Assalamu'alaikum ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  Nurisfm Network
Naskah tentang Ilmu Agama Islam dalam media ini diambil dan disusun dari berbagai sumber. Tidak tercantumnya sumber dan penulis, bermaksud untuk penyajian ilmu yang 'netral' semata. Mudah-mudahan menjadikan amal baik bagi penulisnya dan mendatangkan kebaikan bagi sesama. Kelemahan dan kekurangan serta segala yang kurang berkenan dihati mohon dimaafkan. Apabila ada pihak yang keberatan atau merasa dirugikan dimohonkan menghubungi Admin (Abu Azka). Dan untuk naskah-naskah ilmu pengetahuan umum, Insya Allah akan dicantumkan sumber dan atau penulisnya. Mohon Maaf sebelumnya, sekian dan terima kasih ^-^

Melatih Diri

Written By Rudianto on Senin, 21 Oktober 2019 | 13.33

*SEHAT ITU FITRAH,* sementara sakit itu “petaka” yang muncul tiba-tiba. Setiap manusia dilahirkan dengan fitrah ini. Jadi, riyadhah atau melatih diri hanya bisa dilakukan ketika kondisi sedang normal. Tak ada gunanya melatih diri yang sedang liar”. Binatang buas, bagaimanapun sudah dididik pada waktu kecil, setelah besar tetaplah buas. (Baca cerita berjudul “Siapa yang Memberitahu kalau Bapakmu Srigala”).
Dalam diri setiap manusia terpendam tiga potensi atau kekuatan: *nalar, nafsu dan amarah.* Orang yang diberi anugerah kemuliaan ilmu oleh Allah tentu berusaha untuk mengembangkan potensi nalarnya hingga ke titik sempurna. Sebab, potensi inilah yang menjadikan manusia lebih utama dalam pandangan Allah dibandingkan dengan binatang, sekaligus lebih
menyerupai malaikat.
Di samping itu, potensi ini juga menjadi pengendali bagi dua potensi lainnya, yakni *potensi nafsu dan potensi amarah.* Kedudukannya dalam diri manusia ibarat penunggang kuda. Karena itu, ia harus mampu mengendalikan kuda itu ke arah mana yang
ia inginkan. Bahkan, jika perlu, ia bisa memberinya pelajaran. Begitulah, potensi nalar mesti mengunggu potensi lainnya, menggunakan dan menahan sesuai kehendaknya. Inilah tipe manusia sejati, *manusia sebenar-benar manusia.*
*“Manusia sejati adalah manusia yang menjadikan potensi nalarnya sebagai potensi dominan.”* Artinya, jika potensi nafsu yang melampaui, berarti ia telah keluar dari watak kemanusiaannya, turun ke watak kebinatangan. Barang siapa melepas hawa nafsunya di padang gembala, lalu membuka kendalinya, berarti ia telah lepas dari jati dirinya, dus, lebih rendah kedudukannya dibanding binatang. Sebab, watak kebinatangan yang sejatinya ia lawan, malah dijadikan wataknya.
Demikian pula, apabila manusia dikuasai potensi amarah, ia akan menjadi hewan buas atau pemangsa yang kelaparan. Karena itu, *setiap manusia mesti melatih diri untuk memerangi potensi nafsu, menaklukkan potensi amarah, mengikuti potensi nalar, sehingga ia mendekati malaikat, terbebas dari perbudakan potensi nafsu maupun amarah*
Bersambung......
🌹🥀🌹🥀🌹🌹
📚 Thibur Ruhani
 Ibnu Jauzy
📮 ditulis/edit ulang dan publish by Abu Azka
13.33 | 0 komentar

Bagaimana Terapi Ruqyah Syar'iyyah Terhadap Kasus Bullying?

Gangguan Jin Terhadap Korban Bullying
(Kajian Ruqyah Syar'iyyah Tematik)
Oleh :Ustadz Arifuddin S. AG. M. Pd. I

Bagaimana Terapi Ruqyah Syar'iyyah Terhadap Kasus Bullying?
Proses terapi ruqyah syar"|yah terhadap kasus bullying ini harus memperhatikan beberapa hal, agar hasil terapi bisa maksimal. biidzinillah.
Pertama, harus merujuk kepada jenis bullying (fisik, verbal emosional, seksual, dan lain-lain) Berdasarkan jenis bullying inilah kita akan tahu sejauh mana kejiwaan dan mentalnya terganggu. Selanjutnya kita beri porsi tausiyah yang tepat, dengan penuh kesabaran memahami benar apa yang dirasakan anak tersebut. Kita harus bisa menjadi bagian dari anak korban bullying itu, agar anak ini bisa bercerita apa yang dialami dan apa yang dirasakan, selanjutnya kita luruskai cara berpikirnya yang salah dalam menghadapi masalah ini.
Kedua, merujuk pada potensi gangguan akibat bullying yang sudah dijelaskan di atas (depresi, kegelisahan, gangguan tidur, psikosomatik, dan lain-Iain). Ibaratnya ini adalah buah dari akibat bullying, atau dampak bullying. Gejala-gejala gangguan yang muncul akibat bullying harus didata satu persatu untuk mempermudah proses terapi.
Ketiga, merujuk pada intensitas bullying. Seberapa lama anak ini terkena bullying atau berapi kali anak Ini mengalami tindakan kekerasan. Dari intensitas inilah kita akan lebih tahu seberapa parahnya traumatik yang diderita oleh anak korban bullying.
Keempat, biasanya jin tersembunyi di semua kenangan “trauma" bullying, dalam memori persepsinya. Anak korban bullying akan mengalami gangguan berdasarkan tingkat traumatiknya. Jin itu akan bersembunyi di bawah alam sadarnya. Pada gangguan yang parah mendengar nama orang yang membully sudah bereaksi, disuruh mengingat wajah orang yang membully tidak akan mau. Cara pendekatan terapinya harus dipahamkan ke anak tersebut mulianya memaafkan, harusnya kita memaklumi semua orang, dibalik apa yang sudah terjadi ada kehendak Ailah ﷻ dan kekuasaan-Nya, dan seterusnya. Sampai anak ini bisa menerima apa yang kita jelaskan, dan berusaha untuk menjalankan apa yang kita sarankan. Meskipun itu masih sulit, tidak mengapa semuanya butuh proses.Tetapi kalau anak ini sudah ada keinginan untuk memaafkan, insyaAllah ruqyahnya akan lebih mudah.
Kelima, adanya jin yang menggangu dengan wajah yang membully. Seperti yang sudah dijelaskan pada point keempat, hal ini adalah efek dari trauma.
Keenam, tempatnya jin ada hati, Dersepsi. memori. dan di mata. Bagian tubuh yang menjadi tempat Jln adalah bagian tubuh yang terpapar ketika anak tersebut kena bully. Dari mata, awal mulai anak melihat dan mengalami kejadian kekerasan, selanjutnya masuk dalam memori membentuk persepsi, berikutnya akan tersimpan di hati. Oleh karena itu waktu terapi bisa dibantu di pegang bagian-bagian organ tersebut.
Ketujuh, tempat jin ada pada bagian tubuh yang di bully. Ketika terjadi pembullyan dengan kekerasan fisik, maka pada bagian tubuh yang terkena tindak kekerasan bisa menjadi tempat sarang jin. Waktu ruqyah bisa dibantu memegang pada bagian tubuh yang sakit.
Kedelapan, terapi ruqyahnya bisa dilakukan ruqyah mandiri atau minta bantuan peruqyah (roqi. Untuk tindakan terapinya bisa dilakukan dengan ruqyah mandiri, selama gangguan itu mampu dipahami oleh korban bullying. apalagi anak-anak biasanya masih belum paham dengan apa yang terjadi dan dirasakan. Karena itu ketika tidak mampu melakukan terapi mandiri, bisa minta bantuan peruqyah untuk membantu mengeluarkan gangguan. bildzinillah.

