Manusia terdiri dari tiga unsur yang merupakan satu kesatuan, yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain dan
saling menyempurnakan. Jika salah satu hilang, kesempurnaan manusia akan hilang. Ketiga hal itu adalah akal, jiwa dan raga.
Akal digunakan untuk berpikir secara logis dan rasional. Akal menjadi pembeda antara manusia dan binatang. Sehingga, jika manusia tidak mau menggunakan akalnya dengan baik, manusia tak ada bedanya dengan binatang.
Raga tubuh menjadi tempat bagi akal dan jiwa. Tanpa tubuh, manusia tidak akan berwujud atau berbentuk. Tubuh juga merupakan media untuk melakukan sesuatu yang dipengaruhi oleh akal dan jiwa. Jiwa membuat manusia mampu menggerakkan tubuh dan melakukan aktivitasnya. Jika jiwa hilang dalam diri
manusia, tak ubahnya seperti mayat yang tak bisa apa-apa. Akal dan tubuh akan kehilangan fungsinya.
Sebagai muslimah, ketiga hal tersebut semestinya dapat dipahami dengan baik dan diupayakan secara sinergi, sehingga keutuhan dalam diri muslimah dapatterwujud. Muslimah akan menjadi pribadi yang seimbang dalam memadukan ketiga unsur dirinya.
Selaras dan Proporsional
Menyelaraskan akal, tubuh dan jiwa bermakna pemberian hak masing-masing tanpa berat sebelah, dengan mengetahui dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan ketiganya. Dan hal itu tentunya dilakukan dengan tetap berpegangteguh pada petunjuk lslam yang telah mengajak sekaligus mengajarkan untuk melakukan penyelarasan tersebut.
Manusia diciptakan dalam keadaan sempurna dan istimewa, tidak seperti makhluk-makhluk lain seperti malaikat, jin, setan, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Hal ini difirmankan Allah SWT dalam suratAt-Tiin ayat4:
"Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang semuprna."
Sebagai manusia yang sadar akan eksistensi kesempurnaan dirinya, seorang muslimah akan memahami bahwa dirinya terdiri dari tiga unsur yanS menyatu padanya dan saling berkaitan, yaitu akal pikiran, tubuh dan jiwa. Dalam hal ini, ia akan berusaha menyelaraskan tiga hal tersebut dan memberikan perhatian secara
utuh terhadap ketiganya. Penyelarasan tersebut dilakukan dengan tetap berpegang pada nilai-nilai lslam.
Menjadi pribadi muslimah yang bisa menyelaraskan hal tersebutsecara proporsional, memang bukan hal mudah. Karena itu, sering kita jumpai cukup banyak muslimah yang kurang bisa menyinergikan akal, tubuh
dan jiwanya. Dalam beberapa hal begitu serius, tapi dalam hal-hal yang lain kurang memperhatikan. Sebagai contoh, kita bisa menyaksikan seorang muslimah yang shalehah, namun tidak menghiraukan kesehatan dan
kebersihan dirinya. Tidak peduli dengan aroma yang keluar dari mulut atau tubuhnya.
Atau sebaliknya, begitu besar perhatiannya terhadap kesehatan dan kebersihan dirinya, tapi melalaikan ibadah dan meremehkan perawatan hati dan jiwanya. Ada pula yang cerdas otaknya dan menonjol secara akademis, namun tak paham tentang agama dan tak peduli dengan kesehatan ruhiyah. Ada yang memperhatikan persoalan hati dan tubuhnya, tetapi kurang memperhatikan pengembangan pengetahuannya. Tidak menambahnya dengan belajar, membaca atau mengkaji suatu ilmu. Ada lagi, yang sibuk dengan belajar tetapi mengabaikan urusan dirinya, rumah tangga, anak-anak dan suaminya.
Muslimah yang memperhatikan dengan cermat ayat-ayat AI-Qur'an dan hadis-hadits akan mendapati begitu banyak dalil yang menjelaskan tentang wajibnya memperhatikan, memberdayakan serta merawat akal, tubuh dan jiwa, dalam kelangsungan hidup manusia. Akal pikiran yang dibina dan diperhatikan dengan baik akan membawa pengaruh pada sehatnya pemikiran dan terjauhkannya ia dari berbagai serangan pemikiran yang merusak. Akalnya juga selalu membantunya untuk berpikir cerdas dalam segala situasi dan mengolah berbagai input yang akan ia filter dengan nilai-nilai Islam. Dengan akal sehatnya pula, ia dapat memahami hikmah penciptaan dan syariat yang ada.
Tubuh yang terjaga akan membantu keteraturan menjalani rutinitas harian. Sehatnya raga akan menunjang gerak amal dalam aktivitas hidup dan ibadah. Tubuh yang sehat merupakan kenikmatan yang luar biasa.
jiwa yang sehat terawat akan menghidupkan kebahagiaan batin dan kecintaan pada Allah yang disertai dengan pengharapan dan rasa takut kepada-Nya. Jiwa yang terawat juga akan melahirkan perilaku (akhlak) yang seharusnya dimiliki muslimah dalam hubungannya dengan Rabb-nya, pembentukan kepribadiannya dan
hubungannya dengan sesama manusia.
Oleh karena itu, seorang muslimah harus memiliki pandangan yang utuh sebagaimana yang telah diajarkan dalam Islam. Pandangan yang menyeluruh tentang manusia, kehidupan, dan sekelilingnya. Pandangan yang mendorong seseorang untuk melihat segala sesuatu dengan seimbang (tawazun) dan pertengahan
(tawasuth). Tidak memprioritaskan satu aspek dengan mengabaikan aspek lain, yang mana lslamlah yang menjadi sudut pandang.
lslam merupakan sebuah dimensi yang mengatur tatanan kehidupan yang meliputi segala sesuatu, dari yang besar hingga yang kecil. Semua nash dalam lslam akan memberikan rambu-rambu yang mengantarkan
pada kehidupan yangterarah dan proporsional. Kehidupan yang menjamin kebahagiaan, kesuksesan di dunia dan keberuntungan yang sangat besar di hari kemudian. Maka, mari kita introspeksi, di sisi manakah yang Iuput dari diri ini?
Sumber An Najah edisi 93 Syaban-Ramadhan 1434 H
Harmoni Akal dan Jiwa Raga
Written By Rudianto on Rabu, 31 Juli 2013 | 05.52
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Terimakasih gan, keep blogging. templatenya bagus ini, pengen deh punya blog kayak gini.
Posting Komentar