Assalamu'alaikum ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  Nurisfm Network
Naskah tentang Ilmu Agama Islam dalam media ini diambil dan disusun dari berbagai sumber. Tidak tercantumnya sumber dan penulis, bermaksud untuk penyajian ilmu yang 'netral' semata. Mudah-mudahan menjadikan amal baik bagi penulisnya dan mendatangkan kebaikan bagi sesama. Kelemahan dan kekurangan serta segala yang kurang berkenan dihati mohon dimaafkan. Apabila ada pihak yang keberatan atau merasa dirugikan dimohonkan menghubungi Admin (Abu Azka). Dan untuk naskah-naskah ilmu pengetahuan umum, Insya Allah akan dicantumkan sumber dan atau penulisnya. Mohon Maaf sebelumnya, sekian dan terima kasih ^-^

Pantaskah Kiranya Kita Menyombongkan Diri Kepada Orang Lain?

Written By Rudianto on Jumat, 26 September 2014 | 17.17



Allah عز و جل berfirman,

هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُونُوا شُيُوخًا وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى مِنْ قَبْلُ وَلِتَبْلُغُوا أَجَلًا مُسَمًّى وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ [غافر : 67]

“Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya). (QS. al-Mu’min : 67)

Shalih bin Muhammad Al-Wunaiyyan dalam bukunya, “Siham asy-Syaithon“, menukil sebuah bait syair yang dituturkan oleh seorang penyair,

Hai orang-orang yang pongah dalam keangkuhannya
Lihatlah tempat buang airmu, sebab kotoran itu selalu hina
Sekiranya manusia merenungkan apa yang ada dalam perut mereka,
niscaya tidak ada satu pun orang yang akan
menyombongkan dirinya, baik pemuda maupun
orang tua

Apakah ada anggota tubuh yang lebih dimuliakan selain kepala ?
Namun demikian, lima macam kotoranlah yang keluar darinya !
Hidung beringus sementara telinga baunya tengik.
Tahi mata berselemak
sementara dari mulut mengalir air liur.

Hai bani Adam yang berasal dari tanah,
dan bakal dilahap tanah,
Tahanlah dirimu (dari kesombongan),
karena engkau akan menjadi santapan kelak

Saudaraku...

Penyair ini mengingatkan kita pada asal muasal penciptaan manusia dan keadaan diri mereka serta kesudahan hidup mereka. Maka apakah yang mendorong mereka berlagak sombong ? pada awalnya ia berasal dari setetes mani hina, kemudian akan menjadi bangkai yang kotor sedangkan semasa hidupnya ke sana ke mari membawa kotoran.

Semoga kita selalu mendapatkan taufiq dari Allah عز و جل . Dan semoga bermanfaat. Wallahu a'lam.
17.17 | 0 komentar

Carilah Ia Di Jam Terakhir Setelah Shalat Ashar!

Dari Jabir bin Abdullah dari Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda,

يَوْمُ الجُمُعَةِ اِثْناَ عَشَرَةَ سَاعَةً لا يُوْجَدُ فِيْهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَ لُ الله شَيْئاً إلا آتاَهُ إِيَّاهُ فَا لْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ صَلاةِ العَصْرِ

“Hari Jum’at terdiri dari dua belas jam, seorang muslim tidak berada di dalamnya memohon sesuatu kepada Allah kecuali Dia memberikannya kepadanya, carilah ia di jam terakhir setelah shalat Ashar.”

(HR. Abu Dawud dan an-Nasa`i. Syaikh al-Albani menshahihkannya dalam Shahih at-Targhib wat Tarhib no. 703/21).

Semoga kita selalu mendapatkan taufiq dari Allah عز و جل . Dan semoga bermanfaat. Wallahu a'lam.
17.15 | 0 komentar

TUJUAN HIDUP SEORANG MUSLIM

MUTIARA NASIHAT 7

Setiap orang yang mendalami Al-Qur'an dan mempelajari Sunnah tentu mengetahui bahwa puncak tujuan dan sasaran yang dilakukan orang Muslim yang diwujudkan pada dirinya dan di antara manusia ialah ibadah kepada Allah semata.

Tidak ada jalan untuk membebaskan ibadah ini dari setiap aib yang mengotorinya kecuali dengan mengetahui benar-benar tauhidullah.

Da'i yang menyadari hal ini tentu akan menghadapi kesulitan yang besar dalam mengaplikasikannya. Tetapi toh kesulitan ini tidak membuatnya surut ke belakang. Sebab setiap saat dakwahnya menyerupai perkataan Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam:

"Artinya : Orang yang paling keras cobaannya adalah para nabi, kemudian yang paling menyerupai (mereka) lalu yang paling menyerupainya lagi." [1]

Bagaimana tidak, sedang dia selalu meniti jalan beliau, menyerupai sirah-nya dan mengikuti jalannya? Al-Amtsalu tsumma al-amtsalu adalah orang-orang shalih yang mengikuti jalan para nabi dalam berdakwah keapda Allah, menyeru kepada tauhidullah seperti yang mereka lakukan, memurnikan ibadah hanya kepada-Nya dan menyingkirkan syirik. Mereka mengahadapi gangguan dan cobaan seperti yang dihadapi para panutannya, yaitu nabi-nabi.

