“ Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya: “Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, Maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. dan hanya kepada
Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman”. Qs. Al-Maidah [5]:23
“….. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. Qs. Ath-Tholaq [65]:3
“ Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. Qs. Ali-Imran [3]:159
“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. Qs. Al-Anfal [8]:2
Bahkan Nabi Muhammad saw juga banyak menjelaskan tentang keharusan kita agar bertawakal kepada Allah. Bagaimana tidak, karena salah satu nama beliau adalah
al-mutawakkil (orang yang bertawakkal .Pesan Rasulullah kepada para sahabatnya:
“Sekiranya kamu bertawakkal kepada Allah dengan sebenarnya, niscaya kamu akan di beri rizki, sebagaimana burung di beri rizki; mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang”. Hr. Tarimdzi
• Doa Nabi dalam hadits Riwayat Imam Muslim
“ Ya Allah kepadaMu aku berserah diri, kepdaMu aku beriman,
kepadaMu aku bertawakkal kepadaMu aku kembali dan
KepadaMu aku mengadukan persoalan”. (Hr Muslim)
• Rasulullah bersabda: Barang siapa ketika keluar rumahnya
mengucapkan :
“ Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada-
Nya, dan tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan
seizinNya’ niscaya doanya akan di jawab,”kau telah dicukupkan
dan kamu telah dijaga,’ dan setan melarikan diri darinya”.
(Hr. At-Tarmidzi)
Bagiamana Cara Kita Bertawakkal
Sikap tawakkal tentu saja tidak bisa muncul dengan sendirinya,tanpa adanya penghayatan terhadap akidah atau tauhid secara benar, misalnya penghayatan terhadap luasnya makna Laa Ilaaha Illallah , atau keluasan Asmaul Husna,sehingga melahirkan sikap akidah yang mantap. Keyakinan yang mantap teralisir dalam aplikasi sebagai seorang muslim yang mempunyai akhlakul karimah. Seperti kesabaran yang kuat, keistiqomahan yang mantap, sifat qonaah, ketenangan qalbu (muthmainah) yang
baik. Termasuk di dalamnya sifat tawakkal yang sebenarnya. Semua itu harus betul-betul dipahami dengan pemahaman yang sempurna. Sebuah contoh dari seorang alim yang pemahaman Islamnya sempurna, ia adalah Hatim al-Sham (237 H). Ketika ia di tanya tentang tawakkal. “Atas dasar apa anda bangun urusan anda dalam hal tawakkal”. Kemudian ia menjawab: “ Berdasarkan empat perkara: Pertama : Aku tahu bahwa rezekiku tidak akan di makan oleh selainku, maka hatiku tentram dengannya. Kedua : Aku tahu bahwa amalku tidak dilakukan oleh orang selainku,maka aku sibuk dengannya. Ketiga
: Aku tahu bahwa kematian itu datang dengan tiba-tiba, maka aku berpacu dengannya.
Keempat:aku tahu bahwa aku tidak pernah sepi dari pengawasan Allah, maka aku malu kepada-Nya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar