Ketahuilah dengan mengingati Allah, hati akan
menjadi tenang” (13:28)
Adakah diri seringkali terdetik di kalbu,
perasaan ingin disenangi oleh Allah?
Sifat manusia mudah alpa dan lengah,
menginginkan yang dhahir dan duniawi yang
terlihat, ingin dikasihi manusia. Padahal kemauan
untuk mendekat kepada Ilahi, awal lahirnya
hablun minannas lebih kukuh dan erat, karena
lahirnya keridhaan Allah.
Seorang sahabat yang bernama Zaid al-
Khair bertanya kepada Rasulullah saw, akan peri
gusar hatinya bila mengenang perasaan, adakah
dirinya disenangi oleh Tuhan semesta alam.
Perasaan tersebut yang mengganggu hati,
diungkapkan kepada Nabi dengan harapan akan
reda keresahan yang melanda dengan kata-kata
Nabi yang menenteramkan jiwa.
Baginda bertanya, “ Bagaimana keadaan
kamu pada pagi hari ini wahai Zaid?”
Jawaban Zaid yang patut bagi diri untuk
meneladaninya.
Pertama, kata Zaid, akan perasaan
senangnya dia pada kebaikan yang berlaku.
Kedua, dia merasa senang pada orang-orang
yang melakukan kebaikan. Ketiga, dia sendiri
merasa senang bilamana dirinya sendiri berbuat
kebaikan dan Keempat, dia merasa susah hati
tatkala kesempatan untuk berbuat kebaikan itu
hilang.
Rasulullah saw menyambut kata-kata Zaid
ini dengan menyatakan bahwa inilah tanda-tanda
orang yang dikehendaki dan disenangi oleh Allah
swt dengan kehendak yang baik.
Perasaan yang hakiki apabila merasa diri
dekat kepada Allah s.w.t, menjadi hamba-Nya
yang kukuh iman dan teguh sifat ihsan. Merasa
sepi apabila diri tidak sujud syukur di sepertiga
malam, gembira menabur bakti kepada segenap
ruang kebaikan dan menginsafi akan dosa-dosa
yang acapkali mengikat hati ke arah pintu
kebatilan.
Tidakkah diri ingin Allah merasa senang
kepada diri kita.
Dikurniakan ibadah dzikir kepada manusia,
agar manusia menggunakannya sedaya mungkin,
menjadikan Allah sebagai pusat segala kebajikan,
ibadah dan perilaku. Inti yang terbit dari rasa
syukur yang melangit, menyejukkan hati dan
senantiasa mengingatkan akan kekerdilan
manusia yang hina. Pertolongan dari Allah dan
dengan ketaatan tersebut akan Allah balas
dengan kecintaan, suatu yang sungguh mahal
dan hanya yang istiqamah dalam mujahadah yang
mampu menggapainya.
Hadits dari Muadz bin Jabal r.a. bahwasanya
Rasulullah saw bersabda: “Bahwa penghuni-
penghuni syuga setelah tibanya di syurga tidak
akan menyesal dan tidak akan berdukacita
mengenai suatu apapun kecuali masa yang telah
berlalu dalam dunia tanpa dzikrullah.”
DZIKIR
Written By Rudianto on Senin, 26 November 2012 | 21.42
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar