Assalamu'alaikum ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  Nurisfm Network
Naskah tentang Ilmu Agama Islam dalam media ini diambil dan disusun dari berbagai sumber. Tidak tercantumnya sumber dan penulis, bermaksud untuk penyajian ilmu yang 'netral' semata. Mudah-mudahan menjadikan amal baik bagi penulisnya dan mendatangkan kebaikan bagi sesama. Kelemahan dan kekurangan serta segala yang kurang berkenan dihati mohon dimaafkan. Apabila ada pihak yang keberatan atau merasa dirugikan dimohonkan menghubungi Admin (Abu Azka). Dan untuk naskah-naskah ilmu pengetahuan umum, Insya Allah akan dicantumkan sumber dan atau penulisnya. Mohon Maaf sebelumnya, sekian dan terima kasih ^-^
Tampilkan postingan dengan label Wanita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wanita. Tampilkan semua postingan

Aku ingin menikah dengan gadis ini

Written By Rudianto on Selasa, 01 Agustus 2017 | 16.41

Aku ingin menikah dengan gadis ini

🌿🌿🌷🌿🌿

Bahwasanya Nazmuddin Ayyub—penguasa Tikrit—belum menikah dalam waktu yang lama. Maka, bertanyalah saudaranya—Asaduddin Syerkuh, “Saudaraku, mengapa kamu belum menikah?”

Najmuddin menjawab, “Aku belum mendapatkan yang cocok.”

Asaduddin berkata, “Maukah aku lamarkan seseorang untukmu?”

Dia berkata, “Siapa?”

Ia menjawab, “Puteri Malik Syah—anak Sultan Muhammad bin Malik Syah—Raja bani Saljuk atau putri Nidzamul Malik—dulu menteri dari para menteri agung zaman Abbasiyah.”

Maka, Najmuddin berkata, “Mereka tidak cocok untukku.”

Maka, heranlah Asaduddin Syerkuh. Ia berkata, “Lantas, siapa yang cocok bagimu?”

Najmuddin menjawab, “Aku menginginkan istri yang salihah yang bisa menggandeng tanganku ke surga dan melahirkan anak yang dia tarbiyah dengan baik hingga jadi pemuda dan ksatria serta mampu mengembalikan Baitul Maqdis ke tangan kaum muslimin.”

Waktu itu, Baitul Maqdis dijajah oleh pasukan salib dan Najmuddin masa itu tinggal di Tikrit, Irak, yang berjarak jauh dari lokasi tersebut. Namun, hati dan pikirannya senantiasa terpaut dengan Baitul Maqdis.

Impiannya adalah menikahi istri yang salihah dan melahirkan ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis ke pangkuan kaum muslimin.

Asaduddin tidak terlalu heran dengan ungkapan saudaranya, ia berkata,
“Di mana kamu bisa mendapatkan yang seperti ini?”

Najmuddin menjawab,
“Barang siapa ikhlas niat karena Allah akan Allah karuniakan pertolongan.”

Maka, pada suatu hari, Najmuddin duduk bersama seorang Syaikh di masjid Tikrit dan berbincang-bincang.

Datanglah seorang gadis memanggil Syaikh dari balik tirai dan Syaikh tersebut minta izin Najmuddin untuk bicara dengan si gadis.

Najmuddin mendengar Syaikh berkata padanya,
“Kenapa kau tolak utusan yang datang ke rumahmu untuk meminangmu?”

Gadis itu menjawab,
“Wahai, Syaikh. Ia adalah sebaik-baik pemuda yang punya ketampanan dan kedudukan, tetapi ia tidak cocok untukku.”

Syaikh berkata, “Siapa yang kau inginkan?”

Gadis itu menjawab,
“Aku ingin seorang pemuda yang menggandeng tanganku ke surga dan melahirkan darinya anak yang menjadi ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis kepada kaum muslimin.

_Najmuddin bagai disambar petir saat mendengar kata-kata wanita dari balik tirai itu._

Allahu Akbar!
Itu kata-kata yang sama yang diucapkan Najmuddin kepada saudaranya. Sama persis dengan kata-kata yang diucapkan gadis itu kepada Syaikh.

Bagaimana mungkin ini terjadi kalau tak ada campur tangan Allah yang Mahakuasa?

Najmuddin menolak putri Sultan dan Menteri yang punya kecantikan dan kedudukan. Begitu juga gadis itu menolak pemuda yang punya kedudukan dan ketampanan.

Apa maksud ini semua?
Keduanya menginginkan tangan yang bisa menggandeng ke surga dan melahirkan darinya ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis kepada kaum muslimin.

Seketika itu Najmuddin berdiri dan memanggil sang Syaikh,
“Aku ingin menikah dengan gadis ini.”

Syaikh mulanya kebingungan.
Namun, akhirnya beliau menjawab dengan heran,
“Mengapa? Dia gadis kampung yang miskin.”

Najmuddin berkata,
“Ini yang aku inginkan. Aku ingin istri salihah yang menggandeng tanganku ke surga dan melahirkan anak yang dia didik jadi ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis kepada kaum muslimin.”

Maka, menikahlah Najmuddin Ayyub dengan gadis ini.

Tak lama kemudian, lahirlah putra Najmuddin yang menjadi ksatria yang mengembalikan Baitul Maqdis ke haribaan kaum muslimin. Namanya adalah  _SHALAHUDDIN AL AYUBI_

Allahu Akbar !
🌿🌿🌷🌿🌿

📮 Abu Azka

16.41 | 0 komentar

PERCIKAN CINTA DARI RUMAH NABI

Written By Rudianto on Selasa, 29 November 2016 | 16.06

Kehidupan rumah tangga yang tentram (sakinah), penuh cinta (mawaddah) dan suasana kasih sayang (rahmah) dari waktu ke waktu seolah semakin menjadi barang langka. Sementara itu jumlah kasus KDRT (Kekerasan Dalam Ruamh Tangga), perselingkuhan dan perceraian dari hari kehari angkanya justru semakin mengkhawatirkan. Menurut data Kementrian Agama (Kemenag) Republik Indonesia. jumlah kasus perceraian di tanah air sejak tahun 2009-2013 rata-rata sebanyak 265.938 kasus per tahun atau sebesar 12% dari jumlah rata-rata pernikahan per tahun yang sebesar 2.239.769 kasus. Dan sejak tahun 2005-2011 angka kasus perceraian di tanah air naik drastis hingga 70% pertahun. Bahkan tahun 2013 BKKBN menyatakan tingkat perceraian di Indonesia tertinggi se Asia Pasifik. 

Di luar faktor-faktor yang sudah sering di ungkap oleh berbagai lembaga mengenai penyebab ketidakharmonisan sebuah rumah tangga ,  minimnya pengetahuan kita sebagai seorang muslim terhadap tuntunan berkeluarga sebagaimana yang di ajarkan oleh Al Qur’anul kariim dan di contohkan oleh Rasulullah SAW tidak dapat di pungkiri cukup punya andil besar bagi terciptanya kehidupan rumah tangga yang tidak membahagiakan dan tidak memuasakan. Jika kita mengkaji lebih dalam ajaran Islam yang mulia mengenai aturan berumah tangga, sungguh kita akan di buat kagum dengan aturan Allah dan Rasul-Nya yang begitu komprehensif, adil, tidak tambal sulam dan sangat humanis. Dan pada saat yang sama kita juga akan menemukan jawaban yang memuaskan tentang tuduhan sebagian kalangan yang menganggap ajaran Islam yang berkaitan dengan keluarga sangat bias gender dan lebih pro kepada suami. 

Setidaknya itulah sedikit kesimpulan yang in syaAllah akan pembaca dapatkan dari buku Percikan Cinta Dari Rumah Nabi ini. Buku ini hadir dari ruang nyata kehidupan berumah tangga , karena ia pada awalnya merupakan kumpulan ceramah tentang keluarga yang di sampaikan oleh syeikh Abu Abdillah Musthofa Al ‘Adawy di kota Manshuroh Mesir yang kemudian di terbitkan menjadi buku. Di perkuat dengan dalil-dalil dari Al Qur’an dan hadits-hadits shahih serta diperkaya dengan kisah-kisah inspiratif penuh ibrah dari fragmen kehidupan rumah tangga Rasulullah dan para shahabat menjadikan buku ini sangat layak di baca oleh mereka yang sedang dalam masa penantian datangnya pasangan hidup, yang baru merajut kehidupan berumah tangga maupun pasangan suami istri yang ingin menata ulang kehidupan rumah tangganya agar lebih sesuai dengan tuntunan Allah SWT dan Rasul-Nya.



16.06 | 1 komentar

Lebih Mulia dari Bidadari Syurga

Written By Rudianto on Kamis, 12 September 2013 | 04.45

Bidadari surga, digambarkan-dalam ayat dan hadist-sebagai sosok yang memiliki kecantikan, kemolekan dan keindahanfisik yang sempurna. Selain itu, bidadari surga juga memiliki sifat-sifat karakter yang baik dan mulia, sehingga berpadulah kecantikan fisik
dan akhlak para bidadari surga. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Ta'ala, "Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik parasnya." (ar-Rahman: 70). Mengenai ayat tersebut, dijelaskan bahwa berkumpullah kecantikan lahir dan batin pada bidadari atau wanita surga itu. (Taisir al-Karimir Rahman hlm. 832)

Allah Ta'ala berfirman, "Seakan-akan bidadari itu permata yaqut dan marjan." (QS. Ar-Rahman: 58). AI-Hasan dan mayoritas ahli tafsir mengatakan bahwa yang dimaksudkan dalam ayat tersebut adalah bidadari-bidadari surga itu sebening yaqut dan seputih marjan. Allah juga berfirman, "Seakan-akan mereka
adalah telur yang tersimpan dengan baik." (QS. Ash-Shaffat: 49). lbnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata: "Yaitu mutiara-mutiara putih yang tersimpan." (lihal Ad-Dur Al-Mantsuur 8917).

