MULIA DAN TERCELA SEBUAH PILIHAN
Written By Rudianto on Kamis, 25 April 2013 | 10.18
Mengumpat,menghina dan mencela merupakan penyakit kepribadian yang bisa membikin retak baiknyahubungan. Al-Qur'an melarang sikap itu dan mengancam pelakunya dengan nerakayang mengahncurkan dan menjilat hatinya. Api menjilat hatinya, karena dari hatiitulah sumber keburukan sikapnya. Al-Qur'an bahkan melarang menghina berhalayang disembah-sembah sebagai tuhan oleh orang kafir, karena penghinaan itu akanmenimbulkan sikap kebencian dan permusuhan tanpa dasar ilmu. Rasulullah s.a.w.bahkan tidak pernah mencela makanan, jika ada dimakan, jika tidak ada beliauberpuasa.
Mengumpatadalah perbuatan tercela. Demikian juga menghina dan mencela. Seseorang tidakakan mencela, kecuali kalau ia tercela. Seorang yang mulia, akan memuliakanorang lain. Tidaklah ia memuliakan, kecuali karena ia mulia. Memuliakan adalahmulia, mencela adalah tercela. Rasulullah s.a.w. bersabda: "barangsiapaberiman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah memuliakantetangganya", dalam riwayat lain" maka hendaklah memuliakantamunya".
Seorang yang mengerti makna hidup, maka ia akan pertaruhkan seluruh hidupnya untuk memperoleh seluruh kemuliaansecara utuh. Ia sadar betul bahwa kemuliaan itu harus dibangun. Kemuliaan hanyabisa dibangun dengan akhlak yang mulia. Dan inilah agama yang menampakkandirinya sebagai karakter yang mulia dan bermartabat. Maka Rasulullah s.a.w.bersabda: "Aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan-kemuliaanakhlak".
Banyak orang mempertaruhkan seluruh hidupnya untuk memperoleh martabat.Lebih banyak dari itu adalah mereka yang mempertaruhkan modalnya untukmemperoleh kemenangan materi. Tidak juga sedikit mereka yang mengerahkan segalakekuatannya untuk dapat berkuasa. Itulah politik. Sebagai orang beragama makakita akan mempertaruhkan segala amanah Allah yang dimandatkan-Nya kepada kitauntuk menggapai keridlaan Allah. Dan itulah martabat yang mulia, karena ridlaAllah diperoleh dengan taqwa dan orang yang paling mulia adalah yang palingtaqwa.
Penulis: Ustadz Sholihin Bunyamin LC
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar