Assalamu'alaikum ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  Nurisfm Network
Naskah tentang Ilmu Agama Islam dalam media ini diambil dan disusun dari berbagai sumber. Tidak tercantumnya sumber dan penulis, bermaksud untuk penyajian ilmu yang 'netral' semata. Mudah-mudahan menjadikan amal baik bagi penulisnya dan mendatangkan kebaikan bagi sesama. Kelemahan dan kekurangan serta segala yang kurang berkenan dihati mohon dimaafkan. Apabila ada pihak yang keberatan atau merasa dirugikan dimohonkan menghubungi Admin (Abu Azka). Dan untuk naskah-naskah ilmu pengetahuan umum, Insya Allah akan dicantumkan sumber dan atau penulisnya. Mohon Maaf sebelumnya, sekian dan terima kasih ^-^

Tanda-Tanda Golongan yang Selamat

Written By Rudianto on Rabu, 28 September 2011 | 17.37


Golongan yg selamat jumlahnya sangat sedikit di tengah banyaknya umat manusia. Tentang keadaan mereka Rasulullah bersabda “Keuntungan besar bagi orang-orang yg asing. Yaitu orang-orang shalih di lingkungan orang banyak yg berperangai buruk orang yg mendurhakainya lbh banyak daripada orang yg menta’atinya.” Dalam Al-Qur’anul Karim Allah memuji mereka dgn firman-Nya“Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yg bersyukur.”

Untuk memahami arti sedikit dari keterangan di atas tentunya adl berpatokan dgn kebenaran yg datang dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Tidak bisa kelompok aliran sempalan yg ajarannya menyesatkan dan jumlahnya sedikit menganggap dirinya benar atas dalil tersebut diatas. Begitu juga orang-orang yg memiliki keyakinan dan aqidah yg menyimpang lainnya dgn dalih jumlahnya sedikit maka mereka merasa yg benar. Jumlah sedikit ini adl bahwa agama Islam yg bermula datang dalam keadaan asing akan berakhir pula dgn keadaan asing maksudnya pada awal munculnya agama Islam kebanyakan ummat manusia hidup dalam keadaan jahiliyah hidup dgn adat kepercayaan budaya yg bertentangan dgn Islam. Kemudian akhirnya orang-orang yg benar-benar memegang prinsip-prinsip atau nilai-nilai Islam akan dianggap asing dianggap kuno dan terbelakang dianggap aneh dan lain-lain. Orang yg bertujuan menegakkan syareat yg Allah turunkan dianggap teroris Islam Keras.

Dan kebanyakan ummat sekarang ini adl berkiblat pada budaya Barat. Karena kemajuan teknologi dan kemajuan ekonomi maka kebanyakan orang tergila-gila dan ngefan berat kepada budaya Barat. Karena berkiblat pada budaya Barat maka kebebasan tak terbendung. Liberalisme merajalela kemaksiatan menjalar kemana-mana pornografi pornoaksi perjudian narkoba sex bebas gaya kehidupan bebas yg tidak terikat dgn hukum syareat dan seterusnya. Begitulah kebanyakan ummat yg sekarang berkiblat pada budaya jahiliyah.

Oleh karenanya orang-orang yg benar-benar memiliki iman orang-orang yg masih mencintai Allah dan Rasulnya orang-orang yg masih mencintai syareat yg Allah turunkan itu benar-benar sangat sedikit dibandingkan dgn orang-orang yg ingkar dan orang-orang yg pro kehidupan ala jahiliyah. Karena jumlahnya sedikit dan kekuatan ekonomi dan persenjataan kalah dgn negar-negara maju yg jahiliyah maka hidupnya tertindas oleh mereka kaum jahiliyah. Orang yg mendurhakainya lbh banyak dari pada yg mentaatinya. Itulah arti dari golongn ummat yg dianggap asing.

Golongan Yang Selamat banyak dimusuhi oleh manusia difitnah dan dilecehkan dgn gelar dan sebutan yg buruk. Nasib mereka seperti nasib para nabi yg dijelaskan dalam firman Allah“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh yaitu setan-setan manusia dan jin. Sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yg lain perkataan-perkataan yg indah-indah utk menipu .” Rasulullah misalnya ketika mengajak kepada tauhid oleh kaumnya beliau dijuluki sebagai “tukang sihir lagi sombong.” Padahal sebelumnya mereka memberi beliau julukan “ash-shadiqul amin” yg jujur dan dapat dipercaya.

Syaikh Abdul Aziz bin Baz ketika ditanya tentang Golongan Yang Selamat beliau menjawab “Mereka adl orang-orang salaf dan tiap orang yg mengikuti jalan para salafush shalih .” Hal-hal di atas adl sebagian dari manhaj dan tanda-tanda Golongan Yang Selamat. Semoga kita termasuk mereka yg berakidah Firqah Najiyah ini Amin. Sumber Diadaptasi dari Jalan Golongan yg Selamat Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu
17.37 | 0 komentar

JUNDI YANG SEDANG FUTUR

Written By Rudianto on Selasa, 27 September 2011 | 21.47


Saya ini sedang futur
Terbukti dengan mulai ogah-ogahannya Saya datang ke pengajian setiap pekan.
Dengan alasan yang klasik : Sibuk, lelah, kuliah, inilah, itulah saya sedang kalah
Saya ini sedang futur
Lihat penampilan saya yang banyak berubah : klimis tanpa jengse [betawi : jenggot ],
Pakai baju koko nggak betah
Saya ini sedang futur
Baca Qur'an kurang, nonton TV doyan.
Baca Qur'an tak berkesan, nonton layar emas ketagihan
Saya ini sedang futur
Tak lagi pandai menjaga pandangan, sering curi-curi sasaran
Saya ini sedang futur
Jarang baca buku tentang Islam ; lagi demen baca koran
Saya ini sedang futur
Walau takut azab, tak pernah sekalipun terisak; malah senangnya terbahak-bahak
Saya ini sedang futur
Malas berdo'a, inginnya pasrah tanpa usaha
Saya ini sedang futur
Lihat perut saya makin buncit karena junk food serta pangsit
Kalau infaq sedikiiiit, sudah mulai pelit
Saya ini sedang futur
Sibuk ngurusin pekerjaan, ogah nanganin binaan
Saya ini sedang futur
Tak lagi mudah bersyukur, sudah mulai tidak jujur
Saya ini sedang futur
Senang disanjung, dikritik murung
Saya ini sedang futur
Semakin menipis rasa sosial, sifat cuek semakin tebal
Saya ini sedang futur
Sangat sukar bangun malam-tafakur, lebih senang peluk guling mendengkur.
Saya ini sedang futur
Malas ngurusin keluarga, rajin menggunjing tetangga, sedikit sekali muhasabah, sering sekali menggibah
Ya, memang saya sedang futur
Kenapa saya futur ?
Kenapa tak ada seorang ikhwahpun yang menegur atau menghibur ?
Kenapa batas-batas sudah mulai kendur ?
Kenapa kepura-puraan, basa-basi, kekakuan makin subur ?
Kenapa diantara kita sudah mulai tidak jujur ?
Kenapa diantara kita sudah ada yang ngawur ?
Kenapa ukhuwah diantara kita sudah mulai hancur ?
Kenapa diantara kita ada yang tidur mendengkur ?
Kenapa diantra kita ada yang hanya pandai bertutur ?
Ya Allah berikan saya pelipur agar tidak semakin futur dan tersungkur..!!
************************************************************
Futur :
Menurut Syekh Al Salmy futur adalah salah satu dari aib diri. Dimana melemahnya semangat melaksanakan ketaatan, baik brupa hak Allah maupun manusia, setelah sebelumnya ia melaksanakannya dengan semangat. Lebih buruk lagi kalau ia malah tidak mengetahui kefuturannya. Dan jauh lebih buruk lagi, kalau dalam keadaan futur ia malah merasa sedang bersemangat dalam
ketaatan.
Wallaahu A'lam
21.47 | 0 komentar

MEMILIH.....


