Banyak orang mengira, bahwa jika sudah muntah. Atau jika sudah sadar dari kesurupan. Atau tidak ada lagi reaksi setelah diruqyah maka ia menyatakan dirinya sembuh. Saudaraku, mari simak artikel ini. Semoga ia jadi jalan hidayah dan turunnya taufiq kedalam ruangan Qolbu kita.
Setidaknya ada 5 hal dalam diri dan kehidupan kita, yang bisa kita analisa dan rasakan sendiri terkait status sembuh atau tidaknya. Kondisi fisik/biologis tubuh kita hanyalah salah-satunya saja.
1. Kondisi Qolbu.
- Takut dan bertambah iman.
Munculnya rasa takut yang menyelimuti isi hati, ketika melanggar aturan Allah. Biasanya lurus-lurus saja.
- Tenang, lapang, semangat, bahagia.
Turunnya ketenangan, kelapangan, kebahagiaan dan semangat yang menyeruak. Biasanya sepi dan gelisah, penuh gejolak dan penuh kemarahan serta kebencian.
- Lembut.
Al Quran hanya akan masuk dan menggetarkan qolbu yang lembut. Maka, melemahnya nafsu terhadap dunia adalah modal terlahirnya semangat taqwa. Dan itu dimulai dari kelembutan hati.
- Sabar dalam masalah.
Mulai berfikir ulang ketika akan marah. Lebih senang mengalah. Dan teringat dosa ketika kena musibah
- Fitrah.
Kembalinya qolbu kedalam fittahnya yang kuat dan sehat.
2. Rezeki
- Lancar Rezeki (Jasmani
& Ruhani).
Rezeki jasmani meliputi makanan, minuman, kendaraan, rumah, harta benda, anak, ayah ibu, istri, saudara, keluarga, pekerjaan, bisnis, keuangan dan semua nikmat yang nampak.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ آمِنًا فِي سِرْبِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
“Barangsiapa di antara kamu masuk pada waktu pagi dalam keadaan [1] sehat badannya,[2] aman pada keluarganya, dia [3]memiliki makanan pokoknya pada hari itu, maka seolah-olah seluruh dunia dikumpulkan untuknya.” (HR. Ibnu Majah, no: 4141, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih Al-Jami’ush Shaghir no. 5918)
Sedangkan rezeki ruhani adalah semua kemudahan dan kekuatan (taufiq) dalam beramal dan taat kepada Allah. Islam dan iman adalah rezeki ruhani terbesar bagi manusia.
- Mudah untuk tunduk dan ta’at, bersedekah dll.
Perubahan kondisi qolbu yang mudah/ringan untuk tunduk kepada Aturan dan hukum-hukum yang ditetapkan Allah.
Merasa ringan untuk bersedekah baik dalam keadaan sempit atau lapang. Tidak merasa rugi bahkan meyakini dengan pasti, bahwa setiap harta yang di infaqqan itu adalah sejatinya sedang dikirim ke akhirat. Tempat ia kembali.
- Qonaah/berkah (terasa cukup).
Merasa cukup dengan apa yang dimiliki hari ini, sederhana dalam rencana-rencana dunia. Dan mulai membangun masterplan untuk akhiratnya.
Memang ada sihir dalam bentuk blokade terhadap rezeki jasmani, dan disisi lain itu adalah ujian yg merupakan fitrah bagi manusia.
Allah Ta’ala berfirman;
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit [1] ketakutan, [2] kelaparan, [4]kekurangan harta, [5] jiwa, dan buah-buahan“. (QS. Al-Baqarah: 155).
Sihir yang blokade rezeki misalnya, membuat seseorang sakit saat mau berangkat kerja ke kantor. Maka ketika sihir itu hancur, blokade lepas bisnis berjalan sebagaimana perhitungan.
Sihir yang blokade dari jodoh (sebagaimana disampaikan sebelumnya, istri/pasangan adalah bagian dari harta atau kenikmatan jasmani). Ketika blokade lepas, maka rasa waswas ketika akan masuk ke jenjang akad nikah hilang.
3. Ibadah.
Mudah dan khusyuk untuk taat.
Mudah saat bangun malam, bangun subuh, bersedekah dll.
Adanya kekhusyukan dalam beribadah dan menghamba kepada Allah. Nafsu yang tunduk dan terkendali, muncul semangat dan ringan dalam ibadah.
Tidak berat lagi, tidak malas dan tergesa. Bahkan ingin berlama-lama..
4. Kondisi Jasad.
- Ringan.
Berkurang atau bahkan Hilangnya ikatan yang selama ini membelenggu leher, belikat, jantung/dada atau bagian organ tubuh lain.
- Respon pada tubuh, sakit berkurang.
Berkurangnya rasa sakit, mulai aktifnya syaraf sensorik dan motorik yg mrnggerakkan tubuh. Atau berfungsinya kembali komunikasi jiwa - akal - fikiran - syaraf dan otot tubuh sesuai fitrahnya.
- Tubuh Kuat (tidak lemas), - Pandangan jelas.
Ada beberapa kondisi habis diruqyah itu lemas, lemah dan pusing. Jika kondisi itu terus menerus terjadi, hal ini menandakan pengaruh sihir yg belum sirna.
- Peredaran darah lancar.
Darah kembali sehat dan lancar sirkulasinya. Tidak ada sumbatan, penggumpalan ataupun kadar yg tidak normal.
- Pandangan jelas, dll
Hilangnya warna hitam pada kelopak mata, lelah, suram pada mata. Pandangan jelas dan tajam. Kadang yang memiliki mata minus atau silinder berkurang atau membaik lebih dari 50% bahkan sampai lepas kacamata.
5. Kondisi Kesehatan.
- Ada perubahan positif yang signifikan.
- Berkurangnya rasa sakit atau sakit berpindah atau hilang.
Seseorang yang sakit jantung, lalu diruqyah dan kemudian hilang sakit jantungya dan lalu pusing pada kepalanya. Maka, hal ini blm bisa dinyatakan sembuh. Namun, sudah ada perubahan yang perlu disyukuri dan ini menandai terjadinya keguncangan pada project syaitan dalam tubuh dirinya.
- Indikator kesembuhan penyakit lebih dari 60%.
Merasakan lebih baik lebih dari 51% dari semua kondisi sudah bisa dikatakan sembuh atau menuju kesembuhan.
Sejatinya, sakit pada permukaan tubuh yang nampak adalah alarm yang mengingatkan akal manusia tentang adanya kondisi kritis pada ruangan inti kehidupan yang disebut Qolbu.
Maka, mereka yang sehat akalnya tidak akan panik dan lalu sibuk dengan alarm yang bunyi dimana-mana. Namun ia mulai melihat, mrnganalisa, mempelajari, memetakan tanda-tanda yang ada untuk mengetahui sumber masalah dan melakukan pembetulan hingga alarm berhenti berbunyi.
Nafsu dalam diri kita menginginkan kesehatan tubuh untuk mengakomodir kebutuhannya agar hidup sampai waktu yang ditentukan, dan disisi lain, energi taqwa dalam diri kita mendorong tubuh untuk taat kepada Tuhannya untuk menjamin kehidupan yang kekal. Jika kebutuhan taqwa diabaikan maka nafsu menguasai akal, sehingga fitrah hati manusia yang kuat terkubur. Disana syaitan perlahan menguasai nafsu dan jasadlah korban utamanya.
Kehidupan ini kemudian dipenuhi kelelahan, keletihan dan kekecewaan. Penyesalan. Depresi. Bahkan gila dan ingin mengakhiri kehidupan sebelum takdir ajal tiba. Subhanallah
Apa yang harus dilakukan, saat Indikator kesembuhan belum mencapai 51% ?
Saudaraku, ujian Allah turunkan bukan untuk menghancurkan namun untuk menguji manusia agar ia menjadi manusia teruji. Menjadi hamba Allah seutuhnya. Seorang hamba akan terus diuji dengan berbagai musibah, kesedihan dan kesulitan hingga ia berjalan dimuka bumi ini tanpa dosa. Karena setiap musibah dan kesabaran didalamnya menggugurkan dosa manusia.
Ketika kita menyadari dosa dan kemaksiatan yang tak terhutung dimasa silam, maka selain bertaubat kita harus perbanyak amal untuk mempercepat berlalunya kesulitan.
Masalahnya, banyak muslima mengira bahwa shalat itu sudah cukup. Sebenarnya, ada 4 jenis ibadah yang harus kita lakukan secara utuh agar impactnya terasa secara signifikan dalam hidup kita.
Ibadah lisan, hati, fisik dan harta. Ibadah hati dengan niat-niat yang baik, ikhlas, sabar, istiqomah, tawadhu, khusyuk, memurnikan aqidah, mentauhidkan Allah dll.
Ibadah lisan, dengan tilawah, wirid sunnah, berkata baik atau menahan lisan dari keburukan, dakwah, nasihat atau bahkan menghibur saudara kita yang sedang sedih dll.
Ibadah fisik, berlelah-lelahan dalam ibadah. Bekerja untuk nafkah bagi laki-laki. Membantu suami bagi istri. Mengurus anak. Mendidik anak. Berjihad. Berwudhu. Tawaf. Sa’i. Rukuk. Sujud. Dan semua gerak untuk Allah.
Ibadah harta; sedekah, infaq, wakaf. Dll
Ini semua ibadah yang akan menguatkan hati, menjadikan dorongan kebaikan (taqwa) lebih dominan dalam qolbu kita. Dan, tentu. Balasan kebaikan adalah kebaikan. Semua amal itu akan tumbuh dan berbuah, dan menjadi tunas kebaikan kemudian.
Semoga Allah mudahkan hati kita untuk menyerah kepada-Nya yang merupakan salah satu jalan untuk mendapatkan rahmat dan kesembuhan dari Allah sebagai pemilik kesembuhan. Asy Syafi..
Nai
0 komentar:
Posting Komentar