Hal ini menunjukkan bagaimana sempurnanya putih para bidadari, karena putihnya mereka adalah putih yang terjaga dari segala sentuhan. lbarat mutiara-mutiara yang putih yang tersimpan kokoh dalam cangkangnya, terjaga dari segala sentuhan, terjaga dari sinar matahari, terjaga dari segala sesuatu yang bisa merusak kemurniannya dan bersihnya warna putih tersebut. Demikian pula para bidadari, putih tubuh mereka
sempurna.

Saking cantiknya para bidadari surga, sampai-sampai "Sekiranya salah seorang bidadari surga datang ke dunia, pasti ia akan menyinari langit dan bumi, serta memenuhi antara langit dan bumi dengan aroma yang
harum semerbak. Sungguh kerudung salah seorang wanita surga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya." (HR. Bukhari & Muslim).

Wanita tercantik di dunia ini, sama sekali tak sepadan jika dibandingkan dengan kecantikan para bidadari surga. Namun, secantik-cantik bidadari surga, wanita dunia ternyata bisa lebih mulia dan utama daripada
bidadari surga. Ath Thabrani meriwayatkan sebuah hadist yang berasal dari Ummu Salamah, istri Rasulullah SAW ia berkata,Aku bertanya kepada Rasulullah mengenai firman Allah, 'Dan (di dalam surga itu) ada bidadari yang bermata jeli (hurun'in)' (QS. Al-Waaqi' ah:22).

Beliau lalu bersabda, 'Bidadari yang kulitnya bersih, matanya jelidan lebar, rambutnya berkilau seperti sayap burung Nasar.'Aku bertanya Iagi tentang makna ayat, 'Laksana mutiara yang tersimpan baik' (QS. Al-Waaqi'ah: 23). Beliau pun bersabda, 'Maksudnya, bersihnya mereka seperti bersihnya mutiara yang berada dalam cangkangnya, yang belum pernah tersentuh tangan manusia.'

Aku bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah, beritahu pula aku tentang makna firman Allah, 'Di dalan surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik" (QS. Ar-Rahmaan: 70). Beliau bersabda,
Akhlaknya baik (khairat) dan wajahnya cantik.'

Aku bertanya lagi, 'Terangkan pula tentang firman Allah, 'seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan baik' (QS. Ash-Shaaffat: 49). Beliau bersabda, 'Kelembutan kulit mereka seperti lembutnya kulit telur bagian dalam yang kamu lihat, yang tertutup oleh cangkang telur.'

Aku bertanya lagi, 'Terangkan pula tentang firman Allah, 'Penuh cinta ('uruban) lagi sebaya umurnya (atraban)' (QS. AI-Waaq i'ah : 37). Beliau bersabda, 'Mereka adalah para wanita yang telah wafat di dunia dalam keadaan tua renta, matanya sudah rabun dan beruban rambutnya. Setelah itu Allah kembali
menciptakan mereka, dan menjadikan mereka perawan lagi.'Uruban artinya penuh cinta dan kasih sayang. Sedangkan atraban bermakna mereka lahir dalam satu waktu (usia mereka semua sama).'

Aku bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah, mana yang lebih utama: wanita dunia atau bidadari?' Beliau menjawab,'Wanita-wanita dunia lebih utama dari bidadari, seperti kelebihan apa yang tampak dari apa yang
tidak tampak.'

Aku bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah, mengapa demikian?' Beliau bersabda, 'Karena shalat mereka, puasa mereka, dan ibadah mereka karena Allah. Allah Ta'ala memberi cahaya di wajah mereka. Mereka
mengenakan sutra di tubuhnya. Warna kulit mereka putih, pakaian mereka hijau, perhiasan mereka kuning, pedupan mereka mutiara, dan sisir mereka adalah emas. Mereka mengatakan: kami adalah perempuan-
perempuan abadi yang takkan mati. Kami adalah perempuan-perempuan bahagia yang takkan pernah miskin. Kami adalah perempuan-perempuan penduduk tetap yang takkan pindah selamanya. Ketahuilah, kami adalah perempuan-perempuan yang ridha dan takkan marah selamanya. Berbahagialah
orang yang memiliki kami dan kami menjadi miliknya.'

Aku bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah, di antara kami ada yang menikah dua kali, tiga kali, dan empat kali, kemudian ia wafat dan masuk surga. Sedangkan para suami itu juga masuk surga bersamanya. Lalu, pria mana yang akan menjadi suaminya di surga kelak?' Beliau menjawab, 'Hai Ummu Salamah, nanti dia akan memilih/ mana yang paling baik akhlaknya. Wanita itu nanti akan berkata: "Ya Rabb, laki-laki itu paling baik
akhlaknya kepadaku di antara lainnya saat hidup bersama di dunia. Maka nikahkanlah aku dengannya." Maka, wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik itu akan membawa kebaikan di dunia dan akhirat.'" (HR. Ath-Thabrani).

Dengan demikian, sebagai wanita penduduk dunia, kita bisa melampaui kemuliaan dan kehebatan bidadari surga dengan ibadah dan ketakwaan kita. Karena ibadah, ketaatan dan ketakwaanlah yang bisa menjadikan wanita dunia lebih unggul, lebih mulia, lebih utama, bahkan lebih cantik dari bidadari surga. Bahkan, para wanita dunia yang shalehah yang kelak menjadi penghuni surga, akan dinobatkan sebagai sayyidatul
khura' (ratu para bidadari) yang bertahta di istana-istana surga nan mewah.
04.45 | 0 komentar

Muslimah Bersih, Muslimah Rapi, Forever

Written By Rudianto on Senin, 09 September 2013 | 22.07

Muslimah, mestinya terdepan dalam masalah kebersihan. Bersih diri, menjaga kuku jari jemari tangan dan kaki dalam setiap kesempatan, memberi perhatian pada gigi geligi seperti yang disarankan, dua kali dalam
sehari menyikatnya bahkan Rasulullah SAW menganjurkan setiap akan melaksanakan sholat. Rambut juga tak luput dari perhatian. Bukan hanya membasahinya dua hari sekali, karena membasahi rambut atau yang biasa disebut keramas pun ada aturannya, agar hasil yang didapat tak mengecewakan. Memperhatikan bau badan, untuk menjaga wibawa.

Tentu tak ada yang ingin mendengar bisik-bisik, " penampilan sih..islami tapi baunya, dalam radius beberapa meter sudah tercium!?!"(bau disini tentu bau yang kurang sedap). Atau bisikan lain tentang betapa gigi
f ulanah yang " berantakan"("si katan ga' sih?. " ), apalagi bila sampai ketahuan rambutnya ternyata berpenghuni (baca : berkutu) hii...

Mungkin ada yang menyangkal bahwa hal-hal yang tersebut diatas, tak mungkin terjadi pada diri seorang muslimah. Tapi faktanya ..tak perlu menutup mata. Banyak komentar miring tentang kurang pedulinya
muslimah dalam menjaga penampilan. Penampilan bukan sebatas mengoleksi warna baju dari hijau, kuning, kelabu, hingga merah muda dan biru, juga bukan hanya "sibuk" memburu berbagai model dari yang sulam pita, renda, bordir tabur, hingga  bunga-bunga. Tapi, lebih kepada menjaga bagian-bagian tubuh agar tetap bersih terawat seperti yang dibahas dalam materi fiqih sunanulfitroh.

Selain menjaga penampilan diri, keluargapun prioritas utama. Acapkali, bila diamati, anak-anak yang ikut dalam  pertemuan, kuku jari jemari ciliknya panjang dan kotor. Padahal sangat mungkin ia akan
mengambil, memegang dan memakan cemilan yang dibelikan atau dihidangkan dalam pertemuan itu. selain mengganggu pemandangan, dari kuku yang kotor itu juga bisa memberi kesan, bahwa bunda sikecil
kurang memperhatikan khususnya kuku jari tangan sikecil. kalau untuk kuku saja luput perhatian bagaimana dengan yang lain? Bukankah memotong kukunya dikala harus dipotong itu hanya masalah ringan? Muslimah mestinya terdepan dalam masalah kebersihan.

Bersih lingkungan. Menjaga rumahnya tetap bersih. Dari depan hingga belakang. Mulai dari lancar bersihnya selokan rumah, Membuang sampah ditempatnya, mengutamakan kebersihan kamar mandi dan dapur (karena berdasar penelitian dua tempat itulah yang paling banyak kuman dan bakterinya), rutin menjemur bantal dan kasur, mengganti seprai dan sarungnya, dan banyak lagi yang harus dilakukan demi bersihnya
lingkungan tempat tinggal. Jangan sepelekan!

Ketika menghadiri pertemuanpun patut diperhatikan, masalah sampah dan makanan yang bersisa. Bila setiap bunda sigap mengumpulkan sampahnya sendiri dan juga sampah anak-anaknya, tidak membiarkan makanan yang disajikan tercecer dan tersisa,sebab membiarkan makanan sisa terbuang sia-sia adalah mubadzir, tak perlu ada panitia bagian "bersih-bersih". Bila adapun tugasnya jadi ringan, karena setiap yang hadir mengumpulkan dan membuang sampah pada tempatnya, sendiri-sendiri. Tak ada sampah beftebaran, tak ada sisa makanan tertinggal dan terbuang.

Muslimah bersih, muslimah rapi, forever.
22.07 | 2 komentar

NIKMATNYA DI RUMAH

Written By Rudianto on Senin, 19 Agustus 2013 | 21.58

Allah SWT memerintahkan kepada ummahatul mukminin dan juga seluruh muslimah secara umum, untuk menetap di rumah-rumah mereka. Perintah tersebut  memiliki manfaat yang besar bagi kaum wanita dalam berbagai aspeknya. "Dan hendaklah kalian tetap di rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah sholat, tunakanlah zakat dan taatilah
Allah dan Rosul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa kalian, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya." (Al-Ahzab: 33)

Lebih Dekat dengan Allah
Menetapnya seorang muslimah di  rumah, menahan diri untuktidak keluyuran dan pergi sesuka hati tanpa keperluan syar'i, merupakan salah satu wujud ketaatan kepada Allah it6 dan Rasul-Nya. Ketaatan
tersebut akan mendatangkan keridhaan Allah !a dan pahala bagi dirinya. Selain itu, menetapnya wanita di dalam rumah memberikan peluang bagi dirinya untuk melakukan aktivitas taqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah). Dengan di rumah ia akan lebih memiliki waktu dan kesempatan untuk melakukan ibadah-
ibadah nafilah, juga waktu luang untuk mengaji dan mengkaji Al-Qur'an, serta amalan lain yang kemungkinan tidak bisa dan tidak sempat dia lakukan jika ia sibuk beraktivitas di luar.

Persis seperti yang disampaikan oleh Rasulullah SAW, "Dan saat-saat yang paling dekat dengan Rabb-Nya adalqh saat ia berada di bagian rumahnya aong paling dalam." (Silsilah Ash-Shahihah, 2588).
Karena itulah, penting untuk mengetahui keutamaan menetapnya wanita di rumah. Bahkan shalat di masjid
yang diganjar dengan pahala 27 deraialt untuk laki-laki, menjadi tidak lebih utama, ketika seorang wanita shalat di rumahnya.

Ummu Hamid, istri Abu Hamid As-Sa'idi, pernah mendatangi Nabi dan berkata, "Wahai Rasulullah, saya senang shalat bersama engkau." Rasulullah SAW bersabda, "Aku tahu kau senang shalat bersamaku.
Tapi shalatmu di dalam rumahmu itu lebih baik daripada shalat di halaman dalam rumahmu. Shalatmu di halaman dalam itu lebih baik daripada shalat di dalam kompleks rumahmu. Shalatmu di kompleks
rumahmu lebih baik daripada shalat dimasjid koummu. Shqlqtmu di mosiid kaum itu lebih baik daripada sholat di masiidku."

Ummu Hamid pun memerintahkan agar dibuatkan tempat shalat di bilik yang paling dalam di rumahnya dan shalat di tempat itu hingga ia wafat. (HR. Ahmad)

Bebas darifitnah

Perintah untuk menetap di dalam rumah dalam ayat yang tersebut di atas, diiringi dengan larangan untuk berhias dan bertingkah laku seperti wanlta jahiliyah. Seorang wanita yang enggan menetap di rumah lantaran hobi hang out dan keluar rumah tanpa alasan syar,i, seakan menjadi alasan untuk berhias agar tampil cantik
dan menarik ketika akan keluar rumah.

Bepergiannya seorang wanita dari rumahnya, akan memicu berbagai fitnah dan kerusakan. Karena Rasulullah SAW telah mengingatkan, ,,Wanita itu aurat. Bila ia keluar dari rumah, setan akan menghiasinya." (HR. Tirmidzi). Dengan menetap di dalam rumah, berarti ia berada dalam sebuah benteng yang kokoh dan penjagaan yang kuat. Jika ia keluar dari rumahnya, hilanglah rasa aman yang dimillkinya seperti halnya ketika ia berada di dalam rumah.

Setan tak perlu bersusah payah mencari umpan, karena wanita yang keluar tersebut telah menjadi umpan sekaligus perangkap ampuh untuk menjebak manusia ke dalam  fitnah dan kerusakan. OIeh karena itu,
Abdullah bin Mas'ud berpesan, "Tahanlah wanita di rumah, karena sesungguhnya wanita itu adalah aurat. apabila ia keluar rumah, setan menatapnya dengan tajam dan berbisik kepadanya, ,Tidaklah engkau melewati seorang pun melainkan ia pasti kagum terhadapmu''.

Setan menghiasi wanita hingga dirinya merasa cantik dan menganggap dirinya seolah tampak menarik di mata lelaki yang melihatnya. Sebaliknya, setan juga memperdayai laki-laki yang dilewatinya agar tergoda oleh si wanita.

Fokus dengan Tanggung Jawab Domestik

Seorang wanita identik dengan tanggung jawab domestik yang berkaitan dengan peran dan tugasnya sebagai istri dan ibu. la bertugas melayani suami dan selalu berusaha mencari keridhaan suami selama tidak bermaksiat kepada Allah. Dengan mengharap ridha-Nya, ia akan senantiasa memberikan yang terbaik untuk
rumah tangga dan keluarganya, rnengurus dan mengaturnya. Merawat anak-anaknya dan mentarbiyah mereka dengan sebaik-baiknya.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al 'Utsaimin mengatakan bahwa perbaikan masyarakat bisa dilakukan dengan dua cara: Pertama, perbaikan secara lahiriah, yaitu perbaikan yang berlangsung di pasar, masjid, dan berbagai urusan lahiriah lainnya. Hal ini banyak didominasi kaum lelaki, karena merekalah yang sering nampak dan keluar rumah. Kedua, perbaikan masyarakat di balik layar, yaitu perbaikan yang dilakukan di dalam rumah. Sebagian besar peran ini diserahkan pada kaum wanita sebab wanita merupakan penanggung jawab di rumah.

Keberadaan wanita di rumah akan membuatnya fokus dengan tanggung jawab domestiknya. Fokus dalam melayani suami, karena ia akan lebih memahami apa yang bisa menyenangkan dan membuat nyaman
suaminya ketika sang suami ,berlabuh, di rumah. Menyambutnya ketika ia datang dan berhias untuknya. Merawat diri dan kecantikannya. Juga, always available ketika sang suami membutuhkannya.

Begitu pula dengan anak-anak, ia akan lebih bisa mengonsentrasikan perhatiannya dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya, karena ia hadir 24 jam bersama mereka. Sehingga, ia tahu benar bagaimana
tumbuh kembang anak-anaknya secara langsung. Dengan demikian, ia akan lebih cermat dan tanggap dalam melaksanakan tanggung jawab kerumahtanggaan. (Ummu Aman)

21.58 | 0 komentar

Harmoni Akal dan Jiwa Raga

Written By Rudianto on Rabu, 31 Juli 2013 | 05.52

Manusia terdiri dari tiga unsur yang merupakan satu kesatuan, yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain dan
saling menyempurnakan. Jika salah satu hilang, kesempurnaan manusia akan hilang. Ketiga hal itu adalah akal, jiwa dan raga.

Akal digunakan untuk berpikir secara logis dan rasional. Akal menjadi pembeda antara manusia dan binatang. Sehingga, jika manusia tidak mau menggunakan akalnya dengan baik, manusia tak ada bedanya dengan binatang.

Raga tubuh menjadi tempat bagi akal dan jiwa. Tanpa tubuh, manusia tidak akan berwujud atau berbentuk. Tubuh juga merupakan media untuk melakukan sesuatu yang dipengaruhi oleh akal dan jiwa. Jiwa membuat manusia mampu menggerakkan tubuh dan melakukan aktivitasnya. Jika jiwa hilang dalam diri
manusia, tak ubahnya seperti mayat yang tak bisa apa-apa. Akal dan tubuh akan kehilangan fungsinya.

Sebagai muslimah, ketiga hal tersebut semestinya dapat dipahami dengan baik dan diupayakan secara sinergi, sehingga keutuhan dalam diri muslimah dapatterwujud. Muslimah akan menjadi pribadi yang seimbang dalam memadukan ketiga unsur dirinya.

Selaras dan Proporsional 
Menyelaraskan akal, tubuh dan jiwa bermakna pemberian hak masing-masing tanpa berat sebelah, dengan mengetahui dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan ketiganya. Dan hal itu tentunya dilakukan dengan tetap berpegangteguh pada petunjuk lslam yang telah mengajak sekaligus mengajarkan untuk melakukan penyelarasan tersebut.

Manusia diciptakan dalam keadaan sempurna dan istimewa, tidak seperti makhluk-makhluk lain seperti malaikat, jin, setan, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Hal ini difirmankan Allah SWT dalam suratAt-Tiin ayat4:
"Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang semuprna."

Sebagai manusia yang sadar akan eksistensi kesempurnaan dirinya, seorang muslimah akan memahami bahwa dirinya terdiri dari tiga unsur yanS menyatu padanya dan saling berkaitan, yaitu akal pikiran, tubuh dan jiwa. Dalam hal ini, ia akan berusaha menyelaraskan tiga hal tersebut dan memberikan perhatian secara
utuh terhadap ketiganya. Penyelarasan tersebut dilakukan dengan tetap berpegang pada nilai-nilai lslam.

Menjadi pribadi muslimah yang bisa menyelaraskan hal tersebutsecara proporsional, memang bukan hal mudah. Karena itu, sering kita jumpai cukup banyak muslimah yang kurang bisa menyinergikan akal, tubuh
dan jiwanya. Dalam beberapa hal begitu serius, tapi dalam hal-hal yang lain kurang memperhatikan. Sebagai contoh, kita bisa menyaksikan seorang muslimah yang shalehah, namun tidak menghiraukan kesehatan dan
kebersihan dirinya. Tidak peduli dengan aroma yang keluar dari mulut atau tubuhnya.

Atau sebaliknya, begitu besar perhatiannya terhadap kesehatan dan kebersihan dirinya, tapi melalaikan ibadah dan meremehkan perawatan hati dan jiwanya. Ada pula yang cerdas otaknya dan menonjol secara akademis, namun tak paham tentang agama dan tak peduli dengan kesehatan ruhiyah. Ada yang memperhatikan persoalan hati dan tubuhnya, tetapi kurang memperhatikan pengembangan pengetahuannya. Tidak menambahnya dengan belajar, membaca atau mengkaji suatu ilmu. Ada lagi, yang sibuk dengan belajar tetapi mengabaikan urusan dirinya, rumah tangga, anak-anak dan suaminya.

Muslimah yang memperhatikan dengan cermat ayat-ayat AI-Qur'an dan hadis-hadits akan mendapati begitu banyak dalil yang menjelaskan tentang wajibnya memperhatikan, memberdayakan serta merawat akal, tubuh dan jiwa, dalam kelangsungan hidup manusia. Akal pikiran yang dibina dan diperhatikan dengan baik akan membawa pengaruh pada sehatnya pemikiran dan terjauhkannya ia dari berbagai serangan pemikiran yang merusak. Akalnya juga selalu membantunya untuk berpikir cerdas dalam segala situasi dan mengolah berbagai input yang akan ia filter dengan nilai-nilai Islam. Dengan akal sehatnya pula, ia dapat memahami hikmah penciptaan dan syariat yang ada.

Tubuh yang terjaga akan membantu keteraturan menjalani rutinitas harian. Sehatnya raga akan menunjang gerak amal dalam aktivitas hidup dan ibadah. Tubuh yang sehat merupakan kenikmatan yang luar biasa.
jiwa yang sehat terawat akan menghidupkan kebahagiaan batin dan kecintaan pada Allah yang disertai dengan pengharapan dan rasa takut kepada-Nya. Jiwa yang terawat juga akan melahirkan perilaku (akhlak) yang seharusnya dimiliki muslimah dalam hubungannya dengan Rabb-nya, pembentukan kepribadiannya dan
hubungannya dengan sesama manusia.

Oleh karena itu, seorang muslimah harus memiliki pandangan yang utuh sebagaimana yang telah diajarkan dalam Islam. Pandangan yang menyeluruh tentang manusia, kehidupan, dan sekelilingnya. Pandangan yang mendorong seseorang untuk melihat segala sesuatu  dengan seimbang (tawazun) dan pertengahan
(tawasuth). Tidak memprioritaskan satu aspek dengan mengabaikan aspek lain, yang mana lslamlah yang menjadi sudut pandang.

lslam merupakan sebuah dimensi yang mengatur tatanan kehidupan yang meliputi segala sesuatu, dari yang besar hingga yang kecil. Semua nash dalam lslam akan memberikan rambu-rambu yang mengantarkan
pada kehidupan yangterarah dan proporsional. Kehidupan yang menjamin kebahagiaan, kesuksesan di dunia dan keberuntungan yang sangat besar di hari kemudian. Maka, mari kita introspeksi, di sisi manakah yang Iuput dari diri ini?

Sumber An Najah edisi 93 Syaban-Ramadhan 1434 H
05.52 | 1 komentar

Karena Aku Mencinta Wanita

Written By Rudianto on Rabu, 24 Juli 2013 | 11.44

Malam menjelang larut. Saya sudah berbaring di kasur untuk segera tidur. Namun tiba-tiba isteriku memberikan map besar berwarna hitam yang tidak saya ketahui apa isinya. Saya bilang padanya biar besok saja dibukanya. Namun dengan manja dan setengah memaksa dia meminta agar map itu segera dibuka. Saya curiga, pasti ada yang sangat istimewa.

Karena aku mencinta wanita, maka segera aku membuka map hitam itu dengan sedikit berdebar. Isteriku diam. Mungkin dia berdebar menunggu komentar apa yang akan muncul dari mulut saya yang biasanya suka meledeknya jika dia berbuat yang aneh-aneh. Saya buka halaman pertama. Saya terhentak. Ada tulisan besar-besar di kertas berwarna pink dalam bahasa Inggris berbunyi “To Remind Memorable Day and Unforgotable Moments we Passed.” Yang kemudian di bawahnya dia tambahkan dengan tulisan kecil “who love you so much.”

Ada pesan indah dari tulisan itu. Isteriku mencintaiku dengan sepenuh jiwa. Dengan segenap raga. Dengan segenap pikiran dan hatinya. Aku demikian gembira dan lega. Kulirik isteriku. Tapi dia diam membisu. Hanya saya rasa bibirnya sedang menahan senyum indahnya tatkala saya membuka halaman pertama. Saya lanjutkan pada halaman kedua. Isinya lebih mengejutkan lagi,”My Lord, Unite our Love till hereafter, tie our heart with Your love” yang kemudian dikhiri dengan “your poor slave”. Doa tulus pada Allah dia mohon agar cinta kita abadi. Cinta yang diikat oleh asmara karena Allah dan hati yang diikat oleh “cinta” Allah.

“Wonderfull. Syukron. Thank you. Syukriyah”, kataku setengah teriak. Namun isteriku segera menyilangkan jari di mulutnya. Saya paham dia menyuruhku bersuara pelan karena malam telah larut. Isteriku mulai tersenyum dan ada rona puas yang memancar dari wajahnya karena saya sangat apresiatif pada apa yang dia tulis. Pipinya merona merah.
Pada halaman ketiga dia selipkan surat undangan sederhana pernikahan kami yang akad dan resepsinya berlangsung pada tanggal 5 Juli 1997 dan 6 Juli 1997.

Halaman-halaman selanjutnya berisi kumpulan surat yang pernah saya kirimkan saat saya tinggalkan dia selama 2 tahun ke Pakistan untuk melanjutkan studi S2 di International Islamic Universtity Islamabad. Surat-surat itu demikian rapi dia bungkus dalam plastik-plastik map itu. Saya buka satu-satu. Ternyata semua surat yang saya kirim tidak ada yang dilewatkan. Sejak tahun pertama tiba di Pakistan sampai surat terakhir sebelum saya pulang ke Indonesia.
Ada dua hal paling menarik dari isi map. Pertama, selipan kata-kata mutiara yang isteri saya tuliskan di sela-sela surat itu. Semuanya berisikan keinginannya agar cinta kami padu. Kedua beberapa puisi “cinta” yang sengaja saya tulis untuk isteriku. Kata-kata mutiara yang dia tulis dalam bahasa Inggris itu mengandung motivasi yang membakar semangat cinta saya untuk senantiasa setiasa pada isteri saya, untuk senantiasa mencintainya : tanpa titik. Dia menginginkan senantiasa bersama saya dan saya menginginkan senantiasa bersamanya : Together Forever.
Ini bisa saya serap dari ungkapan-ungkapannya,”The Only Sweet Heart is here—SR. SR adalah inisial nama saya, Samson Rahman. You Are Always My Matter...Never Ended Love is Just For Your...Your Are My Everything...I am Nothing Without You... No One can be in my Heart but You... No Doubt You are My Hero.. Kak Son? Sure!! Ungkapan cinta yang bagi saya sangat luar biasa. Ungkapan kesetiaan yang tiada ternilai harganya. Menggugah, membakar semangat saya. Meledakkan cinta saya.
Itu semua terjadi karena aku memang mencinta wanita. Aku mencintai isteriku dengan setulus jiwa. Bagiku dia adalah mutiara yang harus terjaga gemerlapnya. Dia adalah motivatorku dan bahkan menjadi guruku. Tatkala aku lupa dia yang mengingatkan, tatkala semangatku melemah dia yang membangkitkan. Tatkala bacaan Al-Quran saya melemah dia senantiasa memperdengarkan bacaan-bacaannya yang indah di dekatku yang sambil tiduran. Tatkala qiyamul lail saya melembek dia pula yang mengingatkan bukan dengan ucapan tapi dia lebih dahulu yang melakukan. Semangat to be together forever di dunia dan dia akhirat demikian aku rasakan dalam ritme pengabdian pada Allah, Tuhan semesta alam. Dia adalah patner hidupku dan bukan subordonasiku. Dia sejajar di hadapan Tuhan sebagai hamba-Nya dengan tugas-tugas yang mungkin berbeda dengan saya, sebagai suaminya.
Ita Maulidha, demikianlah nama isteri saya. Seorang isteri yang saya nikahi tanpa istikharah, karena begitu melihat pertama kali saya merasa tenang untuk segera menikah dengannya. Saya yakin bahwa thuma’ninah yang menjalar dalam hati saya adalah karunia Allah juga. Saya melihat hanya sekali, esok harinya ta’aruf, keesokannya meminang dan dua minggu setelah itu menikah.
Saya lakukan itu semua karena saya mencinta wanita. Saya tidak ingin membuat wanita lama-lama menunggu dalam ketidakpastian pasangan hidupnya. Apa lagi jika diantara keduanya sudah ada benih cinta. Pacaran sering kali lebih banyak membuat wanita dilanda penyesalan daripada mengantarkan pada mahligai kebahagiaan. Pihak wanitalah yang sering menjadi korban. Karena banyak lelaki yang “tidak mencintai wanita” namun dia kerasukan asmara.
Diantara puisi yang ada dalam map itu berujudul :
 
Puisi untuk Isteriku
Isteriku,
Jika malam-malammu hadir tanpa hadirku
Hadirkanlan aku di relung terdalam kalbumu
Jika hari-harimu sepi tanpa hadirku
Ramainkanlah dengan kenangan manis yang lalu
Jika nafasmu tersengal tanpa hadirku
Legakanlah dengan isak tangis buat Tuhanmu
Jika kobaran rindumu membubung
Api rindumu berkobar
Kita kan segera gembira menyatu
Jika jerit jiwa mulai melengking
Sabarkalah dirimu bersama Al-Quran
Isteriku,
Anak-anak cinta kita akan selalu tumbuh dan mekar
Bersama waktu yang semakin memanjang
Islamabad, 4 Juni 1998

Karena aku mencinta wanita. Kutulis ini semua. Saya yakin sabda nabi bahwa sebaik-baik kekayaan adalah wanita salehah dan saya telah memilikinya.


Oleh : Samson Rahman
Penerjemah Laa Tahzan Ayah Empat Anak
11.44 | 0 komentar

CINTA 100 %

Written By Rudianto on Minggu, 23 Juni 2013 | 10.28


Cinta itu abstrak. Tak kasat mata, tapi bisa dirasakan. Cintalah yang dapat
menimbulkan getaran-getaran hati. Menyebabkan letupan-letupan emosi, entah
bahagia, marah atau sedih.

Cinta juga begitu dominan menguasai perasaan dan hati. Merasa tenang, nyaman dan damai, bila bisa selalu berdekatan dengan yang dicinta. Cinta menghasilkan kerinduan mendalam. lngin memandang, ingin berjumpa, ingin berdekatan. Cinta pula yang menjadi kekuatan untuk berkorban, memberi segala yang dimiliki dan rela melakukan apapun. Atas nama cinta, rasa sakit dan beban penderitaan terasa ringan dijalani. Demi cinta, nyawa bisa menjadi tebusan.

Dia-kah yang Kau Cinta? Abstraksi di atas menggambaran efek
dahsyat cinta. Selanjutnya, marilah kita menilik hati kita masing-masing. Apakah kita
merasakan efek-efek itu pada diri kita atas kecintaan kita kepada-Nya?

Sudahkah cinta kepada AIlah menimbulkan getaran-getaran yang lain
pada hati kita? Menguasai perasaan kita? Mendominasi wilayah kecintaan kita?
Apakah kita juga merasa tenang, nyaman, damai dengan merasakan kedekatan-Nya dan
ketika menyendiri bersama-Nya? Atau merasa demikian jika mendengar ayat-ayat-Nya?
Apakah kita rindu dan ingin sekali bertemu? Berhasrat sekali untuk memandang dan
menikmati Wajah-Nya?

Apakah kita telah merasa enteng mengorbankan apapun yang kita miliki
untuk-Nya? Tanpa berat hati dan tanpa penangguhan? Apapun itu?
Jawab saja dengan jujur, karena hanya diri kita masing-masing dan Allah yang tahu
kebenaran jawaban pertanyaan-pertanyaan itu. Kedalaman cinta kita kepada Allah
menjadi rahasia antara kita dengan-Nya.

Jangan Duakan! Tanpa kita sadari, mungkin saja, cinta kepada anak-anak atau suami melebihi kadar cinta kita kepada Allah' Sampai-sampai, saking cintanya kepada suami, seorang istri bisa kehilangan akal sehat jika suaminya menikah lagi secara syar'i. Atau, seorang ibu yang tak rela melepas anaknya, ketika sang anak harus berangkat ke ma'rokah untuk berjuang fi sabilillah.

Padahal, secara gamblang Allah berfirman, "Katakanlah: Jika bapak-bapak, anak-anak,
saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan Yang kamu usahakan,
perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal Yang kamu
sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-NYa dan dari berjihad di jalan-NYa,
maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada oran g-orang yang fasik." (At-Taubah:24).  Allah mengingatkan kita untuk menempatkan kecintaan kepada-NYa, Rasul dan jihad fi sabilillah di atas cinta kepada Yang lain.

Karena itu, selayaknya kita menempatkan cinta pada tempatnya. Mencintai Allah, dan
mencintai selain-Nya karena Dia. lnilah cinta yang murni 100%. Cinta yang terbebas dari
perbudakan cinta kepada makhluk menuju cinta yang merdeka. Cinta kepada Pencipta
dan Penguasa Makhluk. Jangan sampai kita duakan cinta kita kepada-Nya. Segenap cinta harus bermuara pada alasan karena cinta kepada-Nya. Pastinya, jika kita memiliki kekuatan iman, secara paralel kekuatan cinta kita kepada Allah sekuat iman kita'

"Dan diantara manusia ada orang-orang yang memiliki tandingan-tandingan selain
Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang
yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang
berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa
kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya
mereka menyesal)." (Al-Baqarah: 165)

Bukti Cinta

Seseorang yang benar-benar mencintai, akan memberikan yang terbaik kepada yang
dicinta. Begitupun seharusnya kita. Jika kita mengaku mencintai Allah, kita harus berupaya
makiimal dan optimal untuk membuktikan cinta itu. Buktikan bahwa pengakuan cinta
kita bukanlah omong kosong tanpa makna.

Bentuk bukti cinta tersebut adalah beribadah kepada-Nya dengan ikhlas
dalam segala keadaan. Baik dalam keadaan bersemangat ataupun ketika malas
menyerang. Baik ketika sendiri, ataupun bersama orang lain. Hakikat ubudiyah
ialah cinta yang sempurna/ merendahkan diri kepada Sang Kekasih dan tunduk
kepada-Nya (lbnu Qoyyim, MadarijusSallkin). Cinta yang mendalam akan terbias
pada jasad si empunya cinta. Jika cintanya kepada Allah jujur, maka setiap anggota
jasadnya akan melakukan ketaatan dengan penuh cinta.

Barang siapa pernah jatuh cinta, dialah yang merasakannya. Maka, jangan biarkan
diri Anda mencintai sesuatu yang tidak layak untuk dicintai. Karena cinta selayaknya adalah
milik Allah. Seutuhnya. Maka, pilihlah siapa yang memang layak untuk Anda cintai. Cinta
yang mendatangkan cinta-Nya. Cinta yang akan membawa kebahagiaan hakiki di negeri
abadi. Bukan bahagia semu dan fatamorgana. Bukan cinta yang mengundang kemurkaan-
Nya. Bukan pula cinta yang menyaingi cinta teihadap-Nya. CintaiAllah sepenuh hati, dan
cintai selainnya karena-Nya!




10.28 | 0 komentar

Membentuk Keluarga Islami

Written By Rudianto on Senin, 03 Juni 2013 | 23.08

Bab mengenai pernikahan selalu menarik dan penting untuk dibahas. Bukan hanya karena soal romantisme-nya. Sebab pernikahan bukan hanya tentang bulan madu. Malah, nyatanya, lebih banyak bulan racun daripada bulan madu. Persoalannya, apakah kita punya penawarnya?

Lebih dari itu, pernikahan–menggunakan istilah
Ustadz Anis Matta, adalah peristiwa peradaban. Keputusan pernikahan adalah salah satu keputusan paling penting dalam hidup, jauh lebih penting dari keputusan memilih sekolah terbaik, kampus terbaik, tempat kerja terbaik, dan seterusnya. Karena, sekali lagi, pernikahan adalah peristiwa peradaban. Bukan hanya soal mengubah tatanan demografi masyarakat, tetapi pernikahan membuka pintu untuk
generasi baru, yang bisa jadi, melalui mereka tugas kekhalifahan manusia terlaksana.

Sayangnya, ketika membicarakan pernikahan dan persiapannya, biasanya kita akan berfokus pada dua hal: harta dan mental. Padahal ada satu hal yang sangat penting, yang menjadi kunci kesuksesan
pernikahan, yaitu ilmu. Bukan hanya ilmu mengenai tata cara mengkhitbah atau wawasan ke-Islamandasar, tetapi juga, yang ditekankan dalam bahasan
sederhana ini, ilmu merekayasa dan memelihara sebuah generasi terbaik.

Sumber Daya Manusia (SDM) terbaik sesungguhnya bukan diciptakan di kampus-kampus, sekolah-sekolah, atau institusi lain yang kita sebut “pendidikan”. SDM terbaik lahir dari keluarga. Didikan keluarga adalah pondasi bagi semua pendidikan lain di luar keluarga. Sebuah riset yang dilakukan oleh beberapa departemen di FISIP UI bersama KPK menemukan bahwa para pelaku koruptor (yang telah terbukti bersalah dan ditahan) memiliki masalah sewaktu dibesarkan dalam keluarganya dulu.

Mengenai SDM terbaik, Rasulullah SAW. pernah bersabda:
“Sebaik-baik umat manusia adalah generasiku(sahabat), kemudian orang-orang yang mengikuti mereka (tabi’in) dan kemudian orang-orang yang mengikuti mereka lagi (tabi’ut tabi’in).” (Muttafaq ‘alaih)

Salah satu ciri SDM terbaik, jika mengacu pada generasi Rasulullah SAW., adalah usia karakter yang
jauh lebih matang melampaui usia fisiknya. Dan semua ini dihasilkan dari keluarga yang berkualitas.
Sehingga, berbicara visi pernikahan bukanlah sekadar tentang menjadi suami/istri, tetapi juga menjadi ayah/ibu, dan juga tentang mencari ayah/ibu terbaik bagi generasi yang kita lahirkan kelak. Tentang pendidikan anak, kita sering mendengar pepatah Arab, “Ibu adalah madrasah bagi anaknya.”
Pepatah ini benar, namun sebenarnya masih memiliki lanjutan, yaitu “.. dan ayah adalah kepala
sekolahnya.” Maka, pendidikan anak bukan hanya soal ibu dan anak, tetapi bahkan ayahlah yang paling bertanggung jawab atas visi,perencanaan, pelaksanaan juga evaluasi pendidikannya.

Islam sendiri mengangkat tinggi peran ayah dalam pendidikan anak. Dalam Al-Quran, secara keseluruhan ada 17 dialog tentang pengasuhan, yang tersebar diantara 9 surat. Terdapat 14 dialog antara ayah dan anak, 2 dialog antara ibu dan anak, dan hanya 1 dialog antara guru dan murid. Cukup mengejutkan bukan? Di saat hari ini masyarakat kita menganggap amanah membesarkan anak
“dibebankan” kepada ibu saja, sehingga menyebabkan banyak perempuan menunda-nunda pernikahan dengan alasan ingin mengejar cita-cita, karir, dan lain sebagainya sebelum ia harus berhenti untuk mengurusi anak-anaknya. Paradigma ini juga menimbulkan kecemburuan bagi kelompok perempuan tertentu terhadap kaum laki-laki, sehingga mempertanyakan kesetaraan antara
perempuan dan laki-laki.

Terlepas dari perdebatan mengenai hal tersebut,poin pentingnya adalah perlunya pelurusan paradigma tanggung jawab mendidik anak. Prinsip pendidikan ayah dan ibu adalah saling mengisi, tidak berarti bergantung pada salah satu saja. Namun peran ayah sangat ditinggikan. Seorang bijak pernah
berkata, “Jika ada anak yang durhaka, perhatikan ayahnya.”

Bahkan, tanggung jawab pendidikan anak pada (calon) ayah sudah ada sebelum anak tersebut
tercipta dalam kandungan, yaitu, sebagaimana Umar bin Khatthab pernah berkata, “Hak anak atas orang tuanya adalah dipilihkan ibu yang shalihah.” sementara dua hak anak lainnya terpenuhi manakala anak tersebut telah lahir, “lalu mengajarkan Al-Qur’an, dan memilihkan nama yang baik.”

Ketika anak berada dalam kandungan, suami memiliki kewajiban untuk menyenangkan istrinya. Seorang ibu yang hamil pada dasarnya hanya memiliki tiga macam aktivitas, sebagaimana yang Allah kisahkan dalam surah Maryam ketika Maryam mengandung, “

Maka makanlah dan minumlah dan senangkanlah hatimu …” (QS. Maryam: 26).

Ada tradisi Islam yang semakin hilang, yaitu tradisi dimana masyarakat ikut menjaga, memudahkan, membantu, dan membahagiakan muslimah yang sedang mengandung, dan ketika kandungannya lahir disambut dengan suka cita sebagai “bayi ummat ini.”

Kita sepatutnya curiga, jangan-jangan di rahim seorang muslimah, terlebih di rahim istri kita, ada
ulama dan mujaddid (pembaharu) yang Allah titipkan, yang kelak akan membawa ummat muslim berdiri tegak memimpin dunia dan mensejahterakan alam.
* *
lanjutan pembahasan ini ditulis oleh Ihsan Baihaqi:
Usia 20 thn-an, kita membentuk keluarga, menikah, punya anak, mendampingi masa balita hingga sekolah dasar. Oh Lucunya mereka….

Usia 30 thn-an, kita menemukan anak-anak ternyata sudah remaja, jatuh cinta, mulai banyak keluar rumah. Oh, Cantik dan gantengnya mereka….

Usia 40-an, mereka menggapai cita, kuliah, makin jauh dr orangtua, berasrama, kost, atau di rumah tapi mereka makin banyak keluar rumah.
Allah, jaga mereka…

Usia 50-an. Kita menemukan mereka semakin jauh dari kita, ingin mandiri, ingin membentuk keluarga sendiri. Lalu mereka hadirkan bayi lagi di pangkuan tangan kita yg mulai keriput.

Lalu kita berkata: “Ya Allah…. Betapa singkatnya hidup ini. Jangan jadikan kami termasuk orang yg sia-siakan kehidupan. Lindungi keluargaku, anak keturunanku dari siksa dunia dan akhirat.”

Kalau begitu…
Usia hidup kita tak berulang kan?
Kalau begitu usia anak kita pun tak berulang kan? Kalau begitu sangat singkat kita mendampingi anak-anak kita kan?

Kalau begitu jangan pernah ridlo
jika anak kita bisa mengenal huruf-huruf Al-Quran, bisa membacanya, bisa mempelajarinya hasil dari tangan orang lain dari outsourcing orang lain

Kalau begitu, cemburu rasanya
jika anak kita hanya mau belajar sama guru di sekolahnya tapi tak mau sama kita otangtuanya

Kalau begitu, harus tdk nyamanlah hati kita jika anak kita disuruh ngerjain PR dengan guru lesnya
bukan dgn kita orangtuanya

Kalau begitu, harus “sakit” hatilah kita jika anak kita menceritakan lawan jenis yang disukainya
pada teman sebangkunya
tapi tidak kepada kita orangtuanya
mengapakah mereka begitu percaya pada temannya, tapi tidak pada kita orangtuanya?

Kalau begitu, saat tubuh kita terbujur kaku jangan marah ya jika anak kita me-outsourcing-kan sholat jenazah hanya pada ustadz dan ustadzah sedangkan mereka sendiri tak bisa bacaannya

Jika tidak, ayolah beri manfaat waktu kita sedikit saja untuk anak kita
Bukan sekadar uang jajanan atau Mainan semata Itu semua penting
Tapi kesungguhan kita jadi orangtua
akan memberikan dampak berbeda untuk anak-anak kita.

Oleh :(Ustadz Bendri Jaisyurrahman)
Alumni Gathering PPSDMS Nurul Fikri, Sabtu 25 Mei 2013
Dinotulensikan oleh @yasirmukhtar, dengan beberapa penyesuaian.
23.08 | 0 komentar

RENUNGAN HIKMAH UNTUK SUAMI SHOLEH


Suami yang soleh sangat bertanggung jawab pada keluarganya
Keluarganya dibawa mencintai dan takutkan Tuhannya
Mereka dididik beribadah dan berakhlak yang mulia
Syariat Tuhannya adalah disiplin di dalam rumah tangganya
Tanggung jawab dunianya tidak diabaikannya
Makan minum pakaian tempat tinggal diuruskannya
Pengajaran, nasihat dan pimpinan adalah kewajibannya yang paling utama
Kasih sayang, timbang rasa (kepada anak-anak dan isteri-isterinya) menjadi budaya
Ulah anak-anak dan isteri-isterinya dia sabar menanggungnya
Dihadapi dengan lemah lembut, tidak mengapa sekali-sekali menghukumnya
Senantiasa mendoakan mereka, berlapang dada amalan hidupnya
Kecewa dan putus asa mendidik tidak ada di dalam sikapnya

Suami yang soleh senantiasa berkhidmat dengan keluarganya
Malah sering bersimpati dengan kesusahan mereka
Urusan Akhirat sangat diutamakannya
Urusan dunia tidak pula diabaikannya, di waktu mereka memerlukannya
Kesalahan anak-anak dan isteri-isteri senantiasa dimaafkannya
Mereka dididik penuh bijaksana dengan penuh sabar & tabahnya
Rukun damai, hidup harmoni senantiasa diusahakannya
Rasa bersama bekerjasama, Tuhan diutama, keluarga bahagia
Begitulah suami yang soleh senantiasa bertanggungjawab kepada keluarga
Karena takutnya dengan Tuhannya dia sangat mengambil berat keluarganya
Anak-anak dan isteri-isteri sangat taat (dan menghormatinya)
karena suaminya berwibawa dan sangat mulia

Wahai suami sholeh…tiada perhiasan yang paling indah didunia ini kecuali istri yang sholehah, maka didiklah istrimu menjadi wanita yang dikatakan Rasulullah itu, agar engkau menjadi suami yang sangat bahagia didunia dan diakhirat. Karena jika istrimu menjadi wanita yang sholehah maka ia akan lebih tau bagaimana cara membahagiakanmu.
Engkau telah menikahinya dan menjadikanya halal bagimu dengan akad sya’ri penuh Islami. Maka berarti engkau telah siap untuk menjaga, melindungi dan mendidiknya dengan pendidikan rabbaniyah Islamiyah.
Semua tanggung jawab telah berada dipunggungmu, maka jangan sia-siakan istrimu dengan membiarkanya begitu saja dirumah tanpa pendidikan yang terarah, sekarang engkau telah menjadi suami sekaligus guru baginya. Pelindung dan penyejuk hatinya. Maka lindungilah istrimu dengan pendidikan nabawiyah Islamiyah.
Seorang suami sholeh akan selalu membahagiakan istrinya, layaknya istri sholehah selalu membahagiakan suaminya, dan merekapun saling membahagiakan, sehingga terciptalah rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah.
Sekarang engkau telah menjadi seorang pemimpin, yaitu pemimpin untuk rumah tanggamu. Maka yang harus engkau lakukan adalah melindungi istri dan anak-anakmu. Jangan mudah melepas tangan untuk menyakiti istrimu, karena dia adalah makhluk Allah yang harus engkau didik dan arahkan dengan baik. Kesalahan yang ia lakukan adalah bukan aib baginya, akan tetapi kekurangan yang harus engkau lengkapi. Dan cara melengkapinya adalah bukan dengan emosi dan kekerasan. Tapi dengan pengarahan dan peringatan yang baik.
Semua itu sudah menjadi petunjuk Rasulmu, jika ia masih mengulang kesalahan itu maka peringatilah dengan penuh lembut sampai ia sadar dan thobat serta kembali kepada Allah. Namun jika masih terulang, maka hukumilah dia dengan cara berpisah tidur dengannya. Dan jika masih terulang maka tidaklah mengapa engkau memukulnya dengan pukulan yang tak membekas luka tapi membekas kesadaran. Semoga Allah merahmati rumah tangga kalian dengan saling memahami antara satu sama lain sehingga terwujud rumah tangga yang Islami sesuai dengan keinginan Allah dan Rasulmu.
Wahai suami sholeh…engkau harus sadar, bahwa dalam rumah tangga kadang terjadi perbedaan antara dirimu dengan istrimu. Baik itu perbedaan sifat, karakter  atau pengetahuan..Maka jangan jadikan perbedaan itu sebagai pemacu permasalah yang menimbulkan pertengkaran dan kerusakan rumah tanggamu. Tapi sikapilah semua perbedaan itu dengan penuh dewasa dan hati yang tenang.
Istrimu bukanlah malaikat, tapi manusia biasa yang banyak kekurangan dan kadang banyak melakukan kesalahan seperti halnya engkau juga manusia biasa yang penuh dengan kekurangan. Jangan banyak menuntut yang diluar kemampuan istrimu. Bantulah dia jika dalam kedaan sulit, sepertihalnya Rasulmu mencontohkan semua itu kepada para istrinya. Berlemah lembutlah dengan istrimu, engkau adalah penyempurna segala kekurangan yang ada dalam dirinya.
Ketika engkau dihadapkan dengan permasalahan yang serius maka jauhilah emosi dan hawa nafsu yang akan menghancurkan rumah tanggamu. Akal yang sehat dan pikiran yang  jernih yang harus engkau kedepankan dalam menghadapi permasalahan itu. Agar semua permasalahan bisa engkau atasi dengan penuh bijak. Keharmonisan rumah tangga yang selalu engkau jaga.
Jika engkau sedang sangat marah pada istrimu dikarenakan ulahnya yang kadang membuat hatimu jengkel, maka ingatlah memori-memori  indahmu selama bersamanya. Ingatlah bagaimana ketika pertama kali engkau semangat  ingin menikahinya, yang kemudian dengan sekuat  tenaga penuh susah payah melamarnya, ingatlah ketika masa-masa indah dibulan madumu. Maka insya Allah rasa marah dan kesalmu akan berganti  bahagia. Haruskah segala pengorbananmu selama ini disia-siakan oleh emosi dan marah sesaat???  Ingatlah, bahwa emosi dan marah memang manusiawi tapi tidak akan menjadi manusiawi jika dituruti sehingga berujung pada kehancuran rumah tanggamu.
Perempuan akan tetap menjadi perempuan, yang mereka memiliki sifat lemah dan mudah cemburu. Maka tanamkanlah kepercayaan dia padamu.  Dengan cara engkau selalu melindungi diri dari hal-hal yang menjadikan dirimu sendiri hina. Selingkuh itu adalah haram, istrimu yang sholehah selalu setia menunggumu dirumah, maka janganlah lagi engkau cari kenikmatan sesaat diluar sana. Karena wanita diluar sana umpa makanan busuk yang menimbulkan penyakit bagimu. Sedangkan istri sholehahmu dirumah adalah makanan segar yang akan menyegarkan  jiwa dan ragamu.
Jangan bebani istrimu dengan pekerjaan yang berat. Mencari rizki adalah kewajibanmu. Lindungi istrimu dari fitnah zaman. Jangan biarkan dia keluar rumah kecuali semua tubuhnya terbungkus rapi, kecuali kedua bola matanya. Karena semua itu untuk menghindari fitnah yang akan menimpa istrimu. Tidak berhak laki-laki yang bukan mahramnya memandang wajahnya. Maka lindungilah dia dari segala fitnah itu. Engkau adalah pempin baginya, yang dimana semua itu akan diminta pertanggung jawabanmu dihadapan Allah nanti.
semoga engkau yang membaca ini menjadi suami hanya untuk istrimu...dalam arti, engkau selalu berusaha menjadi suami sholeh yang tidak mudah tergoda dengan wanita selain istrimu. suami yg selalu menjaga kehormatan keluarga, yg selalu beribadah pada allah dan sayang pada istri.

