Ditengah
jamannya saling menghujat, merasa benar sendiri, mengatakan orang lain
pasti salah dan yang benar hanya kita saja, hingga sampai menzholimi
orang lain, ada baiknya kita membaca hadits berikut ini terlebih dahulu,
agar kita bisa “sedikit” lebih arif dalam menyikapi dan menanggapi
kondisi yang ada saat ini.
Hadits tentang Seseorang bisa masuk Neraka, walaupun perbuatan tersebut “sepertinya tidak terlalu besar”.
Bukhari
meriwayatkan dari Ibnu Umar dari Nabi SAW bersabda, yang artinya:
“Seorang wanita masuk Neraka karena seekor kucing yang diikatnya. Dia
tidak memberinya makan dan tidak membiarkannya makan serangga bumi.”
Dalam
kitab Shahih Muslim, sahabat Abu Umamah al-Bahili RA meriwayatkan hadis
bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang merampas hak seorang Muslim
dengan sumpahnya, Allah akan menetapkan dia masuk neraka dan
mengharamkannya masuk surga.” Seorang sahabat kemudian bertanya,
“Meskipun yang dirampas itu sesuatu yang kecil, wahai Rasulullah?” Nabi
SAW menjawab, “Meskipun hanya sebatang kayu arak.”
Hadits tentang seseorang bisa masuk Surga, walaupun perbuatan tersebut “sepertinya kecil”.
Dari
Abi Hurairah r.a. dari Rasulullah SAW berabda, “Telah diampuni seorang
wanita pezina yang lewat di depan anjing yang menjulurkan lidahnya pada
sebuah sumur. Dia berkata, “Anjing ini hampir mati kehausan”. Lalu
dilepasnya sepatunya lalu diikatnya dengan kerudungnya lalu diberinya
minum. Maka diampuni wanita itu karena memberi minum. (HR Bukhari)
Dari Abu Sa’id Al-Khudri RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Sebelum
kalian (dari kalangan bani Israil ada seorang lelaki yang telah
membunuh 99 jiwa, kemudian dia bertanya tentang orang yang paling pandai
di muka bumi. Dia diberitahu adanya seorang ahli ibadah, dia pun
mendatanginya, dia berkata, bahwa dia telah membunuh 99 jiwa, apakah ada
kesempatan untuk bertaubat?. Ahli ibadah itu menjawab, ‘Tidak’.
Kemudian lelaki tadi membunuhnya, sehingga dia menyempurnakan jiwa yang
telah dia bunuh menjadi 100. Dia bertanya lagi tentang orang yang paling
alim di muka bumi ini. Dia diberitahu adanya seorang alim. Dia bertanya
kepadanya, bahwa dia telah membunuh 100 jiwa, apakah ada kesempatan
untuk bertaubat ? Orang alim itu berkata, ‘Ya’. Apa yang menjadi
penghalang untuk bertaubat. Pergilah ke daerah itu, di dalamnya ada
banyak orang yang beribadah kepada Allah Ta’ala, maka beribadahlah
kepada Allah Ta’ala dengan mereka. Dan jangan kembali ke daerahmu,
karena ia temapat yang dipenuhi dengan keburukan. Lelaki itu kemudian
meninggalkannya dan menuju ke daerah yang disarankan. Ketika di
pertengahan jalan Malaikat Maut mengambil ruhnya (ia meningal dunia).
Malaikat pembawa rahmah dan malaikat pembawa adzab berselisih
tentangnya. Malaikat rahmat berkata, ‘Dia telah datang dengan bertaubat
kepada Allah Ta’ala.’ Malaikat adzab barkata, ‘Dia tidak pernah
melakukan kebaikan sedikit pun’. Datanglah seorang malaikat dalam bentuk
manusia sebagai penengah di antara keduanya. Dia berkata, ‘Ukurlah
antara kedua daerah tersebut, mana yang lebih dekat, maka itu adalah
bagiannya’. Keduanyapun melakukan itu, dan mendapatinya lebih dekat
kepada daerah yang dituju. Kemudian Malaikat Rahmat membawanya.” (HR.
al-Bukhari dan Muslim).
Mari
kita telaah bersama sejenak, mengapa seseorang bisa masuk neraka,
walaupun sepertinya perbuatannya tersebut “tidak tergolong besar menurut
manusia”, dan mengapa seseorang bisa masuk surga, padahal perbuatan
tersebut “sepertinya tidaklah besar / belum berarti banyak terhadap
dosa-dosa yang diperbuatnya”
Bahwa
terlihat, kebaikan walaupun terlihat “kecil” dimata kita, bisa
berdampak besar dihadapan Allah, selama yang melakukannya adalah
semata-mata karena Allah / Ikhlas karena Allah. Selain itu Niat memiliki
keutamaan yang sangat besar, selama seseorang melaksanakan/ mengaktualisasikan
niatnya, (biarpun belum terlaksana secara utuh). Dalam hadits tentang
seorang pembunuh, terlihat walaupun baru sekedar Niat, selama Niat
tersebut adalah Tulus, dan karena mengharap Ridho Allah, maka Allah bisa
saja melipatgandakan kebaikan tersebut hingga bisa memasukkan orang
tersebut kedalam Surga Nya (padahal orang tersebut belum melakukan
kebaikan apapun saat itu, selain melakukan niatnya untuk bertobat)
Sebaliknya
biarpun sebuah kejahatan yang dilakukan, “menurut kita kecil” namun
bisa berarti besar dimata Allah, selama orang tersebut tidak bertaubat
sebelum dia wafat. Sebagai salah satu contoh adalah hadits diatas
tentang pengambilan kayu Arak. Apalah arti sebuah “kayu arak”. Kayu arak
adalah kayu yang biasa dipakai untuk bersiwak (gosok gigi), dan bagi
orang Arab waktu itu, kayu arak adalah sesuatu yang nilainya sangat
rendah. Ini artinya seseorang yang merampas hak orang lain kendati nilai
harta itu sangat rendah, di akhirat nanti ia akan dimasukkan ke dalam
neraka dan diharamkan masuk surga Maka, kita sangat dianjurkan dan
diharuskan untuk bertobat, sebelum kita wafat, agar semoga Allah
menerima Taubat kita. Dan bila “kejahatan” kita berkaitan dengan orang
lain, maka kita diharuskan untuk mendapatkan ridho/maaf dari orang yang
bersangkutan.
Ada
sebuah hadits yang mengatakan, bahwa Rosul saja masuk surga karena
Rahmat dari Allah. Berikut haditsnya. Dalam kitab Shahih Muslim terdapat
hadis yang menyebutkan:
Dari
jabir, ia berkata: saya pernah mendengar Nabi Saw. bersabda: "Amal
saleh seseotang diantara kamu tidak dapat memasukkannya ke dalam surga
dan tidak dapat menjauhkannya dari azab api neraka dan tidak pula aku,
kecuali dengan rahmat Allah." (Riwayat Muslim; kitab Shahih Muslim, Juz
II, halaman 528)
Dalam riwayat lain:
Dari
Abi Hurairah, ia berkata: Rasulullah Saw. telah bersabda: "Amal saleh
seseorang diantara kamu sekali-kali tidak dapat memasukkannya ke dalam
surga." Mereka (para sahabat) bertanya, "Hai Rasulullah, tidak pula
engkau?" Rasulullah menjawab, "Tidak pula aku kecuali bila Allah
melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepadaku." (Riwayat Muslim; kitab
Shahih Muslim, Juz II, halaman 528)
Nah,
sudah sangat jelas, bahwa amal ibadah kita tidak dapat “murni” menjamin
kita masuk surga, tanpa bantuan Rahmat dari Allah. Oleh karenanya,
jangan pernah kita meremehkan kebaikan orang lain, karena belum tentu
amal ibadah kita bisa menjamin kita masuk surga, (apalagi amal ibadah
kita masih terkandung riya’, sum’ah, serta ujub)
Akhirnya,
yang paling penting adalah, selalu niatkan untuk benar-benar ikhlas
dalam segala perbuatan kita, dan usahakan perbuatan kita ini adalah
perbuatan yang paling baik. Karena kita tidak pernah akan tahu, amal
ibadah mana yang akan mendapatkan Ridho dari Allah, dan bisa memasukan
kita kedalam Surga Nya.
Selain
itu, hati-hatilah terhadap perbuatan dosa, apalagi sebuah kezholiman.
Kita tidak pernah tahu, dosa apa yang bisa menjerumuskan kita kedalam
neraka. Terakhir, Jangan pernah sedikitpun menganggap remeh perbuatan
baik kita sekecil apapun. Seperti kutipan hadits, tentang jagalah diri
kita dari api neraka walaupun dengan sebutir kurma.
Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapat rahmat dan ridho Allah untuk Surga Nya..
0 komentar:
Posting Komentar