Bagi hamba yang mengerti, berjalan di atas shirathal mustaqim, jalan
yang lurus, adalah sebuah keniscayaan yang menafikan selainnya, demi
keselamatan dirinya dunia akhirat. Sebuah adimarga nana gung yang sudah
ada, benderang, dan terbentang panjang sejauh mata memandang, bagi hamba
ayng terpilih. Namun, ia sangat membingungkan bagi kebanyakan orang,
yang membuang diri mereka dalam kuasa nafsu dan kubangan dosa.
Sebab itu, jalan ini tidak akan pernah bisa ditempuh seorang hamba
kecuali dengan hidayah dari Allah, dan dengan pertolongan-Nya. Hamba
pilihan yang mengenal Allah beserta hak-hak-Nya, beribadah dalam
keistiqamahan yang terjaga, serta membebaskan diri dari kebodohan
tentang dosa yang membuatnya gagal mengenali petunjuk, juga pelaksanaan
maksiat yang bertentangan dengan tujuan keselamatan. Hamba yang
menempuhinya dengan sekuat tenaga meninggalkan jalan mereka yang
dimurkai, juga jalan mereka yang sesat.
Kia harus tahu, bukan amal shalih semata yang akan menyelamatkan kita,
bahkan Rosulullah SAW, dari kekalahan dan kegagalan sejati, azab Allah,
meski ia melimpah ruah memenuhi penjuru waktu yang tergunakan untuk
memunculkannya. Sebab, ia akan selalu kurang, penuh lubang, dan jauh
dari kesempurnaan. Ia tidak akan pernah sepadan dengan ganjaran
keselamatan, kecuali Allah menetapkan kepantasan untuknya dengan rahmat
dan karuni-Nya.
Untuk itulah kita harus menegakkan salah satu pilar kepantasan itu, yang
insyaallah, adalah taubat! Sebuah jalan kemenangan dimana Rosulullah
SAW yang ma’shum pu melakukan tujuhpuluh sampai seratus kali, bahkan
lebih, setiap harinya. Hingga Allah memerintahkan kaum muslimin untuk
bertaubat, bukan semata karena dosa, namun bahkan setelah mereka
beriman, bersabar, berhijrah, dan berjihad!
Karena taubat bukanlah sebuah permintaan maaf biasa, ia baru sah
hukumnya jika disertai pengenalan kita akan dosa, kemudian mengakuinya
sebagai kesalahan, berjanji untuk tiak mengulangi, serta mengimpaskan
kezhaliman yang pernah kita perbuat kepada si teraniaya. Kita memohon
kepada Allah agar Dia membebaskan kita dari pengaruh buruknya, juga
kecenderungan hati kepadanya. Sebab bagaimanapun, dosa dan maksiat tidak
akan pernah berjalan di atas kebenaran, apapun alas an dan penyebabnya!
Maka, mari meraih pertolongan dan perlindungan Allah! Agar kita tidak
sendirian menghadapi masalah kehidupan, yang kompleks dan berat, yang
rumit dan sulit. Hingga semua menjadi mudah dan sederhana, serta menjadi
penopang kepantasan kita memperoleh rahmat dan fadhilah Allah itu.
Yaitu dengan berpegang teguh kepada agama-Nya. Menjalanan perintah-Nya
sepenuh cinta, keikhlasan, dan ketundukan. Sebab, dengan itulah kita
membangun tameng dan benteng pertahanan menghadapi berbagai godaan dan
rintangan yang menghadang. Dimana taubat kita, sesungguhnya sangat
bergantung kepada penjagaan kita akan (agama) Allah, dan perlindungan
Allah kepada kita.
Mari bertaubat! Pada seluruh masa hidup kita, di permulaan, pertengahan,
hingga pada akhirnya, sebab kehilangannya adalah kezhaliman. Setelah
itu, barulah kita boleh berharap, bahwa kita pantas mendapatkan
kemenangan dan keselamatan idaman. Semoga!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar