ atau ‘solehah’. Perlakuan orang tua adalah tabungan informasi dan adab pada hati dan pikiran anak-anak.

KETIGA, tegur secara proporsional, jangan berlebih-lebihan, dan perhatikan dulu keadaan mereka. Penting untuk terlebih dulu memberitahu apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang tak boleh dilakukan. Pada anak pra-baligh mereka belum tahu kalau membentak orang lain tidak baik. Bagi mereka itu respon alamiah. Maka beritahukan pada mereka bagaimana semestinya berkata baik pada orang lain, terutama pada orang tua.

KEEMPAT, jadilah orang tua responsif bukan reaksioner. Yakni peka dengan kebaikan dan juga kesalahan anak. Jangan biarkan anak berlarut-larut melakukan kesalahan seperti memukul kawan, merebut mainan atau makanan, segera respon dengan baik. Beritahu dan cegah untuk terulang lagi. Adab yang kerap dilakukan anak seringkali muncul akibat orang tua tidak responsif terhadap perbuatan anak yang tidak baik. Mereka diam atau menganggapnya wajar. Pahamilah, anak seperti pohon yang akan tumbuh besar. Saat dahannya masih kecil maka mudah untuk dibentuk, tapi saat sudah besar maka amat sulit untuk melakukan hal itu.

KELIMA, jadikan adab yang baik sebagai habit dalam keluarga. Orangtua biasa berkata lembut, tidak membentak, tidak kasar, tidak mencela, senang merangkul, memuji dan mudah memaafkan kesalahan anak. Pembiasaan ini akan membuat anak mudah untuk melakukannya saat mereka dewasa.

KEENAM, banyak berdoa. Allah adalah Maha Pemberi Hidayah, Maha Pembolak-balik hati, sekeras apapun hati manusia amat mudah bagi Allah untuk melunakkannya dan memberinya hidayah. Jangan hanya berdoa agar anak kita pandai dan juara kelas serta mudah menghafal, tapi minta juga pada Allah agar anak-anak kita dihiasi dengan akhlak yang mulia.

(Lebih lengkap tentang artikel ini bisa ayahbunda baca pada buku saya DNA GENERASI PEJUANG, terbitan al-Azhar Press).

By: Iwan Januar

22.53 | 0 komentar

Aku ingin menikah dengan gadis ini

Aku ingin menikah dengan gadis ini

🌿🌿🌷🌿🌿

Bahwasanya Nazmuddin Ayyub—penguasa Tikrit—belum menikah dalam waktu yang lama. Maka, bertanyalah saudaranya—Asaduddin Syerkuh, “Saudaraku, mengapa kamu belum menikah?”

Najmuddin menjawab, “Aku belum mendapatkan yang cocok.”

Asaduddin berkata, “Maukah aku lamarkan seseorang untukmu?”

Dia berkata, “Siapa?”

Ia menjawab, “Puteri Malik Syah—anak Sultan Muhammad bin Malik Syah—Raja bani Saljuk atau putri Nidzamul Malik—dulu menteri dari para menteri agung zaman Abbasiyah.”

Maka, Najmuddin berkata, “Mereka tidak cocok untukku.”

Maka, heranlah Asaduddin Syerkuh. Ia berkata, “Lantas, siapa yang cocok bagimu?”

Najmuddin menjawab, “Aku menginginkan istri yang salihah yang bisa menggandeng tanganku ke surga dan melahirkan anak yang dia tarbiyah dengan baik hingga jadi pemuda dan ksatria serta mampu mengembalikan Baitul Maqdis ke tangan kaum muslimin.”

Waktu itu, Baitul Maqdis dijajah oleh pasukan salib dan Najmuddin masa itu tinggal di Tikrit, Irak, yang berjarak jauh dari lokasi tersebut. Namun, hati dan pikirannya senantiasa terpaut dengan Baitul Maqdis.

Impiannya adalah menikahi istri yang salihah dan melahirkan ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis ke pangkuan kaum muslimin.

Asaduddin tidak terlalu heran dengan ungkapan saudaranya, ia berkata,
“Di mana kamu bisa mendapatkan yang seperti ini?”

Najmuddin menjawab,
“Barang siapa ikhlas niat karena Allah akan Allah karuniakan pertolongan.”

Maka, pada suatu hari, Najmuddin duduk bersama seorang Syaikh di masjid Tikrit dan berbincang-bincang.

Datanglah seorang gadis memanggil Syaikh dari balik tirai dan Syaikh tersebut minta izin Najmuddin untuk bicara dengan si gadis.

Najmuddin mendengar Syaikh berkata padanya,
“Kenapa kau tolak utusan yang datang ke rumahmu untuk meminangmu?”

Gadis itu menjawab,
“Wahai, Syaikh. Ia adalah sebaik-baik pemuda yang punya ketampanan dan kedudukan, tetapi ia tidak cocok untukku.”

Syaikh berkata, “Siapa yang kau inginkan?”

Gadis itu menjawab,
“Aku ingin seorang pemuda yang menggandeng tanganku ke surga dan melahirkan darinya anak yang menjadi ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis kepada kaum muslimin.

_Najmuddin bagai disambar petir saat mendengar kata-kata wanita dari balik tirai itu._

Allahu Akbar!
Itu kata-kata yang sama yang diucapkan Najmuddin kepada saudaranya. Sama persis dengan kata-kata yang diucapkan gadis itu kepada Syaikh.

Bagaimana mungkin ini terjadi kalau tak ada campur tangan Allah yang Mahakuasa?

Najmuddin menolak putri Sultan dan Menteri yang punya kecantikan dan kedudukan. Begitu juga gadis itu menolak pemuda yang punya kedudukan dan ketampanan.

Apa maksud ini semua?
Keduanya menginginkan tangan yang bisa menggandeng ke surga dan melahirkan darinya ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis kepada kaum muslimin.

Seketika itu Najmuddin berdiri dan memanggil sang Syaikh,
“Aku ingin menikah dengan gadis ini.”

Syaikh mulanya kebingungan.
Namun, akhirnya beliau menjawab dengan heran,
“Mengapa? Dia gadis kampung yang miskin.”

Najmuddin berkata,
“Ini yang aku inginkan. Aku ingin istri salihah yang menggandeng tanganku ke surga dan melahirkan anak yang dia didik jadi ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis kepada kaum muslimin.”

Maka, menikahlah Najmuddin Ayyub dengan gadis ini.

Tak lama kemudian, lahirlah putra Najmuddin yang menjadi ksatria yang mengembalikan Baitul Maqdis ke haribaan kaum muslimin. Namanya adalah  _SHALAHUDDIN AL AYUBI_

Allahu Akbar !
🌿🌿🌷🌿🌿

📮 Abu Azka

16.41 | 0 komentar
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahu. (QS. Al-Baqarah:261)

DONASI

TEBAR DAKWAH FILM ISLAM

Teknik Support Streaming

DJ ONLINE

IP

Visitor

free counters

TAFSIR IBNU KATSIR

NURIS TV

AGENDA TV

STREAMING RADIO RUQO FM

STREAMING RADIO RUQO FM
Radio Dakwah Ruqyah Syariyyah

RUQO FM

Server Luar Negeri

Dengarkan Nurisfm Disini

Total Tayangan Halaman

Pengunjung