Oleh karena itu banyak para da'i yang menjauhi jalan yang sulit dan penuh rintangan ini. Sebab seoarang da'i yang meniti jalan itu akan menghadapi ayah, ibu, saudara, rekan-rekan, orang-orang yang dicintainya, dan bahkan dia harus menghadapi masyarakat yang merintangi, memusuhi dan menyakitinya.

Lebih baik mereka menyingkir ke sisi-sisi Islam yang sudah mapan, yang tidak dimusuhi orang yang beriman kepada Allah. Di dalam sisi-sisi ini mereka tidak akan menghadapi kesulitan, kekerasan, ejekan, dan gangguan, khususnya di berbagai masyarakat Islam. Biasanya mayoritas umat justru mau memandang da'i seperti ini, menyanjung dan memuliakannya dan tidak mengejek atau pun mengganggunya, kecuali jika mereka menentang para penguasa dan mengancam kedudukan mereka. Kalau seperti ini keadaannya, tentu para penguasa ini akan menumpas mereka dengan kekerasan, sebagaiman menumpas partai politik yang hendak mengincar kursi kekuasaannya. Sebab, para penguasa dalam masalah ini tidak bisa diajak kompromi, baik mereka itu kerabat atau pun rekan, baik orang Muslim maupun orang kafir.

Bagaimanapun juga kami merasa perlu mengatakan para da'i, bahwa meskipun mereka tetap harus menyaringkan suaranya atas nama Islam, toh mereka tetap harus mengasihi dirinya sendiri. Karena mereka keluar dari manhaj Allah dan jalan-Nya yang lurus dan jelas, yang pernah dilalui para nabi dan para pengikutnya dalam berdakwah kepada tauhidullah dan memurnikan agama hanya bagi Allah semata. Apa pun usaha yang mereka lakukan untuk kepentingan dakwah, toh mereka tetap harus memikirkan sarananya sebelum tujuannya. Sebab berapa banyak sarana yang remeh justru membahayakan tujuan yang hendak dicapai dan justru menjadi pertimbangan yang besar.

Bahkan banyak da'i yang memaksakan cara yang mereka ciptakan sendiri dan tidak mau mengikuti manhaj para nabi dalam berdakwah kepada tauhidullah di bawah slogan-slogan yang serba gemerlap, tapi akhirnya hanya memperdayai orang-orang bodoh, sehingga mereka menganggapnya sebagai manhaj para nabi.

Karena Islam mempunyai beberapa cabang dan pembagian, maka harus ada penitikberatan pada masalah yang paling penting, lalu disusul dengan yang penting lainnya. Pertama kali dakwah harus diprioritaskan pada penataan akidah. Caranya menyuruh memurnikan ibadah bagi Allah semata dan melarang menyekutukan sesuatu kepada-Nya. Kemudian perintah mendirikan sholat, mengeluarkan zakat, melaksanakan berbagai kewajiban dan meninggalkan hal-hal yang diharamkan, seperti cara yang dilakukan semua para nabi. Firman Allah.

"Artinya : Dan, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): 'Sembahlah Allah (saja) dan juahilah thaghut'." [An-Nahl : 36]

"Artinya : Dan, Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada Ilah selain Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku." [Al-Anbiya' : 25]

Dalam sirah Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan cara yang diterapkan beliau terkandung keteladanan yang baik serta manhaj yang paling sempurna. Hingga beberapa tahun beliau hanya menyeru manusia kepada tauhid dan mencegah mereka dari syirik, sebelum menyuruh mendirikan sholat, melaksanakan zakat, puasa, haji, dan sebelum melarang mereka melakukan riba, zina, pencurian dan membunuh jiwa tanpa alasan yang benar.

Jadi dasar yang paling pokok adalah mewujudkan peribadatan bagi Allah semata, sebagaimana firman-Nya.

"Artinya : Dan, AKu tidak menciptakan manusia dan jin melainkan untuk menyembah-Ku." [Adz-Dzariat : 56]

Hal ini tidak bisa terjadi kecuali dengan mengenal tauhidullah, baik secara ilmu maupun praktik, realitas sehari-hari maupun jihad.

Anda bisa melihat berapa banyak para da'i Muslim dan jama'ah-jama'ah Islam yang menghabiskan umurnya dan menghabiskan energinya untuk menegakkan hukum Islam atau menuntut berdirinya negara Islam. Mereka tidak tahu atau pura-pura tidak tahu, mereka lupa atau pura-pura lupa bahwa tegaknya hukum Islam tidak akan terwujud dengan cara seperti itu. Tujuan itu tidak akan terealisir kecuali dengan suatu manhaj yang dilakukan secara perlahan-perlahan, memerlukan waktu yang panjang, dilandaskan kepada kaidah yang jelas, harus dimulai dari penanaman akidah dan menghidupkan pendidikan Islam serta menekankan masalah akhlak. Jalan yang perlahan-lahan dan panjang ini merupakan jalan yang paling dekat dan paling cepat yang bisa ditempuh. Sebab untuk bisa mengaplikasikan tatanan Islam dan hukum syariat Allah bukan merupakan tujuan yang bisa dilakukan secara spontan dan tergesa-gesa. Karena hal ini tidak mungkin diwujudkan kecuali dengan merombak masyarakat, atau adanya sekumpulan orang yang berkedudukan dan berbobot di tengah kehidupan manusia secara umum yang siap memberikan pemahaman akidah Islam yang benar, baru kemudian melangkah kepada pembentukan tatanan Islam, meskipun harus menghabiskan waktu yang lama[2]