Amin Yaa Rabbal 'Alamin


Sumber
22.27 | 0 komentar

NASIHAT PERNIKAHAN

Written By Rudianto on Sabtu, 27 April 2013 | 11.18


إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ  أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَآتِ أَعْمَالِنَا , مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لَآ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ . أَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ  عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ tصلى الله عليه وسلم وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ , أَمَّا بَعْدُ:  

Pernikahan adalah salah satu tanda kebesaran Allah swt bagi makhluq-Nya, di mana secara fitrah manusia diciptakan Allah dalam keadaan membutuhkan lawan jenisnya.

Pernikahan adalah pintu bagi dihalalkannya hubungan suami isteri dari yang sebelumnya tidak dihalalkan secara agama.

Pernikahan adalah menggabungkan dua kekuatan untuk membangun rumah tangga yang sakinah (tenang), mawaddah (penuh kecintaan) wa rahmah (penuh kasih sayang). Dalam membangun keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah (samara) diperlukan beberapa kesepakatan antara suami dan isteri sebagai acuan dalam mengarungi kehidupan keluarganya. Ada empat hal yang dapat diusulkan untuk kemudian bisa difikirkan, dijabarluaskan dan dilaksanakan dalam keluarga, dan ini sekaligus sebagai nasihat, yaitu:

  1. Fokus untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya s.a.w.
  2. Fokus untuk mencari ilmu yang bermanfaat
  3. Fokus untuk mencari nafkah yang halal
  4. Fokus untuk berakhlaq yang mulia


  1. 1.     Fokus untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya s.a.w.

Allah, Dia-lah yang menciptakan kita dari bahan yang sangat lemah dengan proses yang sangat dahsyat. Dia menciptakan manusia dari sel telur yang terbuahi, lalu Allah uji dan akhirnya Dia menjadikannya sebagai manusia yang dapat mendengar dan melihat. Allah memberinya hidayah, pengetahuan tentang kebenaran dan kejahatan. Allah yang menciptakan kita, Dia-lah yang paling mengetahui aturan kebaikan buat kita. Oleh karenyanya, taat kepada-Nya adalah kunci untuk bisa hidup bahagia dunia akhirat.

Kebahagian dunia dan akhirat adalah dambaan bagi setiap manusia. Jika kita amati, maka seluruh ayat yang berbicara tentang kebahagiaan dunia akhirat, pastilah mengatakan bahwa kebahagiaan yang hakiki dapat diperoleh dengan iman dan bekerja dengan baik dan benar. Utuk ini semua dibutuhkan ilmu sebagai dasar bagi iman dan bekerja yang baik dan benar. Ilmu tentang iman dapat kita peroleh dengan mempelajari wahyu Allah yang diturunkan-Nya kepada Rasulullah s.a.w., yang semuanya terangkum dalam ayat pertama surah Al-Fatihah : بسم الله الرحمن الرحيم (dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang). Artinya, seluruh wahyu yang Allah turunkan, isinya adalah ajaran kasih sayang. Maka, jika Allah memerintah, melarang, berkisah, memberikan perumpamaan, mengirimkan berita, isinya tidak lain dan tidak bukan adalah kasih sayang. Oleh karena itu kenalilah perintah dan larang Allah yang semuanya terjabarkan dalam kitab suci-Nya dan Sunnah Rasulullah s.a.w., dan ini adalah tugas minimal bagi masyarakat awam yang beriman.

Segala hal yang hendak dilakukan, maka lakukanlah karena taat kepada Allah dan Rasul-Nya demi menggapai ridla-Nya. Allah s.w.t. berfirman:

 ( وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَالرَّسُولَ فَأُوْلَـئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاء وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَـئِكَ رَفِيقًا ) النساء : 69

“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin[1], orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya”. (Q.s. An-Nisa: 69).
Jika poin ini kita lihat dari sudut pandang untung rugi, maka tentu kita akan melihat segala perintah dan larangan Allah dan Rasul-Nya. Lalu kita menimbang apakah untung atau ruginya taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
  1. 2.     Fokus untuk mencari ilmu yang bermanfaat

Yang dimaksud focus adalah membatasi diri dari yang tidak menjadi perhatiannya. Fokus untuk mencari ilmu yang bermanfaat. Artinya bahwa kita penting memperhatikan waktu kita yang sempit, maka janganlah ia terbuang untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Ilmu yang bermanfaat tentu banyak sekali dan masing-masing berkewajiban untuk memahami mana ilmu yang bermanfaat bagi kebahagiaannya dunia dan akhirat. Ilmu tentang iman, diperlukan untuk memperkuat keimanan, demikian pula ilmu yang lain diperlukan untuk memperkokoh bidang ilmu tersebut. Ilmu diperlukan, karena ibadah tanpa ilmu akan tertolak, aqidah tanpa ilmu, juga tertolak dan sesat. Ini artinya bahwa semua urusan harus berdasarkan ilmu.
  1. 3.     Fokus untuk mencari nafkah yang halal
Kita semua tentu ingin selamat. Dan di antara yang menyebabkan orang tidak selamat adalah karena makanan yang dikonsumsinya tidak halal. Makanan yang tidak halal, baik karena hukum makanannya haram, seperti babi, bangkai, darah dan sebagainya, maupun makanan atau materi apa pun selain makanan yang diperoleh dengan jalan tidak halal, semisal korupsi, menipu, mencuri, riba dsb, akan menimbulkan kegalauan, ketidaknyamanan, suasana tidak tenang dan berbagai penyakit atau hal negative yang tidak kita inginkan. Ini, karena bahan yang tidak halal akan memproduksi sesuatu yang haram. Makanan yang haram akan menimbulkan prilaku yang tidak baik, baik makanan itu berupa konsumsi perut, akal, hati dan syahwat.
Kelemahan dan bahaya terbesar kepala rumah tangga adalah apabila ia lemah mencari nafkah yang halal, karena nafkah yang tidak halal, haram dikonsumsi atau dinikmati. Apabila nafkah itu diujudkan berupa pakaian, maka tidak ada ibadah yang dapat diterima dengan pakaian haram yang dikenakannya. Apabila nafkah itu diujudkan berupa makanan, maka daging yang tumbuh dari makanan yang haram tidak dapat masuk surga. Rasulullah s.a.w. bersabda:
614 - عن كعب بن عجرة قال : قال لي رسول الله صلى الله عليه و سلم أعيذك بالله يا كعب بن عجرة من أمراء يكونون [ من ] بعدي فمن غشي أبوابهم فصدقهم في كذبهم وأعانهم على ظلمهم فليس مني ولست منه ولا يرد علي الحوض ومن غشي أبوابهم أو لم يغش فلم يصدقهم في كذبهم ولم يعنهم على ظلمهم فهو مني وأنا منه وسيرد على الحوض يا كعب بن عجرة ! الصلاة برهان والصوم جنة حصينة والصدقة تطفئ الخطيئة كما يطفئ الماء النار يا كعب بن عجرة ! إنه لا يربو لحم نبت من سحت إلا كانت النارأولى به
614 – Dari Ka’b ibn ‘Ujrah, ia berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda: “ Aku memohon perlindungan kepada Allah untukmu wahai Ka’b ibn ‘Ujrah dari para penguasa yang akan datang setelahku. Barangsiapa mengetuk pintu mereka, lalu membenarkan kedustaan mereka dan membantu kedzaliman mereka, maka dia bukan golonganku dan aku bukan golongannya, dan ia tidak akan datang ke telagaku. Barangsiapa mengetuk pintu-pintu mereka atau tidak mengetuknya, lalu ia tidak membenarkan kedustaan mereka dan tidak pula membantu kedzaliman mereka, maka ia adalah golonganku dan aku golongannya dan ia akan datang di telagaku, wahai Ka’b ibn ‘Ujrah! Shalat adalah bukti (keimanan), puasa adalah perisai yang kuat, dan sodaqah bisa memadamkan dosa sebagaimana air memadamkan api, hai Ka’b ibn ‘Ujrah! Sesungguhnya tidaklah berkembang daging dari yang haram kecuali neraka paling pantas untuknya”[2]

