Assalamu'alaikum ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  Nurisfm Network
Naskah tentang Ilmu Agama Islam dalam media ini diambil dan disusun dari berbagai sumber. Tidak tercantumnya sumber dan penulis, bermaksud untuk penyajian ilmu yang 'netral' semata. Mudah-mudahan menjadikan amal baik bagi penulisnya dan mendatangkan kebaikan bagi sesama. Kelemahan dan kekurangan serta segala yang kurang berkenan dihati mohon dimaafkan. Apabila ada pihak yang keberatan atau merasa dirugikan dimohonkan menghubungi Admin (Abu Azka). Dan untuk naskah-naskah ilmu pengetahuan umum, Insya Allah akan dicantumkan sumber dan atau penulisnya. Mohon Maaf sebelumnya, sekian dan terima kasih ^-^

Umar Bin Khatab (Eps. 3)

Written By Rudianto on Selasa, 31 Juli 2012 | 19.13

Zaid dan Umar pergi ke Dar al-Nadwah untuk menghadiri pertemuan kaum Quraisy. Di perjalanan mereka berdebat soal siapa yang pantas menghadiri pertemuan itu. Di luar Dar al-Nadwah, Khalid, Ikrimah, Safwan, Amr bin Aas dan Umair bin Wahab sedang berjudi dengan anak panah saat Umar tiba. Dan Umar menegur mereka. Di dalam Dar al-Nadwah, para petinggi Quraisy berdebat soal apa yang akan dilakukan pada Nabi Muhammad. Sebagian mereka tak peduli dan sebagian lagi sangat ingin menghentikan kegiatan Nabi Muhammad menyebarkan Islam. Di luar Dar al-Nadwah, terlihat Bilal membawakan minuman untuk para petinggi Quraisy. Dia ditahan oleh Safwan dan Khalid, memintanya untuk memberikan minuman itu pada mereka. Namun Bilal menolak. Di dalam Dar al-Nadwah, akhirnya keputusan pun dibuat. Atas saran Umar, mereka akan meminta paman Nabi Muhammad, Abu Talib, untuk berbicara pada Nabi Muhammad dan menghentikan kegiatannya. Abu Talib pun mendapat ancaman jika tidak bisa menghentikan Nabi Muhammad, maka kau Quraisy akan memerangi mereka. Umar tak setuju dengan itu.
19.13 | 0 komentar

Umar Bin Khatab (Eps.2)

Di Mekah, para kaum Quraisy akan mengadakan pertemuan, dipimpin oleh ketua klan Makhzoom, Walid bin Mugheerah beserta dua anaknya, Khalid dan Walid. Di antara mereka juga ada Abu Jahl.
 
Abu Bakar Asy-Syidiq, salah seorang sahabat mereka, berlaku tidak seperti biasanya. Dia tidak menghiraukan undangan untuk menghadiri pertemuan kaum Quraisy tersebut. Hingga dia bertemu Uthman, salah seorang sahabatnya, dan menceritakan tentang Muhammad bin Abdullah, yang tak lain adalah Nabi Muhammad SAW, junjungan dan tauladan bagi seluruh umat Islam.

Di rumah Abu Talib, Ali, anak laki-laki Abu Talib menceritakan kepada ayahnya tentang kenabian Muhammad bin Abdullah serta kitab sucinya, Al-Qur'an. Ali mendapat persetujuan ayahnya untuk memeluk agama Nabi Muhammad, Islam, atas dasar kebaikan dan kejujuran Nabi Muhammad.

Umar datang ke rumah Abu Hikam untuk sekedar berkunjung dan berbincang tentang isu kenabian Muhammad bin Abdullah. Di sana dia mendapatkan jawaban tentang bagaimana orang terhormat kaum Quraisy tidak bisa berada di bawah kuasa dan perintah Muhammad sebagai nabi. Bahkan petinggi kaum Quraisy seperti Abu Sufyan, melakukan penyerangan terhadap kaum Muslimin untuk menghentikan kegiatan mereka.
 
19.08 | 0 komentar

Umar Bin Khatab (Eps.1)

Umar yang sudah berusia 60 tahun sedang menjalankan ibadah haji. Di padang Arafah, dalam khutbahnya Umar mengatakan bahwa menjadi seorang yang beriman tidak didapat dengan hanya berpikir dan berharap, tetapi dengan tindakan nyata.
Dalam ibadahnya, Umar merasa sangat bersyukur akan kebesaran Allah SWT sekaligus takut akan segala cobaan dan siksa yang mungkin Allah berikan pada hambanya yang berdosa. Dia teringat pada masa saat dia belum memeluk Islam sebagai keyakinannya. Saat dia masih menggembala unta dan mencari kayu bakar untuk bibi-bibinya.

Dia teringat bagaimana ayahnya, Al-Khattab, memperlakukannya seperti pembantu, bukan seperti anaknya. Itu membuat Umar muda menjadi seorang yang keras dan berpendirian dalam segala hal.
17.56 | 0 komentar

Adab Sholat Khusyuk

Written By Rudianto on Minggu, 29 Juli 2012 | 10.23

Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah meringankan hati kita dan
memudahkan langkah kita bertemu dalam majelis ini. Semoga keselamatan dan kedamaian
tercurah kepada nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat yang mulia, serta penerus
risalahnya hingga hari akhir nanti.

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah SWT
Selain memahami urgensi dan hikmah sholat, sangat penting juga bagi kita untuk menjaga
kekhusyukan ibadah sholat kita. Disebutkan oleh Imam Ibnu Qudamah al-Maqdasy dalam
kitabnya Mukhtasor Minhajul Qashidin, bahwa kekhusyukan adalah ‘puncak kebaikan’ dari
adab-adab sholat yang kita kerjakan. Di dalam AlQuran pun sudah dijelaskan, bagaimana
kekhusyukan menjadi ciri keberuntungan seorang mukmin.

Artinya : “sungguh telah beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) yang khusyuk dalam
sholat-sholat mereka “ (QS Al-Mukminun 1-2)

Karenanya menjadi sebuah kebutuhan bagi kita, untuk mengevaluasi kembali shalat yang kita
jalani selama ini. Apakah sudah mendapati kekhusyukan dalam sholatnya, atau masih sering
menjadikan sholat sebagai rutinitas biasa yang nyaris tidak berkesan apapun terhadap dirinya ?.
Setiap kita tentu harus berusaha untuk meningkatkan kualitas sholatnya dari hari ke hari. Bukan
hanya mengerjakan syarat dan rukunnya saja, tetapi berusaha mengejar kekhusyukan di dalam
sholat, agar lebih optimal pengaruh dan pahala yang ia dapatkan.

Kaum muslimin yang berbahagia

Disebutkan dalam Tafsir Al-Wasith yang ditulis oleh Syeikh Al-Azhar, Muhammad Ali Tonthowi ,
makna khusyuk adalah : “ ketakutan dalam hati kepada Allah SWT, yang terlihat pada anggota
badan, menjadikannya tenang dan merasakan bahwa berdiri menghadap Allah SWT “. Tentu
saja ini adalah pekerjaan yang berat dan harus dilatih terus menerus. Adapun beberapa langkah
untuk lebih khusyuk dalam sholat, secara umum telah dibahas dalam banyak kitab-kitab ,
diantaranya sebagai berikut :

Pertama : Menyadari fungsi dan pentingnya sholat : sehingga ia tidak lagi merasa sholat sebagai
sebuah kewajiban, tetapi sebagai sebuah kebutuhan yang akan berakibat baik bagi dirinya
sendiri, di dunia maupun akhirat.

Kedua : Istihdhor al-Qalb ( Konsentrasi ) : yakni mengosongkan hati dari hal hal yang
mengganggu dan mencampuri konsentrasi ketika sholat. Karenanya disyariatkan niat di awal
sholat sebagai pintu awal menata hati dan menghadirkannya. Rasulullah SAW juga
mengingatkan godaan syetan ketika manusia tengah sholat . Dari Utsman bin Abi Ash, ia
mendatangi Rasulullah SAW dan mengatakan : “Wahai Rasulullah, sesungguhnya syaitan telah
menghalangi shalatku dan mengganggu bacaanku”.Maka Rasulullah SAW berkata : “ itu adalah
syaitan yang bernama Khonzab, jika engkau merasakan maka bertaawudzlah (minta
perlindungan kepada Allah), dan meludahlah ka arah kiri tiga kali “ (HR Bukhori)

Ketiga : Tafahum li ma’nal Kalam ( Mengetahui Arti lafal) : Dengan memahami makna bacaan
yang kita lafalkan, maka akan membantu kekhusyukan dalam sholat, karena kita menghayati
sepenuhnya doa-doa yang ada di dalamnya.

Keempat : Ta’dzhiim lillah ( Penghormatan & Pengagungan ) : Yaitu merasakan keagungan Allah
dan sebaliknya kekerdilan kita sebagai hambanya. Hal ini akan memunculkan ketakutan saat
sedang menjalani Sholat. Tidak ada kesombongan sedikitpun saat kita sholat.

Kelima : Dzkirul Maut ( Mengingat Mati ) : Kita merasa bahwa sholat kita ini adalah yang terakhir
yang akan kita kerjakan, dimana setelahnya malaikat maut datang menjemput ajal kita.
Perasaan ini menumbuhkan suasana kebatinan yang luar biasa, membantu sholat kita jauh lebih
khusyuk dari sebelumnya. Karenanya, Rasulullah SAW bersabda :
"Ingatlah mati dalam sholatmu , karena sesungguhnya jika orang mengingat mati dalam
sholatnya tentu ia akan memperbagus sholatnya. Shalatlah seperti orang tidak yakin ia
akan dapat melakukan sholat selainnya. (HR Dailami, dishahihkan oleh Albani)

Kaum muslimin yang berbahagia

Selain langkah-langkah di atas, syariat kita juga menganjurkan sunnah-sunnah tertentu yang
semuanya mengarah menuju optimalisasi kualitas sholat. Ada hal-hal yang dianjurkan : seperti
bersiwak, memakai pakaian yang baik, berdoa ketika melangkah ke masjid. Ada pula hal-hal
yang dilarang dan dimakruhkan, seperti : larangan makan makanan berbau menyengat, larangan
sholat dalam kondisi menahan hajat, dan lain sebagainya. Jika semua ini dijalankan dengan baik,
insya Allah akan membantu kita untuk menggapai sholat yang lebih khusyuk. Semoga Allah SWT
memudahkan. Wallahu a’lam bishhowab
10.23 | 0 komentar

RAMADHAN & PENJAGAAN SHOLAT

Segala puji hanyalah bagi Allah semata, sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada
nabi junjungan kita : Muhammad SAW, yang senantiasa kita harap syafaatnya pada hari kiamat
kelak. Begitu pula kepada para sahabat dan keluarga beliau yang mulia, serta seluruh pengikut
risalahnya hingga akhir nanti.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT ….

Setiap hari kita menjalani sholat lima waktu. Setiap kita pasti mendambakan bisa menjalankan
sholat-sholat tersebut dengan optimal, agar kita bisa merasakan buah dari keberkahan sholat
yang digambarkan dalam firman Allah SWT : “ Sesungguhnya sholat itu mencegah dari
perbuatan keji dan mungkar “ (QS Al-Ankabut : 45). Jelas tersirat dari ayat tersebut, bahwa
sholat kita seharusnya mampu menjaga diri kita dari perbuatan dosa. Bukan sekedar sholat
penggugur kewajiban saja. Namun kenyataan menunjukkan hal berbeda, betapa banyak orang
yang sholat tapi masih terasa ringan dalam berbuat maksiat dan dosa. Oleh karena itu, menjadi
penting bagi kita untuk berusaha meniti langkah dalam mengoptimalkan sholat kita. Setidaknya
ada tiga langkah optimalisasi sholat yang perlu kita renungkan dan praktekkan dalam sholat kita
sehari-hari, antara lain sebagai berikut :

Pertama : Optimalisasi dari sisi awal waktu
Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang telah ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman” (QS An-Nisa 103). Sholat adalah kewajiban yang
terikat dengan waktu. Karenanya, menjadi langkah terbaik bagi seorang muslim untuk
menjalankannya di awal waktu. Dalam riwayat Bukhori , Rasulullah SAW pernah ditanya oleh
Ibnu Mas’ud tentang amal yang paling dicintai oleh Allah SWT, maka yang pertama beliau
sebutkan adalah : “sholat pada waktunya”. Sebaliknya, bagi mereka yang meremehkan waktu
sholat dengan menunda-nunda, diancam dengan kecelakaan di akhirat nanti. Allah SWT
berfirman : “ kecelakaan bagi orang-orang yang sholat, (yaitu) yang lalai dari sholatnya “ (QS Al-
Maun 4-5). Rasulullah SAW juga mencela sekelompok munafik di Madinah yang menunda-
nunda waktu sholat ashar hingga menjelang terbenamnya matahari.

