Assalamu'alaikum ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  Nurisfm Network
Naskah tentang Ilmu Agama Islam dalam media ini diambil dan disusun dari berbagai sumber. Tidak tercantumnya sumber dan penulis, bermaksud untuk penyajian ilmu yang 'netral' semata. Mudah-mudahan menjadikan amal baik bagi penulisnya dan mendatangkan kebaikan bagi sesama. Kelemahan dan kekurangan serta segala yang kurang berkenan dihati mohon dimaafkan. Apabila ada pihak yang keberatan atau merasa dirugikan dimohonkan menghubungi Admin (Abu Azka). Dan untuk naskah-naskah ilmu pengetahuan umum, Insya Allah akan dicantumkan sumber dan atau penulisnya. Mohon Maaf sebelumnya, sekian dan terima kasih ^-^
Tampilkan postingan dengan label mutiara kisah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label mutiara kisah. Tampilkan semua postingan

TERSINGKAPNYA BETIS BIDADARI

Written By Rudianto on Selasa, 15 Januari 2019 | 13.12

Pada zaman Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa aali wasallam, hiduplah seorang pemuda yang bernama Zahid, yang berumur 35 tahun, namun belum juga menikah.
Dia tinggal di Suffah (teras) masjid Madinah.

Ketika sedang mengasah  pedangnya, tiba-tiba Rasulullah Saw datang dan mengucapkan salam. Zahid kaget dan menjawabnya agak gugup.

“Wahai saudaraku Zahid…selama ini engkau sendiri saja,” Rasulullah Saw menyapa.

“Allah bersamaku ya Rasulullah,” kata Zahid, sambil tertunduk tak kuasa melihat kharismatik wajah Beliau.

“Maksudku kenapa engkau selama ini membujang saja, apakah engkau tidak ingin menikah…,?” Tanya Rasulullah Saw.

Zahid menjawab, “Ya Rasulullah, aku ini seorang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap dan wajahku tak tampan, siapa yang mau dengan diriku ya Rasulullah?”

”Asal engkau mau, itu urusan yang mudah.” Kata Rasulullah Saw sambil tersenyum.

Kemudian Rasulullah Saw memerintahkan Sahabatnya untuk membuat surat yang isinya adalah melamar wanita yang bernama Zulfah binti Said, anak seorang bangsawan Madinah yang terkenal kaya raya dan terkenal sangat cantik jelita.

Setelah surat itu selesai ditulis, maka Rasulullah memberikan surat tersebut kepada Zahid dan memerintahkan agar segera mendatangi rumah Said dan menyerahkan surat lamaran tersebut kepadanya.

Disebabkan di rumah Said sedang ada tamu, maka Zahid setelah memberikan salam kemudian memberikan surat tersebut dan diterima di depan rumah Said.

“Wahai saudaraku Said, aku membawa surat dari Rasulullah yang mulia diberikan untukmu saudaraku.”

Said menjawab, “Wah, ini adalah suatu kehormatan buatku.”

Lalu surat itu dibuka dan dibacanya. Ketika membaca surat tersebut, Said agak terperanjat karena tradisi Arab perkawinan yang selama ini biasanya seorang bangsawan harus kawin dengan keturunan bangsawan dan yang kaya harus kawin dengan orang kaya.

Akhirnya Said bertanya kepada Zahid, “Wahai saudaraku, betulkah surat ini dari Rasulullah?”

Zahid menjawab, “Apakah engkau pernah melihat aku berbohong...”

Dalam suasana yang seperti itu Zulfah datang dan berkata, “Wahai ayah, kenapa sedikit tegang terhadap tamu ini… bukankah lebih baik di persilahkan masuk?”

“Wahai anakku, ini adalah seorang pemuda yang sedang melamar engkau supaya engkau menjadi istrinya,” kata ayahnya.

Di saat Zulfah melihat Zahid,  sambil menangis ia berkata,
“Wahai ayah, banyak pemuda yang tampan dan kaya raya semuanya menginginkan aku, aku tak mau dengan dia ayah..!”

Zulfah merasa dirinya terhina.

Maka Said berkata kepada Zahid, “Wahai saudaraku, engkau tahu sendiri anakku tidak mau…bukan aku menghalanginya dan sampaikan kepada Rasulullah bahwa lamaranmu ditolak.”

Mendengar nama Rasul disebut ayahnya, Zulfah berhenti menangis dan bertanya kepada ayahnya, “Wahai ayah, mengapa membawa-bawa nama Rasulullah?”

Akhirnya Said berkata, “Lamaran kepada dirimu ini adalah perintah Rasulullah.”

Zulfah kaget kemudian beristighfar beberapa kali,

أَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ...أَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ...أَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ...

Ia menyesal atas kelancangan perbuatannya itu. Seketika ia berkata kepada ayahnya, “Wahai ayah, kenapa tidak sejak tadi ayah berkata bahwa yang melamar ini Rasulullah, kalau begitu segera aku harus dinikahkan dengan pemuda ini.
Karena aku ingat firman Allah dalam Al-Qur’an surah An Nur:

إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (النور ٥١)

“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka diminta Allah dan Rasul-Nya agar Rasul yang  mengadili (mengambil keputusan ) diantara mereka, ucapan yang muncul hanyalah : Kami mendengar, dan kami patuh/taat”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. An Nur 24:Ayat 51)”

Zahid pada hari itu merasa jiwanya melayang-layang ke angkasa dan baru kali ini merasakan bahagia yang tiada taranya, dan segera melangkah pulang.

Sampai di masjid ia bersujud syukur. Rasulullah yang mulia tersenyum melihat gerak-gerik Zahid yang berbeda dari biasanya.

“Bagaimana Zahid?”

“Alhamdulillah lamarannya diterima ya Rasulallah,” jawab Zahid.

“Apakah sudah ada persiapan?”

Zahid menundukkan kepala sambil berkata, “Ya Rasulallah, aku tidak memiliki apa-apa.”

Akhirnya Rasulullah menyuruhnya pergi ke beberapa sahahbat  untuk membantunya mendapatkan uang untuk menikah.

Setelah mendapatkan uang yang cukup banyak, Zahid pergi ke pasar untuk membeli perlengkapan perkawinan.

Tak lama kemudian setibanya di pasar, bersamaan itu pula ada pengumuman Jihad untuk perang melawan orang kafir yang mau menyerang masyarakat muslim Madinah.

Zahid Mulai bingung untuk menentukan sikap, menikah atau berjuang demi Agama Allah.

Akhirnya dia mencoba kembali lagi ke masjid. Ketika Zahid sampai di masjid, dia melihat kaum Muslimin sudah siap-siap dengan perlengkapan senjata, Zahid bertanya, “Ada apa ini?”

Sahabat menjawab, “Wahai Zahid, hari ini orang kafir akan menghancurkan kita, apakah engkau tidak mengetahui?”

Zahid istighfar beberapa kali sambil berkata, “Wah jika begitu uang untuk menikah ini akan aku belikan baju besi dan kuda yg terbaik, aku lebih memilih jihad bersama Rasulullah dan menunda pernikahan ini."

Para sahabat menasihatinya, “Wahai Zahid, nanti malam kamu berbulan madu, tetapi engkau malah hendak berperang?”

Zahid menjawab dengan tegas, “Hatiku sudah mantap untuk  bersama Al Musthafa Rasulullah pergi berjihad.”

Lalu Zahid membacakan ayat AlQur'an di hadapan sahabat Nabi:

قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ (التوبة ٢٤)

“Katakanlah, Jika bapak -bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri,  kaum kerabatmu, harta kekayaan yang kamu
usahakan, perniagaan yang kamu kuatiri kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai , itu semua lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya (dengan) berjihad di jalan-Nya. Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS. At Taubah, 9:24).

Akhirnya Zahid maju ke medan pertempuran. Dengan hebatnya beliau bertempur, banyak dari kaum kafirin tewas di tangannya dan pada akhirnya beliau mendapatkan syahid. Gugur demi membela agama Allah dan Rasulullah. . .

Peperangan telah usai, kemenangan direbut oleh Rasul dan pasukannya.

Senja yang penuh dengan keberkahan ketika Rasullullah memeriksa satu persatu yang telah gugur di jalan Allah, sebagai Syuhada Allahu azza wajalla.

Nampak dari kejauhan sosok pemuda yg bersimbah darah dengan luka bekas sasatan pedang.

Rasulullah menghampiri jasad pemuda itu sambil meletakkan kepalanya di pangkuan manusia agung ini. Habiballah
memeluknya sambil menangis tersedu-sedu, "Bukankah engkau ya Zahid yg hendak menikah malam ini ??"
Tapi engkau memilih keridhaan Allah, berjihad bersamaku."

Tak lama kemudian Rasulullah tersenyum sembari  memalingkan muka ke sebelah kiri karena malu.
Disebabkan karena ternyata sesosok bidadari cantik dari Surga menjemput Ruh mulia pemuda ini, dan tak sengaja gaunnya tersingkap hingga betisnya yang indah terlihat. 

Ini yang membuat Rasulullah malu.

Rasulullah berkata, “Hari ini Zahid berbulan madu dengan bidadari yang lebih cantik daripada Zulfah.”

Lalu Rasulullah membacakan Al-Qur’an;

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ * فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (آل عمران ١٦٩ - ١٧٠)

“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, sejatinya  mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. Mereka dalam keadaan bahagia disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal dibelakang yang belum menyusul mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati."
(QS. Ali Imran, 3:169-170.)

Pada saat itulah para sahabat meneteskan air mata, dan Zulfah pun berkata,
“Ya Allah, alangkah bahagianya calon suamiku itu, jika aku tidak dapat mendampinginya di dunia, maka izinkanlah aku mendampinginya di akhirat.”

Maasya Allah...

Semoga di tahun ini dan selanjutnya Allah tetap senantiasa anugerahi kita keimanan dan kemenangan dalam hati dan amal kita, kesuksesan dan keselamatan dalam menghadapi hidup dan kehidupan ini. aamiin.

Barokallohu fikum. MLHI, 15 Jan 2019.

13.12 | 0 komentar

KISAH SEORANG TUKANG KAYU

Written By Rudianto on Rabu, 19 April 2017 | 14.15

"Aku bergantung pada prasangk hamba-Ku dan Aku bersamanya jika mengingat Aku. Jika ia mengingat-Ku dalam hatinya, Aku pun mengingatnya dalam hati-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam suatu majelis, Aku pun mengingatnya dalam suatu majelis yang lebih baik dari mereka. Dan jika ia mendekati-Ku sejengka, Aku akan medekatinya sehasta. Dan jika ia mendekati-Ku sehasta, Aku akan mendekatinya sedepa. Dan jika ia mendekati-ku dengan berjalan, Aku akan mendekatinya dengan berlari" (HR. BUKHARI, MUSLIM, dan AHMAD).

Seorang raja akan menjatuhkan hukuman mati terhadap seorang tukang kayu dengan kesalahan yang tidak jelas. Berita tentang keputusan itu bocor kepada si tukang kayu sebelum pengumuman resmi keluar. Akibatnya, malam itu si tukang kayu tidak bisa memejamkan mata untuk tidur. Istrinya menasehati,"Tidurlah di malam ini seperti malam - malam sebelumnya. Tuhan hanya satu, sementara pintu keluar dari suatu masalah sangat banyak." kalimat yang menentramkan itu tepat masuk kedalam hatinya hingga ia bisa menenagkan diri dan akhirnya bisa tidur pulas.

Ia baru terbangun di pagi hari ketika pintu rumahnya diketuk oleh beberapa orang prajurit. Wajahnya langsung pucat. Ia melihat kepada istrinya dengan pandangan putus asa, menyesal, dan sedih karena telah memercayai kata - kata istrinya semalam. Ia membuka pintu dengan kedua tangan menggigil. Ia arahkan tangannya ke arah pengawal supaya diikat. Para pengawal yang datang tersebut berkata kepadanya penuh keheranan, "Raja sudah wafat kami memintamu untuk membuat sebuah peti mati untuk baginda." Seketika itu juga wajah si tukang kayu berubah ceria. Kemudian ia melemparkan pandangan tanda mohon maaf ke arah istrinya. Istrinya tersenyum.

Begitulah seorang hamba berpikir sampai letih tentang masalahnya tanpa ingat Allah, padahal Allah yang memiliki semua rencana dan aturan.Siapa yang merasa hebat kerana jabatan, hendaklah ia mengingat Firaun. Siapa yang hebat karena harta hendaklah ia mengingat Qorun. Siapa yang merasa hebat karena keturunan, hendaknay ia mengingat tentang Abu Lahab.

Kehebatan, kekuasaan, dan kemuliaan hanya milik Allah. Dia berikan kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Dia cabut kepada siapa yang Dia kehendaki. Jangan hukum ,kondisimu dengan hari ini bila hari ini belum sesuai harapan. Allah Mahakuasa mengubahnya dalam sekejab. Tugas kita hanya berusaha, terus berdoa, dan yakin pertolongan Allah akan datang. Yakin.....usaha....

HIKMAH
1. Balasan kebahagian bagi orang-orang yang senantiasa menjadikan Allah Ta'ala tempat bergantung dan bersandar dari berbagai persoalan hidupnya.
2. Kehebatan dan kekuasaan dalam kehidupan ini hanya milik Allah.
3. Manusia berkewajiaban berusaha, berdoa dan yakin atas pertolongan Allah Ta'ala.
📚 MENGISI HATI DI LORONG KEHIDUPAN "IBNU BASYAR"
Unknown Source

📮 Rudi Abu Azka
14.15 | 0 komentar

Shalih Tak Harus Terkenal

Written By Rudianto on Jumat, 21 Maret 2014 | 08.51

Allah Ta'ala berfirman; "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur," ( Al Quran surat an-Nahl : 78 ).

