Dunia pengobatan sejak zaman dahulu selalu berjalan seiring dengan
kehidupan umat manusia. Karena sebagai makhluk hidup, manusia amatlah
akrab dengan berbagai macam penyakit ringan maupun berat. Keinginan
untuk berlepas diri dari segala jenis penyakit itulah yang mendorong
manusia untuk berupaya menyingkap berbagai metode pengobatan, mulai dari
mengonsumsi berbagai jenis tumbuhan secara tunggal maupun yang sudah
terkomposisi, yang diyakini berkhasiat menyembuhkan jenis penyakit
tertentu, atau sistem pemijatan, pembekaman hingga operasi dan
pembedahan.
Namun seiring dengan perkembangan peradaban manusia dan meningkatnya
heterogensi lingkungan masyarakat, maka teknologi pertanian dan
teknologi produksi makanan juga mengalami peningkatan yang tajam. Budaya
konsumerisme dan materialisme menggiring manusia untuk mengonsumsi
berbagai jenis makanan yang dianggap praktis (instan), lezat dan penuh
variasi. Sayangnya, kebanyakan mereka tidak menyadari bahwa produksi
makanan semacam itu seringkali terpaksa menggunakan berbagai jenis bahan
kimia berbahaya, seperti borax (bahan pembuat detergen) dan formaline (bahan pembersih tingkat tinggi) sebagai bahan pengawet, water glass (bahan
pembuat sabun colek) sebagai pengenyal makanan seperti mie dan
sejenisnya, bahan pewarna tekstil (untuk membuat warna lebih cerah,
seperti roti, krupuk dan sejenisnya) yang disinyalir dapat menyebabkan
kanker, belum lagi berbagai bahan kimia pengemulsi, perencah, pelezat
dan lain-lain yang semuanya amat merusak kesehatan.
Ibnul Qayyim menandaskan bahwa orang-orang dahulu yang makanan dan
minumannya berasal dari bahan tunggal (gandum, beras, jus buah dan
sejenisnya), ketika terserang penyakit cukup menggunakan obat-obatan
yang berasal dari bahan tunggal pula. Madu, telur ayam, daun ketela dan
berbagai jenis bahan tunggal lain sudah cukup mengobati berbagai jenis
penyakit yang mereka derita. Namun orang-orang sekarang yang sudah
banyak mengonsumsi berbagai jenis makanan berkomposisi kimia, menjadi
sering terserang penyakit komplikasi yang beragam, sehingga obat-obatan
yang diperlukan juga obat-obatan yang berkomposisi kimia berat.
Teknologi pengobatan manusia pun semakin disibukkan dengan berbagai
penelitian untuk menemukan berbagai formula obat-obatan baru untuk
mengatasi berbagai jenis penyakit aneh yang muncul belakangan. Sistem
pengobatan dengan pembedahan, sinar ultra violet, sinar-x, pencangkokan
dan berbagai metode pengobatan canggih lainnya pun diujicobakan oleh
banyak orang.
Teknologi medis boleh saja merambahi modernisasi dan shopisticasi yang
sulit diukur. Namun perkembangan jenis penyakit juga tidak kalah cepat
beregenerasi. Sementara banyak manusia yang tidak menyadari bahwa Allah
tidak pernah menciptakan manusia dengan ditinggalkan begitu saja. Setiap
kali penyakit muncul, pasti Allah juga menciptakan obatnya. Hanya ada
manusia yang mengetahuinya dan ada yang tidak mengetahuinya.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Masing-masing penyakit pasti ada obatnya. Apabila obat sudah
mengenai penyakit, penyakit itu pasti akan sembuh dengan izin Allah َ. (Diriwayatkan oleh Ahmad dan al-Hakim)
Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia juga menurunkan obatnya.” (Diriwayatkan oleh an-Nasa`i, Ibnu Majah dan selain keduanya)
Kenyataan lain yang harus disadari oleh manusia, bahwa apabila Allah
secara tegas memberikan petunjuk pengobatan, maka petunjuk pengobatan
itu tentu lebih bersifat pasti dan bernilai absolut. Dan memang
demikianlah kenyataannya. Islam yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bukan saja memberi petunjuk tentang perikehidupan dan tata cara ibadah
kepada Allah secara khusus yang akan membawa keselamatan dunia dan
akhirat, tetapi juga memberikan banyak petunjuk praktis dan
formula-formula umum yang dapat digunakan untuk menjaga keselamatan
lahir dan bathin, termasuk yang berkaitan dengan terapi atau pengobatan.
Petunjuk praktis dan kaidah-kaidah medis tersebut banyak sekali didemonstrasikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
dan diajarkan kepada para Shahabatnya. Jika semua formula dan kaidah
praktis itu dipelajari secara seksama, tidak diragukan lagi bahwa kaum
muslimin dapat mengembangkannya menjadi sebuah sistem dan metode
pengobatan yang tidak ada duanya. Di situlah akan terlihat korelasi yang
erat antara sistem pengobatan Ilahi dengan sistem pengobatan manusia.
Karena Allah telah menegaskan: “Telah diciptakan bagi kalian segala apa yang ada di muka bumi ini.” Maka ilmu pengobatan berikut segala media dan materinya, termasuk perkara yang diciptakan oleh Allah untuk kepentingan manusia.