Dari Abi Hurairah RA katanya, telah bersabda Rasulullah saw : Sesungguhnya Allah SWT telah berfirman:
“Barangsiapa yang menyakiti wali-Ku , maka Aku mengumumkan perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekati-Ku dengan suatu pekerjaan yang lebih Aku sukai daripada dia mengerjakan apa yang Aku telah fardhukan keatasnya. Dan sentiasalah hamba-Ku mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan melakukan yang sunat sehingga Aku cinta kepadanya. Maka apabila Aku telah mencintainya, adalah Aku-lah yang menjadi pendengarannya yang ia mendengar dengannya, dan penglihatannya yang ia melihat dengannya, dan tangannya yang ia tamparkan dengannya, dan kakinya yang ia berjalan dengannya; Dan sesungguhnya, jika ia meminta kepada-Ku, niscaya Aku berikan kepadanya; Dan sesunggunya, jika ia memohon perlindungan kepada-Ku niscaya Aku berikan perlindungan kepadanya.” (Riwayat Imam Bukhari)

Brangsiapa yang menyakiti Wali-Ku, maka sesungguhnya Aku mengumumkan perang kepadanya.

Wali menurut bahasa artinya qarib yakni dekat. Jadi Wali Allah (kekasih Allah) ialah orang yang sentiasa bertaqarrub (mendekatkan dirinya) dengan Allah. Dan atas sebab maka itulah Imam An Nawawy mengartikan Wali Allah disini ialah orang yang beriman (mukmin). Jadi mukmin yang tekun beribadat lagi tabah dalam mentaati Allah, melaksanakan suruhan-Nya dan menjauhkan dirinya daripada maksiat serta tidak terlalu mementingkan kenikmatan duniawi, inilah yang disebut dengan Wali Allah. Wali Allah ada pada setiap masa dan zaman tetapi mereka susah dikenal dengan pasti.

Golongan inilah yang coba dijelaskan oleh Rasulullah kepada Sayidina Umar Ibnu Al Khattab RA dalam dialog mereka:
Rasul: Para Nabi dan para syuhada akan cemburu kepada segolongan hamba Allah kelak diakhirat karena kedudukan mereka yang tinggi di sisi Allah padahal mereka bukan para Nabi.
Umar: Siapakah mereka wahai Rasul?
Rasul: Mereka ialah satu kaum yang saling mengasihi sesama mereka semata-mata kerana Allah, bukan kerana hubungan silaturrahim atau karena harta. Demi Allah, sesungguhnya wajah mereka bercahaya, mereka memiliki beberapa mimbar yang bercahaya. Mereka tidak takut dikala manusia lain merasa takut, dan mereka tidak sedih dikala manusia lain merasa sedih. Lalu Rasulpun membaca ayat 62-63 dari surah Yunus:
“Ingatlah, sesungguhnya Wali Wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa. (Yunus: 62-63)

Syarat utama untuk menjadi Wali Allah: Iman dan Taqwa.

Wali Allah sangat tinggi derajatnya disisi Allah. Atas sebab inilah jika siapa yang memusuhi Wali Wali Allah yaitu mukmin yang bertaqwa maka itu bererti ia memusuhi Allah dan Allah maklumkan perang kepada orang tersebut. Setelah Allah swt menjelaskan perhatian-Nya terhadap orang yang memusuhi dan membenci Wali-Nya, lalu selanjutnya Allah menyebut pula beberapa sifat yang dimiliki oleh Wali-Nya yang kerana sifat-sifat itulah menjadikan mereka hampir dengan-Nya.

Tidaklah hamba-Ku mendekati-Ku dengan sesuatu pekerjaan yang lebih Aku sukai daripada ia melakukan apa yang telah difardhukan kepadanya.

Amalan fardhu: Segala amalan yang wajib dilaksanakan oleh hamba. Amalan wajib adalah asas, sedangkan amalan sunat adalah binaan. Kekukuhan binaan sangat tergantung kepada kemantapan asas. Setiap mukmin dikehendaki supaya menyediakan asas sebelum mendirikan binaan. Dengan kata lain mukmin mestilah mengutamakan amalan wajib sebelum ia melakukan amalan sunat. Atas dasar itulah maka amalan wajib adalah amalan yang paling disukai dan dicintai oleh Allah swt.

Dan sentiasalah hamba-Ku mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan melakukan amalan sunat sehingga Aku cinta kepadanya.

Amalan Sunat (An Nawaafil): Selain amalan yang difardhukan. Dan dengan amalan tersebut menjadikan seseorang lebih dicintai dan dikasihi oleh Allah swt. Adapun amalan sunat yang paling istimewa dan disukai oleh Allah ialah tilawah Al Quran, mendengarnya, memahami atau menghayati (tadabbur) maknanya. Ini disebabkan biasanya tidak ada yang paling manis bagi orang yang sedang bercinta melainkan ingat dan mengulang ulangi kata-kata orang yang dicintainya. Dan juga memperbanyakkan amalan sunat lain seperti sholat, puasa, sedekah, zikir dan sebagainya. Apabila amalan-amalan itu telah dilazimkan secara terus-menerus akan bersebatilah dirinya dengan amalan tersebut, sehingga seolah-olah dipandang wajib, yakni ia akan merasa kurang senang apabila tertinggal salah satu daripadanya, padahal amalan itu tiada lain melainkan sunat belaka.

Rasulullah SAW. bersabda: Tidak ada yang dapat mengimbangi dalam mendekatkaan dirimu kepada Allah daripada apa yang keluar daripada-Nya (yakni Al Quran). (HR Tarmidzi dari Abi Umamah)

Utsman Ibnu Afan berkata: Sekiranya hatimu benar-benar bersih niscaya kamu tidak akan merasa kenyang daripada Kalam Tuhanmu.

Jadi berdasarkan keterangan diatas jelaslah bahawa Wali Allah itu terbagi kepada dua derajat:

Mukmin yang mendekatkan dirinya kepada Allah SWT hanya dengan melakukan amalan fardhu saja dan menjauhkan diri dari perkara haram. Mereka inilah golongan Muqtasidun atau Ashaabul Yamin atau Al Abraar. Dan amal badan yang fardhu yang paling istimewa adalah solat kerana ketika itu Allah sangat hampir dengannya terutama ketika ia sedang sujud. Allah berfirman: Wasjud Waqtarib ( Al ‘Alaq : 19 )

Mukmin yang mendekatkan dirinya kepada Allah bukan hanya sekadar melakukan amalan fardhu tetapi juga memperbanyak amalan nawaafil yakni amalan sunat dan selain mereka meninggalkan perkara haram, mereka juga menjauhi perkara makruh. Mereka inilah yang dinamakan dengan golongan Assaabiquun Bil Khairaat atau Assabiquun Al Muqarrabuun.