Kedua : Optimalisasi dari sisi berjamaah
Langkah optimalisasi sholat berikutnya adalah menjaga sholat kita agar senantiasa berjamaah.
Hukum sholat berjamaah bagi kaum laki-laki adalah sunnah muakkadah yang hampir mendekati
wajib. Dari sisi pahala dan keutamaannya, tak kurang Rasulullah SAW menyatakan dalam
haditsnya : “Sholat berjamaah lebih utama pahalanya dari pada sholat sendirian, sebanyak dua
pulun tujuh derajat” (HR Bukhori Muslim). Selain menambah pahala, dengan sholat jamaah pun
kita bisa merasakan hikmahnya berupa penguatan ukhuwah antara kita, tetangga atau rekan
kerja.

Ketiga : Optimalisasi dari sisi Kekhusyukan
Langkah berikutnya adalah menjaga kekhusyukan sholat kita. Syeikh Muhammad Ali Tonthowi
mengartikan khusyuk sebagai : ketakutan dalam hati kepada Allah SWT, yang terlihat pada
anggota badan, menjadikannya tenang dan merasakan bahwa ia berdiri menghadap Allah SWT.
Kekhusyukan dalam sholat adalah salah satu indikasi keberuntungan seorang yang beriman.
Allah SWT berfirman : “sungguh telah beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) yang
khusyuk dalam sholat-sholat mereka “ (QS Al-Mukminun 1-2). Untuk mendapatkan kekhusyukan
tentu banyak hal yang harus kita upayakan, seperti : memahami fungsi dan hikmah sholat,
mengenal keagungan Allah, dan tentu saja dengan memahami ucapan dan doa yang kita
lantunkan dalam sholat kita.

Akhirnya, semoga sholat yang kita jalani setiap hari tidak lagi menjadi hiasan dan penggugur
kewajiban. Tetapi menjadi momentum yang dinanti-nanti untuk dijalani dengan optimal, agar
mendapatkan buah dan berkahnya, di dunia maupun akhirat. Semoga Allah SWT memudahkan.
Wallahu a’lam bisshowab.
09.47 | 0 komentar

Urgensi dan Hikmah Sholat

Written By Rudianto on Sabtu, 28 Juli 2012 | 00.27

Segala puji bagi Allah, teriring doa dan keselamatan semoga terlimpah atas nabi dan rasul
termulia: Muhammad SAW, juga atas keluarga dan para sahabat, serta kepada semua yang
mengikuti mereka dalam kebenaran sampai hari kiamat nanti.

Sebagai seorang muslim, setiap hari kita diwajibkan oleh agama kita untuk mendirikan sholat
lima waktu. Namun tanpa disadari, kebanyakan dari kita menganggap kewajiban mulia tersebut
sekedar rutinitas yang membebani saja. Banyak yang menjalankan sholat hanya sekedar
menggugurkan kewajiban, atau ibaratnya anak sekolah atau karyawan perusahan ; sekedar
absen semata, tanpa mengetahui urgensi dan hikmahnya. Karenanya marilah dalam kesempatan
yang berbahagia ini, kembali kita mencoba menyelami kembali urgensi dan hikmah ibadah
sholat yang kita kerjakan sehari-hari.

Adapun diantaran urgensi dari ibadah sholat, yaitu merupakan ibadah yang pertama kali akan
dimintakan pertanggung jawabannya dari manusia pada hari kiamat kelak. Bukan hanya itu,
ibadah sholat kita juga menjadi cermin dari keseluruhan rangkaian amal ibadah kita selama di
dunia. Rasulullah SAW bersabda :

“Sesungguhnya amal ibadah seseorang yang paling pertama kali dihisab adalah shalatnya. Jika
shlalatnya di nilai baik, maka bahagia dan tenanglah dia. Namun jika shalatnya rusak, maka rugi
dan sengsaralah dia.” (HR. Tirmidzi, Ahmad dan Nasa’i).

Selain menjadi ibadah yang pertama kali dihisab pada hari kiamat, ibadah shalat juga menjadi
bukti sekaligus identitas keislaman sejati kita. Karenanya, sholat menjadi garis pemisah yang
jelas antara keimanan dan kekufuran. Hal ini jelas ditegaskan oleh Rasulullah Saw dalam
hadisnya:

"Batas antara seseorang dengan kekufuran adalah meninggalkan shalat”. (HR. Nasa’i, Tirmidzi
dan Ahmad).

Dengan meyakini dan memahami urgensi ibadah sholat, diharapkan kita semua bisa lebih
merasakan keagungan ibadah mulia ini lalu menjalankannya dengan sepenuh keikhlasan dan
kepasrahan.

Kaum muslimin yang berbahagia

Selain urgensi, ibadah sholat juga mempunyai fungsi dan hikmah bagi kehidupan kita secara
pribadi maupun masyarakat. Secara pribadi, ibadah sholat akan menghasilkan hikmah kepada
mereka yang mengerjakannya setidaknya dalam tiga hal :

Pertama : Sholat akan Mengendalikan Diri dari Kemaksiatan

Orang yang mendirikan sholat dengan baik akan merasakan hubungan dan kedekatan yang luar
biasa kepada Allah SWT. Karenanya ia akan merasa selalu dalam pengawasan Allah SWT. Ia tidak
rela menodai kedekatannya itu dengan amal dan perbuatan maksiat. Inilah buah dari ibadah
sholat yang mulia, sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT :

“Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan
mungkar.” (Al-Ankabut: 45).

Kedua : Sholat menjadi Pembersih dari segala Dosa

Kita semua sama-sama menyadari, bahwa tidak ada menusia yang ma’shum (terjaga dari dosa)
selain para nabi dan rasul, maka salah satu hikmah shalat adalah menjadi pembersih dan
penggugur dosa-dosa kita. Rasulullah shallalahu 'alaihi wasallam mengumpamakan shalat lima
waktu dengan sebuah sungai yang mengalir di depan pintu seseorang, lalu ia mandi di sungai itu
lima kali dalam sehari semalam, adakah kotoran ditubuhnya yang masih tersisa?

Dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata, aku mendengar Rasulullah shallalahu 'alaihi
wasallam bersabda, “Menurut kalian seandainya ada sungai di depan pintu rumah salah seorang
dari kalian di mana dia mandi di dalamnya setiap hari lima kali, apakah masih ada kotorannya
yang tersisa sedikit pun?” Mereka menjawab,”Tidak ada kotoran yang tersisa sedikit pun.”
Rasulullah saw bersabda, “Begitulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah
menghapus kesalahan-kesalahan.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Ketiga: Sholat Menguatkan Jiwa dalam menghadapi Cobaan Kehidupan

Kehidupan manusia bagaikan putaran roda ; senang, susah, gembira, ujian dan cobaan datang
silih berganti menguji iman dan ketakwaan. Seorang muslim harus mempunyai jiwa yang kokoh
untuk menghadapi beratnya ujian kehidupan. Ibadah sholat sejak awal menjadikan jiwa manusia
tenang dan khusyuk, sehingga mampu menjalani kehidupan dengan matang. Kita diperintahkan
untuk selalu menjadikan sholat sebagai pengokoh jiwa kita dalam setiap musibah yang melanda.
Allah SWT berfirman :

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yang demikian itu
sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” (Al-Baqarah: 45).

Sholat senantiasa menjadikan jiwa kita tenang dan kokoh. Inilah rahasia mengapa Rasulullah
SAW meminta kepada Bilal : “Wahai Bilal, istirahatkan kami dengan shalat.” (HR Ahmad dan
Abu Daud). Dalam kesempatan lain beliau juga bersabda, “Dan ketenanganku dijadikan di dalam
shalat.” (HR Ahmad)

Semoga kita termasuk mereka yang mendapatkan buah dan hikmah dari ibadah sholat yang
dikerjakannya. Allahumma sholli wa salim wa barik alaih.

00.27 | 0 komentar

Amal Unggulan di Bulan Puasa (2)

Written By Rudianto on Jumat, 27 Juli 2012 | 03.51

Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kita bimbingan dan
kekuatan dalam mengisi bulan Ramadhan ini. Tidak lupa sholawat dan salam kita sampaikan
kepada Rasulullah SAW, uswah dan qudwah kita dalam mengisi Ramadhan dengan segenap
amal kebaikan dan ibadah yang disyariatkan.

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah SWT
Tanpa terasa hari-hari Ramadhan terus berjalan cepat, sebelum terlambat marilah senantiasa
kita mengevaluasi amal apa saja yang telah kita jalankan. Apakah benar-benar kita telah
mengoptimalkan Ramadhan untuk mendulang pahalan dan keberkahan ? Atau malah justru kita
melewati hari hari di dalamnya hanya dengan kemalasan dan amal ibadah seadanya ?. Pada
pertemuan sebelumnya kita telah membahas dua ibadah unggulan di bulan Ramadhan, yaitu
Qiyam Ramadhan atau yang biasa disebut dengan sholat tarawih, serta tadarus atau membaca
dan mempelajari kitab suci Al-Quran. Selain dua ragam ibadah tersebut, di dalam bulan
Ramadhan masih banyak terbuka peluang amal ibadah unggulan lainnya yang juga disyariatkan.
Mari kita telusuri satu persatu secara singkat, dan berusaha kita jalankan selagi masih ada
kesempatan di bulan Ramadhan kali ini.

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah SWT
Pertama : Memperbanyak Sedekah
Dari Ibnu Abbas RA. Berkata:
“Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan. Dan kedermawanannya lebih lagi pada
bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya. dan Jibril menemuinya setiap malam di bulan
Ramadhan untuk tadarus Al-Qur’an. Sungguh Rasulullah SAW lebih murah hati melakukan
kebaikan daripada angin yang berhembus”. ( Shahih Al Bukhari)

Kedua : Menyediakan hidangan berbuka

Rasulullah SAW bersabda :Barang siapa yang memberi hidangan berbuka untuk orang yang
berpuasa maka dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa
mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sama sekali.” (HR. Tirmidzi. Dia berkata, “Hadits
hasan shahih.”).

Ketiga : Menjalankan I’tikaf di Akhir Ramadhan

Akhirnya, Mari bersama menguatkan tekad, saling menasehati satu sama lainnya, seraya
memohon kekuatan kepada Allah SWT agar benar-benar kita bisa menghiasi Ramadhan ini
dengan sepenuh amal kebaikan.
03.51 | 0 komentar

Amal Unggulan di Bulan Puasa (1)

Written By Rudianto on Rabu, 25 Juli 2012 | 22.59

Marilah kembali kita bersyukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kita peluang pahala
begitu besar di bulan Ramadhan yang mulia ini. Mari meniti hari demi hari di bulan ini, dengan
kesungguhan amal dan kekhusyukan dalam hati kita. Sepenuh doa keselamatan dan
kesejahteraan semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang memberikan contoh begitu
jelas kepada kita, bagaimana mengisi bulan Ramadhan dengan penuh amal kebajikan.