Terapi Lain
Ada model terapi yang lebih mudah, dengan mengedepankan prinsip-prinsip agama kita bahwa
di balik semua yang telah terjadi, baik suka maupun tldak suka, senang maupun tidak senang, enak maupun tidak enak, ada Allah Dzat yang Maha Agung, yang dengan kekuasaan-Nya mudah buatAllah ﷻ mengubah segala sesuatU, dengan kemampuan-Nya mudah buat Allah ﷻ membalikkan segala keadaan. Sebagaimana hadist yang diriwayatkan Abul 'Abbas 'Abdullah bin 'Abbas ra yang berbunyi:
"Ketahuilah, bahwa seandainya seluruh umat berkumpul untuk memberi suatu man faat kepadamu, maka mereka tidak akan dapat memberi manfaat kepadamu, kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan Allah untukmu. Sebaliknya, jika mereka berkumpul untuk menimpakan suatu kemudharatan (bahaya) kepadamu, maka mereka tidak akan dapat menimpakan kemudharatan (bahaya) kepadamu, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.' [HR. at-Tlrmidzi, dan ia berkata. 'Hadits ini hasan shahih]
Jadi, dengan mengedepankan kesabaran, prinsip ikhlas, ridha dan syukur ketika Allah . menghadirkan ujian (bullying) maka hati ini akan lebih legowo. Walhasil, efek bully tidak akan banyak berpengaruh pada diri anak Hal inilah yang harus kita pahamkan dan tanamkan kepada diri anak.
Prinsipnya terapi yang lainnya adalah semangat untuk memaafkan. Bagaimana Rasulullah ﷺ mengajarkan kepada kita untuk mudah memaafkan, akhlak beliau yang mulia ini harus kita tanamkan ke anak-anak kita sehingga mudah buat anak kita memaafkan kesalahan-kesalahan orang lain. Lebih mudah memaklumi segala kekurangan dan keterbatasan orang lain. Dengan karakter mudah memaafkan ini juga akan memudahkan proses terapi.
Ada prinsip yang lebih tinggi untuk memudahkan terapi adalah dengan manisnya iman dan kekuatan tauhid.

Pencegahan Bullying Terhadap Anak .

Untuk mengantisipasi terjadi bullying ke anak-anak kita. Agama Islam telah mengajarkan benteng-benteng perlindungan, yaitu antara lain:
Pertama, dengan Doa dan Sunnah Yaumiyyah. Seorang pendidik harus menanamkan kepada anak didiknya untuk senantiasa terhubung dengan Allah ﷻ, salah satu caranya dengan mengajarkan doa-doa yaumiyyah (harian). Doa inilah benteng kita dari berbagai gangguan, baik dari jenis jin maupun manusia. Anak-anak juga harus ditunjukkan adab-adab sehari-hari mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali.
Kedua, mencegah tindak kekerasan dalam ke|uarga. Memberikan pendidian Islami dalam keluarga sama saja dengan mencegah terjadinya bullying (mencegah menjadi korban bullying maupun pelaku bullying). Karena dari keluarga inilah ponda: pendidikan anak-anak kita, mau dibawa kemana anak-anak kita tergantung kedua orang tuanya. Dengan memberikan contoh pendidikan Islami, mencontoh Rasulullah ﷺ dalam mendidik anak-anak, insya Allah anak-anak kita akan terselamatkan dari bullying.
Ketiga, orang tua harus taat. Ibaratnya buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya. Kalau orang tua ingin anak-anaknya sholeh sholehah, maka orang tua harus sholeh terlebih dahulu. Jangan sampai anak disuruh sholeh, tetapi orang tua berbuat semaunya sendiri. Seperti orang tua yang mengirim anak-anaknya ke pondok pesantren, sementara orang tua sendiri tidak memperbaiki dirinya untuk lebih taat kepada Allah ﷻ. Akibatnya anak-anaknya yang di pesantren mengalami berbagai gangguan, bisa saja salah satunya bullying.
Dengan mengembalikan semuanya pada hakekat penghambaan, insyaAllah Kita semua akan selamat dari tipu daya jin dan manusia. Inilah sekelumit keilmuan yang penulis pahami selama terjun di dunia ruqyah, khususnya dalam menangani gangguan bullying pada anak-anak Mudah-mudahan dengan sedikit penjabaran ini bisa menambah wawasan kita, terutama dalam memahami kasus bullying sampai dengan terapinya dengan metode ruqyah sya r'iyyah. Wallahu a'lam bish-showab. [*]
📚Sumber : Majalah Al Umm edisi 9
📮Diedit ulang dan publish oleh Rudi Abu Azka
13.26 | 0 komentar

Pandangan Islam terhadap Bullying

Gangguan Jin Terhadap Korban Bullying
(Kajian Ruqyah Syar'iyyah Tematik)
Oleh :Ustadz Arifuddin S. AG. M. Pd. I

Lanjutan....
Pandangan Islam terhadap Bullying
Islam adalah agama yg sempurna, Islam mengajarkan kepada penganutnya nilai-nilai kemuliaan. Bullying dalam Islam merupakan suatu kezaliman. Islam melarang perilaku kekerasan sebagaimana firman Allah dalam suratAI-Hujurat ayat 11:

(یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ لَا یَسۡخَرۡ قَوۡمࣱ مِّن قَوۡمٍ عَسَىٰۤ أَن یَكُونُوا۟ خَیۡرࣰا مِّنۡهُمۡ وَلَا نِسَاۤءࣱ مِّن نِّسَاۤءٍ عَسَىٰۤ أَن یَكُنَّ خَیۡرࣰا مِّنۡهُنَّۖ وَلَا تَلۡمِزُوۤا۟ أَنفُسَكُمۡ وَلَا تَنَابَزُوا۟ بِٱلۡأَلۡقَـٰبِۖ بِئۡسَ ٱلِٱسۡمُ ٱلۡفُسُوقُ بَعۡدَ ٱلۡإِیمَـٰنِۚ وَمَن لَّمۡ یَتُبۡ فَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ هُمُ ٱلظَّـٰلِمُونَ)
”Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu Iebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndah kan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”

Pandangan Ruqyah Terhadap Bullying
Berdasarkan pengalaman penulis selama menerapi kasus bullying terhadap anak sekolah/ pesantren ditemukan beberapa model gejala gangguan anak korban bullying, antara lain:
1. Anak mengalami trauma berkepanjangan.
Gangguan trauma ini adalah gangguan terbesar yang sering dialami oleh anak korban bullying. Trauma mendengar teriakan, langsung histeris ketika mendengar suara orang yang membuIIy-nya, trauma bertemu dengan orang yang membuIIy-nya, dan lain-lain.
2. Dapat menimbulkan kemarahan yang tersembunyi
Kebanyakan anak yang mengalami bullying menyimpan amarah dan dendam. Kalau amarah yang tersimpan ini berlebihan bisa menyebabkan jin masuk dalam tubuh. Kebanyakan kasus ganngguan jin pada anak dibuka dari pintu amarah ini.
3. Trauma menjadi salah satu penyebab gangguan jin
Dari trauma yang berkepanjangan atau berat, atau trauma yang menumpuk bisa meniadi sebab jin masuk dalam tubuh anak. Kasus ini sering kita jumpai di lapangan. Bagaimana seorang anak sekolah menengah kesurupan karena ada jin yang masuk ketika dibully di sekolah dasar. Ada juga orang dewasa yang terkena gangguan jin, akibat dibully keluarganya sewaktu masih kecil, dan lain-lain.
4. Apabila reaksi trauma dibully memunculkan kepribadian yang lebih jahat berarti ada penguasaan jin yang masuk lebih kuat. Reaksi jahat pada anak, akibat bully seperti keinginan membunuh, menyerang, menghancurkan atau berbagai pribadi bengis lainnya menandakan penguasaan jin kuat. Kasus seperti ini harus dilihat terlebih dahulu dari sisi kejiwaan/ psikologis anak.
5. Jika sering terjadi akan memunculkan depresi yang berkepanjangan. Ketika korban bully sudah mengalami depresi, maka gangguan jin sudah meningkat lebih kuat menguasai sisi jiwanya.
6. Dalam banyak kasus, bully bisa menyebabkan seseorang Iebih jahat, keinginan balas dendam yang lebih sadis berdasarkan input dari bisikan, film yang di tontonnya ataupun yang lainnya.
7. Menjadikan perasaan Inferior.
Beberapa kasus bully menyebabkan munculnya perasaan merasa rendah atau kecil dibandingkan yang lainnya, selanjutnya akan muncul sifat minder. Takut berada di kerumunan atau tempat-tempat yang ramai, takut bertemu dengan orang-orang asing dan sebagainya.
8. Apabila pencetus gangguan jin berasal dari gangguan jin nasab yang kontra (sial). Jin bisa berada pada tempat terjadinya bisikan, yaitu telinga, dada, dan kepala. Biasanya korban bully ini lewat bisikan, pikiran atau perasaannya disuruh melakukan sesuatu tinda kan yang negatif. Pada tingkat yang parah, kasus ini sangat berbahaya karena bisa sampai pada tindakan ekstrem, yaitu bunuh diri.
9. Terjadinya bullying menunjukkan fenomena adanya perilaku setan yang terkait dengan tempat yang tidak berkah, penyebaran setan dan setan namimah (mengadu domba).
Tempat-tempat yang tidak islami, banyak dilakukan kemaksiatan, biasanya lebih mudai terjadinya tindakan kekerasan. Termasuk juga waktu-waktu dimana Rasulullah ﷺ mengajarkan sunnah untuk menahan anak-anak keluar rumah saat menjeiang maghrib dan juga sunnah agar menutup pintu-pintu di awal maghrib sambil menyebut nama Allah ﷻ.