Kesimpulannya, menerapkan hukum-hukum syariat, menegakkan hudud, mendirikan pemerintahan Islam, menjauhkan hal-hal yang diharamkan dan melaksanakan hal-hal yang diwajibkan, semuanya merupakan penyempurna tauhid dan penyertanya. Lalu bagaimana mungkin penyertanya mendapat prioritas utama, sedangkan pangkalnya diabaikan?

Kami melihat sepak terjang berbagai jama'ah yang menyalahi manhaj para rasul dalam berdakwah kepada Allah ini terjadi karena ketidaktahuan mereka terhadap manhaj ini. Padahal orang yang bodoh tidak pantas menjadi da'i. Sebab syarat terpenting dalam aktivitas dakwah adalah ilmu, sebagaimana yang difirmankan Allah tentang Nabi-Nya.

"Artinya : Katakanlah: 'Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata. Maha Suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik." [Yusuf : 108]

Jadi, keahlian seorang da'i yang paling penting adalah ilmu pengetahuan.

Kemudian kami melihat jama'ah-jama'ah yang menisbatkan diri kepada dakwah ini saling berbeda-beda. Setiap jama'ah menciptakan pola yang tidak sama dengan jama'ah lain dan meniti jalannya sendiri. Ini merupakan akibat dari tindakan yang menyalahi manhaj Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Karena manhaj beliau hanya satu, tidak terbagi-bagi dan tidak saling berselisihan. Firman Allah.

"Artinya : Katakanlah: 'Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku."

Orang-orang yang mengikuti Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam berada di atas jalan yang satu ini dan tidak saling berselisih. Tapi orang-orang yang tidak mengikuti beliau tentu saling berselisih. Firman Allah.

"Artinya : Dan, bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu menceraiberaikan kamu dari jalan-Nya." [Al-An'am : 153]

Jadi tauhid merupakan titik tolak dakwah kepada Allah dan tujuannya. Tidak ada gunanya dakwah kepada Allah kecuali dengan tauhid ini, meskipun ia ditempeli dengan merk Islam dan dinisbatkan kepadanya. Sebab semua rasul, terutama dakwah penutup mereka, Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dimulai dari tauhidullah dan sekaligus itu pula tujuan akhirnya. Setiap rasul pasti mengatakan untuk pertama kalinya seperti yang dijelaskan Allah.

"Artinya : Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Ilah selain daripada-Nya." [Al-A'raaf :59 ][3]

Ini merupakan tujuan hidup orang Muslim yang paling tinggi, yang untuk itulah dia menghabiskan umurnya sambil mengusahakannya di tengah kehidupan manusia dan menguatkannya di antara mereka.

Khaliq yang telah menyediakan apa-apa yang menunjang kemaslahatan kehidupan dunianya, Dia pula yang menetapkan syariat agama bagi mereka dan menjaga kelangsungannya. Allah selalu menjaga Islam, karena Islam itulah tujuan dari diciptakannya dunia bagi manusia, lalu mereka diberi kewajiban untuk beribadah dan menguatkan tauhid, sebagaimana yang tercermin dalam firman Allah Ta'ala.

[Disalin dari kitab Ad-Da'wah ilallah Bainat-tajammu'i-hizby Wat-Ta'awunisy-Syar'y, Syaikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid Al-Halabi Al-Atsary. Edisi Indonesia: Menggugat Keberadaan Jama'ah-Jama'ah Islam. Penerjemah: Kathur Suhardi, Penerbit, Pustaka Al-Kautsar. Cet. Pertama, September 1994; hal.38-44]


Oleh
Syaikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid Al-Halabi Al-Atsary
_________
FooteNote
[1]. Diriwayatkan At-Tirmidzy, hadits nomor 2400, Ibnu Majah, hadits nomer 4023, Ahmad 1/172, dari Sa'id bin Abi Waqqash, dengan sanad hasan.
[2]. Limadza a'damuni?
[3]. Mukaddimah Manhajul Anbiya'
17.03 | 0 komentar

Hidupkan Rumahmu Dengan Dzikrullah!

Saudaraku..

Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda,

« مَثَلُ الْبَيْتِ الَّذِى يُذْكَرُ اللَّهُ فِيهِ وَالْبَيْتِ الَّذِى لاَ يُذْكَرُ اللَّهُ فِيهِ مَثَلُ الْحَىِّ وَالْمَيِّتِ ».

“Perumpamaan rumah yang di dalamnya ada dzikrullah, dan rumah yang tidak ada dzikrullah di dalamnya adalah (laksana) perumpamaan antara orang yang hidup dengan yang mati”. (HR. Muslim)

Oleh karena itu, wahai saudaraku
 Rumah anda harus anda jadikan sebagai tempat untuk melakukan berbagai macam dzikir, baik itu dzikir dengan hati maupun dengan lisan, shalat, atau membaca shalawat dan al-Qur’an, atau mempelajari ilmu-ilmu agama, atau membaca buku-buku lain yang bermanfaat.

Saat ini betapa banyak rumah-rumah ummat Islam yang mati, karena tidak ada Dzikrullah di dalamnya, sebagaimana disebutkan dalam hadis di atas. Dan apatah lagi manakala yang menjadi dendangan di dalam rumah itu adalah syair-syair dan lagu-lagu setan, menggunjing, berdusta, dan mengadu domba?

Semoga kita selalu mendapatkan taufiq dari Allah عز و جل . Dan semoga bermanfaat. Wallahu a'lam.
17.01 | 1 komentar

Ulangi Lagi Hingga Allah Memberikan Kemudahan

Syaikh Muhamad bin Shalih al-Utsaimin رحمه الله berkata,

“Sebagian orang apabila berusaha melakukan sesuatu berulang kali, mereka merasa sial dan gagal kemudian meninggalkannya. Hal ini adalah salah, karena segala sesuatu yang anda anggap ada maslahatnya, maka jangan menyerah pada awal usaha. Ulangi lagi berkali-kali hingga Allah عز و جل memberikan kepada anda kemudahan”.
(al-Qaulu al-Mufid, 2/32).

Semoga kita selalu mendapatkan taufiq dari Allah عز و جل . Dan semoga bermanfaat. Wallahu a'lam.
16.59 | 0 komentar

SEORANG BERSAMA YANG DICINTAINYA

MUTIARA NASIHAT4

Diriwayatkan sahabat Anas bin Malik yang berbunyi:

أَنَّ رَجُلًا مِنْ أَهْلِ الْبَادِيَةِ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَتَى السَّاعَةُ قَائِمَةٌ قَالَ وَيْلَكَ وَمَا أَعْدَدْتَ لَهَا قَالَ مَا أَعْدَدْتُ لَهَا إِلَّا أَنِّي أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ قَالَ إِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ فَقُلْنَا وَنَحْنُ كَذَلِكَ قَالَ نَعَمْ فَفَرِحْنَا يَوْمَئِذٍ فَرَحًا شَدِيدًا متفق عليه

"Seorang penduduk badui menjumpai Rasulullah n dan bertanya: "Wahai, Rasulullah! Kapan hari Kiamat terjadi?" Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab,"Apa yang telah engkau persiapkan untuknya?" Ia menjawab,"Aku tidak memiliki persiapan, kecuali aku mencintai Allah dan RasulNya," maka Rasulullah bersabda,"Sungguh, engkau bersama orang yang engkau cintai." Lalu kami berkata: "Demikian juga kami?" Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab,"Ya." Maka kamipun pada hari itu sangat berbahagia".

Dalam riwayat Imam Muslim terdapat tambahan lafadz:

قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ فَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِأَعْمَالِهِمْ

"Anas berkata: "Sungguh aku mencintai Allah, RasulNya, Abu Bakar dan Umar, lalu aku berharap bisa bersama mereka, walaupun aku belum beramal dengan amalan mereka". HR al Bukhari, kitab al Adab, Bab al Mar’u Ma’a Man Ahab, no. 6171 dan Muslim, kitab al Bir wa as Silah, Bab al Mar’u Ma’a Man Ahab, no. 4775..

Masih banyak hadits-hadits yang menjelaskan wajibnya mencintai Rasulullah. Sehingga pantaslah bila Syaikhul Islam rahimahullah menyatakan, cinta Allah dan RasulNya termasuk kewajiban iman terbesar dan pokok, dan kaidah iman yang teragung. Bahkan ia merupakan landasan semua amalan iman dan agama.[ At Tuhfah al 'Iraqiyah fil A’mal al Qalbiyah, Ibnu Taimiyah, tahqiq Dr 11 . Yahya Muhammad al Hunaidi, Cet. Pertama, Th. 1421H, Maktabat ar Rusyd, hlm. 373

Cinta kita padaNya semoga mengantarkan kita untuk melihat-Nya
Cinta kita pada Rosul-Nya semoga
mengumpulkan kita bersamanya
Dalam harapan yang panjang, dengan rasa takut yang dalam,
hambaMu yang penuh dosa dan kealfaan ini memohon agar kiranya dapat dikumpulkan bersama para Nabi,Shidiqun,dan Syuhada,juga bersama orang-orang Sholihin
آمين يا رب ا,لعالمين

ًًAbu Aminah Abdurrahman Ayub
16.57 | 0 komentar

BAGAIMANAKAH SIKAP KITA TERHADAP PERSELISIHAN YANG TERJADI DI ANTARA AHLUS SUNNAH.?