Kaum muslimin yang berbahagia ....
Sejak awal Ramadhan memang telah dijadikan oleh Allah SWT sebagai bulan musim kebaikan,
dimana setiap pecinta kebaikan diundang untuk berlomba-lomba memanfaatkan kesempatan
dan hari-harinya yang singkat, dengan memenuhinya dengan amal kebaikan yang bermacam-
macam. Rasulullah SAW menyebutkan ciri khusus bulan Ramadhan :
 “(Bulan dimana) dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, syetan-syetan dibelenggu.
Dan berserulah malaikat : wahai pencari kebaikan, sambutlah. Wahai pencari kejahatan,
berhentilah” (demikian) sampai berakhirnya ramadhan” ( HR Ahmad)

Maka inilah yang harus kita yakini dalam hati, sejak awal menyambut Ramadhan visi kita adalah
menjadikannya sebagai ladang amal kebaikan dan keberkahan. Adalah sebuah kesalahan jika
ada yang memandang bahwa kemuliaan Ramadhan hanya terkait keistimewaan ibadah puasa
saja. Rasulullah SAW dan para sahabat telah mencontohkan dengan jelas kepada kita, melalui
banyak riwayat shohih yang tersebar di kitab para ulama. Bagaimana mereka mengisi Ramadhan
dengan berbagai amal kebaikan begitu rupa, berlomba dan terus berlomba seolah tak rela jika
bulan ini hanya berhiaskan kemalasan dan duduk semata.

Kaum muslimin yang berbahagia ....
Lantas apa sajakah amal kebaikan dan ibadah unggulan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan
pada sahabat di hari-hari Ramadhan yang penuh berkah ? Mari sejenak kita mengkajinya dengan singkat satu demi satu, agar memotivasi kita untuk mampu menjalankannya di bulan Ramadhan
yang telah berjalan beberapa hari ini.

Yang Pertama : Menjalankan Sholat Tarawih atau Qiyam Ramadhan
Salah satu yang menjadi ciri khas bulan Ramadhan adalah shalat tarawih berjamaah. Bulan
Ramadhan menjadi begitu semarak di malam hari karena pelaksanaan sholat tarawih
berjamaah. Riwayat tentang keutamaan qiyam ramadhan atau sholat tarawih ini begitu sering
kita dengar di hari-hari ini, dan bahkan telah kita hafal tanpa sengaja. Rasulullah SAW bersabda
dengan lisannya yang mulia :
.
Barang siapa melakukan qiyam ramadhan dengan iman dan pengharapan, maka akan diampuni
dosa-dosanya terdahulu (HR Bukhori)

Menjalankan sholat tarawih dengan penuh keimanan dan keyakinan akan keutamannya
pahalanya, akan membuahkan gugurnya dosa-dosa kita yang terdahulu. Karenanya, ini menjadi
amal unggulan di bulan Ramadhan yang sungguh sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja.

Kaum muslimin yang berbahagia,
Sejarah pelaksanaan sholat tarawih berjamaah ini tidak lepas dari peran seorang sahabat yang
mulia, beliau Al Faruuq Umar bin Khottob ra. Dahulu pada awalnya Rasulullah SAW mengajak
beberapa sahabat untuk menjalankan qiyamur ramadhan, namun dari hari ke hari kaum
muslimin bersemangat dan jumlahnya terus bertambah, hingga akhirnya Rasulullah SAW
menyuruh untuk sholat sendiri-sendiri di rumah karena takut hal tersebut menjadi wajib bagi
umatnya. Ini adalah bentuk kasih sayang seorang pemimpin terhadap umatnya. Namun waktu
terus berjalan, ketika Umar melihat para sahabat di Madinah sholat sendiri-sendiri saat malam
Ramadhan menjelang, maka kemudian beliau berinisiatif dan berijtihad untuk mengumpulkan
kembali kaum muslimin dalam sholat tarawih berjamaah dan memerintahkan sahabat Ubay bin
Ka’ab ra sebagai imamnya.

Maka marilah kita terus berusaha istiqomah menjalankan sholat tarawih berjamaah, agar
menambah syiar dan cahaya bulan Ramadhan. Sholat tarawih hendaknya kita kerjakan dengan
sungguh-sungguh dan sepenuh hati, bukan hanya ewuh pakewuh karena dilihat anak dan istri.
Sholat tarawih juga hendaknya kita jalankan dengan penuh kekhusyukan, bukan malah
sebaliknya, mengerjakan dengan cepat, terengah-engah, bahkan jauh dari kekhusyukan dan
ketenangan. Kita bisa bercermin bagaimana Rasulullah SAW begitu bersungguh-sungguh dalam
qiyamul lailnya, bahkan hingga kaki beliau yang mulia bengkak-bengkak karena begitu lamanya
beliau berdiri bermunajat kepada Ilahi. Semoga kita mampu menghayati dan menjalani, ibadah
tarawih ramadhan yang benar-benar membantu kita lebih dekat kepada Allah SWT.

Kaum muslimin yang berbahagia,
Amal Unggulan Yang Kedua : Tilawah dan Tadarus atau Mempelajari AlQuran

Bulan Ramadhan adalah syahrul quran, bulan Al-Quran. Bukan saja karena Al-Quran turun di
dalam bulan Ramadhan, namun karena memang salah satu agenda dan amalan Ramadhan
adalah membaca dan mempelajari Al-Quran. Inilah salah satu sunnah dalam bulan Ramadhan
yang begitu jelas dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah riwayat ibnu Abbas
menceritakan :
:Adalah Jibril menemui Rasulullah tiap malam dalam bulan ramadhan dan bertadarus Al-Quran
(HR Bukhori)

Sudah menjadi kebiasaan baik yang ada di masyarakat kita, bersama-sama membaca dan saling
menyimak bacaan Al-Quran yang sering disebut dengan tadarusan. Begitu pula dengan
kebiasaan lain yaitu mengkhatamkan al-Quran dalam 30 hari Ramadhan ini. Ini semua harus kita
jaga dan syukuri, dan tentu tidak lupa kita berusaha untuk meningkatkan dari hari ke hari, bukan
hanya sekedar membaca atau tilawah, namun juga mempelajari dan memahami makna-
maknanya. Mengingat makna tadarus sendiri secara bahasa adalah : saling belajar dan
mempelajari Al-Quran. Hal ini menjadi amal terbaik yang pernah Rasulullah SAW promosikan di
hadapan para sahabat, beliau bersabda dengan gamblang :

“ yang terbaik di antara kalian adalah mereka yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya
kepada yang lain “ (HR Bukhori)

Maka setiap kita bisa berusaha untuk mempelajari dan mengajarkan Al-Quran, dari yang mulai
sederhana ; belajar dan mengajarkan membaca Al-Quran huruf per huruf, belajar dan
mengajarkan tafsir atau makna ayat per ayat dari Al-Quran, atau bahkan hingga belajar
memahami makna dan kandungan hukum yang ada dalam Al-Quran. Ini semua tentu bukan hal
yang mudah, namun Bulan Ramadhon adalah waktu yang tepat untuk memulai atau
meningkatkan kedekatan kita terhadap Al-Quran.


Kaum muslimin yang berbahagia,
Marilah kita menyediakan waktu khusus dalam hari-hari kita di bulan Ramadhan ini, bukan
hanya sekedar membaca Al-Quran siang dan malam, namun juga mencoba untuk memahami
dan mentadaburinya. Terlebih lagi saat ini begitu banyak ceramah, kajian, pengajian yang
membahas seputar Al-Quran dan tafsirnya, maka akan sangat indah dan berkesan Ramadhan
kita jika kita mampu menghadiri majelis-majelis ilmu semacam itu. Kita juga perlu mengingat,
bahwa hakikat kemuliaan Al-Quran akan dapat kita rasakan, dengan benar-benar mentadabburi
ayat-ayatnya, sebagaimana jelas disebutkan dalam Al-Quran :

“ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka
memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran”
(Q.S.SHood :29)

Akhirnya, sholat tarawih dan tilawah al-Quran adalah dua dari sekian banyak amal unggulan di
bulan Ramadhan. Mari bersama menguatkan tekad, saling menasehati satu sama lainnya, seraya
memohon kekuatan kepada Allah SWT agar benar-benar kita bisa menghiasi Ramadhan ini
dengan sepenuh amal kebaikan.

washholatu wassalamu ala Rasulillah wa ‘ala aalihi wa ashabihi ajma’iin
22.59 | 0 komentar

Perjuangan Dalam Berda'wah

Written By Rudianto on Selasa, 24 Juli 2012 | 22.40

Aku selalu tertarik dengan sesuatu yang berbau da'wah entah itu hanya sekedar nasehat ataupun berupa ilmu yang erat kaitannya dengan kehidupan Dunia wal akhirat, ketika ku jumpai suatu tempat dengan pola yang seperti itu maka aku akan selalu mendekati dan berusaha masuk didalamnya. Aku merasa aku sangat miskin dengan ilmu, aku butuh inspirasi dan motivasi yang selalu mendorong aku untuk dapat hijrah dan selalu hijrah hingga lambat laun akupun berharap bisa dipertemukan dengan cahaya itu.

Rupanya hanya untuk mendekati nasehatpun bukan main syetan menyusup dalam sendi2 kehidupan manusia sehingga tak sedikit kerikil2 yang menghalangi, bahkan nyaris kita berjalan ditempat  licinpun terpeleset dan terpental, begitu pandainya syetan bekerja hingga manusia tanpa sadar menjauh dan akhirnya lupa. Bathinku menolak semua itu, tapi demi jalan lurus yang harus aku lalui aku perlu berdiam diri sejenak dan menyusun suatu strategi agar aku bisa mengalahkan syetan2 yang selalu menghalangi jalanku. Aku kuatkan hati dan aku yakin pasti aku bisa...insya'allah dengan kekuatan doa syetan2 pun akan tumbang dan akupun akan jadi pemenang....

Dalam berda'wah kita dituntut bekerja sama untuk saling menopang agar da'wah bisa hidup, jika diperlukan harus ada orang2 yang berada pada posisi yang benar2 membutuhkan ilmu sehingga terjadilah diskusi yang pada akhirnya da'wah bisa berkembang dengan baik. Komunikasi dalam Islam dinilai penting, karena adanya kewajiban berda’wah kepada setiap orang-orang yang beriman sehingga nilai-nilai Al Qur’an dan haditsnya harus selalu dikomunikasikan kepada orang lain, khususnya keluarga guna menghindari siksaan api neraka.

Komunikasi sangat berpengaruh terhadap kelanjutan hidup manusia, baik manusia sebagai hamba, anggota masyarakat, anggota keluarga dan manusia sebagai satu kesatuan yang universal. Seluruh kehidupan manusia tidak bisa lepas dari komunikasi. Dan komunikasi juga sangat berpengaruh terhadap kualitas berhubungan dengan sesama.

Wahai kawan... "jangan pernah berkata dunia membutuhkanmu" Jika kenyataanya, kita hanya memikirkan seseorang yang jelas2 tidak peduli terhadapmu. Jangan pernah berdalih memikirkan ummat, jika dalam benak kita hanya berisi pertanyaan: apa makanan dan minuman kesukaannya? Apa warna kesukaannya? Siapa teman terdekatnya? Berapa ukuran sepatunya? Apa hobinya? Lewat mana dia kalau berangkat pergi? Kemana dan kapan dia membeli kebutuhan bulanannya? Bahkan mencoba selalu menguntit semua kegiatannya! Sadarlah kawan dunia ini bukan sekedar apa yang kau pikirkan tentang dia, carilah yang lain yang lebih penting dari sekedar hanya memikirkan dia..!! Jangan bunuh pikiranmu dengan hal-hal yang tak berguna..!! Dia yang kau pikirkan itu sama sekali tidak akan menjadikanmu sebagai dunianya..!!

Da’wah adalah sesuatu yang suci…
Qod aflaha man zakkaha (Beruntunglah orang yang membersihkan diri)…
Wa qod khoba man dassaha (Dan celakalah orang yang mengotori dirinya)…

Bahwa hubungan ikhwan dan akhwat aktivis da’wah adalah seperti saudara…
Cukup sampai disana…
Kalaupun terjadi gangguan hati yang  merupakan sunnatullah akibat adanya interaksi,
Tidak akan melebihi taraf SIMPATI
Kecuali Allah memberikan kesempatan padanya untuk menyelesaikan setengah agamanya…

Sehingga orang yang berhak dan akan bertahan dalam jalan ini,
Adalah orang yang niat ikhlas membersihkan dirinya…
Dia ikut tarbiyah dengan keikhlasan,Bukan ingin ketenaran…
Dia berda’wah ingin menuju Jannah-Nya,
Bukan ingin mendapatkan jabatan, fans atau lainnya…

Ingat ikhwan wa akhwat fillah

Untuk ikhwan…
Bila kamu istiqomah di jalan da’wah ini,
Bidadari telah menanti kamu di syurga nanti…

Untuk akhwat…
Bila kamu istiqomah di jalan da’wah ini,
Kamu lebih baik dari bidadari yang terbaik yang ada di syurga…

Untuk itu wahai kawan, sudahilah sandiwaramu itu. Gerak gerikmu sudah terbaca, bahasamu sudah terdengar akrab, jangan lagi berfikir orang lain harus berteman dengan siapa..! jangan lagi berfikir orang lain selalu berfikir sama denganmu..! Kau bersembunyipun percuma, karena kau tak lebih dari seorang pengecut yang hanya ingin mengacaukan suasana..! Ingatlah jangan halangi langkah kami, jangan hancurkan misi kami..itu semua tiada berguna lagi.
22.40 | 0 komentar

Menyelami Hikmah Puasa


Alhamdulillah, segala puji hanyalah bagi Allah SWT. Setiap tarikan nafas adalah nikmat bagi kita,
sekaligus amanah untuk kita pertanggung jawabkan. Apakah setiap detak kehidupan
membuahkan amal dan kebaikan, ataukan justru catatan keburukan yang memilukan ? Shalawat
serta salam marilah kita haturkan kepada Rasulullah Muhammad SAW nabi Junjungan, yang
setiap detak kehidupannya dipenuhi dengan panduan kemuliaan, uswah dan teladan bagi kita
semua. Semoga kita diberikan nikmat bertemu dengannya di akhirat nanti. Amin


Jamaah sekalian rahimakumullah ...
Salah satu yang membuat kita termotivasi untuk beramal adalah ketika kita mengetahui dan
meyakini sepenuhnya, manfaat dan hikmah dari sebuah amalan tersebut. Begitu pula dengan
ibadah kita di bulan Ramadhan, agar tetap bersemangat hingga akhir Ramadhan perlu rasanya
kita meyakini dan memahami beragam hikmah di bulan yang mulia ini khususnya hikmah puasa
Ramadhan. Sungguh di luar sana, masih banyak yang mengisi Ramadhan tanpa semangat, hanya
ikut-ikutan penuh keterpaksaan, salah satunya karena gagal dalam menyelami hikmah
Ramadhan dan kewajiban puasa di dalamnya.


Jamaah sekalian rahimakumullah ...
Untuk itulah, mari sejenak kita bahas dalam kesempatan kali ini, beberapa hikmah dari banyak
hikmah yang terkandung dalam bulan Ramadhan, dan semoga ini bisa menjadi penyemangat

kita, agar amaliyah Ramadhan kita stabil dan bahkan terus meningkat. Diantara hikmah
Ramadhan adalah sebagai berikut :


Pertama : Ramadhan sebagai Training Keikhlasan
Puasa adalah ibadah yang melatih keikhlasan. Maka puasa Ramadhan selama sebulan adalah
training keikhlasan yang sangat efektif. Sejak awal Rasulullah SAW menjelaskan betapa ibadah
puasa benar-benar jalur langsung antara seorang dengan Tuhannya. Puasa menjadi ibadah yang
begitu mulia karena langsung dinilai oleh Allah sang Maha Mulia. Beliau meriwayatkan firman
Allah SWT dalam sebuah hadits Qudsi :


“ Setiap amal manusia adalah untuknya kecuali Puasa, sesungguhnya (puasa) itu untuk-Ku, dan
Aku yang akan membalasnya “ ( HR Ahmad dan Muslim).


Jamaah sekalian rahimakumullah ...
Ibadah Puasa melatih kita untuk ikhlas dalam arti yang paling sederhana, yaitu : beramal hanya
karena Allah SWT, mengharap pahala dan keridhoan-Nya. Betapa tidak ? Hampir semua ibadah
bisa dideteksi dengan mudah oleh semua manusia, kecuali puasa. Orang menjalankan sholat
dan zakat bisa dengan mudah terlihat dengan mata telanjang. Apalagi ibadah haji, rasa-rasanya
satu kampung pun bisa mengetahui kalau salah satu kita menunaikan ibadah haji. Berbeda
dengan puasa, yang hampir-hampir tidak bisa diketahui oleh orang lain karena kita ‘sekedar’
menahan tidak makan minum dan berhubungan badan.


Artinya, dalam puasa kita dipaksa untuk ‘ikhlas’ menjalani itu semua hanya karena Allah SWT.
Sekiranya bukan karena ikhlas, akan sangat mudah bagi seseorang untuk mengelabui keluarga
atau teman-temannya. Ia bisa ikut sahur dan juga berbuka bersama keluarga, tapi di siang hari
mungkin saja menyantap lahap makanan di warung langganannya. Kita semua juga bisa
berakting puasa dengan mudah, tapi lihatlah : tidak pernah terbersit dalam hati kita untuk
menjalani puasa dengan modus semacam itu. Subhanallah, inilah training keikhlasan terbaik
yang pernah kita dapati. Sebulan penuh merasa di awasi dan beramal hanya karena Allah SWT.


Mari kita sedikit berangan, seandainya kaum muslimin di Indonesia bisa mengambil sedikit saja
oleh-oleh keikhlasan samacam ini untuk bulan-bulan selanjutnya, bisa kita bayangkan angka
kejahatan, korupsi dan sebagainya insya Allah akan menurun drastis. Karena mereka semua
merasa di awasi oleh Allah SWT, lalu menjalankan ketaatan dengan ikhlas sebagaimana
meninggalkan kemaksiatan juga dengan ikhlas. Subhanallah


Jamaah sekalian rahimakumullah ...
Kedua : Ramadhan untuk Training Keistiqomahan
Momentum Ramadhan yang penuh dengan berbagai amalan –dari pagi hingga malam hari- mau
tidak mau, suka tidak suka, akan membuat seorang berlatih untuk istiqomah dalam hari-hari
selanjutnya. Kita semua benar-benar menjadi orang yang sibuk dalam bulan Ramadhan. Bangun


di awal hari untuk sholat malam dan sahur, kemudian siang hari yang dihiasi tilawah dan
dakwah, belum lagi malam hari yang bercahayakan tarawih dan tadarus. Semua kita lakukan
dalam tempo sebulan penuh terus menerus. Sebuah kebiasaan tahunan yang nyaris tidak kita
percaya bahwa kita bisa menjalaninya. Semangat beribadah kita benar-benar dipacu saat
memulai Ramadhan. Bahkan Rasulullah SAW memberikan panduan agar melipatgandakan
semangat saat akan melepas bulan mulia tersebut. Dari Aisyah ra, ia berkata :

adalah Nabi SAW ketika masuk sepuluh hari yang terakhir (Romadhon), menghidupkan malam,

membangunkan istrinya, dan mengikat sarungnya (ungkapan kesungguhan dan kesiapan dalam
beribadah) (HR Bukhori dan Muslim)


Bila training keistiqomahan ini kita resapi dengan baik, maka kita akan terbiasa beramal secara
terus menerus dan berkelanjutan dalam bulan yang lain. Segala halangan dan rintangan akan
teratasi dengan sempurna karena semangat istiqomah yang telah tertempa dalam dada kita.
Pada bulan-bulan berikutnya, saat lelah melanda, ada baiknya kita mengingat kembali semangat
kita yang menyala-nyala dalam bulan Ramadhan. Untuk kemudian bangkit dan melanjutkan
amal dengan penuh semangat !


Jamaah sekalian rahimakumullah ...
Ketiga : Ramadhan sebagai Training Ihsan
Syariat kita mengajarkan untuk optimal atau ihsan dalam setiap ibadah. Tak terkecuali dengan
ibadah puasa Ramadhan. Setiap kita diminta untuk meniti hari-hari puasa dengan penuh
ketelitian. Menjaganya dari segala onak yang justru akan memporakporandakan pahala puasa
kita. Rasulullah SAW telah mengingatkan :

" Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan dari puasanya kecuali hanya
rasa lapar. Dan betapa banyak orang yang sholat malam, tapi tidak mendapatkan dari
sholatnya kecuali hanya begadang " (HR Ibnu Majah)
Ini artinya, hari-hari puasa kita haruslah penuh kehati-hatian. Menjaga lisan, pandangan dan

anggota badan lainnya dari kemaksiatan. Sungguh berat, tapi tiga puluh hari latihan seharusnya
akan membuat kita melangkah lebih ringan dalam hal ihsan pada bulan-bulan selanjutnya.
Bahkan semestinya, perilaku ihsan ini memang menjadi branding kaum muslimin dalam setiap
amalnya.


Jamaah sekalian rahimakumullah ...
Akhirnya, sungguh masih banyak hikmah lain yang terserak sedemikian rupa dalam titian tiga
puluh hari yang mulia ini. Tidak ada pilihan lain bagi kita kecuali mengais hikmah-hikmah
tersebut dari hari ke hari Ramadhan kita, untuk kemudian menjadikannya sebagai simpanan
dalam menyambut bulan-bulan berikutnya. Mari memulai dari keinginan tulus dalam hati untuk
mensukseskan Ramadhan tahun ini. Lalu diikuti dengan kesungguhan dalam mengisinya bahkan
hingga saat hilal Syawal menjelang. Agar kegembiraan yang dijanjikan bisa kita dapatkan.
Rasulullah SAW bersabda :
Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kegembiraan yaitu kegembiraa ketika dia
berbuka dan kegembiraan ketika berjumpa dengan Rabbnya. (HR Bukhori)

Wallahu a’lam bisshowab.
22.01 | 0 komentar

JANGAN PERNAH MEREMEHKAN PERBUATAN BAIK WALAUPUN SEDIKIT, DAN JANGAN PERNAH MEREMEHKAN KEZHALIMAN


Ditengah jamannya saling menghujat, merasa benar sendiri, mengatakan orang lain pasti salah dan yang benar hanya kita saja, hingga sampai menzholimi orang lain, ada baiknya kita membaca hadits berikut ini terlebih dahulu, agar kita bisa “sedikit” lebih arif dalam menyikapi dan menanggapi kondisi yang ada saat ini.

Hadits tentang Seseorang bisa masuk Neraka, walaupun perbuatan tersebut “sepertinya tidak terlalu besar”.

Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Umar dari Nabi SAW bersabda, yang artinya: “Seorang wanita masuk Neraka karena seekor kucing yang diikatnya. Dia tidak memberinya makan dan tidak membiarkannya makan serangga bumi.”

Dalam kitab Shahih Muslim, sahabat Abu Umamah al-Bahili RA meriwayatkan hadis bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang merampas hak seorang Muslim dengan sumpahnya, Allah akan menetapkan dia masuk neraka dan mengharamkannya masuk surga.” Seorang sahabat kemudian bertanya, “Meskipun yang dirampas itu sesuatu yang kecil, wahai Rasulullah?” Nabi SAW menjawab, “Meskipun hanya sebatang kayu arak.”

Hadits tentang seseorang bisa masuk Surga, walaupun perbuatan tersebut “sepertinya kecil”.