Prinsip Bullying
Berdasarkan penjabaran di atas dapat di ambil satu prinsip dari pandangan ruqyah syar'iyyah bahwa bullying adalah kezaliman baik dengan kata, sikap, atau tindakan kekerasan yang dapat menimbulkan traumatik atau kesedihan saat kejadian, atau pun efek sesudahnya. Untuk mengantisipasi gangguan yang lebih berat, sebaiknya segera dilakukan terapi ruqyah mandiri.
Tindakan bulyying bisa dilakukan orang tua terhadap anak, baik dengan kata-kata, sikap ataupun tindakan kekerasan. Demikian juga bisa terjadi antara guru dengan muridnya, ustadz/ ustadzah dengan santrinya, dan seterusnya. Akan tetapi tidak semua tindakan keras orang tua kepada anaknya atau ustadz/ ustadzah kepada santrinya dianggap bullying. Kolaborasi Gangguan Bullying
Gangguan jin akibat bullying terkadang tidak bersendiri, tetapi gangguan jin itu bisa terhubung dengan gangguan jin jenis lainnya membentuk gangguan baru. Antara lain, akibat dibully seorang anak bisa me|ampiaskan perasaan jengkelnya ke bentuk perbuatan
dosa, seperti main game, nonton film, berfantasi/imaginasi, dan Iain-Iain. Maka akan muncul jenis gangguan baru.
Demikian juga gangguan jin akibat bullying ini bisa berpadu dengan gangguan jin akibat sihir. Biasanya tingkat gangg uannya akan lebih parah, karena sifat sihir yang merusak sistem. Mengapa anak korban bullying ini rentan terkena gangg uan jin model yang lainnya? Karena biasanya akibat bullying ini psikis anak sangat rentan sehingga mudah dimasuki jin. Anak yang terkena bullying kecenderungannya akan muncul marah/ jengkel, sedih, dan takut yang sangat berlebihan. lnilah pintu potensial jin itu menguasai dirinya.
Pengaruh pendidikan dalam keluarga juga bisa menjadi penyebab gangguan jin akibat bullying tambah lebih kompleks. Kebiasaan dalam keluarga dengan pendidikan keras, pendidikan dengan bahasa intruksional bukan dialogis, sering menyalahkan anak dibanding-bandingkan dengan saudara yang Iain/ orang lain, pendidikan dengan kata-kata yang meng-down-kan mental, dan sebagainya. Ini juga bisa menjadi pintu besar, jin menguasai tubuh anak. Demikian juga kebiasaan pendidikan sedikit-sedikit dihukum, sedikit-sedikit diancam.
Biasanya gangguan jin akibat bullying ini kalau diruqyah dengan ruqyah konvensional akan terjadi kesurupan dan kecenderungan respon jinnya adalah menangis, karena mengikuti pribadi yang dimasuki, yaitu sedih. Karena jin itu akan menguasai sesuai karakter kita yang lemah, ketika dibully itu sedih maka kecenderungan kalau diruqyah akan menangis. Kalau akibat dibully marah/ jengkel maka reaksinya juga marah, bentak-bentak, dan Iain-lain. Demikian, kalau akibat dibully itu reaksinya takut, maka reaksi jinnya juga ketakutan.
Bersambung.....
Bagaimana Terapi Ruqyah Syar'iyyah Terhadap Kasus Bullying?
📚Sumber : Majalah Al Umm edisi 9
📮Diedit ulang dan publish oleh Rudi Abu Azka
13.25 | 0 komentar

Gangguan Jin Terhadap Korban Bullying

Gangguan Jin Terhadap Korban Bullying
(Kajian Ruqyah Syar'iyyah Tematik)
Oleh :Ustadz Arifuddin S. AG. M. Pd. I
Istilah Bullying berasa| dari bahasa lnggris. Dalam bahasa Indonesia biasa disebut dengan penindasan, perundungan, perisakan, atau pengintimidasian. Bullying adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Bullying berasal dari kata bully, yang dalam kamus Oxford diartikal sebagai 'seseoranq yanq terbiasa berusaha untuk menyakiti atau mengintimidasi mereka yang mereka anggap rentan. Kasus bully bisa terjadi mulai dari anakanak sampai orang dewasa. Data KPAI mencatat, berdasarkan dari jenjang pendidikan, mayoritas kasus bully terjadi dijenjang SDI sederajat yaitu sebanyak 25 kasus atau mencapai 67%, Jenjang SMP/sederajat sebanyak 5 kasus, jenjang SMA/sederajat sebanyak kasus, dan PerguruanTInggi (PT), sebanyak 1 kasus aan tersebar di puiuhan Kabupaten/Kota di seluruh indonesia)
Dampak bullying sangat besar terhadap psikologi anak. terutama pada anak yang memiliki psikologi 'rentan'. Mereka akan mengalami trauma yang luar biasa dengan berbagai tindakan kekerasan yang dilakukan orang sekitarnya. Ragam bully bermacam-macam, bisa dalam bentuk kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan verbal, dan kekerasan seksual, bahkan ada juga korban kebijakan. Kita sebagai pendidik/orang tua harus memahami gejaIa-gejaia anak didik kita mengalami bully atau tidak, jangan sampai tahu-tahu sudah mengalami dampak yang parah.
Bullying dapat memberikan dampak baik secara fisik, mental, maupun spiritual. Di antara akibat bagi korban bullying adalah menimbulkan berbagai masalah mental seperti depresi, kegelisahan dan masalah tidur. Masaiah tersebut bisa jadi akan terbawa hingga korban dewasa. Mengalami keluhan fisik, seperti sakit kepala, sakit perut, dan ketegangan otot. Merasa tidak aman ketika berada di lingkungan sekitar. Mengurangi semangat belajar dan bahkan prestasi menjadi menurun.
Dalam kasus yang langka, korban bullying akan menunjukkan sifat kekerasan, kecemasan, psikosomatis. dan gangguan psikiatri (kejiwaan). Bahkan ada beberapa kasus meragukan keyakinan kepada Allah , seperti pikiran bahwa Allah tidak adil, Allah telah menzalimi dirinya, pada akhirnya meninggalkan ibadah. Ada juga sampai pada tingkat putus asa, karena merasa sendiri dan tidak ada yang bisa menolong, akhirnya amarahnya dilampiaskan dengan melukai diri sendiri. Kejadian-kejadian seperti ini sering kita jumpai pada anak-anak di lingkungan sekolah maupun pesantren.
Berdasarkan pengalaman di lapangan, penulis sudah beberapa kali menjumpai anak-anak korban bullying dengan berbagai dampak yang telah di sebutkan di atas. Oleh karena itu sudah saatnya kita sebagai pendidik/ orang tua mulai membuka mata guna memahami fakta bullying ini.Termasuk keilmuan pendekatan psikologis kepada anak korban bullying agar dampaknya tidak bertambah parah. Karena sering kali penulis melihat beberapa pendidik/ orang tua kurang memahami menangani anak korban buIying, yang berakibat anak korban bullying ini semakin 'tenggelam' dalam traumanya. Di sini penulis ingin menjabarkan keilmuan dan pengalaman penanganan bullying dari pendekatan ruqyah syar'iyyah.
Bersambung.....
📚Sumber : Majalah Al Umm edisi 9
📮Diedit ulang dan publish oleh Rudi Abu Azka
13.23 | 0 komentar

Mengapa Perlu Terapi Dengan Al Qur'an?