  1. 4.     Fokus Untuk Berakhlaq yang Mulia

Akhlaq yang mulia adalah prilaku manusia berperadaban tinggi. Semakin tinggi peradaban seseorang atau bangsa, maka akan semakin mulia akhlaqnya. Akhlaq yang mulia tidak mengenal sikap menjilat, dusta, khiyanat, menyalahi janji, curang dan segala prilaku yang dibenci Allah. Akhlaq yang mulia berfungsi untuk membangun kemuliaan di dunia dan akhirat. Oleh karenanya, seseorang tidak akan dapat membangun kemuliaan pribadinya, satu bangsa tidak akan dapat membangun kemulian dan kejayaannya di mata bangsa-bangsa kecuali dengan sifat-sifat dan akhlaq yang mulia. Rasulullah s.a.w. berpesa:
 1987 - عن ابي ذر قال : قال لي رسول الله صلى الله عليه و سلم اتق الله حيثما كنت وأتبع السيئة الحسنة تمحها وخالق الناس بخلق حسن  
Dari Abu Dzar, ia berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda kepadaku: “Waspadalah kepada Allah di mana pun kamu berada, iringilah perbuatan yang buruk dengan perbuatan yang baik, niscaya yang baik akan menghapus yang buruk, dan pergaulilah seluruh manusia dengan perangai yang baik”[3]

Hadits di atas berpesan kepada kita tiga hal penting:
  1. Hubungan dengan Allah, lakukanlah dengan taqwa (waspada), karena Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui, Maha Melihat dan Maha Adil
  2. Hubungan dengan diri sendiri; lakukanlah dengan mengoreksi setiap kegiatan, yang salah cepat-cepat diluruskan, yang tidak baik cepat-cepat dihapus dengan berbagai kebaikan, dan yang sudah baik ditingkatkan
  3. Hubungan dengan orang di luar dirinya, keluarga, tetangga, masyarakat; lakukanlah dengan akhlaq yang mulia.
Semoga usulan dan ulasan singkat ini bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk meniti jalan kesalehan keluarga, meyelesaikan problem bersama dan menikmati kehidupan yang indah dunia dan akhirat juga bersama. Semoga Allah memberkahi dan mengumpulkan kalian berdua (mempelai) dalam suasana yang penuh kebaikan.
Wassalam.

Solihin Bunyamin Ahmad, Lc
11.18 | 0 komentar

GADIS

Written By Rudianto on Senin, 01 April 2013 | 06.25

Gadis itu wajahnya berona Nur IMAN.
Mahkotanya diliputi tanda Kehormatan
Kehormatan diri dipagari dengan Kesopanan.
Dialah puteri indah Rupawan
Ketika gadis lain sibuk menghiasi diri, dia menghias NUR ILAHI pada Wajahnya.
Ketika gadis lain sibuk mencari Sang putra, dia tenang dengan bersama cinta-NYA.
Ketika gadis lain sibuk berkata pujangga, dia tekun dengan Bait kata RABBnya.
Ketika gadis lain menangisi kepergian ARJUNA
Dia tanggisi KEHINAAN DIRI sebagai hamba,,,
Gadis itu seperti MAWAR BERDURI
Indah dipandangan namun sukar DIPEGANG
Mulianya karena KETAQWAAN
Cantiknya karena kepribadian AKHLAK MULIA...
Kerana itulah DIA GADIS IDAMAN......
Moga kitalah gadis yang dirindui SYURGA..
06.25 | 11 komentar

Wanita Perjuangan Menantimu

Written By Rudianto on Senin, 25 Maret 2013 | 05.46



Kalau kita mengeluh susah dalam menghadapi hidup ini, bayangkanlah ada orang yang lebih susah daripada kita. Penderitaan kita terlalu kecil dibandingkan dengan nikmat yang Allah karuniakan yang begitu banyak yang kita kecapi selama ini. Itupun kita masih mengeluh dan tidak puas hati. Itu bermakna kita protes akan takdir Allah. Tetapi tidak salah seandainya kita berusaha mencari penyelesaian, dengan ujian-ujian Ilahi.... dengan sabar dan ridho.

Wanita... andai tidak dipimpin dengan ilmu dan iman... mereka inilah yang paling mudah berkeluh kesah, resah dan bimbang. Bimbang dengan kesusahan dan masalah hidup, bimbang dengan keperluan yang dirasai seringkali tidak mencukupi dan bimbang dengan pelbagai perkara lain.
Kesusahan di dunia, sakit, pening, kekurangan harta, keperluan dan lain-lain, tidak lain dan tidak bukan, ujian hidup semata. Ujian, latihan dan tarbiyyah dari Allah Ta'ala. Ujian sebagai tanda kasih sayang Ilahi, sebagai kaffarah dosa-dosa juga sebagai pengangkat martabat di sisi Ilahi, insyaAllah.
Segalanya ditempuh dengan ridho dan sabar. Menyerahkan sepenuh harapan dan pergantungan kepadaNya, moga-moga dibantu oleh Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Pejuang-pejuang yang bersama Rasulullah SAW, hidup mereka susah. Bukan karena tidak inginkan kemudahan tetapi karena mereka memiliki hati yang zuhud.

Mereka korbankan harta dan kemewahan demi untuk melihat Islam tegak berdaulat. Dengan sifat inilah dunia melutut tunduk di bawah pemerintahan baginda Rasulullah dan para sahabat yang cinta mereka pada akhirat melebihi segala-galanya.

Hanya orang-orang yang ikhlas karena Allah dalam perjuangan serta tidak memiliki kepentingan apa-apa saja yang akan terus tetap dan terpilih di atas landasan mujahadah untukNya. Andai kita lihat sikap sebagian wanita hari ini. Harta dan kemewahan yang menjadi buruan. Intan, berlian dan emas, kalau tidak bergayut di badan, hati merasa tidak puas. Seolah-olah tidak lengkap. begitu juga pakaian dan perhiasan lain. Ya Allah, semoga hati ini dididik untuk tidak memandang dunia, amin.

Kalau semua wanita sibuk mengumpulkan barang kemas, bagaimana Islam akan membangun? kapan masanya untuk memperhalusi ibadah? memperhalusi hati dan mendidik akhlak? apalah lagi menjadi 'abidah-perindu Ilahi?

Seorang wanita yang ingin menjadi wanita solehah akan mengutamakan kepentingan Islam lebih daripada kepentingan diri. Hati mereka zuhud dengan dunia. Qanaah - merasa cukup dengan apa yang diberikan Allah Ta'ala. Ridho dengan setiap ketentuanNya, juga ridho dengan suaminya.
Mereka mampu bermujahadah, biarpun secara berangsur-angsur apabila berhadapan dengan kemewahan dunia. Bahkan senantiasa mencoba menginfaqkan harta dunia.... untuk saham akhirat. Segalanya demi kepentingan Islam tercinta. Dimana bumi dipijak, disitu Islam dijunjung. Didaulat dan dimartabatkan. Memanglah di dunia tak nampak apa-apa keuntungan, karena kerinduan jaminan dan janjiNya di akhirat kelak.

Apapun, segala-galanya bertitik-tolak dari hati. Hati yang benar-benar cintakan Allah, Rasul dan cinta untuk melihat Islam ditegakkan. Demi mardhatillah dan cinta-Nya yang didambakan.
"Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku (Rasulullah). Niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" - Ali Imran : 31.
Uang yang bertimbun akan habis juga akhirnya. Harta, barang kemas yang disayangi pasti ditinggalkan apabila tiba masanya kelak. Alangkah ruginya kalau banyak menyimpan harta yang hanya 'beku' walhal ia boleh dijadikan sebagai penyelamat diri di akhirat kelak.

Orang-orang yang telah meletakkan cinta Allah sebagai cinta yang utama, juga akan bercita-cita untuk menjadi orang-orang yang senantiasa bersyukur. Rasulullah pernah bersujud syukur apabila diberikan sandal yang baru.
Dan nyata hari yang berlalu sama sekali tidak boleh dilupakan, banyak iktibar yang perlu diteladani.... kisah Saidatina Khadijah, Rabiatul Adawiyah, Sumaiyyah, Asma binti Abu Bakar dan tokoh-tokoh mukminah zaman silam.... betapa hebatnya cinta mereka kepada Allah dan kepada Islam.

Sifat zuhud bisa membantu Islam berkembang. Terutamanya bagi seorang wanita, apabila kecintaannya kepada kemewahan, harta dan segalanya dapat disalurkan kepada perjuangan Islam.
Dan wanita perindu Allah... itu yang seharusnya menjadi idaman, didambakan. Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita solehah. Yang diperlukan sebagai tiang negara... juga yang bakal menggoncang dunia dengan didikan mereka terhadap anak-anak generasi dan pemimpin masa depan, InsyaAllah.

Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku adalah untuk Allah. Tuhan seru sekalian alam.

05.46 | 0 komentar
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahu. (QS. Al-Baqarah:261)

DONASI

TEBAR DAKWAH FILM ISLAM

Teknik Support Streaming

DJ ONLINE

IP

Visitor

free counters

TAFSIR IBNU KATSIR

NURIS TV

AGENDA TV

STREAMING RADIO RUQO FM

STREAMING RADIO RUQO FM
Radio Dakwah Ruqyah Syariyyah

RUQO FM

Server Luar Negeri

Dengarkan Nurisfm Disini

Total Tayangan Halaman

Pengunjung