MUTIARA NASIHAT 3

Oleh Syaikh Ibrahim bin Amir Ar-Ruhaily Hafidzohullah

Pertanyaan
Syaikh Ibrahim bin Amir Ar-Ruhaily Hafidzohullah ditanya : Fadhilatus Syaikh, bagaimanakah sikap kita terhadap perselisihan yang terjadi antara ikhwah salafiyyin -khususnya- perselisihan yang terjadi di Indonesia?

Jawaban.
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam serta keberkahan semoga terlimpah atas Nabi kita Muhammad Shallallahu alaihi wasallam, keluarganya, para sahabatnya dan orang yang mengikuti petunjuk dan sunnahnya sampai hari kiaman, amma badu:

Sesungguhnya Kewajiban Seorang Muslim Adalah :

[1]. Mengetahui al-haq dan membelanya, inilah sikap yang benar bagi seorang muslim dalam permasalahan yang diperselisihkan, baik itu masalah ilmiyah (keilmuan) ataupun masalah amaliyah (pengamalan) yang dilakukan dalam medan dakwah ataupun yang lainnya

Kewajiban seorang muslim -khususnya penuntut ilmu-, yang pertama adalah mengetahui al-haq dengan dalil-dalilnya, maka apabila terjadi perselisihan dalam suatu masalah, wajib bagi mereka untuk mempelajari ilmu syar'i yang bermanfaat untuk mengetahui yang haq dalam masalah itu. Andaikata perselisihan itu dalam masalah-masalah ilmiyah, hendaklah seorang muslim mempelajari dalil-dalilnya serta mengetahui sikap ulama dalam masalah ini, kemudian dia pun mengambil sikap yang jelas dan gamblang dalam masalah ini.

[2]. Apabila perselisihan itu terjadi diantara Ahlus Sunnah, maka wajib baginya untuk bersabar terhadap ikhwan yang lain, serta tidak melakukan tindakan yang memecah belah. Walaupun kita melihat kebenaran pada salah satu pihak yang berselisih, tapi jika perselisihan itu terjadi antara Ahlus Sunnah, dimana tentunya setiap mereka menginginkan yang haq, maka wajib bagi dia untuk bersabar dalam menghadapi ikhwan yang lainnya. Kemudian jika dia mendapati salah seorang dari mereka bersalah, wajib baginya untuk bersabar dan menasehatinya. Jadi kewajiban yang pertama adalah mengetahui di pihak manakah al-haq itu berada?

[3]. Kemudian dia menasehati pihak yang bersalah sambil berusaha semampunya untuk menyatukan kalimat diatas al-haq dan mendekatkan sudut pandang, kemudian berusaha untuk mengadakan ishlah antara ikhwah. Inilah perbuatan yang paling utama sebagaimana firman Allah:

"Artinya : Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah atau berbuat maruf atau mengadakan perdamaian diantara manusia". [An-Nisaa :114]

Maka kewajiban seorang muslim adalah untuk menjadi terwujudnya sebab perdamaian dan kunci kebaikan

[4]. Tidak melakukan tindakan yang menambah perpecahan dan perselisihan dengan menukil/menyebarkan perkataan, tapi hendaklah memahami terlebih dahulu dan tatsabut (meneliti) perkataan dan perbuatannya.

[5]. Bersikap wasath antara ahli ghuluw (berlebih-lebihan) yang menghitung (membesar-besarkan) setiap kesalahan serta menyebarkannya kepada orang banyak, bahkan mungkin menganggapnya sebagai ahlul bidah atau mengkafirkannya, dan dengan pihak lain yang mutasaahilin (terlalu bermudah-mudahan/meremehkan), yang tidak membedakan antara yang haq dengan yang bathil. Maka selayaknya dia menjadi orang yang berfikir dan berusaha mempersatukan ikhwah serta mendekatkan sudut pandang mereka diatas al-haq, tapi bukan berarti ini adalah mudahanah, tapi maksudnya adalah untuk mendekatkan sudut pandang antara ikhwah di atas al-haq, serta menasehati yang bersalah, juga menasehati pihak yang lain untuk bersabar dan menahan diri. Inilah manhaj Ahlus Sunnah dan sikap mereka terhadap ikhwah

[6]. Jika dia menjauhkan diri dari perselisihan yang terjadi karena dia memandang dalam perselisihan itu terdapat fitnah dan kejelekan, maka sikap ini lebih baik, dan usaha dia adalah hanya untuk mendamaikan, bukan malah menjadi pemicu perselisihan, tapi justru menjauhi perselisihan

[7]. Jika dia melihat yang al-haq berada pada salah satu pihak, maka hendaklah di berlaku adil dalam menghukumi pihak yang lain, karena inilah sikap seorang muslim. Adapun perselisihan yang terjadi di Indonesia -sepengetahuan saya- adalah perselisihan antara ikhwah dalam masalah-masalah -yang kita anggap insya Allah- setiap pihak yang berselisih menginginkan yang haq, khususnya mereka itu termasuk Ahlus Sunnah, tapi tidak setiap yang menginginkan al-haq itu akan diberi taufik untuk mendapatkannya, sebagaimana tidak setiap kesalahan itu disengaja. Terkadang seseorang berbuat kesalahan tanpa sengaja, padahal dia menginginkan al-haq, tapi barangkali karena kurangnya pengetahuan dia dalam suatu segi tertentu sehingga diapun jatuh dalam perselisihan dan kesalahan, maka hendaknya kita bersabar atas mereka serta mengakui kebaikan dan keutamaan mereka.