Dari Abi Hurairah r.a. dari Rasulullah SAW berabda, “Telah diampuni seorang wanita pezina yang lewat di depan anjing yang menjulurkan lidahnya pada sebuah sumur. Dia berkata, “Anjing ini hampir mati kehausan”. Lalu dilepasnya sepatunya lalu diikatnya dengan kerudungnya lalu diberinya minum. Maka diampuni wanita itu karena memberi minum. (HR Bukhari)

Dari Abu Sa’id Al-Khudri RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Sebelum kalian (dari kalangan bani Israil ada seorang lelaki yang telah membunuh 99 jiwa, kemudian dia bertanya tentang orang yang paling pandai di muka bumi. Dia diberitahu adanya seorang ahli ibadah, dia pun mendatanginya, dia berkata, bahwa dia telah membunuh 99 jiwa, apakah ada kesempatan untuk bertaubat?. Ahli ibadah itu menjawab, ‘Tidak’. Kemudian lelaki tadi membunuhnya, sehingga dia menyempurnakan jiwa yang telah dia bunuh menjadi 100. Dia bertanya lagi tentang orang yang paling alim di muka bumi ini. Dia diberitahu adanya seorang alim. Dia bertanya kepadanya, bahwa dia telah membunuh 100 jiwa, apakah ada kesempatan untuk bertaubat ? Orang alim itu berkata, ‘Ya’. Apa yang menjadi penghalang untuk bertaubat. Pergilah ke daerah itu, di dalamnya ada banyak orang yang beribadah kepada Allah Ta’ala, maka beribadahlah kepada Allah Ta’ala dengan mereka. Dan jangan kembali ke daerahmu, karena ia temapat yang dipenuhi dengan keburukan. Lelaki itu kemudian meninggalkannya dan menuju ke daerah yang disarankan. Ketika di pertengahan jalan Malaikat Maut mengambil ruhnya (ia meningal dunia). Malaikat pembawa rahmah dan malaikat pembawa adzab berselisih tentangnya. Malaikat rahmat berkata, ‘Dia telah datang dengan bertaubat kepada Allah Ta’ala.’ Malaikat adzab barkata, ‘Dia tidak pernah melakukan kebaikan sedikit pun’. Datanglah seorang malaikat dalam bentuk manusia sebagai penengah di antara keduanya. Dia berkata, ‘Ukurlah antara kedua daerah tersebut, mana yang lebih dekat, maka itu adalah bagiannya’. Keduanyapun melakukan itu, dan mendapatinya lebih dekat kepada daerah yang dituju. Kemudian Malaikat Rahmat membawanya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Mari kita telaah bersama sejenak, mengapa seseorang bisa masuk neraka, walaupun sepertinya perbuatannya tersebut “tidak tergolong besar menurut manusia”, dan mengapa seseorang bisa masuk surga, padahal perbuatan tersebut “sepertinya tidaklah besar / belum berarti banyak terhadap dosa-dosa yang diperbuatnya”

Bahwa terlihat, kebaikan walaupun terlihat “kecil” dimata kita, bisa berdampak besar dihadapan Allah, selama yang melakukannya adalah semata-mata karena Allah / Ikhlas karena Allah. Selain itu Niat memiliki keutamaan yang sangat besar, selama seseorang melaksanakan/mengaktualisasikan niatnya, (biarpun belum terlaksana secara utuh). Dalam hadits tentang seorang pembunuh, terlihat walaupun baru sekedar Niat, selama Niat tersebut adalah Tulus, dan karena mengharap Ridho Allah, maka Allah bisa saja melipatgandakan kebaikan tersebut hingga bisa memasukkan orang tersebut kedalam Surga Nya (padahal orang tersebut belum melakukan kebaikan apapun saat itu, selain melakukan niatnya untuk bertobat)

Sebaliknya biarpun sebuah kejahatan yang dilakukan, “menurut kita kecil” namun bisa berarti besar dimata Allah, selama orang tersebut tidak bertaubat sebelum dia wafat. Sebagai salah satu contoh adalah hadits diatas tentang pengambilan kayu Arak. Apalah arti sebuah “kayu arak”. Kayu arak adalah kayu yang biasa dipakai untuk bersiwak (gosok gigi), dan bagi orang Arab waktu itu, kayu arak adalah sesuatu yang nilainya sangat rendah. Ini artinya seseorang yang merampas hak orang lain kendati nilai harta itu sangat rendah, di akhirat nanti ia akan dimasukkan ke dalam neraka dan diharamkan masuk surga Maka, kita sangat dianjurkan dan diharuskan untuk bertobat, sebelum kita wafat, agar semoga Allah menerima Taubat kita. Dan bila “kejahatan” kita berkaitan dengan orang lain, maka kita diharuskan untuk mendapatkan ridho/maaf dari orang yang bersangkutan.

Ada sebuah hadits yang mengatakan, bahwa Rosul saja masuk surga karena Rahmat dari Allah. Berikut haditsnya. Dalam kitab Shahih Muslim terdapat hadis yang menyebutkan:

Dari jabir, ia berkata: saya pernah mendengar Nabi Saw. bersabda: "Amal saleh seseotang diantara kamu tidak dapat memasukkannya ke dalam surga dan tidak dapat menjauhkannya dari azab api neraka dan tidak pula aku, kecuali dengan rahmat Allah." (Riwayat Muslim; kitab Shahih Muslim, Juz II, halaman 528)

Dalam riwayat lain:

Dari Abi Hurairah, ia berkata: Rasulullah Saw. telah bersabda: "Amal saleh seseorang diantara kamu sekali-kali tidak dapat memasukkannya ke dalam surga." Mereka (para sahabat) bertanya, "Hai Rasulullah, tidak pula engkau?" Rasulullah menjawab, "Tidak pula aku kecuali bila Allah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepadaku." (Riwayat Muslim; kitab Shahih Muslim, Juz II, halaman 528)

Nah, sudah sangat jelas, bahwa amal ibadah kita tidak dapat “murni” menjamin kita masuk surga, tanpa bantuan Rahmat dari Allah. Oleh karenanya, jangan pernah kita meremehkan kebaikan orang lain, karena belum tentu amal ibadah kita bisa menjamin kita masuk surga, (apalagi amal ibadah kita masih terkandung riya’, sum’ah, serta ujub)

Akhirnya, yang paling penting adalah, selalu niatkan untuk benar-benar ikhlas dalam segala perbuatan kita, dan usahakan perbuatan kita ini adalah perbuatan yang paling baik. Karena kita tidak pernah akan tahu, amal ibadah mana yang akan mendapatkan Ridho dari Allah, dan bisa memasukan kita kedalam Surga Nya.
Selain itu, hati-hatilah terhadap perbuatan dosa, apalagi sebuah kezholiman. Kita tidak pernah tahu, dosa apa yang bisa menjerumuskan kita kedalam neraka. Terakhir, Jangan pernah sedikitpun menganggap remeh perbuatan baik kita sekecil apapun. Seperti kutipan hadits, tentang jagalah diri kita dari api neraka walaupun dengan sebutir kurma.

Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapat rahmat dan ridho Allah untuk Surga Nya..

05.24 | 0 komentar

Melatih Anak Berpuasa

Written By Rudianto on Senin, 23 Juli 2012 | 23.19

Alhamdulillah, segala puji hanya kepada Allah SWT. Kita bersyukur hingga hari ini diberi kekuatan dan kesempatan untuk menjalani hari-hari Ramadhan dengan penuh amal kebaikan. Sholawat dan salam kepada Rasulullah SAW nabi junjungan kita semua, yang mengisi Ramadhan dengan sepenuh amal yang berkah. Memberikan contoh kepada kita beragam amal yang disyariatkan dalam Ramadhan yang mulia. Semoga kita mampu meniru dan menjalankannya.

Jamaah sholat tarawih yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala ..

Pada kesempatan yang berbahagia ini saya ingin membahas tentang puasa Ramadhan dan anak- anak kita. Sebuah gambaran yang unik seringkali ditemui di jalan-jalan dan sekolahan. Kita melihat anak usia sepuluh tahunan, atau bahkan lebih dari itu yang dengan ringan menikmati makanan dan minuman yang segar di siang hari Ramadhan. Tentu kita bertanya-tanya dalam hati, apakah yang membuat sang anak tersebut tidak berpuasa di hari-hari Ramadhan ini ?.
Seandainya saja karena sakit dan kondisi fisik yang lemah, tentulah kita tidak akan
mempermasalahkannya.Karena jangankan anak kecil, orang dewasa yang sakitpun dibolehkan untuk berbuka oleh syariat Islam yang indah dan manusiawi. Maka pertanyaan selanjutnya adalah, apakah anak tersebut tidak pernah dilatih dan diperintahkan berpuasa oleh orang tua mereka ? Inilah yang akan sedikit kita bahas dan renungkan pada kesempatan kali ini. Bagaimana sesungguhnya Islam memberikan pandangan seputar anak-anak dan puasa Ramadhan.

Jamaah sholat tarawih yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala ..

Mungkin ada sebagian orang tua yang akan dengan mudah beralasan bahwa syariat Islam tidak mewajibkan anak-anak untuk berpuasa, sehingga tidak perlu tergesa-gesa menyuruh mereka berpuasa sebelum waktunya atau sampai usia baligh. Alasan ini memang terlihat benar pada satu sisi, karena tidak ada kewajiban ibadah apapun –begitu pula puasa Ramadhan- kepada mereka yang belum baligh atau bermimpi basah. Rasulullah SAW bersabda :
Diangkat pena catatan amal dari tiga orang : orang gila yang hilang akalnya sampai sadar kembali, orang tidur sampai ia bangun, dan anak kecil sampai ia bermimpi (baligh) “ (HR Abu Daud)

Lalu apakah kemudian kita berdiam diri tidak mengenalkan dan melatih anak kita berpuasa hingga waktunya tiba ? . Tidak dan sekali-kali tidak. Ibadah dijalankan dengan ringan karena ada latihan dan pembiasaan. Begitu pula dan apalagi ibadah puasa yang sangat dominan sisi fisiknya.
Jika tidak dibiasakan sejak dini, maka penundaan dari tahun ke tahun hanyalah mengakibatkan kesulitan yang bertambah-tambah. Pepatah hikmah mengatakan dengan indahnya, bahwa mendidik anak saat kecil bagaikan mengukir di atas batu. Susah memang tapi masih memungkinkan untuk dilakukan. Sedangkan mendidik orang tua bagaikan mengukir di atas air, hampir-hampir tidak pernah kita bayangkan bagaimana melakukannya.

Jamaah sekalian yang dirahmati oleh Allah SWT

Rasa-rasanya tidak berlebihan jika kita mengatakan, bahwa anak-anak memang belum wajib untuk berpuasa, tapi sungguh para orang tua mempunyai kewajiban untuk mulai mengenalkan dan melatih anak-anaknya berpuasa. Kewajiban ini sudah diisyaratkan begitu jelas dalam Al- Quran, sebagai panduan bagi orang tua untuk melakukan langkah-langkah yang jelas dalam mengarahkan anaknya dalam beribadah. Allah SWT berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka “(QS At-Tahrim : 6). Setiap orang tua yang mentadabburi dan memahami ayat ini tentulah segera tergerak dan merasa bertanggung jawab untuk mengenalkan ibadah puasa kepada anak-anaknya.

Kita juga mempunyai contoh teladan dari Rasulullah yang mulia dalam masalah ini. Bukan hanya dalam masalah ibadah, bahkan dalam masalah etika dan akhlak pun beliau telah mengajarkan kepada anak-anak yang belia, tanpa memandang usia apalagi baligh tidaknya. Dalam suatu kesempatan makan bersama anak kecil, beliau mengajarkan kepada seorang anak tentang bagaimana adab makan. Beliau bersabda : ““Wahai anakku, sebutlah nama Allah , makanlah dengan tangan kanan, dan makanlah yang dekat terlebih dahulu (HR Muslim). Hadits diatas menunjukkan bagaimana urgensinya memulai mengenalkan kebaikan sejak kecil.

Jamaah sholat tarawih yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala ..

Lalu bagaimanakah cara kita untuk mengenalkan dan melatih anak-anak kita berpuasa ?
Setidaknya ada lima hal yang perlu kita cermati dalam masalah ini. Semoga kita bisa
menjalankannya dengan baik dan istiqomah.

