"Hai orang-orang yang
beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang sabar." (QS. Al-Bagarah,2: 153)
Sabar ada batasnya!" Ucapan ini sering kita dengar
keluar dari lisan orang dekat atau orang lain. Sesungguhnya bagi seorang
mukmin, sabar tidak pernah ada batasnya, kecuali kematian. Sebab sepanjang
hidup menjadi ladang ibadah dan ujian tiada henti. Untuk itu para ulama membagi
sabar dalam tiga hal, pertama: sabar dalam taat kepada Allah dan Rasul Nya.
Kedua Sabar dalam menghindari maksiyat, dan ketiga sabar dalam menghadapi
ujian.
Rasulullah SAWsendiri ujian kesabaran terlihat ketika
pertama kali seseorang mendapati ujian, masalah atau musibah yang menimpanya.
Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Anas bin Malik Suatu saat Rasulullah melewati seorang wanita yang sedang
menangis di dekat sebuah kuburan. Kemudian Rasulullah bersabda,
"Bertakwalah kepada Allah, dan bersabarlah". Wanita tersebut
menjawab, "Menjauhlah dariku, karena sesungguhnya engkau tidak mengetahui
dan tidak bisa merasakan musibah yang menimpaku". Kemudian diberitahukan
kepada wanita tersebut, bahwa orang yang menegurnya tadi adalah Rasulullah Lalu
ia rnenciatangi pintu Rasulullah SAW dan ia tidak mendapatkan penjaganya.
Kemudian ia berkata kepada Rasulullah "(maaf) aku tadi tidak mengetahui
engkau wahai Rasulullah.
Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya sabar itu terdapat
pada hentakan pertama.' (HR. Bukhari Muslim)
Secara ideal/normal, ketika seseorang dalam keadaan tenang aktivitas
organ tubuhnya juga dalam keadaan tenang dan stabil menjalankan tugasnya,
khususnya jantung yang bekerja tiada henti memompa darah. Bila seseorang
berusaha tenang dengan keimanannya menghadapi berbagai ujian, tentu aktivitas tubuhnya
pun tetap normal dan stabil Namun jika. Namun jika seseorang kehjlangan
kesabaran apalagi terhentak saat mengahadapi masalah yang dianggapnya berat
tentunya hal itu langsung mempengaruhi detak jantungnya yang semua tenang
berubah menajadi berdegub keras atau sebaliknya melemah.
Meningkatnya degub atau detak jantung inilah yang kemudian membuat
organ tersebut bergerak alias memompa darah lebih cepat dari lazimnya.
Perubahan gerakan jantung inilah yang kemudian mempengaruhi aliran darah yang
semula tenang/ stabil berubah menjadi lebih cepat. Apalagi seseorang yang
menghadapi masalah dengan luapan amarah, kekesalan, kecewa, tangisan berlebihan
dan lainnya. Pada gilirannya minimnya keikhlasan dan ketidaksabaran hanya membikin
detak jantung lebih cepat dan tensi melonjak lonjak.
Rasulullah bersabda: "Sungguh menakjubkan perkaranya
orang yang beriman, karena segala urusannya adalah balk baginya. Dan hal yang
demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang Yaitu jika ia
mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal
tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia
bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi
dirinya." (HR. Muslim)
0 komentar:
Posting Komentar