Assalamu'alaikum ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  Nurisfm Network
Naskah tentang Ilmu Agama Islam dalam media ini diambil dan disusun dari berbagai sumber. Tidak tercantumnya sumber dan penulis, bermaksud untuk penyajian ilmu yang 'netral' semata. Mudah-mudahan menjadikan amal baik bagi penulisnya dan mendatangkan kebaikan bagi sesama. Kelemahan dan kekurangan serta segala yang kurang berkenan dihati mohon dimaafkan. Apabila ada pihak yang keberatan atau merasa dirugikan dimohonkan menghubungi Admin (Abu Azka). Dan untuk naskah-naskah ilmu pengetahuan umum, Insya Allah akan dicantumkan sumber dan atau penulisnya. Mohon Maaf sebelumnya, sekian dan terima kasih ^-^

SENYUM...

Written By Rudianto on Sabtu, 24 Desember 2011 | 13.44


Abu Yazid Al Busthami, pada suatu hari pernah
didatangi seorang lelaki yang wajahnya kusam dan
keningnya selalu berkerut. Dengan murung lelaki itu
mengadu, "Tuan Guru, sepanjang hidup saya, rasanya
tak pernah lepas saya beribadah kepada Allah. Orang lain
sudah lelap, saya masih bermunajat. Isteri saya belum
bangun, saya sudah mengaji. Saya juga bukan pemalas
yang enggan mencari rezeki. Tetapi mengapa saya selalu
malang dan kehidupan saya penuh kesulitan?"
Sang Guru menjawab sederhana, "Perbaiki
penampilanmu dan rubahlah roman mukamu. Kau tahu,
Rasulullah SAW adalah penduduk dunia yang miskin namun
wajahnya tak pernah keruh dan selalu ceria. Sebab
menurut Rasulullah SAW, salah satu tanda penghuni
neraka ialah muka masam yang membuat orang curiga
kepadanya." Lelaki itu tertunduk.
***
Dalam hadits yang diriwayatkan Ad-Dailamy,
Rasulullah SAW bersabda:
”Sesungguhnya pintu-pintu kebaikan itu banyak:
tasbih, tahmid, takbir, tahlil (dzikir), amar ma’ruf nahyi
munkar, menyingkirkan penghalang (duri, batu) dari jalan,
menolong orang, sampai senyum kepada saudara pun
adalah sedekah.”
Senyuman memperindah wajah dan cermin perasaan
yang tenang. Ibadah termudah yang mampu
menyempurnakan kemuliaan akhlak. Kecantikan yang lahir
dari hati dan jiwa, menenangkan perasaan, menyejukkan
dan menentramkan hati yang gelisah, menumbuhkan
semangat dan memancarkan ketulusan
hati. Senyum terlahir dari kelapangan
dada, kebersihan hati, keikhlasan jiwa
dan ketulusan cinta.
Jiwa yang senantiasa tersenyum
melihat kesulitan dengan tenang sambil
berusaha mengatasinya. Jiwa yang
muram melihat kesulitan dengan
kesedihan. Ketika menemuinya, akan
meninggalkannya atau membesar-
besarkannya. Semangat lemah dan
membuat dalih ”kalau….” “bila…” dan
“jika…”.
Kemudian, menyalahkan waktu.
Menginginkan kejayaan di dunia, tetapi
tidak mau membayar harganya. Ibarat
seseorang yang hendak berjalan tetapi
selalu dibayangi seekor singa yang siap
menerkam dari belakang. Akhirnya
hanya menunggu langit menurunkan
emas atau bumi mengeluarkan harta
karunnya.
Kesulitan-kesulitan adalah
perkara yang relatif. Segala sesuatu
terasa sulit bagi jiwa yang kerdil, bagi
jiwa yang besar tiada istilah kesulitan
baginya.
***
Ya Allah... Engkau pimpinlah hati-
hati kami dengan sebaiknya ke jalan
yang lurus.

0 komentar:

Posting Komentar