Assalamu'alaikum ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  Nurisfm Network
Naskah tentang Ilmu Agama Islam dalam media ini diambil dan disusun dari berbagai sumber. Tidak tercantumnya sumber dan penulis, bermaksud untuk penyajian ilmu yang 'netral' semata. Mudah-mudahan menjadikan amal baik bagi penulisnya dan mendatangkan kebaikan bagi sesama. Kelemahan dan kekurangan serta segala yang kurang berkenan dihati mohon dimaafkan. Apabila ada pihak yang keberatan atau merasa dirugikan dimohonkan menghubungi Admin (Abu Azka). Dan untuk naskah-naskah ilmu pengetahuan umum, Insya Allah akan dicantumkan sumber dan atau penulisnya. Mohon Maaf sebelumnya, sekian dan terima kasih ^-^

TIDAK MEMAKSA ORANG SAKIT UNTUK MAKAN

Written By Rudianto on Kamis, 31 Agustus 2017 | 18.40

Dalam sebuah riwayat Hadits disebutkan :

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا بَكْرُ بْنُ يُونُسَ بْنِ بُكَيْرٍ عَنْ مُوسَى بْنِ عَلِيِّ بْنِ رَبَاحٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ الْجُهَنِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُكْرِهُوا مَرْضَاكُمْ عَلَى الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ فَإِنَّ اللَّهَ يُطْعِمُهُمْ وَيَسْقِيهِمْ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin Numair telah menceritakan kepada kami Bakr bin Yunus bin Bukair dari Musa bin Ali bin Rabah dari Ayahnya dari 'Uqbah bin 'Amir Al Juhani dia berkata, "Rasulullah ﷺ bersabda: *" Janganlah kalian paksa orang-orang sakit di antara kalian untuk makan dan minum. Sesungguhnya Allah telah memberi mereka makan dan minum."*
(HR. Ibnu Majah no. 3435)

Sabda Rasulullah: “Laa tukriihu mardhakum' alath thaam wasy syarab, (janganlah kalian memaksa orang yang sedang sakit di antara kalian untuk makan dan minum) tidak bermakna jangan memberi makan kepada orang sakit. Namun, maknanya adalah ' jangan “memaksa' orang yang sakit untuk makan. Yang harus dilakukan ialah membiarkannya makan dengan makanan yang ia sukai.

Biasanya, orang yang melayani si sakit memaksa ia untuk makan. Mereka menyangka bahwa hal itu dapat menguatkan kesehatan dan berperan dalam kesembuhan. Padahal, tidak seperti itu kenyataannya.

Dalam dunia pengubatan modern telah terbukti bahwa sebagian besar penyakit disertai dengan berkurangnya selera makan. Hal itu berkaitan erat dengan alat pencernaan. Memaksa orang sakit untuk makan malah membuatnya tidak boleh mengambil manfaat dari makanan tersebut. Di sisi lain, hal itu menyebabkan si sakit sulit mencerna makanan. Tentunya, hal itu justru menjadikan kondisinya semakin bertambah buruk dan kritis.

Contoh penanganan yang benar terhadap orang sakit dalam masalah makan dan minum adalah memberinya sesuai proporsi yang boleh ia cerna. Proporsi makanan di sini berkaitan erat dengan kadar efektivitas alat pencernaan dan kemampuannya untuk bekerja. Maka dari itu, dianjurkan agar proporsi makanan tersebut sedikit.  Proporsi ini hendaknya juga dibatasi dengan selera dan keinginan si sakit.

Selain itu, jenis makanannya harus yang mudah dicerna dan diserap. Dengan kata lain. makanan itu dapat diambil manfaatnya dengan aktivitas alat pencernaan yang paling ringan. Hal ini juga berlaku dalam hal minuman.

Adapun sabda beliau: ‘Fa innalldha yuthimuhum wa yasqihim' (karena Allah-lah yang memberi mereka makan dan minum) tidak bermakna bahwa/Ulah menurunkan makanan dan minuman kepada orang yang sakit agar ia memakannya. Ternyata, ini merupakan rahasia ilahi yang baru berhasil disingkap oleh ilmu pengetahuan modern, yaitu orang yang sakit memperoleh energi dari sumber- sumber dalam tubuh. Sumber-sumber yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Tubuh memanfaatkan glikogen yang tersimpan di dalam hati dan otot-otot. Sumber ini sangat cepat habis. Maka dari itu, bila sakit terus berlanjut tubuh akan berpindah kepada sumber yang lain.

2. Memproduksi glukosa dari sumber-sumber lemak dan protein. Protein akan terurai menjadi asid amino, dan lemak terurai menjadi asid lemak. Dampaknya, lemak akan berkurang dan otot-otot berkedut ketika sakit. Itulah sebabnya orang sakit terlihat kurus. Tapi, ketika selera makan si sakit tadi kembali

seperti sebelum sakit, tubuh pun akan kembali seperti semula dan menyimpan makanan dalam bentuk lemak dan protein. Sehingga, bagian bawah kulit terisi dengan lemak dan otot-otot pun berkemb ang.1 []

💡Tahukah Anda ?

Hilang atau berkurangnya selera makan termasuk  salah satu tanda sakit. Jika selera makan muncul kembali, sebagaimana kondisi sebelum sakit, maka itu salah satu tanda kesembuhannya.

--------------------------
1 Al-Ijaaz Ath Thibbi fi As-Sunnah An-Nabawiyah, Dr Kamal AIMuwail, Dar Ibnu Katsir, Damaskus

📚 Nashaa ihun Nabawiyyatun Li 'ilaaji Al Ajsaadi Al basyariyyati
✍🏿 Subhi Sulaiman
📮Rudi Abu Azka
💿 Maktabah RLC

0 komentar:

Posting Komentar