Dan tentu saja dalam hal ini golongan yang kedua adalah lebih disukai dan derajatnya lebih tinggi disisi Allah SWT.

Maka apabila Aku telah mencintainya, adalah Aku yang menjadi pendengarannya yang ia mendengar dengannya, dan penglihatannya yang ia melihat dengannya, dan tangannya yang ia menampar dengannya, dan kakinya yang ia berjalan dengannya.

Al Fudhail Ibnu ‘Iyadh berkata: Sesungguhnya Allah telah berfirman:
Adalah dusta orang yang mendakwa cinta kepada-Ku tetapi dia tidur daripada-Ku, bukankah setiap orang yang sedang dilamun cinta sangat suka kalau sentiasa berkhalwat (bersunyi-sunyi) dengan kekasihnya? “Inilah Aku yang sentiasa memerhatikan kekasih-kekasih-Ku, sungguh mereka telah jelmakan Aku dalam pandangan mereka, berdialog dengan-Ku seolah-olah mereka menyaksikan Aku, bercakap dengan-Ku seolah-olah Aku hadir dihadapan mereka. Esok akan Aku senangkan hati kamu di dalam syurga-syurga-Ku. Perasaan ini sentiasa tersemat kukuh dihati mereka sehingga tidak ada didalam hati mereka kecuali Aku. Oleh itu tidak ada yang muncul dari anggota mereka melainkan selaras dan sesuai dengan apa yang ada di dalam hati mereka.

Jadi orang yang beginilah yang berhak mendapat kasih sayang Allah. Allah akan balas amalan mereka yang ikhlas itu dengan melimpahkan keberkatan-Nya, memimpinnya ke jalan yang selamat dan sejahtera. Maka ketika itulah Allah akan menjadi pendengarannya ketika dia mendengar, menjadi penglihatannya ketika dia melihat, menjadi tangannya ketika dia menampar, menjadi kakinya ketika dia berjalan.

Allah senantiasa memelihara pendengarannya, penglihatannya kakinya dan tangannya daripada gangguan Iblis. Allah selalu didalam hatinya ketika dia mendengar, melihat, menampar, berjalan. Dan kalau hatinya selalu ingat kepada Allah sudah tentu ia tidak akan menyeleweng. Bererti orang yang sedang dicintai Allah Ta’ala itu sentiasa berada dalam naungan Tuhan, sehingga segala gerak-geriknya diarahkan kepada segala perbuatan yang diridhainya semata. Sebab Allah s.w.t tidak ingin kita melakukan yang mungkar, padahal hawa nafsu kita pula sangat cenderung kepada yang mungkar itu. Hanya orang yang dirahmati Tuhan sajalah yang akan terselamat dari angkara hawa nafsu, dan mereka itulah orang-orang yang berada di dalam perlindungan Tuhan dan naunganNya. Tidak ramai manusia yang bakal sampai ke tingkat yang tertinggi ini, namun tidak mustahil, dia akan mencapai tingkat tersebut apabila hatinya telah sebati dengan semua taqarrub dan amalan yang selalu dikerjakan itu. Sebab di situlah tempat yang dapat dirasakan ketenangan hatinya yang hakiki, yakni bila berhadapan dengan Allah Ta’ala, dan dirasakan nikmat kemanisan munajat kepadaNya. Hal-hal serupa ini adalah hal-hal maknawi dan terlalu halus, yang tiada dapat diungkapkan dan disifatkan oleh sang hamba itu sendiri. Apa yang dirasakan itu tidak perlu diberitakan kepada yang lain, kerana itu adalah sesuatu hakikat kekurniaan yang dikhususkan Tuhan baginya sebagai rahasia yang tidak boleh diberitahuan kepada khalayak umum, kerana dikhawatiran nanti dimakan riya’ serta dijerumuskan syaitan ke jurang ujub dan medan megah diri yang akan membinasakan itu. Maka kekallah sang hamba itu dengan rahsia Tuhannya yang diilhamkan di hatinya dan seluruh jiwanya.

Dan sesungguhnya, jika ia meminta kepada-Ku niscaya Aku berikan kepadanya; Dan sesungguhnya, jika ia memohon perlindungan kepada-Ku nescaya akan Aku berikan perlindungan kepadanya.

Bagian ini pula menyatakan bahawa doa dan permohonan para Wali Allah akan segera dikabulkan. Ini adalah kesan dari sikap mereka yang senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, apakah melalui amalan wajib ataupun amalan sunat.

Mudah-mudahan kita juga diberikan dorongan dan kekuatan hati untuk menuju ke sana pada suatu hari nanti, tetapi hendaklah kita melazimkan diri untuk berbuat taqarrub (mendekatkan diri kepada Allah) dan nawafil dengan hati sungguh-sungguh dan ikhlas yamg murni. Dan juga sering bermujahadah (melawan hawa nafsu). Amin.

08.53 | 0 komentar

Memahami Kehidupan Dunia

Written By Rudianto on Sabtu, 24 September 2011 | 09.02


Kehidupan di planet bumi ini adalah satu perjalanan di atas alam, alam yang hidup dan nyaman, alam yang berteman dan bersahabat, alam yang punya roh, alam yang tanggap dan peka, alam yang selalu menyerah kepada Khalik yang Maha Esa; yang justru kepadaNya pula menyerah roh yang beriman dengan penuh kerendahan dan ketundukan: Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupunterpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagidan petang hari. (13:15).

Selain kemuliaan dan ketinggian yang dicurahkan Allah kepada manusia, Allah memberkahinya pula dengan satu ikatan, yang dengan ikatan itu manusia berkumpul. Ikatan itu adalah ikatan aqidah. Oleh sebab itu, bagi seorang mukmin aqidah itulah tanah airnya, bangsanya, kaumnya. Selanjutnya hanya dengan aqidah itu sajalah manusia bersatu. Berbeda dengan bersatunya makhluk lain seperti ternak umpamanya yang berkumpul karena rumput, karena gembala atau karena kandang dan pagar! Seorang mukmin itu punya tali keturunan yang panjang dan berakar, telah berlalu melewati banyak fase dan zaman; namun dia tetap bagian dari satu kesatuan, dituntun dan dipimpin oleh manusia-manusia mulia, Nuh, Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, Yusuf, Musa, ‘Isa hingga Nabi Muhammad SAW.

““Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.” (QS Al-Anbiyaa’ [21]: 92)

Al-Qur’an sebagai pedoman hidup yang ditu-runkan oleh Yang Maha Menciptakan mengajarkan bahwa tak ada tempat di alam ini secara kebetulan. Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. (QS. 54:49) Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran- ukurannya dengan serapi- rapinya. (QS. 25:2).

Segala sesuatu ada hikmahnya; namun hikmah gaib yang begitu dalam tidak dapat diungkapkan oleh pandangan manusia yang begitu pendek:

Dan kamu tidak mampu menempuh jalan itu), kecua ila dikehendaki Allah. esungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha ijaksana. (QS. 76:30)

Merupakan keharusan bagi seorang mukmin untuk membuat sebab, karena dia memang diperintah untuk itu, sedang yang menentukan hasil dana kibatnya adalah Allah juga. Kekuasaan Allah ada dalam setiap peristiwa dan segala masalah Kehidupan ini berjalan dengan pemeliharaan dan penjagaan Allah.

“Atau siapakah yang memperkenankan (do’a) orang-orang yang dalam kesulitan apabila dia berdo’a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada Tuhan yang lain? Amat sedikitlah kamu mengingat-Nya” (QS. An-Naml: 62)

Semua wujud di alam ini tidaklah diserahkan begitu saja kepada hukum-hukum alam. Seperti mesin yang bergerak otomatis; tetapi di balik hukum-hukum itu ada hukum lain, yaitu iradah (kehendak) yang mengatur dan mutlak. Allah mewujudkan apa saja yang dikehendakiNya, dan Dia pulalah yang memilih. “Tangan Allah” itu tetap terus bekerja, bekerja dengan caraNya sendiri. Kita tidak bisa mendesakNya, atau mengusulkan sesuatu kepadaNya. Sistim Ilahi ini, telah dipersiapkan untuk berfungsi di segala lingkungan dan di setiap fase perkembangan hidup manusia, dan untuk semua keadaan kejiwaan manusia.

Sistem itu memang dipersiapkan khusus untuk manusia yang hidup di bumi ini, disesuaikan dengan fitrahnya, cocok dengan kemampuan dan kesiapan dirinya sebagai manusia, dan serasi dengan segala perubahan yang mungkin ditemui; serta membimbingnya terus di jalur yang sempurna, menuju Allah.

Allah telah menciptakan alam ini dengan haq, tidak bercampur aduk dengan yang bathil. Jadi haq itu adalah tiang dari segala wujud alam ini. Apabila ada penyimpangan dari yang haq itu, akan timbullah kerusakan dan kebinasaan: Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya… (QS. 23:71)

Dengan demikian, tidak ada kebaikan di muka bumi ini, tidak akan pernah wujud ketenangan diri, tak ada kemantapan, tak ada peningkatan, tak ada keberkahan, tak ada kesucian, tak ada keserasian alam dan fitrah hidup, kecuali dengan kembali kepada Allah. Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan,akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sesungguhnya dia telah sesat, sesatyang nyata. (QS. 33:36).

Beriman berarti menjalani segala aktivitas kehidupan ini sesuai dengan Al Quran dan Al Hadits, baik dalam urusan individu, keluarga, masyarakat maupun bernegara.

09.02 | 0 komentar

5 Tempat Manusia Menyesal

Written By Rudianto on Senin, 19 September 2011 | 23.10


1. Menghadapi Kematian

Firman Allah swt Dalam Qs. Al-Munafiqun (63): 10

وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ(10)

Artinya: “Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku Termasuk orang-orang yang saleh?" (Qs. Al-Munafiqun (63): 10)

2. Alam Barzakh

Firman Allah swt Dalam Qs. Al-Mu’minun (23): 99-100

حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ(99)لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ(100)

Artinya: “(Demikianlah Keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, Dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia).(99) Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah Perkataan yang diucapkannya saja. dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.(Qs. Al-mu’minun (23): 99-100)

3. Dibangkitkan Dari Kubur

Firman Allah swt Dalam Qs. Ali Imran (03): 30

يَوْمَ تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ مِنْ خَيْرٍ مُحْضَرًا وَمَا عَمِلَتْ مِنْ سُوءٍ تَوَدُّ لَوْ أَنَّ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُ أَمَدًا بَعِيدًا وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ(30)

Artinya: “Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya. (Qs. Ali Imran (03): 30)

4. Menghadapi Mizan

Firman Allah SWT dalam QS. An-Naba (78) : 40

إِنَّا أَنْذَرْنَاكُمْ عَذَابًا قَرِيبًا يَوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُولُ الْكَافِرُ يَالَيْتَنِي

Artinya : Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata:"Alangkah baiknya Sekiranya dahulu adalah tanah". (QS. An-Naba (78) : 40)

5. Dipinggir Neraka

Firman Allah swt QS Al-Fathir (35) : 37

وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ(37)

Artinya : “Dan mereka berteriak di dalam neraka itu : "Ya Tuhan Kami, keluarkanlah Kami niscaya Kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah Kami kerjakan". dan Apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. (QS Al-Fathir (35) : 37)
23.10 | 0 komentar

Muslim Profesional


Pengertian Profesional

Firman Allah QS Ali-Imran (3) : 102

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.

Professional itu adalah profesi yang hebat, tinggi, membanggakan, pekerjaan yang bergengsi. Tapi makna professional yang sebenarnya adalah seorang yang melakukan fungsinya secara maksimal dengan komitmen yang penuh. Seorang tukang sapu misalnya, jika dia melakukan fungsinya secara committed dan dengan penuh tanggung jawab, maka dia dapat dikategorikan sebagai professional cleaning service man.

Jangan sampai Islam diambil hanya setengah hati (half heartedly), karena hanya mengantarkan kepada langkah-langkah setan. Sebagaimana Firman Allah

Jangan sampai Islam diambil hanya setengah hati (half heartedly), karena hanya mengantarkan kepada langkah-langkah setan. Sebagaimana Firman Allah dalam QS Al-Baqarah : 208

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

Ciri-ciri muslim professional

1. Benar dalam keimanannya (aqidah)

Firman Allah QS Ibrahim (14) : 24-25

Illustrasi dalam Qur’an : Akar pohon = Iman dan Aqidah

Cabang & Rantingnya = Ibadah

Buahnya = Peradaban manusia yang rahmatan lil ‘alamin

2. Benar dalam Ibadah

Dalam melakukan ibadah akan selalu meningkatkan ilmunya sehingga tidak terjatuh ke dalam praktemk bid’ah dan taqlid.

3. Ilmu dan pemikiran yang luas

Kata terbesar kedua dalam Al-Qur’an setelah Allah adalah kata-kata yang terkait dengan penggunaan akal, Tadabbur, ta’aqqul, ta’allum, tafakkur, dan semacamnya.

4. Kuat dalam karakter dan akhak

Rasulullah adalah “the Living and Walking Qur’an” atau Qur’an berjalan. Semua amalan ritual dalam Islam semuanya mengarahkan kepada pembentukan kepribadian yang kokoh. Shalat bertujuan untuk memberantas “fahsya wal mungkar” (kekejian dan kemungkaran).Puasa tidak di terima jika masih bercampur dengan “zuur al qaul wal ‘amal” (Keburukan kata dan amal). Zakat tidak diterima bila diiringi dengan “al mannu wal adza” (riya dan menyakitkan hati). Haji masih bercampur baur dengan rafats, fusuq dan jidaal (kata-kata kotor, dosa dan berbantah-bantahan). Tidak akan menjadi amal ibadah yang memenuhi tujuannya.

5. Penggunaan Waktu Secara Maksimal (Time Is Live)

Dia akan merasa kehilangan sesuatu yang paling berharga, jika dia kehilangan sepotong kecil dari waktunya tanpa sebuah makna.

6. Disiplin yang tinggi

Malam dijadikan sebagai istirahat dan siang untuk mencari nafkah kehidupan. Ketika dia di Masjid digunakan untuk berzikir, berdialog mengenai ilmu-ilmu, bukan ketawa-ketiwi. Sebaliknya, jika dia berada di tempat piknik digunakan untuk menenangkan pikiransecara fisik. Umar mendapatkan seorang pemuda sedang beribadah dalam Masjid pada waktu kerja (office hour). Umar bertanya kepadanya, “Apa gerangan yang anda lakukan?”, Pemuda itu menjawab, “sedang berdo’a meminta rizki dari Allah SWT”. Mendengar jawaban itu, Umar mencabut pedangnya dan berkata “pergilan ke pasar sana dan mintalah rizki Allah di Pasar atau ku penggal lehermu?”.

7. Sehat secara Fisik

Do’a Rasulullah Saw “ wa’afiyatan fil jasadi” (dan berilah kami kesehatan jasmani). Ada 3 hal yang feasible dilakukan : a. Memanah b.Menunggang kuda c. Berenang. Bayangkan anjuran berenang dalam konteks padang pasir yang tidak terkait langsung kecuali di pinggir pantai Yaman. Tapi itulah visi Rasulullah ke depan. Muslim yang professional bukanlah muslim yang sakit-sakitan, walau penyakit menjadi bagian dari kealamiahan hidup. Tapi Islam menuntut usaha manusia untuk tetap sehat.

8. Memiliki penghasilan memadai

Rasulullah mengingatkan : “Lihatlah kepada siapa yang kurang dan bukan kepada mereka yang berlebih”, tapi pada saat yang sama beliau mengingatkan : “Tangan yang di atas (member) itu lebih baik dari tangan yang di bawah (mengemis)”.

Firman Allah dalam QS Al-Jumu’ah (62) : 10


فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya : Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung
22.59 | 0 komentar

DVD Film Sejarah Khalid Bin Walid

Written By Rudianto on Sabtu, 17 September 2011 | 05.26

Jika ada panglima perang yang tidak pernah kalah dalam pertempuran, dia adalah Khalid bin Walid. Tidak heran kalau sejarah mencatat namanya sebagai seorang jenius di medan perang. Taktiknya terkenal jitu, ketangguhannya menggetarkan nyali, dan kepemimpinannya diakui kawan maupun lawan. Karena itu, Rasulullah saw menjulukinya Saifullah atau 'Pedang Allah'.

Sebelum itu, Khalid bin Walid adalah salah seorang penentang keras dakwah Rasulullah saw. Berkat kecerdikannya pula Rasulullah dan pasukannya bisa dikalahkan dalam Perang Uhud. Apa yang menyebabkannya berbalik membela Islam? Seperti apa kisah kepahlawanannya? Bagaimana kehebatan taktik perangnya? Bagaimana kemuliaan akhlaknya? Mengapa pula cita-cita syahidnya tidak pernah terwujud, walaupun ia telah ratusan kali memimpin pertempuran? Jawabannya ada dalam Film ini.


Produced: Tahia Carocia Films, Mesir
Terjemah SubtitleTeks Indonesia
Kualitas DVD
Info Hubungi : 081319107800
05.26 | 0 komentar

Cinta Allah Kepada Orang yang Bertobat


“Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (An-Nuur [24]:31).

Allah memerintahkan kepada kita untuk bertobat dengan sebanyak tujuh kali di dalam Al Quran (Al Baqarah: 54, Huud: 3, 52, 61, 90, At Tahrim: 8 dan An Nuur: 31).
Sesungguhnya pengulangan perintah kepada kita untuk bertobat menunjukkan bahwasanya kebanyakan manusia berbuat kesalahan.

Manusia diistilahkan oleh para ulama sebagai tempatnya salah dan khilaf. Istilah tersebut disandarkan pada sebuah hadis riwayat Imam Muslim, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat dosa di waktu siang dan malam, dan Aku mengampuni dosa-dosa itu semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku, pasti Aku mengampuni kalian.” (HR. Muslim ).

Akan tetapi Allah adalah Maha Bijaksana dan Maha Adil. Ketika kita melakukan kesalahan, Allah pun memberikan solusi terbaik untuk menebus kesalahan kita, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Setiap anak Adam (manusia) berbuat kesalahan dan sebaik-baiknya orang yang bersalah adalah yang bertobat.” (HR At Tirmidzi).

Dari sini kita seharusnya sadar bahwa Allah itu sangat dekat dengan kita walaupun kita dilumuri dengan berbagai macam dosa. Kita diperintahkan untuk mendekat kepada-Nya dengan mengakui setiap dosa dan kesalahan kita, bukan dengan menjauhi-Nya dan menambah dosa.

Sebagaimana ajaran Rasulullah dalam berdoa yang masyhur dengan sayyidul istighfar: “Allahumma Anta Robbi Laa Illaha Illa Anta, Kholaqtani wa Anna ‘Abduka wa Anna ‘Ala ‘Ahdika wa Wa’dika mastatho’tu. A’udzu Bika Min Syarri Maa Shona’tu, Abuu-u Laka Bini’matika ‘Alayya, Wa Abuu-u Bi Dzanbi, Faghfirli Fainnahu Laa Yaghfirudz Dzunuuba Illa Anta”.

Artinya: Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada Rabb yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku oleh karena itu ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.” (HR Bukhari).

Allah sangat mencintai dan 'memanjakan' orang-orang yang bertobat. “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan Taubatan Nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia. Sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (At Tahrim 66: 8).

Itulah kecintaan Allah bagi orang yang bertobat, di mana Allah akan menutupi (menghapus) setiap kesalahan kita dan memasukkan kita ke dalam surga-Nya. Wallahu a’lam.

Oleh : Imran Nurtsani Lc
05.18 | 0 komentar

Murotal Syaikh Sholah Al Hasyim

Written By Rudianto on Kamis, 15 September 2011 | 14.20


Syaikh Sholah Al Hasyim, dari nama nya saja mungkin di antara kita masih ada yang belum mengetahuinya. Dalam kata lain beliau belum tersohor layak nya syaikh sudais , shuraim, syaikh misyari rasyid dan yang lain nya. Namun beliau mempunyai sebuah karya yang cukup menarik dan sangat di sukai oleh banyak orang. Tidak lain adalah sebuah lantunan ayat suci Alquran surat As-shoffat yang sangat indah untuk di dengar. Terdengar lantunan nya yang begitu menyejukkan hati. Sehingga dari sini lah banyak orang yang mencari-cari murattal ini namun terkadang mereka kesusahan untuk mendapatkan nya. Pada CD MP3 ini Anda dapat mendengarkannya langsung. Sheikh Sholah Al Hasyim merupakan qari Quran yang cukup dikenal di Kuwait.
14.20 | 0 komentar

Murotal Syeikh Tawfik As Sayegh


Syeikh Tawfik As Sayegh, lahir dengan nama Tawfik Bin Said Bin Ibrahim Al-Sayegh pada tahun 1974 di Asamara, Eritrea, beliau adalah termasuk qari Al Qur'an dari Saudi Arabia.
Lulus dari Institut Ilmiah Jeddah, Syeikh Tawfik As Sayegh memasuki Universitas Imam Mohamed Bin Saud dan kemudian Universitas Oum Al Qura 'Makkah dan memperoleh gelar Master.
Syeikh Tawfik As Sayegh adalah presiden dari komunitas Eritrea di Biro Komunitas Jeddah. Ia juga presiden Komite Jenderal the Holy Qur’an Prize Faleh Al-Thani di Doha.
Syeikh Tawfik As Sayegh menjadi Imam tetap dan mengisi khutbah di Masjid Lami, Jeddah, Arab Saudi.
14.15 | 0 komentar

Murotal Faris Abbad


Fares Abbad adalah Qari Quran yang berasal dari Yaman.
Pada tahun 1425, Sheikh Fares Abdad menjadi imam di Masjid Sheikh Abderrazak Afifi , Riyadh, Saudi Arabia.
14.06 | 1 komentar

Murotal Syeikh Abdullah 'Awwad Al Juhan


Syeikh Abdullah 'Awwad Al Juhani lahir pada 1396 H di Madinah. Beliau belajar di Fakutas al-Qur’anul Karim di Jami’ah lslamiyah. Beliau termasuk yang dimuliakan oleh Allah sebagai imam dari keempat masjid yang memiliki kedudukan terbesar di hati kaum Muslimin, yaitu Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Masjid Quba’ dan Masjid Qiblatain.