Firman Allah Ta'ala itu menegaskan, semua manusia dilahirkan hanya dibekali tiga hal yang sama: pendengaran, penglihatan dan hati. Karenanya, semua orang pada dasarnya punya potensi sama untuk menjadi orang shalih atau tidak. Keshalihan seseorang bergantung pada sejauh mana isa mengoptimalkan modal yang diberikan Allah tersebut.

Begitu juga halnya orang-orang shalih yang dicatat sejarah. Mereka lahir sebagai manusia biasa. Lalu belajar mengenal Allah Ta'ala dan mengimani-Nya. Mereka mendekat pada Allah, dan Allah pun dekat pada mereka. Tentu saja keberhasilan mereka menjadi orang shalih tidak terlepas dari dukungan lingkungan sekitarnya, utamanya keluarga.

Karena orang-orang shalih itu adalah orang-orang biasa, maka tak heran pada banyak hal mereka tak jauh berbeda dengan keadaan orang biasa. Mereka bisa punya masalah keuangan, keluarga, kejenuhan, kelelahan dan seterusnya, Bahkan mereka bisa berbuat kesalahan. Perbedaan orang shalih dengan orang biasa terletak pada bagaimana menyikapi problema yang dihadapi dan kesalahan yang terjadi.

Jika orang biasa cenderung larut dalam problema yang dihadapinya kaum shalih itu mampu keluar dari persoalan yang melilitnya dengan elegan. Begitu juga halnya dalam soal berbuat salah. Berbeda dengan orang biasa yang umumnya terbuai kesalahan dan tak gampang bertaubat, orang-orang shalih amat sensitif terhadap kesalahan dan bersegera bertaubat.

Menyebut orang-orang shalih itu bisa salah, bukan untuk memperkecil kebesaran mereka. Bukan. Tapi, untuk memperbesar harapan kita untuk menjadi seperti mereka: shalih. Kita sama seperti mereka. Sama-sama punya potensi untuk menjadi shalih.

Betapa biasanya orang-orang shalih itu dalam hidup kesehariannya, bisa dilihat pada bebeberapa kisah berikut. Setelah dibaiat sebagai khalifah, Abu Bakar ash-Shiddiq tetap berdagang kain di pasar. Umar bin Khaththab lantas memintanya berhenti. "Lalu, apa yang akan dimakan keluargaku kalau aku tidak berdagang," jawab Abu Bakar. Khalifah pertama pengganti Rasulullah saw itu terus berdagang sampai akhirnya Umar mengusulkan agar ia digaji dari Baitul Mal agar bisa konsentrasi mengurus negara.

Fathimah lecet-lecet telapak tangannya karena mengerjakan sendiri urusan rumah tangga. la sempat meminta pembantu dari ayahnya. Tapi Rasulullah saw menggantinya dengan yang lebih baik: do'a.
Selain masalah nafkah, para salafus shalih juga menerima ujian. Zaid bin Arqam diuji Allah dengan kebutaan. Begitu juga dengan Abdullah bin Ummi Maktum. Kedua orang tua Ammar bin Yasir dibunuh. Ummu Salamah ditinggal mati oleh suami yang sangat ia cintai.

Orang-orang shalih itu pun pernah berbuat "salah". Rasulullah saw menugaskan Khalid bin Walid memimpin ekspedisi perang ke suatu wilayah yang didalamnya ikut Ammar bin Yasir. Sebelum perang Khalid mengutus sejumlah orang untuk menyeru penduduk daerah itu kepada Islam. Tiba-tiba ada seorang laki-laki menemui Ammar dan menyatakan masuk Islam. "Apakah ke-Islamanku bermanfaat jika aku tetap tinggal di kampungku ini?" pinta laki-laki itu. Ammar pun mengiyakan. "Aku yang menjaminmu," tambah Ammar.

Ketika masuk ke kampung itu, Khalid mendapatkan penduduknya sudah melarikan diri, kecuali keluarga laki-laki itu yang segera ditangkapnya. "Mereka sudah masuk Islam, tak ada alasan untuk menangkapnya," Ammar membela.

"Apa urusanmu dengannya? Apakah engkau telah menjaminnya padahal pemimpin pasukan ini aku?" ujar Khalid.