Kehidupan yang kita lalui di rumah maupun di tempat kerja selalu berhadapan dengan masalah. Di rumah tangga kita harus memenuhi kebutuhan keluarga, anak, istri suami, setiap hari. Di tempat kerja kita harus memenuhi kewajiban dan target yang ditetapkan atasan. Hidup kita terus menerus didesak oleh tuntutan kebutuhan. Keadaan ini berlangsung siang dan malam tanpa henti, pikiran kita dipenuhi persoalan hidup, bila kurang waspada kita bisa lupa diri, lupa kepada Allah, lupa akan makna hidup, Akibatnya kita merasa tertekan, stres dan merasa dikejar-kejar.
Tekanan hidup menyebabkan kita lelah dan mudah sakit. Kehidupan manusia diliputi oleh berbagai macam penyakit. Penyakit di dalam diri berupa penyakit psikis (kejiwaan) dan penyakit fisik (raga), keduanya saling mempengaruhi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 80 % penyakit fisik diawali oleh gejala-gejala penyakit psikis, Penyakit psikis atau kejiwaan di satu keluarga berubah menjadi penyakit perilaku.
Penyakit ini akan menular kepada anggota keluarga yang lain. Akibatnya kehidupan berkeluarga menjadi
resah gelisah. Penyakit keluarga yang sangat meresahkan ini disebabkan oleh sifat amarah, dendam, cemburu berlebihan, pembohong, egois, masa bodoh dan lain- lain. Penyakit keluarga ini bila dibiarkan meningkat menjadi penyakit masyarakat. Penyakit-penyakit di kehidupan ini terus menghantui
kita. Zaman modern ini sangat berbeda bila dibandingkan masa lampau dimana tingkat kesibukan masih rendah.
Seorang petani di pedesaan memiliki waktu yang cukup untuk istirahat dan lingkungannyapun lebih tenang. Sedangkan orang yang hidup di perkotaan berhadapan dengan kesibukan tinggi dan tekanan hidup yang besar. Tekanan hidup merupakan salah satu sebab timbulnya penyakit. Dalam masyarakat modern sekarang ini kecenderungan pengobatan medis yang menggunakan bahan-bahan kimia sangat diandalkan padahal pengobatan medis ini banyak menimbulkan efek samping.
Selain dampak negatif dari efek samping pengobatan medis ada juga dampak positifnya dan banyak pula orang yang sembuh dari sakitnya melalui pengobatan medis ini. Efek samping pengobatan medis yang sering kali membahayakan kesehatan telah menumbuhkan minat  orang yang sedang sakit untuk mencoba pengobatan alternatif. Salah satu pengobatan alternatif adalah yang bersumber dari ajaran agama, khususnya agama Islam.
Karena itulah orang di perkotaan memerlukan obat stres, salah satunya yang bersumber dari agama.
Pembelajaran agama yang diperlukan adalah yang dirancang khusus tidak hanya sebagai pengetahuan tetapi juga berfungsi sebagai terapi untuk mengobati jiwa dan raga. Allah menurunkan Al Qur'an yang berfungsi untuk mengobati manusia secara menyeluruh.
(وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلۡقُرۡءَانِ مَا هُوَ شِفَاۤءࣱ وَرَحۡمَةࣱ لِّلۡمُؤۡمِنِینَ وَلَا یَزِیدُ ٱلظَّـٰلِمِینَ إِلَّا خَسَارࣰا)
"Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zhalim (Al-Qur'an itu) hanya akan menambah kerugian."
[Surat Al-Isra' 82]
Sebagian besar pelajaran Al Qur'an yang diberikan kepada masyarakat saat ini dalam rangka memahami tulisan Arab, diterjemahkan, ditafsirkan atau sekedar untuk bacaan. Pembelajaran seperti ini diperlukan dalam rangka menambah pengetahuan. Sebenarnya Al Qur'an tidak hanya sekedar pengetahuan tetapi ada tingkat yang lebih tinggi lagi yaitu berfungsi sebagai obat kehidupan dan obat berbagai macam penyakit. Untuk mencapai tingkat ini perlu peningkatan proses pembelajarannya.

Ramai saat ini kita menyebutnya Proses Terapi Qur'ani. Istilah Terapi Qur'ani memiliki arti dan makna sebagai berikut :
Terapi adalah melakukan sesuatu secara teratur, terprogram dengan baik dan berulang-ulang untuk
tujuan memperbaiki diri agar menjadi lebih sehat dan memperoleh kehidupan yang lebih baik.
Terapi Qur'ani adalah melakukan pembelajaran Al Qur'an secara khusus, teratur, terprogram dengan baik untuk tujuan memperbaiki diri pribadi menjadi lebih sehat dan lebih baik secara fisik maupun mental, yang selanjutnya akan berdampak lebih baik bagi keluarga dan masyarakat.
Proses Terapi Qur'ani ini akan bermanfaat bila orang yang menjalani nya memiliki keimanan dan
kesadaran di dalam dirinya. Kesadaran ini menjadi modal utama dalam proses penyembuhan.
📮 Abu Azka
13.22 | 0 komentar

Luapan Emosi PengaruhiI Ibadah Kita


Saudara sahabat yang budiman yang dirahmati Allah ﷻ , dalam kehidupan ini orang memang tidak dapat sepenuhnya hidup dalam keadaan tenang, damai tanpa menghadapi masalah, sekecil apapun masalah itu. Dalam menghadapi suatu masalah, orang mempunyai cara tersendiri yang seringkali berbeda antara orang satu dengan orang yang lain. Ada yang dapat menyelesaikan masalahnya dengan mudah dan sikap tenang namun ada juga yang menghadapi masalah sama dengan perasaan tertekan secara emosional.
Salah satu perasaan emosi yang sulit untuk dikendalikan saat menghadapi masalah adalah perasaan marah. Orang lebih mudah untuk mengendalikan luapan emosi bahagia daripada luapan kemarahan. Terkadang orang merasakan kepuasan sesaat ketika dapat melampiaskan kemarahannya. Entah itu dengan membentak orang lain, berkata keras, kasar, atau dengan membanting pintu maupun barang.
Rasulullah ﷺ mengajarkan tentang keutamaan menahan amarah, suka memaafkan, berlemah lembut dan menguasai diri di saat marah. Bahkan Rasulullah ﷺ pernah memberikan nasihat yang khusus dan dikatakan berulang kali oleh beliau agar kita jangan suka marah. Mengapa demikian? Karena amarah berasal dari setan. Orang yang menurutkan amarahnya berarti telah menurutkan setan dalam dirinya. Berkaitan dengan meredakan amarah ini, Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk meminta perlindungan kepada Allah ﷻ dengan membaca ta’awudz. Mungkin orang sering mendengar tentang hal ini namun kenyataannya, pada saat amarah memuncak banyak orang sulit untuk melakukannya (membaca ' ta'awudz) karena terlalu memikirkan bagaimana melampiaskan amarahnya agar segera merasa tenang dan , lega. Cobalah anda mempraktikkannya.
Saat kita marah, cobalah untuk mengubah posisi badan juga. Jika kita berdiri, maka segera duduklah, jika duduk segeralah berbaring.
Misal, saat ini kita belum menikah dan mempunyai anak. Bayangkanlah jika kita sudah mempunyai anak, pada saat Anda marah bagaimana perilaku kita saat melampiaskan emosi di depan anak. Bukan tidak mungkin anak kita akan meniru pola perilaku sama persis dengan kita saat marah. padahal kita sendiri menyesal setelah melampiaskan amarah dan takut akan azab Allah. tentu tidak ingin anak kita tumbuh menjadi anak yang pemarah, tidak dapat bersabar, dan mengendalikan diri bukan? Teruslah berlatih menahan diri untuk tidak melampiaskan emosi terutama disaat marah. Perlu kita tekankan juga dalam hati bahwa apa yang kita usahakan akan mendapat pahala dari Allah ﷻ.
Kebanyakan orang memang lebih mudah mendekatkan diri kepada Allah ﷻ di saat sedang mengalami tekanan, cobaan, dan ujian. Namun sering menjadi lupa saat mendapat ketenangan hidup. Ada dua nikmat yang sering tidak disadari orang yaitu kesehatan dan waktu luang.
Saat kita mendapat nikmat kesehatan dan waktu luang. Marilah kita tetap, waspada dengan menganggapnya sebagai ujian yang harus kita lalui dengan lebih menambah ketaqwaan kepada Allah.
Untuk meningkatkan kualitas ibadah ada beberapa hal yang dapat saya berikan:
1. Carilah lingkungan yang mendukung kita untuk memperoleh peningkatan dalam kualitas ibadah. Misalnya, lingkungan kerja yang mempunyai kesamaan keyakinan, ' lingkungan kajian rutin (semacam pondok, daurah pengajian). Adanya teman-teman yang mempunyai kesamaan prinsip diharapkan dapat saling menguatkan untuk lebih banyak kita beribadah kepada Allah ﷻ.
2. Buatlah jadwal kegiatan ibadah yang kita lakukan setiap hari dari pagi hingga malam hari. Misalnya dalam satu minggu kita membuat jadwal mengaji, mendengarkan kaset, salat malam, membaca buku agama selama berapa jam perhari, dan lain-lain. Kemudian buatlah evaluasi mingguan, bulanan, dan seterusnya. Kegiatan ibadah apa saja yang terlaksana dan tidak terlaksana dan apa penyebabnya. Evaluasi juga dari segi peningkatan kualitas keimanan kita dengan mengikuti jadwal tersebut secara rutin. Khusus untuk membaca buku agama, usahakan untuk menyelesaikan satu buku terlebih dahulu bari berpindah ke buku lain. Jangan tergoda untuk membaca buku lain meski lebih menarik jika buku yang satu belum selesai untuk menghindari terjadinya pemahaman yang sepotong-sepotong. Semoga bermanfaat.
📮 Rudi Abu Azka
13.19 | 0 komentar

Sabar, Ganti yang Lebih Baik dari Nikmat yang Hilang

 *Sabar, Ganti yang Lebih Baik dari Nikmat yang Hilang* 🎉
🎙Allah _'azza wajalla_ berfirman,
وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ . الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ . أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ [البقرة : 155 - 157]
"Dan, sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, _‘Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun’_ (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." *(Qs. al-Baqarah : 155-157)*
🎙Umar bin Abdul Aziz _semoga Allah merahmatinya_ berkata :
مَا أَنْعَمَ اللهُ عَلَى عَبْدٍ نِعْمَةً فَانْتَزَعَهَا مِنْهُ فَعَاضَهُ مِنْ ذَلِكَ الصَبْرَ إِلَّا كَانَ مَا عَاضَهُ خَيْرًا مِمَّا انْتَزَعَ مِنْهُ
Tidaklah Allah memberikan suatu kenikmatan kepada seorang hamba lalu Dia mencabut kenikmatan terebut darinya lalu Dia menggantinya dengan kesabaran, melainkan apa yang dijadikan gantinya tersebut adalah lebih baik dari sesuatu yang dicabut darinya. Dan, Umar pun membaca firman-Nya,
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
"Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas." *(Qs. az-Zumar : 10)*
📚 *(Abu Bakar Ahmad bin al-Husain al-Baihaqiy, _Syu’abul Iman_, 7/212)*

🖥 Al-Sofwa Channel
13.17 | 0 komentar

APAKAH BELIAU ﷺ MELAKUKAN SEBAB-SEBAB UNTUK MENGHINDARI MARABAHAYA?

