Assalamu'alaikum ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  Nurisfm Network
Naskah tentang Ilmu Agama Islam dalam media ini diambil dan disusun dari berbagai sumber. Tidak tercantumnya sumber dan penulis, bermaksud untuk penyajian ilmu yang 'netral' semata. Mudah-mudahan menjadikan amal baik bagi penulisnya dan mendatangkan kebaikan bagi sesama. Kelemahan dan kekurangan serta segala yang kurang berkenan dihati mohon dimaafkan. Apabila ada pihak yang keberatan atau merasa dirugikan dimohonkan menghubungi Admin (Abu Azka). Dan untuk naskah-naskah ilmu pengetahuan umum, Insya Allah akan dicantumkan sumber dan atau penulisnya. Mohon Maaf sebelumnya, sekian dan terima kasih ^-^

Derita Budak Dunia

Written By Rudianto on Rabu, 14 Agustus 2013 | 23.20

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.(Ali Imran 185).

Banyak orang tak menyadari bahwa hidupnya akan berujung di sebuah titik, tanpa koma. Titik kematian. Titik kepastian yang telah Allah gariskan. Ketidaksadaran ini berasal karena dia menyangka bahwa dunia akan toleran membiarkan hidup berlama-lama mengumbar nafsunya kemudian baru menyadarinya bahwa titik kematian itu sudah tiba. Kematian adalah kepastian misterius yang tidak ada satu orangpun mampu menebak kapan datangnya. Namun dia pasti. Dan sekali dia datang maka dia akan mengakhiri semua angan. Dia adalah penghancur kelezatan, penakluk keinginan, peremuk semua angan.

Lalai akan kepastian kematian bermula dari cinta over dosis dan menghamba pada dunia. Dunia telah mengaburkan pandangan mata batin kita untuk melihat indahnya akhirat yang berkilau nikmat. Mata hati dan batin kita menjadi gelap karena dia menghiasinya dengan pernik dunia. Mata batin kita menjadi gulita karena kita telah menutupnya dengan aksesoris dunia.

Dunia yang seharusnya kita jadikan sebagai hamba, telah berbalik menjadi tuan. Dunia yang seharusnya berada di bawah telapak kaki kita jadikan di ubun-ubun kita. Dunia yang seharusnya kita dengan gampang menginjak-injaknya, telah dengan gampang menginjak-injak kepala kita. Dunia yang seharusnya tidak pernah menempel di dalam sanubari kita, malah menjadi raja yang mengatur semua organ tubuh kita.

Hari-hari kita berselimutkan dunia. Ada gumpalan kebanggaan dalam diri kita akan harta yang kita miliki. Jabatan yang kita duduki, posisi yang kita nikmati, kekuasaan yang kita kangkangi. Yang kemudian menjadikan kita larut, larut dan terus larut dalam kelalaian yang tiada bertepi. Yang sengaja Allah tidak hentikan kelalaian itu sehinga kita telah pula menjadikan kita lupa kepada Allah yang Mahakuasa.

Kita lupa bahwa dunia ini Allah hamparkan untuk kita atur sebagai karpet menuju Allah. Dan tidak menjadikan dunia mengalihkan perhatian batin kita dari Allah. Allah serahkan dunia ini agar kita mampu mengelolanya sebagai bekal untuk akhirat, namun kita sering kali lupa dan terjebak di jala-jalanya yang banyak menggoda dan melalaikan kita.

Sungguh celakalah jemari-jemari yang bergerak hanya menghitung dunia di setiap detiknya, tiada henti dan titik, sampai kematian menghentikannya. Dia mengira bahwa harta benda yang berlimpah itu dapat mengekalkan nafasnya, membendung gelombang kematian mana kala dia telah tiba saatnya. Dia mengira bahwa hartanya tidak akan menggoyahkan posisinya, mengabadikan hasratnya. Dunia telah meliputi hatinya dan tidak memberikan pintu masuk pada akhirat sehingga dia berada dalam kealfaan total kepada Allah.

Budak dunia akan senantiasa bersimpuh, ruku' dan sujud di depan kemegahannya. Nafsu menjadi Tuhannya. Dia menjadi hamba setianya.

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?" (Al-Jatsiyah : 23).

Allah biarkan mereka sesat di tumpukan ilmunya yang tidak lagi memberi mamfaat dan tidak lagi menjadi penerang karena dia telah memadamkannya dengan kecintaan yang over-dosis pada dunia. Kecintaan yang mematikan hatinya yang membunuh semangat cintanya kepada Yang Makak Pencinta.

Mereka lupa Allah, maka Allah jadikan mereka lupa pada diri mereka sendiri. Lupa asal usul dan akhirnya. Lupa darimana dia bermula dan kemana akan berujung.

"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik." (Al-Hasyr: 19).

Wahai para budak dunia. Dunia itu terbatas umur dan kenikmatannya. Kalian boleh menikmatinya namun sebatas yang dibutuhkan untuk kepentingan akhirat kalian. Jangan berlebihan dan melampaui batas. Sebab jika kalian menikmati dunia dengan penuh ketamakan maka tak ubahnya kalian laksana binatang bahkan lebih buruk dari mereka. Karena kalian memiliki akal dan hati yang bisa lebih jernih melihat hakikat sesuatu namun kalian tidak lagi mampu.

Jangan biarkan diri kalian menyediakan sarana-sarana yang menjadikkan kalian tersesat dengan sarana-sarana yang kalian bangun dan himpun dalam diri kalian. Jangan biarkan lentera cinta akhirat redup dan semakin redup karena kalian berlapang dada untuk bersimpuh ria di hadapan dunia yang terus menggoda kalian. Jangan biarkan diri kalian terperangkap di jaring-jaring dunia yang ditebar syetan di berbagai sudut nafsumu.

Jangan biarkan syetan-syetan itu menjadi tuan yang memporak porandakan rancang bangun keimanan kalian. Kalian tahu bahwa syetan adalah musuh. Maka jadikanlah dia sebagai musuh abadimu. Namun jika nafsu telah berkuasa atas kalian maka kalian akan menjadi budaknya. Sebab nafsu ammarah kalian adalah tentara syetan yang di tanam dalam diri kalian.

Biarkan dunia itu kalian posisikan pada posisinya yang benar. Menjadi hamba-hamba kalian, menjadi abdi-abdi kalian, menjadi pelayan-pelayan kalian. Dengan demikian kalian akan mudah menjadi hamba Allah, Tuhan yang kalian. Tuhan semesta alam.

Budak dunia akan kehilangan akhirat dan pemburu akhirat akan membuat dunia terbirit-birit mengejarnya di segala kesempatan.

Berbahagialah mereka yang menguasa dunia dan celakalah mereka yang dikuasai dunia.

Tatkala Ramadhan usai kita berharap sudah bisa terlepas dari mencinta dunia over dosis. Agar kita lebih mudah menaiki tangga tangga spiritual di masa yang akan datang. Selamat Iedul Fitri 1434 H!


*Penerjemah Buku Fenomenal Laa Tahzan

Sumber

0 komentar:

Posting Komentar