Keduanya sempat terlibat perdebatan panjang. Ketika kembali ke Madinah, keduanya segera menghadap Rasulullah saw dan menceritakan masalah mereka. Rasulullah saw membolehkan tindakan Ammar, tetapi melarangnya untuk mengulangi lagi. Namun antara Khalid dan Ammar tetap terlibat perdebatan. Khalid sempat marah dan berkata, "Wahai Rasulullah, mengapa ia tetap menghinaku padahal kami berada di depanmu?"

"Cukup wahai Khalid! Siapa yang membenci Ammar, akan dibenci Allah. Siapa yang melaknat Ammar, akan dilaknat Allah," ujar Rasulullah saw.

Ammar keluar. Khalid buru-buru mengikuti. la menarik baju Ammar dan meminta maaf.
Pada kesempatan lain, Umar bin Khaththab pernah mau "melabrak" Amr bin Ash yang kala itu menjadi panglima. Amr bin Ash melarang pasukan menyalakan obor. Padahal keadaan sangat gelap. Umar marah. Antara dua jagoan itu hampir terjadi percekcokan. Abu Bakar yang juga ikut menjadi prajurit segera melerai, "Tahan wahai Umar! Sesungguhnya dia tidak diangkat sebagai panglima kecuali karena keahliannya dalam berperang." Umar pun tenang.

Anas bin Malik pernah melirik dan memperhatikan kecantikan seorang wanita. la pun ditegur khalifah Utsman, "Telah masuk salah seorang di antara kalian yang di matanya ada bekas zina. Tidakkah engkau tahu zina mata adalah pandangan? Segeralah bertaubat. Kalau tidak, aku akan melakukan hukum ta'zir (pengasingan) padamu," ujar Utsman. Anas pun mengaku salah dan bertaubat.

Ada lagi ujian dalam bentuk lain. Rabi' Khaitsam, seorang tabiin ternama pernah digoda seorang wanita suruhan. Wanita itu melakukannya dengan harapan mendapatkan imbalan seribu dirham dari orang yang menyuruhnya. Begitu melihat wanita itu, Rabi' bin Khaitsam segera menasihatinya hingga akhirnya wanita itu bertaubat dan mengakui kesalahannya.

Begitulah. Mereka adalah manusia yang bisa "kalap", emosi dan hampir tak bisa mengendalikan diri. Tapi mereka segera bisa mengatasinya dengan bantuan saudaranya. Mereka segera bertaubat.
Orang-orang shalih juga sibuk luar biasa. Mereka meninggalkan istri, anak dan orang-orang yang dicintai untuk waktu yang lama. Namun, semua itu tak  menghalangi mereka memelihara keshalihan. Mereka tetap jadi shalih dalam kondisi sesulit apapun.

Banyak bukti, keshalihan bukan hanya milik orang-orang ternama. Baik AlQuran maupun sunnah Nabi mencatat banyak orang shalih tanpa kita mengenal namanya.

Al-Qur an mengabadikan kisah seorang laki-laki dari ujung kota yang nnembantu Nabi Musa dari kejaran Fir'aun tanpa disebut namanya. Allah Ta'ala berfirman, "Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota bergegas-gegas seraya berkata, "Hai Musa, sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah (dari kota ini). Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasihat kepadamu," (QS al-Qashash: 20).

Allah Ta'ala juga mengisahkan seorang shalih di masa Fir'aun yang telah lama memendam imannya. Ketika tiba masanya, is muncul dan menyuarakan keimanannya. Allah Ta'ala berfirman, "Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir'aun yang menyembunyikan imannya berkata, "Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan, "Tuhanku ialah Allah padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keteranganketerangan dari Tuhanmu.
 Dan jika ia seorang pendusta maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu. Dan jika ia seorang yang benar niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu."Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta," (QS. Ghafir: 28).

Nabi Saw pernah melakukan shalat ghaib atas seorang wanita tukang bersih masjid yang meninggal dunia. Di masa Nabi juga banyak kaum dhuafa' yang mendukung dakwah. Nama mereka tak ada dalam catatan sejarah. Mereka tak dikenal. Tapi mereka orang-orang shalih.
Akhirnya, menjadi shalih adalah milik semua orang. Menjadi shalih tak mesti terkenal. Keshalihan bisa dimiliki siapa saja.





08.51 | 0 komentar
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahu. (QS. Al-Baqarah:261)

DONASI

TEBAR DAKWAH FILM ISLAM

Teknik Support Streaming

DJ ONLINE

IP

Visitor

free counters

TAFSIR IBNU KATSIR

NURIS TV

AGENDA TV

STREAMING RADIO RUQO FM

STREAMING RADIO RUQO FM
Radio Dakwah Ruqyah Syariyyah

RUQO FM

Server Luar Negeri

Dengarkan Nurisfm Disini

Total Tayangan Halaman

Pengunjung