Untuk itu seyogianya kaum muslimin menghidupkan kembali kepercayaan
terhadap berbagai jenis obat dan pengobatan yang diajarkan oleh
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai metode terbaik
dalam mengatasi berbagai macam penyakit. Sebut saja di antaranya madu,
jintan hitam, air mawar, cuka buah, air zamzam, kurma dan berbagai jenis
makanan dan minuman sehat lainnya; atau pengobatan seperti bekam
(hampir bisa diserupakan dengan sistem pengobatan akupuntur, pijat
refleksi dan sejenisnya), kompres, sistem karantina, ruqyah (pengobatan dengan bacaan al-Qur`an) dan lain-lain.
Namun tentu semua jenis pengobatan dan obat-obatan tersebut hanya
terasa khasiatnya jika disertai dengan sugesti dan keyakinan, karena
~seperti yang dinyatakan oleh Ibnul Qayyim~ keyakinan adalah do’a.
Apabila pengobatan manusia mengenal istilah placebo (semacam
penanaman sugesti lalu memberikan obat netral yang sebenarnya bukan obat
dari penyakit yang diderita), maka Islam mengenal istilah do’a dan
keyakinan. Dengan pengobatan yang tepat, dosis yang sesuai disertai do’a
dan keyakinan, maka tidak ada penyakit yang tidak bisa diobati, kecuali
penyakit yang membawa kematian.
Buku Metode Pengobatan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini
adalah karya spektakuler dari seorang ulama besar Islam abad ke-8
Hijriyah, Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Sebagaimana guru besarnya, Ibnu
Taimiyyah, beliau juga dikenal sebagai ulama yang memiliki ilmu yang
komprehensif. Beliau adalah seorang Ahli Sejarah, Ahli Fiqih, Ahli
Hadits dan ahli dalam berbagai disiplin ilmu lainnya. Selain itu beliau
juga dikenal sebagai Thabibun Nafsi (Dokter Jiwa) dan juga ahli
dalam ilmu pengobatan secara umum. Buku ini adalah karya spektakuler
beliau dalam mengupas sistem dan metode pengobatan Nabi, ditopang dengan
berbagai diagnosa dan hasil penelitian medis yang terbaik di zaman itu.
Di dalamnya diterangkan tentang klasifikasi penyakit, pengobatan
penyakit jasmani, petunjuk Nabi dalam mengobati diri sendiri, dua macam
penyakit, tiga macam pengobatan Nabi, pengobatan dengan obat-obat alami,
juga bermacam terapi untuk mengobati berbagai penyakit yang seringkali
diderita oleh kebanyakan orang, hingga tips dari Nabi tentang bagaimana
menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Dan terakhir, penulis menerangkan
tentang obat dan makanan tunggal yang disebutkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tentunya akan sangat bermanfaat bagi manusia.
Dengan membaca buku ini, rasanya kita tidak percaya bahwa berbagai
eksperimen, diognosis dan metode terapi yang beliau sajikan di dalamnya
adalah hasil penemuan beratus-ratus tahun yang lalu. Banyak di antara
ulasan ilmiah beliau yang masih up to date dan masih sangat
bermanfaat hingga sekarang ini. Belum lagi ditambah dengan berbagai
bentuk terapi dan pengobatan Nabi yang memang bersifat abadi, sedikit
pun tidak diragukan kemanjurannya. Semua itu menjadikan buku ini
memiliki nilai dan bobot tersendiri. Buku ini layak dijadikan rujukan
oleh setiap orang yang memiliki komitmen penuh terhadap ajaran Islam,
juga oleh mereka yang gemar mempelajari ilmu pengobatan. Atau setidaknya
untuk menambah wawasan pengetahuan dan keyakinan terhadap efektifitas
pengobatan Nabi pada setiap zaman dan tempat.
Melalui buku Metode Pengobatan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
ini, para pembaca bisa meneropong perkembangan ilmu kedokteran yang
selalu berjalan seiring dengan perkembangan jenis penyakit, dan
pengobatan Islam selalu menjadi pionirnya. Memang sulit dipercaya,
kecuali oleh orang yang memiliki dasar keimanan yang kuat.
Membaca buku ini akan menambah keimanan kita terhadap kebenaran
ajaran Islam. Lebih dari itu, dengan segala keterbatasan yang ada, kita
pun bisa memetik banyak pelajaran tentang metodologi yang optimal dalam
menjaga dan memelihara kesehatan serta memerangi berbagai macam
penyakit, apa pun adanya.
Kesimpulannya buku ini adalah suatu risalah yang amat berharga dan
sangat langka, karena jarang sekali kita temukan ulama yang membahas
secara mendalam tentang ilmu pengobatan, terlebih lagi pengobatan yang
dicontohkan oleh Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semoga dengan hadirnya buku ini dapat memberikan khazanah ilmiah bagi segenap kaum muslimin.
Demikianlah akhir resensi buku kita kali ini, dari buku yang berjudul “Metode Pengobatan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam”, sebuah risalah yang membahas secara mendalam teknik pengobatan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Judul Buku : Metode Pengobatan Nabi (Thibbun Nabawi)
Penulis : Ibnu Qayyim al-Jauziyah
Tahqiq : ‘Abdul Ghani ‘Abdul Khaliq
Ta’liq : Dr. ‘Adil al-Azhari
Takhrij : Mahmud Farraj al-‘Uqbah
Tebal : 428 halaman
Ukuran : 15,5 cm x 24 cm
Harga : 80.000,-
Penerbit : GRIYA ILMU – Jakarta
Sumber: Griya Ilmu
1 komentar:
yeezy 700
golden goose shoes
jordan 4
jordan retro
cheap jordans
pg shoes
authentic jordans
supreme t shirt
curry shoes
golden goose
Posting Komentar