Written By Rudianto on Sabtu, 12 Oktober 2019 | 23.50

Jawabannya adalah : Ya, jika beliau bertanya keluar untuk berperang, maka beliau memakai baju perang agar terjaga dari lemparan panah. Pada perang uhud, beliau berperang dengan menggunakan 2 lapis baju perang, yaitu memakai 2 lapis baju perang. Semua ini merupakan persiapan terhadap segala sesuatu yang mungkin akan terjadi. Sehingga, melakukan sebab-sebab itu tidak menghilangkan tawakal jika seseorang itu meyakini bahwa ini hanya sekedar sebab saja dan sebab-sebab ini tidak akan memberikan pengaruh kecuali dengan izin Allah dan Aku katakan: "Inti perselisihan dalam masalah ini adalah hadits Mughirah bin Syu'bah Radhiyallahu Anhu . Dia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
من اكتوى أو استرقى فقد برئ من التوگل
Barangsiapa yang melakukan kaiy (pengobatan dengan
menggunakan besi panas. pen) dan minta diruqyah, sungguh dia telah terlepas dari tawakal." (HR. Tirmidzi (2055), Ahmad 147249), Ibnu Majah (3489). Hadits ini hasan.
Maknanya adalah menghilangkan kesempurnaan tawakal bukan menghilangkan tawakal secara keseluruhan.
Berkata Al Allamah As Sindi: _"Ucapan beliau, "Sungguh dia terlepas dari tawakali_". yaitu tidak termasuk kesempurnaan tawakal jika mencari sebab-sebab yang jauh seperti ruqyah dan kaiy dan menggantungkan pada sebab-sebab ini menyebabkan orang tersebut termasuk orang yang tidak sempurna tawakalnya.
Dinukil dari catatan kaki Musnad Imam Ahmad (3/117) dengan tahqiq Syuaib.
*APAKAH RUQYAH SYAR'I ITU MASALAH TAUQIFIYYAH ATAU IJTIHADIYYAH ?*
Ketahuilah bahwa ruqyah yang syar'i memiliki 2 sisi, yaitu :
1. Sisi Tauqifiyyah
2. Sisi Ijtihadiyyah
Sisi tauqifiyyah maksudnya adalah mengamalkan ruqyah yang syar'i beserta syarat ketentuannya, dan tidak boleh melebihi apa-apa yang ditentukan oleh Rasulullah ﷺ dan para pengikutnya serta tidak pula menyerupai para tukang sihir dan ahli nujum.
Adapun Sisi ijtihadiyyah maksudnya adalah bahwa seseorang menggunakan ruqyah dengan sesuatu yang tidak ada dalil syar'inya secara terperinci dan tidak pula bertentangan dengan ketentuan yang telah disebutkan.
📚كتاب أحكام التعامل مع الجن وأداب الرقى الشرعية
للشيخ محمد بن عبد الله الإمام
✍️ Syaikh Abu Nashr Muhammad bin Abdillah Al Iman
📚PUSTAKA RUQYAH
Ditulis dan di post kembali :
📮Rudi Abu Azka
23.50 | 0 komentar

SYARAT-SYARAT RUQYAH SYAR'I

Ruqyah syar'i memiliki beberapa syarat yang disebutkan oleh para ulama untuk membedakannya dengan ruqyah-ruqyah yang bid'ah dan syirik. Bahkan mereka (para ulama, pen) telah bersepakat tentang syarat-syarat ini.
Berkata Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam "Fathul Bari) (10/240): "Para ulama telah bersepakat tentang bolehnya meruqyah jika terpenuhi 3 syarat, yaitu" :
1. Ruqyah tersebut dilakukan dengan menggunakan firman Allah ﷻ atau dengan nama-namaNya dan sifat-sifatNya.
2. Ruqyah dilakukan dengan menggunakan bahasa arab atau dengan sesuatu yang diketahui maknanya dari selain bahasa arab.
3. Meyakini bahwa ruqyah itu tidak memberikan pengaruh dengan sendirinya tetapi dengan izin Allah .
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah memilki perkataan vang sangat bagus tentang masalah ini. Beliau berkata sebagaimana yang disebutkan dalam "Majmu Fatawa" (24/2 77-278): "Adapun mengobati orang yang kerasukan dengan menggunakan ruqyah dan berlindung diri kepada Allah ﷻini memiliki 2 sisi :
- Jika ruqyah dan perlindungan diri ini difahami maknanya, maka diperbolehkan mengucapkannya secara hukum Islam, berdoa kepada Allah serta berdzikir kepada-Nya dan Allah membolehkan untuk melakukannya. Jika demikian keadaannya, maka boleh baginya meruqyah orang yang kerasukan dengannya dan berlindung diri kepada Allah dengannya.
Telah tsabit dalam Ash Shahih dari Nabi bahwa beliau
membolehkan untuk meruqyah selama tidak mengandung kesyirikan. Beliau juga bersabda:
من استطاع منكم أن ينفع أخاه فليفعل
"Barangsiapa di antara kalian yang mampu memberi
manfaat kepada saudaranya, maka lakukanlah."
- Jika dalam meruqyah itu terdapat kalimat-kalimat yang
diharamkan seperti kalimat yang mengandung kesyirikan atau tidak diketahui maknanya dan kemungkinan mengandung kekufuran, maka tidak boleh bagi seseorang untuk meruqyah dengannya, tidak boleh berkeinginan keras dan tidak boleh pula bersumpah untuk menggunakan kalimat tersebut
meskipun terkadang jinnya benar-benar keluar dari orang
yang kerasukan. Karena sesungguhnya apa-apa yang
diharamkan oleh Allah dan RasulNya itu lebih besar
mudharatnya daripada manfaatnya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah juga berkata sebagaimana yang disebutkan pula dalam "Majmu Fatawa" (19/13): "Oleh karena itu, para ulama kaum muslimin melarang meruqyah dengan sesuatu yang tidak diketahui maknanya karena hal ini merupakan sebab terjatuhnya seseorang ke dalam kesyirikan walaupun peruqyah itu tidak mengetahui bahwa itu kesyirikan."
Beliau juga berkata dalam "Iqtidha Ash Shirat Al Mustaqiim" (1/519): "Jika makna sesuatu itu tidak diketahui, maka kemungkinan mengandung makna yang haram sehingga seorang muslim tidak diperbolehkan mengucapkan sesuatu yang tidak diketahui maknanya. Oleh karena itu, dibenci meruqyah dengan menggunakan bahasa Ibrani atau Suryani dan selainnya karena
dikhawatirkan di dalamnya mengandung makna yang tidak diperbolehkan."
Berkata An Nawawi dalam Shahih Muslim (14/141-142):
"Dianjuran untuk meninggalkan ruqyah jika ruqyah yang digunakan berasal dari ucapan orang-orang kafir, meruqyah dengan kalimat-kalimat asing, meruqyah dengan menggunakan selain bahasa arab dan yang tidak diketahui maknanya. Semua ini tercela, karena ada kemungkinan maknanya adalah kekufuran, mendekati kekufuran atau makruh. Adapun meruqyah dengan ayat-ayat Al Qur'an dan dzikir-dzikir yang difahami, hal itu tidak terlarang, bahkan amalan yang disunnahkan. Para ulama telah menukil ijma' tentang bolehnya meruqyah dengan ayat-ayat Al-Qur'an dan dzikir-dzikir kepada Allah.
Berdasarkan apa yang telah disebutkan berupa kesepakatan ulama bahwa ruqyah itu tidak disyariatkan jika mengandung yang menyelisihi syariat yang suci. Oleh karena itu, ya para peruqyah berhati-hati dari menggunakan ruqyah yang tidak disyariatkan dan yang menerima ruqyah untuk berhati-hati menerima ruqyah yang tidak di syariatkan seperti ruqyah nya para tukang sihir, dajjal dan ahli bid'ah yang sesat.
📚كتاب أحكام التعامل مع الجن وأداب الرقى الشرعية
للشيخ محمد بن عبد الله الإمام
✍️ Syaikh Abu Nashr Muhammad bin Abdillah Al Iman
📚PUSTAKA RUQYAH
Ditulis dan di post kembali :
📮Rudi Abu Azka
23.49 | 0 komentar

