Pantaskah Kiranya Kita Menyombongkan Diri Kepada Orang Lain?
Written By Rudianto on Jumat, 26 September 2014 | 17.17
Allah عز و جل berfirman,
هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُونُوا شُيُوخًا وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى مِنْ قَبْلُ وَلِتَبْلُغُوا أَجَلًا مُسَمًّى وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ [غافر : 67]
“Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya). (QS. al-Mu’min : 67)
Shalih bin Muhammad Al-Wunaiyyan dalam bukunya, “Siham asy-Syaithon“, menukil sebuah bait syair yang dituturkan oleh seorang penyair,
Hai orang-orang yang pongah dalam keangkuhannya
Lihatlah tempat buang airmu, sebab kotoran itu selalu hina
Sekiranya manusia merenungkan apa yang ada dalam perut mereka,
niscaya tidak ada satu pun orang yang akan
menyombongkan dirinya, baik pemuda maupun
orang tua
Apakah ada anggota tubuh yang lebih dimuliakan selain kepala ?
Namun demikian, lima macam kotoranlah yang keluar darinya !
Hidung beringus sementara telinga baunya tengik.
Tahi mata berselemak
sementara dari mulut mengalir air liur.
Hai bani Adam yang berasal dari tanah,
dan bakal dilahap tanah,
Tahanlah dirimu (dari kesombongan),
karena engkau akan menjadi santapan kelak
Saudaraku...
Penyair ini mengingatkan kita pada asal muasal penciptaan manusia dan keadaan diri mereka serta kesudahan hidup mereka. Maka apakah yang mendorong mereka berlagak sombong ? pada awalnya ia berasal dari setetes mani hina, kemudian akan menjadi bangkai yang kotor sedangkan semasa hidupnya ke sana ke mari membawa kotoran.
Semoga kita selalu mendapatkan taufiq dari Allah عز و جل . Dan semoga bermanfaat. Wallahu a'lam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar