Assalamu'alaikum ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  Nurisfm Network
Naskah tentang Ilmu Agama Islam dalam media ini diambil dan disusun dari berbagai sumber. Tidak tercantumnya sumber dan penulis, bermaksud untuk penyajian ilmu yang 'netral' semata. Mudah-mudahan menjadikan amal baik bagi penulisnya dan mendatangkan kebaikan bagi sesama. Kelemahan dan kekurangan serta segala yang kurang berkenan dihati mohon dimaafkan. Apabila ada pihak yang keberatan atau merasa dirugikan dimohonkan menghubungi Admin (Abu Azka). Dan untuk naskah-naskah ilmu pengetahuan umum, Insya Allah akan dicantumkan sumber dan atau penulisnya. Mohon Maaf sebelumnya, sekian dan terima kasih ^-^

Journey To Mecca : With Ibnu Battuta (2009)

Written By Rudianto on Senin, 25 Maret 2013 | 22.09

Journey To Mecca : With Ibnu Battuta (2009)

Film dengan format IMAX ini disutradarai oleh Bruce Neibaur bercerita tentang perjalanan haji Ibn Battuta di tahun 1325-1326 M. Seorang petualang Muslim terbesar sepanjang masa, bahkan melebihi perjalanan Marco Polo (petualang asal Italia), perjalanan haji ini menjadi awal petualangannya menyusuri nyaris seluruh wilayah Timur Tengah, pantai utara Afrika, Persia (kini Iran), Cina, dan Andalusia (kini Spanyol). Sejak akhir April 2009 diputar di Teater IMAX Keong Emas, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.

Ibn Battuta (diperankan Chems Eddine Zinoun) berangkat tahun 1325M dari kampung halamannya di Tangier, Maroko menyusuri pantai dan pegunungan utara Afrika menuju Mesir. Dalam perjalanannya ia menghadapi kerasnya tantangan alam dan, tentu saja, perampokan. Ia nyaris kehilangan nyawanya, jika saja seorang pemimpin suku nomaden tidak mencegah para perampok lebih jauh. Tidak lama Ibn Battuta ditampung di perkemahan pemimpin suku tsb dan menanyakan mengapa ia bersikeras pergi haji ke Mekkah.

Pemimpin suku ini (diperankan Hassam Ghancy) tahu bahwa Ibn Battuta memiliki kerabat kaya di Kairo dan menawarkan diri mengawal hingga kota piramid. Dengan bayaran tinggi tentunya. Ibn Battuta menolaknya dan melanjutkan perjalanan menuju Laut Merah agar bisa menyeberang ke Mekkah. Perang Byzantium membuat keadaan pantai tidak aman dan Ibn Battuta nyaris menyerah. Sang pemimpin suku mengikutinya dan kembali menawarkan bantuan. Akhirnya Ibn Battuta mengalah dan berdua mereka kembali ke pantai utara menuju Damaskus.

Di Damaskus keduanya berpisah. Sang pemimpin Badui menolak ketika diajak Ibn Battuta pergi haji ke Mekkah. “Allah belum memanggilku,” katanya. Ia mengembalikan uang upah Ibn Battuta dan minta dibelikan hewan qurban baginya untuk dipersembahkan kepada Allah SWT. Ibn Battuta bergabung dengan ribuan jamaah haji dari Damaskus menuju Mekkah.

Seusai haji Ibn Battuta ingat sebuah hadits Rasulallah,”Pergilah menuntut ilmu hingga ke negeri Cina.” Ia terinspirasi hadits tsb dan melanjutkan perjalanan bertualang ke nyaris seluruh negeri Jazirah Arab, Cina, India, Andalusia, dan sebagian Asia Tenggara. Ia tiba di Baghdad beberapa tahun setelah Persia dihancurleburkan oleh Genhis Khan. Catatan mengatakan ia sempat berkunjung ke pulau Sumatera. Total 40 negeri ia kunjungi, 5 kali pergi haji, dan 3 kali perjalanan lebih jauh dibanding Marco Polo. Ibn Battuta baru kembali ke kampung halamannya 29 tahun berikutnya. Kelak ia memiliki murid yang menjadi juru tulisnya, sementara Ibn Battuta menarasikan kisah perjalanannya.

1 komentar:

Posting Komentar