Tidaklah pantas sikap kita terhadap sesama Ahlus Sunnah itu seperti sikap kita terhadap Ahlul Bidah yang menyeleweng dalam masalah aqidah dan yang lainnya, karena Ahlus Sunnah mempunyai satu jalan dan satu manhaj, tapi terkadang berbeda sudut-pandang mereka, maka hendaklah bersabar dan menahan diri serta berusaha untuk mendamaikan antara ikhwah. Kemudian seorang thalibul ilmi mengusahakan dirinya agar tidak menjadi sebab bertambahnya perselisihan, bahkan seharusnya dia menjadi sebab terjadinya penyatuan kalimat diatas al-haq. Jika dia bersikap seperti itu, maka dia akan tetap berada diatas kebaikan. Kita memohon kepada Allah agar memberikan taufiq pada semua.

[Diterjemahkan dari Nasehat Syaikh Ibrahim bin Amir Ar-Ruhaily hafidzohullah, dan risalah ini disusun oleh Abu Abdirrahman Abdullah Zaen dan Abu Bakr Anas Burhanuddin dkk Mahasiswa Universitas Islam Madinah]
16.56 | 0 komentar

Tinggalkan yang Tidak Bermanfaat

Abu Hurairah berkata, Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

من حسن إسلام المرء تركه مالا يعنيه

“Di antara kebaikan Islam seseorang ialah meninggalkan apa yang tidak penting baginya.” (HR. at Tirmidzi dan yang lainnya)

Kandungan Hadits :

Tingkat keislaman (seseorang) itu berbeda-beda, ada yang baik dan ada yang tidak baik, berdasarkan sabda beliau, من حسن إسلام المرء , (Di antara kebaikan Islam seseorang)

Manusia semestinya meninggalkan apa yang tidak berguna baginya, baik dalam urusan agama maupun dunianya, karena hal itu lebih memelihara waktunya, lebih selamat untuk agamanya, dan lebih mudah untuk menutupi kekurangannya. Seandainya ia ikut campur dalam berbagai urusan manusia yang tidak berguna baginya, niscaya ia penat. Tetapi jik aia berpaling darinya dan tidak sibuk kecuali pada apa yang berguna baginya, maka itu akan menjadi ketentraman dan ketenangan baginya.

Manusia tidak boleh menyia-nyiakan apa yang berguna baginya, yakni apa yang penting baginya dari urusan agama dan dunianya. Dia semestinya memperhatikannya, sibuk dengannya, dan melakukan sesuatu yang memudahkannay mencapai tujuan
16.54 | 0 komentar

Ia Berangan-Angan, Namun Mustahil Terwujudkan

Ketika kita masih dapat menghirup nafas kehidupan, masih mungkin kita berangan-angan dan memiliki harapan. Terwujud atau tidak hanya ada dua kemungkinan, bisa jadi terwud bisa jadi tidak. Nach… bila kita telah meninggal, al-Qur’an mengisyaratkan bahwa “ jazad kita “ pun berangan-angan, Ia berangan-angan, namun mustahil terwujudkan… ini perkara wajib diimani tanpa keraguan akan kebenarannya karena Allah Dzat yang maha benar yang menginformasikan,

Allah mengkabarkan angan-angan pelaku maksiat yang telah meninggal, ia berangan-angan agar bisa kembali ke dunia agar bisa menjadi orang shalih. Namun, mereka tidak diizinkan kembali, dan angan-angan mereka tidak akan mungkin terealisasi. Allah Ta'ala berfirman yang Artinya,

“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang shalih terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.”
[QS. al-Mukminun: 99-100]
16.46 | 0 komentar

Ridha Dan Sabar Pada Taqdir Allah

MUTIARA NASIHAT2

Ridha dan sabar pada taqdir-taqdir Allah, dan kita semua telah mengetahui bahwa taqdir-taqdir Allah yang Allah timpakan kepada mahluk-Nya, sebagiannya sesuai dan sebagiannya tidak disukai.

Apakah sakit disukai manusia ? (tidak sama sekali). Manusia menyukai sehat.

Apakah kefakiran disukai manusia ? Tidak, manusia menyukai menjadi orang kaya.

Apakah bodoh disukai manusia ? tidak, manusia menyukai menjadi seorang yang pandai (alim).

Akan tetapi taqdir Allah dengan hikmah-Nya bermacam-macam, sebagiannya ada yang disukai manusia dan ia lapang dada dengan taqdir sesuai dengan tabiatnya, dan sebagiannya tidak demikian halnya. Maka bagaimanakah berakhlak baik kepada kepada Allah terhadap taqdir-taqdir-Nya ?

Berakhlak baik kepada Allah berkenaan dengan taqdir-taqdir-Nya adalah dengan sikap engkau ridha dengan apa yang Allah taqdirkan bagimu, dan hendaknya engkau merasa tenang pada taqdir itu, dan hendaknya engkau mengetahui bahwa tidaklah Allah mentakdirkan bagimu melainkan dengan hikmah dan tujuan yang terpuji serta patut dipuji dan syukur. Dan berdasarkan hal ini, berakhlak baik kepada Allah berkenaan dengan taqdir-taqdir-Nya adalah ridha, menyerah dan merasa tenang. Oleh karena itu Allah memuji orang-orang yang sabar yaitu orang –orang yang apabila ditimpa dengan suatu musibah mereka berkata :

"Artinya : Sesungguhnya kami milik Allah, dan sesungguhnya kepada-Nya lah kita kembali” [Al-Baqarah : 156]

Dan Allah berfirman :

"Artinya : Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar" [Al Baqarah : 155]

Dan kita meringkas pembahasn yang di atas bahwa berakhlak baik sebagaimana terjadi kepada makhluk juga terjadi kepada Al Khalik (Allah), dan yang dimaksud berakhlak baik kepada Allah adalah menerima Al Qur’an dengan membenarkannya, dan “menemui” hukum-hukumnya dengan menerima serta mengamalkannya, dan menerima taqdir-taqdir-Nya dengan sabar, dan ridha, inilah yang dimaksud berakhlak baik terhadap Allah.

Adapun berakhlak baik terhadap mahluk, sebagian ulama menerangkan dan menyebutkan dari Hasan Al Basri bahwa berakhlak baik adalah : mencegah gangguan, mengerahkan kedermawanan, dan berwajah ceria.

Dinukil dari Adab Tholibil'ilmi
Oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
16.44 | 0 komentar

Kaidah Menuntut Ilmu

MUTIARA NASIHAT1

Seseorang lebih mengetahui apa yang menjadi kebutuhannya. Engkau membutuhkan untuk mengetahui thaharah (bersuci), shalat, puasa, dan ibadahmu kepada Allah Azza wa Jalla. Maka, hendaklah engkau bertafaqquh (memahami) ilmu yang membuahkan amalan. Dan amalan itu ada yang wajib dan ada yang mustahab. Sehingga seseorang hendaklah memulai dengan ilmu yang wajib baginya secara individu. Kemudian secara bertahap mempelajari yang mustahab (sunah, disukai). Oleh karena itu wajib ikhlas dalam thalabul-'ilmi.

Di antara perkara yang perlu diperhatikan juga oleh penuntut ilmu, yaitu isti'anah (memohon pertolongan) kepada Allah Azza wa Jalla, tawakkal kepada-Nya, dan berdoa kepada-Nya, agar Dia memberikan kepadanya ilmu yang shahih (benar) yang nafi` (bermanfaat). Hal ini dituntunkan oleh Allah dalam firman-Nya:

رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا

"Ya Rabbku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan". [Thâhâ/20:114].

Allah berfirman (di dalam hadis qudsi):

يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلَّا مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُمْ

"Wahai hamba-hamba-Ku, kamu semua sesat kecuali orang yang Aku beri petunjuk; maka mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan memberi petunjuk kepadamu".HR Muslim, no. 2577; at-Tirmidzi, no. 2495; Ahmad (5/154).

Maka, meminta hidayah kepada Allah, niscaya Allah Azza wa Jalla akan memberikan hidayah, sebagaimana hadits di atas.

Dan, dalam sebuah doa yang diajarkan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada seorang laki-laki, yang dibimbing Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menuju pintu-pintu kebaikan. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam mengajarkan agar ia berdoa:

أَللَّهُمَّ أَلْهِمْنِي رُشْدِي وَقِنِي شَرَّ نَفْسِي

"Wahai, Allah! Berilahkan petunjuk kepadaku terhadap kelurusanku, dan jagalah aku dari keburukan jiwaku".

Jadi, manusia tidak akan mendapatkan taufiq kecuali yang diberi taufiq oleh Allah. Juga sebuah doa lain dalam atsar (riwayat):

أَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَااتِّبَاعَهُ وَ أَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

"Wahai, Allah! Tunjukkanlah al-haq kepada kami sebagai al-haq, dan berilah rezeki kepada kami untuk mengikutinya. Dan tunjukkanlah al-batil kepada kami sebagai al-batil, dan berilah rezeki kepada kami untuk menjauhinya". Kaidah-Kaidah Menuntut Ilmu ( di cuplik dari KAIDAH-KAIDAH MENUNTUT ILMU , Oleh
Syaikh Dr. Ibrahim bin 'Amir ar-Ruhaili –hafizhahullah-
16.42 | 0 komentar

4 Etika Bercanda

Hendaknya percandaan tidak mengandung nama Allah, ayat-ayatNya, Sunnah RasulNya atau syi’ar-syi’ar islam. Karena Allah telah berfirman tentang orang-orang yang memperolok-olok sahabat Nabi, yang ahli baca al-Qur’an, yang artinya, “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja." Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman (QS. At Taubah : 65-66)

Hendaknya percandaan itu adalah benar tidak mengandung dusta.

Dan, hendaknya pecanda tidak mengada cerita khayalan supaya orang lain tertawa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Celaka bagi orang yang berbicara lalu berdusta supaya dengannya orang banyak jadi tertawa. Celakalah baginya dan celakalah.” (HR. Ahmad dan dinilai hasan oleh Syaikh al-Albani)

Hendaknya percandaan tidak mengandung unsur menyakiti perasaan salah seorang di antara manusia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Janganlah salah seorang di antara kamu mengambil barang temannya, apakah itu ia niatkan sebagai candaan maupun sungguh-sungguh; dan jika ia telah mengambil tongkat temannya, maka ia harus mengembalikannya kepadanya.” (HR. Ahmad dan Abu dawud. Dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani)

Hendaknya anda tidak memperbanyak canda hingga menjadi tabiatmu, dan jatuhlah wibawamu dan akibatnya kamu mudah dipermainkan oleh orang lain.
(Aadaabu al-Muslim Fii al-Yaumi Wal Lailah, 24 Adaban Mutanawwi’an, Departeman Ilmiah darul Wathan, dengan gubahan)

Semoga kita selalu mendapatkan taufiq dari Allah عز و جل . Dan semoga bermanfaat. Wallahu a'lam.
16.26 | 0 komentar

Keyboard Arab Online

Buat Pengunjung blog yang ingin menulis huruf arab anda bisa memanfa'atkan "Keyboard Arab Online" silahkan pilih mana yang cocok, klik disini, disini atau yang ini Yang ini juga ok "Smart Arabic Keyboard"

Untuk menulis kata/kalimat arab didalam mesin pencari google tanpa harus install Arabic Operating System. , Klik saja disini
15.00 | 0 komentar

BEDAH BUKU "KEAJAIBAN TEROWONGAN GAZA"

Written By Rudianto on Rabu, 17 September 2014 | 16.51


HADIRILAH…!

BEDAH BUKU (Pertama di Kota Tangerang)
"KEAJAIBAN TEROWONGAN GAZA"

Pembicara: Ust. Nandang Burhanudin Lc. M.Si
Jam : 07.30 – selesai
AHAD, 28 SEPTEMBER 2014
3 DZULHIJJAH 1435 H

Bertempat di:
Masjid Al Ikhlas – Komplek Taman Asri Blok J, Kel. Gaga Kec. Larangan Kota Tangerang

PENYELENGGARA:
Yayasan IMC (Insan Mulia Cendekia) – IKADI Kota Tangerang – DKM Masjid Al Ikhlas

Info Kajian : 0813 1558 0754

DI DUKUNG OLEH : NURISTV
16.51 | 1 komentar

Ensiklopedi Sunnah Nabawi

Written By Rudianto on Kamis, 11 September 2014 | 09.56

ENSIKLOPEDI HADIS ALHASYIR
Sebuah Aplikasi untuk Android Anda. (Smartphone atau Tablet)


KEISTIMEWAAN
1. Program bisa di jalankan di tablet android, Ipad dan windows.
2. Aplikasi mengacu kepada Kutubut Tis'a yaitu yaitu Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan Tirmidzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibnu Majah, Musnad Ahmad, Muwattha Malik dan Sunan Darimi.
3. Memuat asbabul wurud hadis ( Sebab-sebab Hadits tersebut )
4. Memuat konten materi yang terkait dengan ilmu hadis antara lain :
· Ilmu mustholah hadis lengkap
· Biografi 9 imam penyusun kitab.
3. Dilengkapi Fasilitas seach engine canggih yaitu:
· Pencarian berdasarkan kata kunci dalam teks indonesia dan Arab.
· Pencarian kata kunci teks definitif ataupun umum.
· Pencarian dengan kalimat/prasa latin dan arab
· Pencarian berdasarkan nomer hadis.
· Hasil pencarian dengan sorot warna khusus.
5. Tampilan konten hadis bisa berdasarkan ;
· Sistematika bab sesuai dalam kitab aslinya.
· Tematik yaitu klasifikasi tema hadis dari 9 kitab atau dari 62169 hadis.
· Status hadis yaitu klasifikasi hadis berdasarkan statusnya dari 62169 hadis. Yaitu Mauquf atau Marfu’ dan lain sebagainya

Untuk Aktivasi aplikasi ini Anda cukup mendonasikan dengan HARGA RP. 175.000
Aplikasi bisa didapatkan melalui email ataupun langsung mengunduhnya di playstore.



bagi yang berminat mendapatkan Aplikasi ini bisa menghubungi ADmin di HP 085716863625
09.56 | 0 komentar
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahu. (QS. Al-Baqarah:261)

DONASI

TEBAR DAKWAH FILM ISLAM

Teknik Support Streaming

DJ ONLINE

IP

Visitor

free counters

TAFSIR IBNU KATSIR

NURIS TV

AGENDA TV

STREAMING RADIO RUQO FM

STREAMING RADIO RUQO FM
Radio Dakwah Ruqyah Syariyyah

RUQO FM

Server Luar Negeri

Dengarkan Nurisfm Disini

Total Tayangan Halaman

Pengunjung