إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَآتِ أَعْمَالِنَا , مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لَآ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ . أَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ tصلى الله عليه وسلم وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ , أَمَّا بَعْدُ:
Pernikahan adalah salah satu tanda kebesaran Allah swt bagi makhluq-Nya, di mana secara fitrah manusia diciptakan Allah dalam keadaan membutuhkan lawan jenisnya.
Pernikahan adalah pintu bagi dihalalkannya hubungan suami isteri dari yang sebelumnya tidak dihalalkan secara agama.
Pernikahan adalah menggabungkan dua kekuatan untuk membangun rumah tangga yang sakinah (tenang), mawaddah (penuh kecintaan) wa rahmah (penuh kasih sayang). Dalam membangun keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah (samara) diperlukan beberapa kesepakatan antara suami dan isteri sebagai acuan dalam mengarungi kehidupan keluarganya. Ada empat hal yang dapat diusulkan untuk kemudian bisa difikirkan, dijabarluaskan dan dilaksanakan dalam keluarga, dan ini sekaligus sebagai nasihat, yaitu:
- Fokus untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya s.a.w.
- Fokus untuk mencari ilmu yang bermanfaat
- Fokus untuk mencari nafkah yang halal
- Fokus untuk berakhlaq yang mulia
- 1. Fokus untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya s.a.w.
Allah, Dia-lah yang menciptakan kita dari bahan yang sangat lemah dengan proses yang sangat dahsyat. Dia menciptakan manusia dari sel telur yang terbuahi, lalu Allah uji dan akhirnya Dia menjadikannya sebagai manusia yang dapat mendengar dan melihat. Allah memberinya hidayah, pengetahuan tentang kebenaran dan kejahatan. Allah yang menciptakan kita, Dia-lah yang paling mengetahui aturan kebaikan buat kita. Oleh karenyanya, taat kepada-Nya adalah kunci untuk bisa hidup bahagia dunia akhirat.
Kebahagian dunia dan akhirat adalah dambaan bagi setiap manusia. Jika kita amati, maka seluruh ayat yang berbicara tentang kebahagiaan dunia akhirat, pastilah mengatakan bahwa kebahagiaan yang hakiki dapat diperoleh dengan iman dan bekerja dengan baik dan benar. Utuk ini semua dibutuhkan ilmu sebagai dasar bagi iman dan bekerja yang baik dan benar. Ilmu tentang iman dapat kita peroleh dengan mempelajari wahyu Allah yang diturunkan-Nya kepada Rasulullah s.a.w., yang semuanya terangkum dalam ayat pertama surah Al-Fatihah : بسم الله الرحمن الرحيم (dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang). Artinya, seluruh wahyu yang Allah turunkan, isinya adalah ajaran kasih sayang. Maka, jika Allah memerintah, melarang, berkisah, memberikan perumpamaan, mengirimkan berita, isinya tidak lain dan tidak bukan adalah kasih sayang. Oleh karena itu kenalilah perintah dan larang Allah yang semuanya terjabarkan dalam kitab suci-Nya dan Sunnah Rasulullah s.a.w., dan ini adalah tugas minimal bagi masyarakat awam yang beriman.
Segala hal yang hendak dilakukan, maka lakukanlah karena taat kepada Allah dan Rasul-Nya demi menggapai ridla-Nya. Allah s.w.t. berfirman:
( وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَالرَّسُولَ فَأُوْلَـئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاء وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَـئِكَ رَفِيقًا ) النساء : 69
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin[1], orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya”. (Q.s. An-Nisa: 69).
Jika poin ini kita lihat dari sudut pandang untung rugi, maka tentu kita akan melihat segala perintah dan larangan Allah dan Rasul-Nya. Lalu kita menimbang apakah untung atau ruginya taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
- 2. Fokus untuk mencari ilmu yang bermanfaat
Yang dimaksud focus adalah membatasi diri dari yang tidak menjadi perhatiannya. Fokus untuk mencari ilmu yang bermanfaat. Artinya bahwa kita penting memperhatikan waktu kita yang sempit, maka janganlah ia terbuang untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Ilmu yang bermanfaat tentu banyak sekali dan masing-masing berkewajiban untuk memahami mana ilmu yang bermanfaat bagi kebahagiaannya dunia dan akhirat. Ilmu tentang iman, diperlukan untuk memperkuat keimanan, demikian pula ilmu yang lain diperlukan untuk memperkokoh bidang ilmu tersebut. Ilmu diperlukan, karena ibadah tanpa ilmu akan tertolak, aqidah tanpa ilmu, juga tertolak dan sesat. Ini artinya bahwa semua urusan harus berdasarkan ilmu.
- 3. Fokus untuk mencari nafkah yang halal
Kelemahan dan bahaya terbesar kepala rumah tangga adalah apabila ia lemah mencari nafkah yang halal, karena nafkah yang tidak halal, haram dikonsumsi atau dinikmati. Apabila nafkah itu diujudkan berupa pakaian, maka tidak ada ibadah yang dapat diterima dengan pakaian haram yang dikenakannya. Apabila nafkah itu diujudkan berupa makanan, maka daging yang tumbuh dari makanan yang haram tidak dapat masuk surga. Rasulullah s.a.w. bersabda:
614 - عن كعب بن عجرة قال : قال لي رسول الله صلى الله عليه و سلم أعيذك بالله يا كعب بن عجرة من أمراء يكونون [ من ] بعدي فمن غشي أبوابهم فصدقهم في كذبهم وأعانهم على ظلمهم فليس مني ولست منه ولا يرد علي الحوض ومن غشي أبوابهم أو لم يغش فلم يصدقهم في كذبهم ولم يعنهم على ظلمهم فهو مني وأنا منه وسيرد على الحوض يا كعب بن عجرة ! الصلاة برهان والصوم جنة حصينة والصدقة تطفئ الخطيئة كما يطفئ الماء النار يا كعب بن عجرة ! إنه لا يربو لحم نبت من سحت إلا كانت النارأولى به
614 – Dari Ka’b ibn ‘Ujrah, ia berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda: “ Aku memohon perlindungan kepada Allah untukmu wahai Ka’b ibn ‘Ujrah dari para penguasa yang akan datang setelahku. Barangsiapa mengetuk pintu mereka, lalu membenarkan kedustaan mereka dan membantu kedzaliman mereka, maka dia bukan golonganku dan aku bukan golongannya, dan ia tidak akan datang ke telagaku. Barangsiapa mengetuk pintu-pintu mereka atau tidak mengetuknya, lalu ia tidak membenarkan kedustaan mereka dan tidak pula membantu kedzaliman mereka, maka ia adalah golonganku dan aku golongannya dan ia akan datang di telagaku, wahai Ka’b ibn ‘Ujrah! Shalat adalah bukti (keimanan), puasa adalah perisai yang kuat, dan sodaqah bisa memadamkan dosa sebagaimana air memadamkan api, hai Ka’b ibn ‘Ujrah! Sesungguhnya tidaklah berkembang daging dari yang haram kecuali neraka paling pantas untuknya”[2]
- 4. Fokus Untuk Berakhlaq yang Mulia
Akhlaq yang mulia adalah prilaku manusia berperadaban tinggi. Semakin tinggi peradaban seseorang atau bangsa, maka akan semakin mulia akhlaqnya. Akhlaq yang mulia tidak mengenal sikap menjilat, dusta, khiyanat, menyalahi janji, curang dan segala prilaku yang dibenci Allah. Akhlaq yang mulia berfungsi untuk membangun kemuliaan di dunia dan akhirat. Oleh karenanya, seseorang tidak akan dapat membangun kemuliaan pribadinya, satu bangsa tidak akan dapat membangun kemulian dan kejayaannya di mata bangsa-bangsa kecuali dengan sifat-sifat dan akhlaq yang mulia. Rasulullah s.a.w. berpesa:
1987 - عن ابي ذر قال : قال لي رسول الله صلى الله عليه و سلم اتق الله حيثما كنت وأتبع السيئة الحسنة تمحها وخالق الناس بخلق حسن
Dari Abu Dzar, ia berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda kepadaku: “Waspadalah kepada Allah di mana pun kamu berada, iringilah perbuatan yang buruk dengan perbuatan yang baik, niscaya yang baik akan menghapus yang buruk, dan pergaulilah seluruh manusia dengan perangai yang baik”[3]
Hadits di atas berpesan kepada kita tiga hal penting:
- Hubungan dengan Allah, lakukanlah dengan taqwa (waspada), karena Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui, Maha Melihat dan Maha Adil
- Hubungan dengan diri sendiri; lakukanlah dengan mengoreksi setiap kegiatan, yang salah cepat-cepat diluruskan, yang tidak baik cepat-cepat dihapus dengan berbagai kebaikan, dan yang sudah baik ditingkatkan
- Hubungan dengan orang di luar dirinya, keluarga, tetangga, masyarakat; lakukanlah dengan akhlaq yang mulia.
Wassalam.
Solihin Bunyamin Ahmad, Lc
0 komentar:
Posting Komentar