HAKIKAT MUSIBAH DAN JENISNYA


Syeikh Abdul Qodir Jailani رضى الله عنه mengatakan :
"Musibah dari Allah adakalanya merupakan hukuman dan siksaan atas dosa dan maksiat. Bisa juga musibah merupakan penghapus dosa dan pengampunan.
Adakalanya musibah merupakan pengangkatan derajat dan kedudukan, seperti dialami orang-orang yang telah mendapat pertolongan Allah. Musibah yang mereka terima bukanlah untuk menghancurkan dan menghinakan mereka, melainkan untuk menguji dan memilih mereka. Musibah membersihkan hati mereka dari syirik serta kebergantungan pada makhluk dan sebab-akibat.
Setiap jenis musibah memiliki ciri masing-masing.
1. Musibah yang merupakan siksaan ditandai dengan ketidaksabaran dan keluhan kepada Allah saat musibah itu datang.
2. Musibah yang merupakan pengampunan dosa dan kesalahan ditandai dengan kesabaran penuh.
3. Terakhir, musibah yang merupakan pengangkatan derajat ditandai dengan keredhaan, ketenangan dan ketenteraman terhadap perbuatan Tuhan di bumi dan langit."
23.47 | 0 komentar

DEFINISI RUQYAH SECARA BAHASA DAN ISTILAH

Written By Rudianto on Jumat, 11 Oktober 2019 | 16.42

*DEFINISI RUQYAH SECARA BAHASA DAN ISTILAH*

Berkata Al Fairuz Abadi dalam kamus Al Muhith bahwa الرقية dengan ra' (ر) didhammah artinya berlindung diri. Bentuk jamaknya adalah رقي.

Berkata Al Fayumi dalam "Al Mishbah Al Munir" رقي رقيا
رمی cara penyebutannya seperti
yang artinya berlindung diri kepada Allah ﷻ.

Berkata Ibnul Atsir dalam "An Nihayah fii Ghariibi Al Hadits" (2/254) bahwa Ruqyah artinya berlindung diri dimana orang yang memiliki penyakit itu diruqyah seperti demam, kerasukan dan penyakit-penyakit lainnya.

Disebutkan dalam "Lisan Al Arabi" (5/293): العوذة
(berlindung diri), bentuk jamaknya adalah رقي, dan
bentuk masdar (dasarnya) adalah ترقيا ورقية ور قيا
jika dia berlindung diri dengan cara meniupkan sesuatu ketika berlindung diri.

Sedangkan definisi ruqyah secara istilah (syar'i) adalah berlindung diri dengan ayat-ayat Al Qur'an dan dzikir-dzikir serta doa-doa yang diajarkan oleh Nabi ﷺ

📚كتاب أحكام التعامل مع الجن وأداب الرقى الشرعية
للشيخ محمد بن عبد الله الإمام
✍️ Syaikh Abu Nashr Muhammad bin Abdillah Al Iman
📚PUSTAKA RUQYAH
Ditulis dan di post kembali :
📮Rudi Abu Azka

Share: https://chat.whatsapp.com/Icj9Vv8GJ9j7bXTiRE1tOz

16.42 | 0 komentar
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahu. (QS. Al-Baqarah:261)

DONASI

TEBAR DAKWAH FILM ISLAM

Teknik Support Streaming

DJ ONLINE

IP

Visitor

free counters

TAFSIR IBNU KATSIR

NURIS TV

AGENDA TV

STREAMING RADIO RUQO FM

STREAMING RADIO RUQO FM
Radio Dakwah Ruqyah Syariyyah

RUQO FM

Server Luar Negeri

Dengarkan Nurisfm Disini

Total Tayangan Halaman

Pengunjung