Pertama : Memberikan pemahaman ringan seputar Puasa dan Urgensinya

Sungguh anak kecil usia tujuh tahun bahkan kurang, pada saat ini telah mampu dengan mudah untuk diajak dialog. Semakin ia mengetahui alasan dan pentingnya berpuasa, maka akan semakin mudah melatihnya berpuasa. Anak-anak kita pun akan menjalankannya dengan lebih ringan saat meyakini apa yang dilakukannya berpahala. Saya jadi ingat lirik lagu Bimbo seputar anak-anak dan puasa, tentu kita semua masih mengingatnya dengan baik setiap Ramadhan
hadir. “ Ada anak bertanya pada bapaknya .. buat apa berlapar-lapar puasa ? “. Dijawab oleh sang ayah : “ lapar mengajarkan rendah diri selalu .. “. Demikian seterusnya, kita bisa membahasakan urgensi puasa dalam ungkapan yang menggugah anak-anak kita dalam berpuasa.

Kedua : Memberikan Motivasi

Motivasi disini memang sangat unik jika terkait dengan anak-anak. Kebiasaan yang berlaku di sekitar kita adalah memberikan hadiah kepad a mereka yang bisa menuntaskan puasanya dengan sempurnya. Maka jumlah hadiah disesuaikan dengan jumlah hari mereka berpuasa.
Kebiasaan ini tidak sepenuhnya salah, namun motivasi disini tidak harus berupa barang dan materi yang itu-itu saja. Mungkin saja kita bisa arahkan ke hadiah yang lebih baik dari itu semua, misalnya diberikan uang untuk bersedekah, uang untuk membeli buku, uang untuk infaq palestina. Jadi pada satu sisi kita memotivasi, sisi yang lain juga mengarahkan kemana sebaiknya hadiah tersebut digunakan. Ini hanya sekedar contoh ringan, saya yakin bapak dan ibu sekalian
lebih tahu hadiah yang terbaik buat anak-anaknya.

Ketiga : Persiapan Puasa yang Matang

Anak-anak kita dalam masa pertumbuhan yang sangat sensitif, mereka membutuhkan asupan gizi yang cukup. Jangan jadikan puasa sebagai hal yang membuat mereka kekurangan gizi dan menjadi lemah. Karenanya para orangtua hendaknya berlaku serius dalam mempersiapkan hidangan sahur bagi putra-putrinya.Pastikan bahwa mereka akan mampu menjalaninya dengan baik,karena kita telah menghidangkan modal yang cukup saat sahur dan berbuka.

Jamaah sholat tarawih yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala ..

Langkah yang keempat adalah : Membuat Kesibukan yang Menyenangkan

Berpuasa seharian bagi sebagian besar anak kecil adalah sesuatu yang berat dan sangat menyiksa diri. Kita tidak bisa membiarkan mereka larut dalam kondisi sedemikian. Karenanya perlu dilakukan langkah dan upaya untuk menyibukkan mereka agar lalai dari rasa lapar dan dahaga. Inspirasi semacam ini bisa kita dapatkan dari bagaimana cara sahabat mendidik anak- anaknya untuk berpuasa. Sebuah riwayat shohih dari Rubayyi binti Muawidz, ia berkata:” Di pagi Asyura’ Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengirim utusan ke kampung-kampung Anshar :” Siapa yang pagi ini dalam keadaan puasa maka sempurnakanlah puasanya, dan barangsiapa yang pagi ini dalam keadaan tidak berpuasa, maka berpuasalah pada sisa hari ini.
Dan kamipun melakukan puasa Asyura’. Sebagaimana kami menyuruh puasa anak-anak kecil
kami, dan kami beserta putra-putra kami berangkat ke masjid dengan menjadikan mainan dari kapas buat mereka, jika ada salah seorang dari mereka menangis minta makanan, kami berikan mainan itu kepadanya sampai masuk waktu berbuka” (HR Bukhari dan Muslim)

Jamaah sholat tarawih yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala ..

Yang terakhir tentu saja kita harus meyakini pentingnya : Bertahap dalam Latihan berpuasa. Rasulullah SAW telah memberikan panduannya saat memerintahkan kita untuk mengajarkan anak kita melakukan ibadah sholat . Beliau bersabda dari lisannya yang mulia :

“perintahkanlah anak-anakmu untuk sholat saat usia tujuh tahun, dan pukullah mereka (jika tidak mengerjakannya) saat usia sepuluh tahun “ (HR Abu Daud)

Maka hendaknya latihan puasa dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan, dari
tahun ke tahun ditargetkan ada peningkatan. Karenanya memulai sejak usia dini merupakan salah satu langkah sukses menuju tahapan-tahapan selanjutnya. Kebiasaan masyarakat kita yang mengistilahkan “ puasa sambung “ dan “puasa mbedhug” atau berbuka saat dhuhur menjelang dan melanjutkan puasa setelahnya, ini menunjukkan sebenarnya langkah positif ini sudah dianut masyarakat kita dalam mengenalkan anak-anaknya berpuasa. Sekarang tinggal kita kembali menganjurkan kepada mereka yang masih acuh tak acuh dan meremehkan masalah ini, agar segera tersadar dan bersegera melatih anaknya untuk berpuasa. Semoga Allah SWT memudahkan niatan dan langkah kita ini. Wallahu a’lam bisshowab
23.19 | 0 komentar

RAMADHAN DAN MAKAN BERLEBIHAN

Segala puji hanya milik Allah, Dia berfirman yang artinya: "Dan makan minumlah kalian tapi jangan israf (berlebih-lebihan di dalamnya). Karena Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat israf." (Al-A'raf: 31). Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah yang . berkata: "Tiada suatu tempat yang lebih jelek diisi manusia daripada perutnya.." juga kepada segenap keluarga dan para sahabatnya. Amma ba'du: Sungguh, makan dan minum dalam sejarah umat adalah sudah amat jauh berlalu. Sumbernya adalah Al-Qur'an dan Hadits. Demikian pula dari kitab-kitab fiqh, nasihat dan etika. Semuanya itu, melarang yang haram dan menyuruh mewudjudkan tatakrama syar'i di dalamnya. Sedangkan pada saat sekarang ini, makanan sudah menjadi tujuan hidup dan berfoya-foya bagi mayoritas insan. Banyak harta yang dihamburkan sia-sia dalam membeli makanan dan minuman. Di banyak rumah dan restoran terdapat hidangan terbuka dan saling berlomba kemewahan dalam pesta yang ... Tidak sedikit umat yang terjerat dan membeo masyarakat Barat yang materialis dan hedonis. Kehidupan mereka sudah tercemari dengan israf, utamanya dalam pesta dan lebarannya. Hingga terjadilah hari-hari raya kita menjadi fenomena israf dan kemewahan. Bukan arena ibadah dan memperbanyak qiyamul lail. Makanya, makanan berubah menjadi sesuatu yang membahayakan, padahal sudah sedemikian banyak peringatan. Maka sangatlah perlu demi keamanan soskom penggalakan hidup sederhana. Sungguh manusia itu adalah termasuk makhuk yang meiliki berbagai tugas penting; ibadah kepada Allah, meramaikan bumi dan menegakkan keadilan dan kebajikan. Hal ini, memang diperlukan makanan untuk tumbuh, hidup, bergerak dan bekerja. Juga perlu air, karena manusa tidak akan mampu bertahan hidup lama tanpa benda yang satu ini. Oleh sebab itu, pemenuhan hajat makan dan minum adalah sesuatu yang fithri. Demikian pula memelihara unsur gizi yang beragam dan seimbang tanpa israf, akan memberikan badan kuat, sehat yang kontinyu dan usia panjang penuh keberkahan. Tidak cukup, seseorang itu hanya mengkonsumsi dari satu macam makanan saja, tapi harus mengandung unsur-unsur dan zat dasar. Seperti; mineral, glukosa, protein, lemak, fitamin dan aneka zat tambang. Jika manusia makan sekedar menutupi kelaparan dan minum untuk menghilangkan kehausan, maka hal ini adalah sesuai tuntutan logika dan sunnah dalam kaca mata syar'i. Karena memelihara kehidupan dan panca indera. Muhyiddin Mastu berkata dalam bukunya, "Makan dan minum antara sedang dan israf": "Jika ... bisa mendatangkan sakit dan bahkan kematian, maka tanpa dia menyebabkan sakit jiwa dan lemah ibadah. Sedangkan wasathiyah (tindakahn tengah-tengah) mampu mendorong jiwa dan memperlihatkan semangatnya. I'tidal (balancing) adalah tindakan tawasut antara pengiritan dan israf, juga antara kikir dan belanja yang berlebihan dari hal yang halal dalam makan dan minum. Rasulullah r telah mendorong untuk berbuat seimbang dan menganjurkan untuk tidak berlebihan dalam makan dan minum. Beliau bersabda: "Orang kafir makan dalam 7 buah perut, sedangkan seorang mukmin itu makan dalam sebuah lambung saja." (HR. Muslim) Hatim pernah mencela orang yang berlebihan (kebanyakan) makan: "Sungguh, jika kamu penuhi permintaan perut dan kemaluanmu (dengan yang tak sesuai), maka kamu akan menuai celaan karenanya." Maka dari itu, balancing adalah tindakan tengah-tengah antara lapar dan kekenyangan. Yaitu dengan meminimkan jumlah makanan dan minuman tanp mengurangi hajat badan dan pekerjaan. Dalam hal itu terkandung beberapa faedah; kesehatan, otak brilian, kuat hafalan, sedikit tidur dan ringan badan (dalam bergerak). Sebagian orang bijak berkata: Obat yang terhebat adalah mengatur takaran makanan. Sebaliknya, memperbnyak makan akan menambah kejelekan. Karena akan menjadikan orang-orang tukang makan yang kelewat batas sebagai tujuan. Mereka akan mengerahkan harta yang tidak sedikit untuk membelinya, mereka menghabiskan waktu yang lama dalam pasar, demi membeli berbagai macam makanan. Mereka yang telah menjadikan tujuan utamanya adalah isi perutnya, kesenangan dan syahwatnya. Mereka akan ,,, dengan hartanya untuk menolong saudaranya yang kelaparan dan tertimpa musibah. Maka hal ini akan memunculkan pemandangan banyak kelaparan disamping harta (sebagian orang) tersia-siakan. Sungguh; israf, mubdzir, kemewahan dan berbangga-banggaan itu termasuk etiket dan kelakuan sangat berbahaya. Tapi sungguh amat disayangkan, hal ini telah merasuki kehidupan sebagian umat di berbagai bidang. Tidak mengherankan, mereka berlomba dalam aneka makanan dan minuman dalam pelbagai acara dan resepsi yang menghabiskan biaya amat mencengangkan. Memang amat mengherankan, sekelompok orang mengadakan acara suka cita dan resepsi dengan biaya amat tinggi sedangkan saudaranya di belahan dunia lain tertimpa kesusahan dan aneka tragedi. Ali bin Abu Thalib pernah berkata: Tiada seorang fakir-pun yang kelaparan kecuali akibat orang kaya yang sangat menikmati miliknya (hingga lupa hak-hak si fakir). Qadhi 'Iyadh pernah berkomentar: Sungguh kebanyakan makan dan minum itu sebuah bukti atas ... , tamak, ,,, dan ditunggangi nafsu syahwat. Itu semua merupakan penyebab kerugian dunia akhirat, mendatangkan penyakit dan melemahkan kekuatan jiwa (ruhani). Sungguh tindakan israf dalam makan dan minum menyebabkan terakumulasi di dalam badan, yang akhirnya berubah menjadi daging, lemak, kegemukan dan akhirnya perut buncit. Tidak sedikit orang yang berhenti dari pekerjaan dan aktivitasnya sebab hal-hal tersebut. Pemeo lama menuturkan: "Perut gendut (kekenyangan) menghilangkan (mengurangi) kecerdasan." Umar bin Khathab pernah memberi wejangan: "Jauhilah perut gendut, karena menyebabkan malas shalat dan mendatangkan penyakit pada jasad. Tapi, jadikanlah makan minum kalian sedang-sedang saja, karena bisa menjauhkan dari penyakit, mendatangkan kesehatan, memperkuat ibadah. Sungguh, seseorang itu tidak akan binasa sehingga ia lebih mengutamakan nafsu syahwatnya daripada urusan agamanya. Di antara ungkapan-ungkapan indah ialah jawaban Maslamah bin Abd. Malik saat ia ditanya Kaisar Romawi: Bagaimana tipe orang terbodoh di antara kalian? Maslamah menjawab: Orang yang memenuhi perutnya dengan apa saja yang ditemuinya. Farqad pernah menasihati kawan-kawannya: Jika kalian mau makan, maka kencang ikat pinggang, perkecil suapan, kunyahlah dengan sempurna dan sedotlah airnya. Jangan kalian longgarkan ikat pinggang hingga lambung ikut melonggar, dan hendaknya masing-masing kalian memakan apa yang ada di hadapannya saja. Para dokter bersepakat, bahwa pangkal penyakit adalah memasukkan makanan di atas makanan lain ke perut. Mereka mengatakan: Mayoritas penyakit itu timbul karena kelebihan makanan dalam tubuh. Ibnul Qayyim Al-Jauzi membagi makan minum menjadi tiga tingkatan dalam kitabnya "At-thibbun Nabawiy" yaitu; Hajah (keperluan), kifayah (kecukupan) dan fudhlah (kelebihan). Pada bulan Ramadhan akan bertambah tinggi pengeluaran sebagian umat Islam guna memenuhi kerakusan mereka. Aktivitas tidur berubah menjadi siang hari, sedangkan sepanjang malam mereka habiskan untuk makan, mengobrol, berkeliling di jalan raya dan tempat-tempat hiburan. Biaya buka shaum dan sahur berlipat ganda dibanding biaya makan tiga kali pada saat sebelum kedatangan bulan Ramadhan. Sampai sudah menjadi hal lumrah, banyaknya sirene ambulance karena konsumsi berlebihan saat buka shaum. Tidak sedikit individu dan masyarakat yang mulai mengikuti tradisi mengadakan pesta dan jamuan makan yang menghabiskan banyak uang. Mereka berlebih-lebihan dalam memakan dan minum tanpa batas setiap bulan, utamanya bulan Ramadhan. Saudara, ketahuilah bahwa kesederhanaan (hidup sedang) akan memperbanyak tabungan pribadi dan keluarga serta menguatkan perekonomian dan perdagangan umat dan negara. Allah berfirman yang artinya: "Dan orang-orang yang tidak israf dan tidak pula pelit jika membelanjakan (hartanya) dan .. " (al-Furqan: 67) Saudaraku yang sedang berpuasa, sungguh berlebihan dalam makan ialah termasuk faktor yang menjerumuskan kepada banyak keburukan. Karena akan menggerakkan anggota badan menuju kepada maksiat dan menjadikan berat untuk melaksanakan ketaatan. Dari dua hal ini saja sudah cukup jelas keburukannya. Ibnul Qayyim Al-Jauzi berkata: Alangkah banyak maksiat yang muncul karena makan berlebihan dan tidak sedikit amal taat yang terhalang olehnya. Maka dari itu, siapa saja yang memelihara kejahatan perutnya maka sungguh ia telah membentengi diri dari keburukan yang besar, karena pengaruh setan yang paling besar terhadap seseorang ialah ketika orang tersebut menjejali perutnya dengan makanan. Jika seseorang sedikit melaparkan diri guna mempersempit jalan setan (yang berjalan dalam darahnya), pasti dirinya akan menaati Allah secara sempurna dan tidak akan meniti jalan para pembangkang. Karena penghancur terbesar bagi manusia adalah nafsu perut. Nabi Adam dan Hawa dikeluarkan dari Surga karenanya. Sesuai dengan penelitian, bahwa perut merupakan sumber nafsu-nafsu dan tempat mengkalnya penyakit dan virus. Maka dari itu, hendaknya kita menghindari kekenyangan dan makan terlalu banyak sebagai realisasi dari hadits: "Manusia tidak mengisi suatu tempat yang lebih buruk daripada perutnya. Cukup baginya beberapa suapan sekedar menegakkan tulang sumbinya. Jika tidak mampu melakukannya, maka hendaknya ia jadikan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minum dan sepertiga lagi untuk nafasnya." (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Hakim). Sungguh, nafsu manusia itu jika kenyang akan bergerak, berkeliaran dan berkeliling di pintu-pintu syahwat. Tapi jika lapar maka ia akan diam, tunduk dan lemas. Abu Sulaiman ad-Darani mengatakan: Jika nafsu seseorang sedang lapar dan haus, maka hatinya menjadi jernih dan lembut. Tapi jika kenyang maka hatinya menjadi buta. Kita sekarang berada di suatu era, banyak manusia menghambur-hamburkan harta dan menyia-nyiakannya demi memburu kemewahan. Mereka lupa atau tidak tahu: (1) Bahwa orang yang memubazirkan hartanya adalah saudara setan, ayat menegaskan: "Janganlah kalian menghambur-hamburkan harta. Sesungguhnya orang-orang yang memubazirkan hartanya adalah saudara setan." (al-Isra: 26-27) (2) Bahwa Allah tidak menyukai orang-orang yang israf (membuang-buang harta). Al-Qur'an menjelaskan: "Dan makan minumlah kalian tapi jangan israf. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang bertindak israf." (al-A'raf: 31). (3) Allah akan meminta pertanggungan jawab atas nikmat yang dianugerahkan. Ayat menegaskan: "Kemudian kalian pada hari itu akan ditanyai tentang nikmat-nikmat (yang telah kalian terima)." (at-Takatsur: 8). (4) Allah juga akan menanyakan semua hal yang halal. Seperti yang termaktub dalam ayat: "... " (al-Ahqaf: 20). (5) Orang yang paling kenyang di dunia, akan menderita kelaparan paling panjang di akhirat. Seperti keterangan hadits Nabawi riwayat Abu Na'im dan dishahihkan oleh al-Albani. (6) Umat Muhammad yang terjelek ialah mereka yang berlimpah harta, makan dengan aneka makanan, berpakaian dengan aneka jenis dan mode pakaian serta .... saat berbicara. (7) Termasuk tindakan israf, makan minum dengan semua yang kita maui dan kita senangi. (8) Allah membenci tiga hal; tertawa tanpa sebab, makan tidak karena lapar dan tidur siang tanpa melek malam (demi ibadah). Imam Syafi'i pernah berkata: "Saya tidak merasakan kenyang selama 16 tahun. Karena kenyak itu bisa memberatkan badan dan mengeraskan hati, mengurangi kecerdasan, mendatangkan kantuk dan melemahkan pelakunya dari ibadah." Para ulama dan pakar fiqh menemukan berbagai manfaat "lapar", di antaranya ialah: Hati jernih dan mempertajam penglihatan. Karena kenyang mewariskan kebodohan dan mematikan hati, Hati mudah tersentuh. Dengan demikian maka ia siap menerima lezatnya kesabaran dan buah dzikir. Tunduk, rendah diri dan hilangnya kesombongan. Ini semua merupakan penyebab alpa dan lupa Allah. Mnegingatkan cobaan Allah, siksaNya dan orang-orang yang tertimpa malapetaka. Mematahkan nafsu maksiat, menguasai diri dari gangguan nafsu amarah. Karena sumber maksiat adalah syahwat dan kekuatan yang timbul karena makanan berlebihan. Mengenyahkan kantuk dan membantu untuk melek. Sebab orang yang kenyang akan minum banyak. Sedangkan orang yang banyak makan dan minum akan banyak pula tidurnya. Padahal banyak tidur termasuk banyak menyia-nyiakan umur dan banyak sekali amal kebajikan. Mempermudah dalam membiasakan ibadah. Mendapatkan badan sehat dan lebih jauh dari penyakit. Karena penyakit itu mayoritas timbul karena kebanyakan mmam makan yang tertimbuin di lambung dan urat. Mengurangi biaya hidup. Sebab orang yang terbiasa sedikit makan maka cukup baginya sedikit harta. Bersedekah dengan kelebihan makanan kepada fakir miskin dan anak-anak yatim. Maka hal itu akan menolongnya pada hari kiamat. Ini merupakan bebrapa faedah "menahan lapar" yang bercabang-cabang lagi banyak sekali. Lapar merupakan gudang agung untuk menggaet pahala akhirat. Abu Sulaiman ad-Darani telah menggaris bawahi tentang akibat negative kekenyangan, ia berkata: Siapa yang kenyang akan tersusupi 6 bencana; yaitu ia akan kehilangan lezatnya munajat, tidak mampu mempertahankan hikmah, kehilangan rasa sayang kepada makhluq hidup (karena saat ia keknyang mengira bahwa seluruh manusia adalah kemnyang), ia akan merasa berat dalam beribadah, bertambah parah nafsu binatangnya dan sering pergi ke WC. Setelah itu, makan tercela dalam tiga hal; jika dari seorang ahli ibadah maka akan menjadikannya malas, jika orang yang suka bekerja keras maka akan mendatangkan bencana dan bahaya dan jika ia seorang yang sering mendapatkan sesuatu maka menjadikannya ia tidak adil terhadap Allah dari pada dirinya sendiri. Ketahuilah, bahwa sendawa (kiasan banyak makan) itu termasuk sumber penyakit. Jika ditanykan kepada penghuni kubur; apa yang menyebabkan cepatnya ajal kalian? Maka mereka akan menjawab: Sendawa. Maka dari itu, sebaiknya seorang mukmin itu tidak terlalu mengenyangkan diri walau dari barang halal. Karena jika ia terlalu kenyang dengan barang halal akan menyeret dirinya ke lembah haram. Sungguh benar kata seseorang: "Lapar itu merupakan kunci menggapai akhirat dan pintu zuhud. Sedangkan kenyang itu adalah kunci dunia dan pintu kerakusan. Dan akhirnya, wa aakhiru da'waanaa anil hamdu lillaahi rabbil 'aalamiin.
23.02 | 0 komentar

Ini kan hanya sekedar di facebook

Amati perilaku dalam berfacebook
Diam-diam memperhatikan gelagat masyarakat di dunia ini menarik juga, tentunya perhatian terbaik bisa melalui pengalaman hidup sendiri atau bisa jadi lewat penulusuran di dunia maya. Banyak sekali yang tanpa sengaja diperlihatkan bahkan diperdengarkan, yang menjadi highlight kali ini berhubungan dengan lisan kita, meskipun hanya sekedar lewat status, komentar dalam ber facebook atau blog sekalipun tetap saja itu adalah lisan kita...dan suatu saat lisan inilah yang akan diminta tanggung jawabnya di pengadilan akhir nanti.

Ada kalanya facebook ini hanya digunakan sebagai media untuk menuangkan keluh kesah bahkan tak sedikit dijumpai ajang perang mulut bahkan saya sempat melihat status yang bunyinya " Bagi Mr.x yang ingin membunuh saya.......".  Wuih...serem amat, jika hal itu terjadi maka jadilah facebook ini tempatnya membengkakkan hati juga tempat dimana nama baik seseorang dicemarkan dengan sewenang-wenang. Bayangkan page-page yang mengecam , mencaci dan menghina orangpun demikian banyaknya bahkan tak sedikit dijadikan tempat untuk mengolok-olok Nabi kita Muhammad SAW...Astagfirullahal'adzim.
Jika kita masuk kemudian melihat komentar-komentar didalamnyapun huh...bukan main pedasnya, mencaci, memaki...sekedar melampiaskan kekesalan hati. Adakah kita pernah terlibat didalamnya ? Ya Allah jangan biarkan kami melakukan perbuatan yang sia-sia.


