Assalamu'alaikum ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  Nurisfm Network
Naskah tentang Ilmu Agama Islam dalam media ini diambil dan disusun dari berbagai sumber. Tidak tercantumnya sumber dan penulis, bermaksud untuk penyajian ilmu yang 'netral' semata. Mudah-mudahan menjadikan amal baik bagi penulisnya dan mendatangkan kebaikan bagi sesama. Kelemahan dan kekurangan serta segala yang kurang berkenan dihati mohon dimaafkan. Apabila ada pihak yang keberatan atau merasa dirugikan dimohonkan menghubungi Admin (Abu Azka). Dan untuk naskah-naskah ilmu pengetahuan umum, Insya Allah akan dicantumkan sumber dan atau penulisnya. Mohon Maaf sebelumnya, sekian dan terima kasih ^-^

Mendeteksi Penyakit Hati

Written By Rudianto on Sabtu, 26 Januari 2019 | 23.12

Tanda sakitnya suatu anggota tubuh ialah ketidakmampuannya dan ketidaksempurnaannya untuk melaksanakan tugasnya. Tangan yang sakit tidakmampu memegang. Kaki yang sakit akan diketahui daricara berjalannya yang tidak sempurna. Mata yang sakit terlihat dari ketidakmampuan-nya melihat.

Adapun hati yang sakit maka akan dapat diketahuidari ketidakmampuannya melaksanakan tugas yang untuk itu ia diciptakan; yaitu ilmu, hikmah, ma'rifat,mencintai Allah dan beribadah kepada-Nya sertamementingkan semua ini daripada setiap bisikan nafsu.

Tanda ma'rifat adalah cinta. Siapa yang mengetahui(ma'rifat) Allah tentu mencintai-Nya. Adapun tandacinta adalah tidak mementingkan segala sesuatu yangdicintai daripada Allah. Siapa yang lebih mementingkan sesuatu yang dicintainya daripada cintanya kepada Allah,berarti hatinya sakit.
Penyakit hati ini sangat tersembunyi dan terselubung. Kebanyakan pengidapnya tidak
mengetahui dan menyadarinya. Ketika pengidapnyaahu akan penyakitnya, kemungkinan besar ia juga enggan mengobati karena obatnya yang sangat pahit,yaitu; menentang/meninggalkan nafsu.

Dokter dari penyakit ini adalah para ulama'.
Bagaimana seorang dokter mampu menyembuhkanpenyakit jika si dokter sendiri menderita penyakit?

Sesungguhnya penyakit ini sudah menyebar kemana-mana dan menjangkiti sebagian mereka.
Dokter yang mengobati sudah sangat sedikit, penyakit pun menyebar, ilmu hilang dan obatpun hilang.Penyakit dibiarkan menyebar,manusia hanya sekedarmelakukan ibadah-ibadah  zhahir,sedangkan yang ada dalamhatinya hanya aktifitas ritualyang rutin, hanya sekedartradisi dan kebiasaan; hampa.

Inilah sumber penyakit hati.Berbuat tanpa ma'na, tanparuh. Tanpa motivasi yang benar, tanpa landasan. Lupa akanhakikat diri, untuk apa iadiciptakan.Pada akhirnya manusia akan berjalan di dunia ini tanpa suatu program hidup yang jelas,sebagaimana yang telahdigariskan Allah dalam AlQur'antmaupun melalui lisan nabiNya.Hidupnya hanya untuk menuruti dan memuaskanpandangan manusia lainnya.Maka ia pun menuju kematiantanpa suatu bekal persiapanhidup setelah  kematiannya.
Na'udzubillah min dzalik.

***

Ketahuilah bahwa bila Allah menghendaki kebaikan padaseorang hamba, maka dia membuatnya tahu akan aib dirinya yang merupakan penyakit hatinya. Siapa yang mempunyai mata hati,dia tidak akan takut terhadap aib diri. Dia akan mencari aib dirinya dan bersyukur jika menemukannya.

Karena jika dia tahu aib dirinya maka hal itu akan memungkinkan bagi dirinya untuk mengobatinya. Tetapi manusia seperti ini sangatlah jarang. Mayoritas manusia tidak mau tahu aib dirinya sendiri. Kuman diseberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tidak tampak. Kotoran di mata temannya tampak, batang pohon di depan matanya tidak tampak.

Hendaklah seseorang berusaha untuk mengobati penyakitnya, dengan mengenalinya terlebih dahulu. Dan diusahakan untuk menghindarkan diri dari terkena penyakit tersebut. Karena pencegahan lebih utama dari pengobatan. 

Ada empat jalan yang bisa ditempuh seseorang untuk mengetahui aib diri:
1. Menghadap seorang ulama'/syaikh yang 'sehat'hatinya, yang bisa mengetahui aib jiwa, sehingga dia bisa mengenali aib dirinya dan sekaligus memberikan penawarnya.

2. Berteman dengan yang jujur, dapat dipercaya danbagus agamanya. Temannya akan mengingatkan dirinya dariakhlaq atau ucapan yang buruk. Amirul Mukminin Umar bin Al-Khaththab RadhiyallahuAnhu pernah berkata, "Semoga Allah merahmati seseorangyang mau menunjukkan aib kami kepada kami." 

Umar juga pernah bertanya kepada Hudzaifah, "Apakah aku termasuk orang-orang munafik?" dia perlubertanya seperti itu, sebab siapa yang kedudukannyasemakin tinggi, maka tuduhan terhadap dirinya jugasemakin gencar. Hanya saja di zaman sekarang jarang ada teman karib yang jujur dengan memiliki sifat seperti ini.Sedikit sekali teman yang tidak mencari muka atau tidakdengki.

Para pendahulu kita sangat suka jika ada orang yangmenunjukkan aib mereka. Sementara pada zaman sekarangkita justru marah besar jika ada yang menunjukkan aib kita.Hal ini menunjukkan lemahnya iman dan jauhnya kehidupankita dari ketentuan Allah.

3. Mengetahui aib diri dari perkataan dan sikapmusuhnya. Mata yang penuh kebencian hanya akan melihathal yang buruk. Manfaat yang bisa diambil, hal itu akan memperlihatkan pada dirinya aib dirinya yang tidak ia sadari.Musuh yang seperti ini lebih bermanfaat dari pada temanyang hanya cari muka saja.

4. Bergaul dengan manusia, karena manusia akanmenjauhi kita ketika ada keburukan pada diri kita.

(Abu Azka/disadur bebas dari ; Minhajul Qashidin, ibnul Jauzy;oleh Ibnu Qudamah) Qudamah)

0 komentar:

Posting Komentar