Beliau sekarang adalah Mahasiswa S2 di Ummul Qura’. Pada usia 16 tahun beliau telah mengikuti lomba hafal Quran di Makkah dan memperoleh peringkat pertama. Dalam hal membaca al-Quran beliau telah diijazahi oleh para ulama Qiraah yang bertaraf Internasional yang terkenal di antaranya adalah Syaikh az-Ziyat, Syaikh Ibrahim al Akhdhor Ulama ahli Quran di Masjidil Haram, dan DR. ‘All al Khudzaifi, Imam Masjid Nabawi di Madinah.
14.02 | 0 komentar

Murotal Syaikh Abdullah Al Khayat


Syaikh Abdullah Al Khayat adalah qari yang luar biasa dari Al-Qur'an. Bacaan-Nya selama tahun-tahun membuka saluran TV resmi Saudi dan stasiun radio.
Abdullah Al Khayat dihargai secara luas berkat suara yang indah dan bacaan yang menyihir. Pemimpin para qari dizamannya, Abdullah juga seorang teolog dibedakan dan seorang sastrawan dan anggota Instance Guru teolog. Dia telah hafal Alquran pada usia dini dan mengambil pelajaran pertama agama dari Sheikhs terkemuka seperti Sheikh Abdullah bin Hassan Al Sheikh, Abduh Daher Mohamed Abu Samh dan Sheikh Mohamed Abdurrazik Hamza. Abdullah Al Khayat adalah lulusan dari Institut Ilmiah Saudi 1360 Hijriah. Ia dinominasikan menjadi imam dan pengkhotbah di Masjid Kudus di Jeddah oleh dekrit kerajaan. Dia dibebaskan dari tugasnya sehubungan dengan memburuknya kondisi kesehatannya. Beliau telah banyak berkontribusi pada gerakan Islam intelektual. Wafat pada bulan sya’ban tahun 1415 Hijriah.
13.55 | 0 komentar

Murotal Syaikh Nabil Ar Rifai


Nabil Ar Rifai, lahir dengan naman lengkap Nabil Bin Abdul Rahim. Sheikh Rifai, adalah qari Al Qur'an Saudi lahir 1398 Hijriah di Jeddah.
Sheikh Ar Rifai belajar Al Qur'an dari para profesor terkemuka seperti dan Sheikhs As Sheikh Abdul Aziz Ramadhan, Sheikh Abdel Wahab Hadiri dan terakhir Sheikh Ali Jaber .
Nabil Ar Rifai adalah lulusan dari Fakultas Teknik Raja Fahd Abdul Aziz University. Pada tahun 1415, Sheikh Nabil Ar Rifai mulai memimpin doa Tarawih Raamadhan di Masjid Baghdadia.
13.49 | 0 komentar

Murotal Syaikh Muhammad Sayyid Hasanin Jibril


Syaikh Muhammad Sayyid Hasanin Jibril ataupun lebih dikenal dengan nama Sheikh Jibril. Dilahirkan di daerah Qalyubiyah, Mesir. Berasal daripada "keluarga Al-Quran" kerana ayahnya serta adik-beradiknya kesemuanya mereka menghafaz Al-Quran. Keluarga mereka bukan saja terkenal dengan kebolehan menghafaz Al-Quran dengan baik bahkan mereka juga mempunyai suara bacaan Al-Quran yang sangat fasih dan merdu. Menyelesaikan lisence di Fakultas Syari’ah wa Al Qanun Al Azhar ini telah menjadi imam tetap di Masjid Amru bin Ash sejak tahun 1988. Selamat Menghayati Keagungan Kalam Ilahi
13.44 | 0 komentar

SEMENTARA

Written By Rudianto on Jumat, 09 September 2011 | 22.19

Pernahkah berfikir bahwa perjalanan hidup
ini bagaikan perantau yang sedang merantau ke
suatu tempat? Yang mana tempat itu merupakan
tempat penentu. Antara akan mendapat
keuntungan atau kerugian. Kegembiraan atau
kesedihan. Kebahagiaan atau kekecewaan.
Bersenang-senang atau bersusah payah. Malah
penentu adakah benar-benar ikhlas atau
sebaliknya di 'dunia' ini.

Dunia yang penuh tipu daya. Yang penuh
dengan lakonan. Yang penuh dengan kemewahan
dan keceriaan fatamorgana yang dikata indah
tetapi merusakkan bahkan menghancurkan andai
tersilap cara dan kaedahnya. Bahaya betul andai
tidak merasai dan memikir soal ini. Suatu hari
setiap diri akan berangkat. Ya, satu hari yang
pasti. Akan menuju ke akhirat selepas bersimpuh
sebentar di bawah pohonan yang bernama '
DUNIA '.

“ Maka apabila telah tiba ajal mereka (waktu
yang telah ditentukan), tidaklah mereka dapat
mengundurkannya sesaat pun dan tidak pula
mereka dapat mempercepatkannya. ” (An-Nahl:61)

Hakikatnya, tiada yang kekal di dunia ini.
Semuanya pasti berakhir. Setiap saat ada
manusia yang menemui Penciptanya. Ia tidak
mengira umur, sebab tentang masa dan ketikanya
juga tidak bisa dirancang.
"Setiap yang bernyawa pasti akan merasai
mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan balasanmu. Barangsiapa yang
dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan ke
dalam syurga, maka dia telah berjaya. Dan
tidaklah kehidupan dunia itu melainkan
kesenangan yang memperdayakan." ( Surah Ali
Imran, ayat 185)

Kematian bukanlah berarti penamat bahkan
ianya merupakan permulaan bagi sebuah
kehidupan baru yang kekal.
Sungguh keliru bagi mereka yang
mengingkari wujudnya kehidupan selepas mati
dengan mengatakan dunia inilah segala-galanya
dan apabila mati maka manusia hanya akan
menjadi tanah. Seterusnya hilang dari muka bumi
- tamatlah segala perkara dan sengsara.

Orang orang yang tak beriman dengan
kehidupan selepas mati apabila menghadapi
tekanan dan penderitaan maka segera
memutuskan nyawa dengan membunuh diri. Tak
sedikit yang tersilap dan terpedaya. Menyangka
membunuh diri sendiri dapat menamatkan
penderitaan padahal sebaliknya bahkan
menambah derita apabila disiksa dan diazab di
alam kehidupan selepas mati yang kekal dan
abadi.