Jangan !! Jangan sekali-kali mencaci orang, jangan pula mengejek orang apalagi mengumpat orang walau hanya sekedar di facebook yang sebagian orang beranggapan ga kenal ini kok, ini kan hanya sekedar dunia maya...si maya juga ga masalah kok !! Ingatlah, Allah itu maha tajam perhatian_Nya, maha adil timbangannya,


Manfaat facebook
Facebook bisa menjadi ajang saling bertemu teman lama ataupun mendapatkan teman baru. Facebook juga bisa dijadikan tempat jual beli, bisa dijadikan media promosi yang sangat efektif. Yang lebih menarik facebook kerap dijadikan tempat diskusi dan salah satu fiturnya biasanya dilakukan dalam group yang berfungsi sebagai forum dan kita bisa berdiskusi dengan siapapun. Yang tak kalah pentingnya facebook bisa dijadikan tempat untuk mencari dukungan ingat kasus kriminalisasi KPK atau uang koin PRITA, dari mana pendukung itu datang...ya dari facebook lah..

Manfaatkan lisan ini secara baik walau hany sekedar di facebook, jika tidak ia akan membakar si empunya lisan itu sendiri. Dalam hal ini Imam Al-Ghazali mengemukakan ada banyak macam bahaya lidah yang harus diperhatikan manusia.

  • Perkataan yang tidak bermanfaat akan membuat hati menjadi kasar. Hati2, mereka yang banyak bercakap2 maka banyak bohongnya. Padahal ciri2 orang beriman (QS 23-3) adalah mereka yang senantiasa menghindarkan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak bermanfaat sehingga menyebabkan pertengkaran dan dendam.
  • Banyak bicara yang sifatnya sia-sia akan menimbulkan permusuhan antara kelompok dan golongan, biasa dibumbui ucapan yang mengandung makian dan cacian tak jarang mengutuk seseorang atau satu golongan.
Allah berfirman : ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum merendahkan (mentertawakan) kaum yang lain. Boleh jadi (yang ditertawakan itu) lebih baik dari mereka (yang mentertawakan). Jangan pula sekelompok wanita mentertawakan kelompok wanita yang lain, boleh jadi (yang diperolok-olok itu) lebih baik dari mereka dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu memanggil dengan gelaran-gelaran yang buruk,”” (QS 49: 11).
  • Membuka rahasia orang lain kemudian berjanji palsu atau bersumpah palsu, semua itu akan merusak nilai-nilai amanah.
Rasulullah bersabda: ”Waspadalah terhadap pembohong! Sebab pembohong dan orang-orang yang zalim sama-sama dalam neraka.” (HR Ibnu Majah)
Seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah : ”Apa penyebab terbesar orang masuk neraka?” Nabi menjawab: ””Kerana lidah dan kemaluannya.” (HR Turmudzi).
Mudah-mudahan kita semua dapat mengendalikan diri. Lisan itu ibarat racun, dia bisa membunuh dengan cara memfitnah dan menghina hingga musuh ditemui dan lisan juga ibarat pisau, dia mudah melukai teman hingga berkecil hati dan menangis tergores karenanya.Mari kita jaga lisan kita !!
Abaikan hal-hal yang kurang bermanfaat
Amatlah risih ketika melihat teman-teman kita memposting photo-photo dengan adegan mesra di facebook, janganlah mengumbar kemesraan di Fb sebab hal demikian sepantasnya hanya menjadi komsumsi pribadi jangan jadikan tontonan khalayak ramai. Jangan pula bangga mempertontonkan hal2 yang tidak pantas. Boleh jadi untuk sebagian orang yang hobby memposting status-status galau adalah bentuk curhat agar beban lepas tapi ingatlah orang lain akan lebih sering menggunakan persepsi daripada empati sehingga jangan salah jika orang lain lebih senang menghakimi dari pada memahami.

Apabila kita menemui status yg penuh dengan keluhan mari kita abaikan jangan terus ikut memojokkan karena sesungguhnya kita tak pernah tau apa yang terjadi dibalik keluarnya status tersebut.

Nasehat atau Nafsu
Dekati nasehat daripada mengumbar nafsu, Nasehat itu laksana obat dia akan menyembuhkan walaupun pahit tapi nafsu dia akan mengikis habis perilaku baik menuju sesat. Hindari mengumbar nafsu melalui facebook, dalam kehidupan segala sesuatu dapat dengan mudah memancing amarah, hanya karena baca status yang merasa ditujukan pada diri sendiri langsung bereaksi dan membuat orang hilang arah. Di saat kita ingin marah coba tahan sejenak dan cari tahu lebih banyak apa yang mendasari status keluar jangan langsung dikomentari secara frontal dengan tambahan informasi yang kita cari dengan jalan bertanya pada si pembuat status mungkin kemarahan menjadi batal.

Rasulullah SAW pernah memberikan tiga buah nasehat kepada sahabatnya Abu Dzar jundup bin junadah dan Abu abdurrahman bin jabal :
"Bertaqwalah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada, dan ikutilah kesalahanmu dengan kebaikan niscaya ia dapat menghapuskannya dan pergaulilah manusia dengan ahklak terpuji " (HR.Tarmidzi)

Jadi dimanapun dan kapanpun kita harus menjaga ketaqwaan kita, taqwa di facebook memang sulit untuk dilakukan dan harus dilakukan dengan usaha yang ekstra keras. Akan sangat mudah ketaqwaan itu ketika kita bersama orang lain yang pandai berbagi dalam kebaikan dan pandai dalam menasehati. Sebagai contoh ketika kita berkumpul dalam suatu majelis dzikir maka pikiran dan pandangan kita akan terjaga dengan baik tetapi bila kita berkumpul dengan orang2 yang pandai mengumbar nafsu amarah otomatis maksyiatpun akan mudah dilaksanakan.


Adab - adab dalam berfacebook
1.    Sopan
Baik di dunia nyata maupun dunia maya, perkenalan tentunya harus sopan dan jujur. Ketika berteman dengan teman-teman atau sahabat lainnya, janganlah melupakan peran teman anda sebagai penghubung anda yang bisa menjelaskan bahwa anda mengetahui profil mereka melalui teman anda. Dalam pertemanan berlaku sopan dan jujur dalam arti sopan dan berakhlak yang baik, serta bila bersenda gurau berlakulah mengucapkan yang hak atau jujur.

2.    Janganlah mengungkap tentang kegagalan suatu hubungan
Bila kita sedang patah hati atau putus cinta atau kesal setengah mati karena sesuatu hal atau kekasih pergi dengan perempuan lain, sebaiknya simpan saja di ruangan pribadi. Janganlah mengubarnya di jejaring ini (diungkapkan dalam status). Janganlah bertanya pada orang-orang di dunia maya yang diakses oleh orang banyak. Biasanya seseorang yang kesal atau gagal dalam sesuatu hubungan mengucapkan kata-kata yang kotor, kata-kata yang rendah dan bila diucapkan secara langsung dengan suara yang keras dan memaki-maki.

3.    Jangan curhat dan buka rahasia
Curhat memang menyenangkan, namun sebaiknya lihat-lihat tempat bila ingin curhat. Cobalah gunakan cara yang konvensional (bisa lewat Hp atau saking terpaksanya lakukan lewat inbox). Jangan menulis hal-hal yang sangat pribadi ini ke status, karena akan merugikan diri sendiri...dan orang lain akan dengan mudah menilai siapa sesungguhnya pribadi kita ini.

4.    Jangan menghina, mencaci dan menyebarkan fitnah
Seperti di dunia nyata, di dunia maya pun dituntut untuk menjaga tutur kata yang baik. Bila anda mencaci maki dengan kata yang kasar, bisa-bisa anda dinilai sebagai orang yang menyebalkan, dan tentunya akan menjatuhkan reputasi anda di mata teman-teman. Perbuatan menghina dan mengejek diharamkan dan dilarang keras oleh ajaran agama Islam sebagaimana Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sesuatu kaum menghina kepada kaum yang lain, karena barangkali yang dihinakan itu bahkan lebih baik dari yang menghinakan. Jangan pula golongan wanita menghina kepada golongan wanita yang lain, karena barangkali yang dihinakan itu bahkan lebih baik dari yang menghinakan” (Al-Hujurat ayat 11). “Janganlah kau ikuti orang yang suka mencela serta berjalan (kesana kemari) menyebarkan fitnah” (Al-Qalam ayat 11).

5.    Kenali perbedaan antara wall (status) dengan message.
Suatu pernyataan yang menyangkut hubungan pribadi anda sebaiknya tidak perlu terlalu diekspos. Ingat kan ini juga dibaca oleh orang banyak, dan kalimat-kalimat nya mungkin lebih cocok jika disampaikan melalui message di inbox.

6.    Jangan terlalu sering mengeluh.
Hindari mengeluh di facebook. Ingat status kita dibaca oleh banyak orang, jagalah jari2 anda agar tidak mengetik sembarangan. Daripada berkeluh kesah, sebaiknya tuliskan hal-hal yang positif yang membuat orang lain bersemangat dan bermotivasi.

7.    Membalas setiap pesan 
Jawablah pesan dari teman anda jika mereka menanyakan sesuatu. Abaikan saja jika ada yang mengirimkan pesan negative dan jangan terpancing serta membuang waktu anda dengan menanggapi orang tersebut. Sama saja di dunia nyata dengan dunia maya juga dalam bersilaturahmi ke teman atau saudara, walau sekedar bercakap-cakap, Islam sebagai agama yang sempurna mengajarkan adab bertamu yaitu “mengucapkan salam. Dengan mengucapkan salam berarti anda mendoakan semoga tuan rumah memperoleh keberkahan dan keselamatan.

8.    Hargai usaha orang lain.
Hargailah usaha orang lain yang membuat status, tulisan, kutipan, petunjuk, saran ataupun kritik yang membangun. Allah berfirman, :“Kami (Allah) mencatat apa-apa yang telah mereka lakukan dahulu-dahulu dan apa-apa yang merupakan bekas dari amalan-amalannya itu” (Yaa Siin ayat 12). “Akan diberitahukanlah kepada manusia pada hari kiamat itu apa-apa saja amalan yang dilakukannya dahulu atau belakangan” (Al-Qiyamah ayat 13).

Himbauan
Setiap hari tentu kita memiliki banyak paradigma/pandangan terhadap sesuatu ataupun orang lain dalam dunia ini. Tergambar jelas dari bagaimana sebuah respon itu akan kita berikan terhadap orang tersebut. Begitu banyaknya sikap dan perilaku yang ditampilan mengkondisikan kehidupan duniawi yang syarat dengan kompleksitas. Baik atau buruknya sebuah respon yang kita berikan bergantung bagaimana persepsi yang berada di otak kepala. Pahamilah paradigma dan karakter dari dua sisi yang saling mengikat satu sama lain. Apa yang kita sampaikan sangat berkaitan dengan siapa kita. Menjadi berarti melihat dalam dimensi kemanusiaan. Dan kita tidak bisa mengubah cara pandang kita tanpa sekaligus mengubah keberadaan kita, dan sebaliknya.

Yang harus lebih diperhatikan adalah komponen-komponen saringan proses pikiran kita mulai dari menerima informasi sampai dengan membuatnya menjadi perilaku, mana yang perlu kita perbaiki apakah nilai-nilai kita atau mungkin juga pengalaman-pengalaman kita ??

Peganglah pedoman ini dalam berfacebook
A  = Amati perilaku dalam berfacebook
M = Manfaat facebook
A  = Abaikan hal-hal yang kurang bermanfaat
N  = Nasehat atau Nafsu
A  = Adab- adab berfacebook
H  = Himbauan

Jangan lagi katakan, Ini kan hanya sekedar di facebook lantas kita bisa sesuka hati berbuat tapi katakan facebook ternyata bermanfaat bagi hidupku dan kita tidak bisa sesuka hati tetap ada norma, adab yang harus dipegang dengan baik!!
07.52 | 0 komentar
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahu. (QS. Al-Baqarah:261)

DONASI

TEBAR DAKWAH FILM ISLAM

Teknik Support Streaming

DJ ONLINE

IP

Visitor

free counters

TAFSIR IBNU KATSIR

NURIS TV

AGENDA TV

STREAMING RADIO RUQO FM

STREAMING RADIO RUQO FM
Radio Dakwah Ruqyah Syariyyah

RUQO FM

Server Luar Negeri

Dengarkan Nurisfm Disini

Total Tayangan Halaman

Pengunjung