Sesiapa yang menghendaki kejayaan dan
kepuasan dalam kehidupannya, maka dia dapat
menemukannya dalam iman dan hidayahNya.
Sama-samalah kita meminta kepada Allah agar
Allah memberikan kita pengakhiran yang baik.
22.19 | 0 komentar

Memeras Nafsu itu Nikmat Abadi

Written By Rudianto on Kamis, 08 September 2011 | 21.46

 Nikmatnya Memeras Nafsu
        Banyak orang yang tak berani memusuhi nafsunya bahkan sering kali menjadikan sahabat karibnya. Sehingga dia memanjakannya dan menuruti langkah dan perintahnya. Manusia-manusia yang tidak memusuhi nafsunya lama-lama akan diperbudak olehnya, dan lama-lama pula akan menyeretnya ke lubang dalam yang dia sendiri sulit untuk keluar dengan selamat darinya. Manusia cerdas sabda Sang Nabi mulia adalah mereka yang dengan sadar menjadikan nafsunya bertekuk lutut di depan dirinya dan siap untuk diperintah kemana saja yang dia mau. Bukan sebaliknya dia yang bertekuk lutut di hadapannya, kemudian siap diperintah sesuai dengan petunjuk jarinya. Ada baiknya kita renungkan apa yang dikatakan Ibnu Qayyim dalam bukunya Shaidul Khathir berikut sebagai bahan renungan buat kita semua :       
Kurasakan bahwa kecenderungan nafsu pada syahwat seringkali melampau batas, hingga menjadikan akal, hati dan pikiran tidak lagi lurus. Saat itulah manusia tidak lagi mendengar nasehat. Suatu ketika kubentak nafsu saat kecenderungannya pada syahwat sampai pada klimaks. Celaka kau!!! Berhenti sebentar!! Aku akan katakan padamu sesuatu, kemudian lakukanlah apa yang terlintas padamu!!
                Dia berkata: Katanlah aku akan dengar.
                Aku katakan: Kenapa kecenderunganmu pada hal-hal yang mubah sangat kecil dan sedikit sedangkan pada hal-hal yang haram sangat menggebu?
                Aku temukan bagi Anda dua perkara itu, yaitu bahwa mungkin yang manis pada kau itu kau anggap pahit.
                Adapun perkara-perkara yang mubah, semuanya terbuka untukmu namun jalannya sangat sulit, karena mungkin kau tidak memiliki harta yang bisa menyampaikankanmu ke sana, atau bisa saja kau tidak mendapat mata pencaharian yang memadai, sedangkan waktu-waktumu hilang dan terbuang  begitu saja.  Kemudian jika harta itupun tercapai, saat itu pikiran dan otakmu tersita untuk mengurusinya, serta adanya rasa takut kehilangan harta. Setelah  itu masih dihantui rasa takut akan kekurangan yang tentu akan sangat tampak bagi mereka yang sadar. Jika berbentuk makanan maka kekenyangan sebenarnya menimbulkan penyakit, dan jika dia adalah manusia maka dia khawatir akan bosan dan perpisahan.
                Adapun yang haram maka sama halnya seperti hal-hal yang mubah sebagimana aku isyaratkan. Namun dalam hal-hal yang haram  ada penyakit yang sangat mungkin mendapatkan siksa dan celaan dunia ditambah ancaman akhirat. Kemudian dia akan kembali sadar tatkala diingatkan oleh orang-orang yang bertobat. Akan Amda rasakan bahwa memeras hawa nafsu memiliki kenikmatan-kenikmatan tak terkirakan. Semakin dia diperas dan ditekan akan semakin kita rasakan bahwa kenikmatan itu semakin besar. Sebagaimana Anda juga lihat bagaimana seseorang yang dikalahkan hawa nafsunya menjadi sangat hina-dina. Karena dia sedang ditaklukkan. Sebaliknya yang menaklukkan hawa nafsunya, dia menjadi mulia, karena dia sedang menjadi penakluk.
                Hati-hatilah janganlah Anda lihat sesuatu yang menarik hati itu dengan pandangan mata yang selalu baik. Sebagaimana para pencuri merasakan kenikmatan tatkala dia mencuri karena dia merasakan kenikmatan saat itu. Saat itu dia tak sempat berpikir akan hukuman potong tangan. Maka hendaknya dia melihat dengan mata dan hati terbuka sehingga bisa merenungi akibat-akibat yang akan muncul dan harus memikirkan bahwa suatu ketika kenikmatan dan kelezatan itu bisa saja berubah menjadi petaka. Baik karena bosan atau munculnya penyakit-penyakit yang lain, atau hilangnya orang-orang yang sangat dicintainya. Maksiat pertama laksana makanan yang ditelan oleh orang yang lapar, namun  dia tak kenyang-kenyang, malah menambah rasa lapar yang semakin meningkat. Seseorang hendaknya ingat tatkala dia  bisa memeras hawa nafsunya dan hendaknya mengetahui faedah-faedah yang didapatkan atas kesabaran menekuk hawa nafsu itu. Jika dia bisa melakukan itu, maka keselamatan terus mendekatinya.
Semoga bermamfaat...dunia akhirat
21.46 | 0 komentar

IBADAH BUKAN TUJUAN

Written By Rudianto on Selasa, 06 September 2011 | 21.29

Menjalankan ibadah bukanlah tujuan hidup, tetapi merupakan tugas yang harus dikerjakan oleh mahluk Allah sepanjang hidupnya. Ibadah mengandung arti untuk menyadari dirinya kecil tak berarti, meyakini kekuasaan Allah Yang Maha Besar, Sang Pencipta, dan disiplin dalam kepatuhan kepada-Nya. Oleh karena itu orang yang menjalankan ibadah mestilah bersikap rendah hati, tidak sombong, menghilangkan egoisme dan Istiqamah untuk terus berupaya agar selalu dalam ridla dan bimbingan-Nya.

Itulah etos ibadah. Ibadah ada yang bersifat murni, yakni ibadah yang hanya memiliki satu dimensi, yaitu dimensi vertikal, patuh tunduk kepada Allah Yang Maha Kuasa, seperti shalat dan puasa. Ibadah juga terbagi menjadi dua klasifikasi; ibadah wajib dan ibadah sunnah. Ibadah wajib adalah yang bersifat baku yang ketentuannya langsung dari wahyu atau dari Nabi Muhammad SAW ,yaitu perintah shalat 5 waktu, Puasa, Zakat (zakat fitrah, zakat mal) bagi yang telah memenuhi syaratnya, dan ibadah haji bagi yang mampu.
21.29 | 0 komentar

BAGAIMANA KONDISI HATI KITA

Abu Sa’id Al Khudri ra dahulu pernah menjenguk Rasulullah saw saat beliau menderita demam, menjelang wafatnya. "Kuletakkan tanganku di badannya. Aku merasakan panas di tanganku di atas selimut. Lalu aku berkata: "Wahai Rasulullah, alangkah kerasnya sakit ini." Rasul mengatakan, "Begitulah kami (para nabi). Cobaan dilipatkan kepada kami dan pahala juga ditingkatkan bagi kami." Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berat cobaannya?" Beliau menjawab: "Para nabi." Aku bertanya lagi, "Wahai Rasulullah, kemudian siapa lagi?" Rasul mengatakan, "Orang-orang shalih. Apabila salah seorang di antara mereka diuji dengan kemiskinan, adalah sampai salah seorang mereka diuji tidak mendapatkan apapun kecuali mantel yang kumpulkan. Tapi, bila seorang diantara mereka diberi ujian kesenangan, adalah sebagaimana salah seorang di antara kalian senang karena kemewahan." (HR. Ibnu Majah)

Kita pasti ingin hidup bahagia, jauh dari kesulitan dan kesedihan. Tak ada masalah yang memberatkan. Ya, kita semua ingin bahagia. Dan kebahagiaan hidup yang sejati itu, hanya bisa dicapai melalui kedekatan kepada Allah, melalui amal-amal ibadah dan keshalihan. Hanya itu jalannya.

Coba renungkan, bagaimana kondisi hati, ketika kita melakukan aktivitas ibadah kepada Allah swt. Renungkan juga, bagaimana suasana kalbu saat kita melakukan ibadah shalat yang dilakukan dengan berjamaah. Gembirakah? Senangkah? Bercahayakah? Jawabannya, iya. Pasti. Dengarlah, bagaimana bunyi do’a yang dianjurkan oleh Rasul saw, untuk dibaca kala kita melangkah ke masjid, "Ya Allah, jadikanlah di dalam hatiku cahaya. Di dalam ucapanku cahaya. Jadikanlah pada pendengaranku cahaya. Jadikanlah pada penglihatanku cahaya. Jadikanlah dari belakangku cahaya dan dari depanku cahaya. Jadikanlah dari atasku cahaya dan dari bawahku cahaya. Ya Allah berikanlah kepadaku cahaya, dan jadikanlah aku cahaya." (HR. Muslim dun Abu Dawud)

Cahaya itu yang akan menerangi jiwa. Jiwa yang bercahaya pasti akan merasakan kebahagiaan dan ketenangan. Itulah inti kehidupan yang sering dilupakan manusia. Mungkin oleh kita juga. Kita banyak yang mencari-cari suplai kebahagiaan dari sumber yang tidak memiliki kebahagiaan yang memberi ketenangan. Kita sering menggantungkan kebahagiaan dari keadaan dan kondisi yang sebenarnya tidak menyusupkan kebahagiaan yang menentramkan hati.
21.15 | 0 komentar

Windows Ana Muslim atau Muslimah

Kini sudah tersedia juga windows Ana Muslim/Muslimah

 Windows Ana Muslimah sangat cocok bagi Anda muslimah yang aktif dalam berkatifitas dengan netbook/pcnya.






15.28 | 0 komentar

Windows Muslim XP sp3 2011 Ultimate

Alhamdulillah, sholatu wassalamu 'ala nabiyyina qoidil mujahidin Muhammad shallahu 'alaihi wassalam.Dengan izin Allah Azza Wa Jalla, ikhwanunaa (saudara-saudara kita) telah merelease windows Muslim Edition. Windows 100% Islami dalam hal tema dan program, latar belakang dan fitur dan masih banyak lagi.







Bagi sahabat yang berminat bisa menghubungi Admin Nurisfm dengan Abi Kiran di HP: 08131910780.
15.16 | 1 komentar

Embed Code Html Streaming Nurisfm

Written By Rudianto on Minggu, 04 September 2011 | 00.43



Alhamdulillah, atas permintaan dan ususlan sahabat pengunjung Blog Nurisfm, kami dapat menampilkan html embed code streaming Nurisfm, untuk ditampilkan pada blog sahabat. Jazakumullah Khoiron bagi sahabat yang sudah membantu menyebarkan html embed code streaming Nurisfm.
00.43 | 0 komentar

Aku Mungkin Tak Pernah Lagi

Written By Rudianto on Sabtu, 03 September 2011 | 22.50

Aku mungkin takkan melihat hari esok Tak ada jaminan Dan semua yang terjadi kemarin Menjadi bagian dari sejarah Meramal masa depan, aku tak dapat Merubah masa lampau, aku tak mampu Milikku hanya hari ini Yang kelak akan menjadi kenangan Aku harus bijak memanfaatkan saat-saatku Karena semua itu akan berlalu Lalu lenyap selamanya Menjadi bagian masa lalu Aku harus curahkan kasih sayangku Membantu bangkit mereka yang jatuh Menjadi teman bagi yang kesepian Membuat hidup mereka sempurna Kejahatan yang aku lakukan hari ini Tak dapat aku batalkan Persahabatan yang gagal aku bina Mungkin tak pernah dapat aku usahakan Aku mungkin tak punya kesempatan lain kecuali hari ini Untuk bersujud mengucap do'a Ya Allah...........! Dengan rendah hati ku bersyukur Atas hari ini yang kau karuniakan kepadaku
22.50 | 0 komentar

NILAI SEJATI

Seorang pembicara terkenal memulai seminarnya dengan mengangkat uang $100. Di ruang yang terisi dengan 200 orang tersebut, ia bertanya, "Siapa yang menginginkan uang $100 ini?" Tangan-tangan mulai terangkat naik. Dia berkata, "Saya akan memberikan $100 ini kepada salah satu dari anda, tapi pertama kali, biarkan aku melakukan ini." Dia meremas dengan keras uang $100 itu. Dia kemudian bertanya kembali, "Siapa yang masih menginginkannya?" Tangan-tangan masih terangkat. "Yah," jawabnya, "Bagaimana jika saya melakukan ini?" Lalu ia menjatuhkan uang tersebut ke lantai dan mulai menginjaknya dengan sepatunya. Dia memungutnya, uang tersebut sekarang tampak kusut dan kotor. "Sekarang apakah ada yang masih menginginkannya?" tanyanya. Tangan-tangan tetap masih terangkat. "Saudara-saudara sekalian, anda telah belajar sebuah pelajaran yang sangat berharga. Tidak peduli apa yang saya lakukan terhadap uang itu, anda masih tetap menginginkannya karena nilai dari uang tersebut tidak turun. Walaupun uang tersebut sudah kusut dan kotor namun ia tetap bernilai $100." kata sang pembicara. ************* Berulang kali dalam hidup kita ini, kita terjatuh, kotor, bahkan tergeletak sampai ke tanah oleh keputusan yang kita buat sendiri atau peristiwa-peristiwa yang datang mengahalangi kita begitu saja. Kita merasa seolah-olah kita tak berharga lagi, tetapi tidak peduli apa yang telah terjadi atau apa yang akan terjadi, anda tidak akan pernah kehilangan nilai anda. Sadarilah bahwa anda istimewa, jangan pernah melupakannya. Hitunglah berbagai nikmat yang telah Anda terima selama ini, jangan hanya hitung problem Anda.
22.32 | 0 komentar
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahu. (QS. Al-Baqarah:261)

DONASI

TEBAR DAKWAH FILM ISLAM

Teknik Support Streaming

DJ ONLINE

IP

Visitor

free counters

TAFSIR IBNU KATSIR

NURIS TV

AGENDA TV

STREAMING RADIO RUQO FM

STREAMING RADIO RUQO FM
Radio Dakwah Ruqyah Syariyyah

RUQO FM

Server Luar Negeri

Dengarkan Nurisfm Disini

Total Tayangan Halaman

Pengunjung