Assalamu'alaikum ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  Nurisfm Network
Naskah tentang Ilmu Agama Islam dalam media ini diambil dan disusun dari berbagai sumber. Tidak tercantumnya sumber dan penulis, bermaksud untuk penyajian ilmu yang 'netral' semata. Mudah-mudahan menjadikan amal baik bagi penulisnya dan mendatangkan kebaikan bagi sesama. Kelemahan dan kekurangan serta segala yang kurang berkenan dihati mohon dimaafkan. Apabila ada pihak yang keberatan atau merasa dirugikan dimohonkan menghubungi Admin (Abu Azka). Dan untuk naskah-naskah ilmu pengetahuan umum, Insya Allah akan dicantumkan sumber dan atau penulisnya. Mohon Maaf sebelumnya, sekian dan terima kasih ^-^

SURGA

Written By Rudianto on Kamis, 29 November 2012 | 18.57

“ ... seandainya salah seorang wanita penduduk Surga menengok penduduk bumi niscaya dia
akan menyinari antara keduanya (penduduk Surga dan penduduk bumi) dan akan memenuhinya bau
wangi-wangian. Dan setengah dari kerudung wanita Surga yang ada di kepalanya itu lebih baik
daripada dunia dan isinya.” (HR. Bukhari dari Anas bin Malik radliyallahu ‘anhu)
Dari Atha bin Abi Rabah, ia berkata, Ibnu Abbas berkata padaku, “Maukah aku tunjukkan
seorang wanita penghuni surga?” Aku menjawab, “Ya” Ia berkata, “Wanita hitam itulah yang
datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, ‘Aku menderita penyakit ayan
(epilepsi) dan auratku tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar Allah Menyembuhkannya.’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga, dan jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu.’
Wanita itu menjawab, ‘Aku pilih bersabar.’ Lalu ia melanjutkan perkataannya, ‘Tatkala penyakit ayan menimpaku, auratku terbuka, doakanlah agar auratku tidak tersingkap.’ Maka Nabi pun mendoakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

***

Betapa rindu hati kepada surga-Nya yang
begitu indah. Yang luasnya seluas langit dan bumi.
Betapa besar harapan untuk menjadi salah satu
penghuni surga-Nya.

Dan.... seorang wanita itu berhasil meraih
kedudukan mulia tersebut. Bahkan ia
dipersaksikan sebagai salah seorang penghuni
surga di kala nafasnya masih dihembuskan.
Sedangkan jantungnya masih berdetak. Kakinya
pun masih menapak di permukaan bumi.
Siapa yang tak iri dengan kedudukan mulia
yang berhasil diraih wanita itu. Apakah gerangan
amal yang mengantarkannya menjadi seorang
wanita penghuni surga. Apakah karena ia adalah
wanita yang cantik jelita dan berparas elok.
Ataukah karena ia wanita yang berkulit putih bak
batu pualam? Bahkan Ibnu Abbas menyebutnya
sebagai wanita yang berkulit hitam.

Wanita hitam, mungkin tidak seberapa
harganya dalam pandangan masyarakat. Akan
tetapi ia memiliki kedudukan mulia menurut
pandangan Allah dan Rasul-nya. Bukti bahwa
kecantikan fisik bukan tolak ukur kemuliaan
seorang wanita. Kecuali kecantikan fisik yang
digunakan dalam koridor yang syar’i. Yang hanya
diperlihatkan kepada suaminya dan orang-orang
yang halal baginya.

Kecantikan iman yang terpancar dari
hatinyalah yang mengantarkan seorang wanita
ke kedudukan yang mulia. Dengan
ketaqwaannya, keimanannya, keindahan
akhlaqnya, amalan-amalan shalihnya, seorang
wanita yang buruk rupa di mata manusia akan
menjadi bidadari surga.

Tanpa perlu disibukkan kosmetik demi
mendapatkan kulit yang putih tetapi terlalai
memutihkan hatinya. Begitu khawatir akan segala
hal yang bisa merusak kecantikkannya, namun
tak khawatir bila iman dan hatinya rusak. Banyak
kecantikan fisik yang mengantarkan pemiliknya
kemudahan dalam bermaksiat.

Penyakit ayan bukanlah penyakit ringan.
Terlebih diderita seorang wanita. Betapa rasa
malu yang sering ditanggung. Tapi, tak ada satu
kata yang menunjukkan bahwa ia benci terhadap
takdir yang menimpanya.

Tidak mengeluhkan betapa menderitanya.
Betapa malunya karena menderita penyakit ayan.
Tetapi ia mengeluhkan auratnya yang tersingkap
saat penyakitnya kambuh.

Sangat khawatir bila auratnya tersingkap.
Kewajiban seorang wanita dan ia berusaha meski
dalam keadaan sakit. Calon penghuni surga.
Mempunyai sifat malu. Senantiasa menjaga
kehormatannya dengan menutup auratnya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
“Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu
surga, dan jika engkau mau, aku akan
mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu.”
Wanita itu menjawab, “Aku pilih bersabar.”
Memilih bersabar walaupun harus menderita
demi surga. Bersabar menghadapi cobaan dengan
kesabaran yang baik.

Terkadang seorang hamba tidak mampu
mencapai kedudukan kedudukan mulia di sisi Al-
lah dengan seluruh amalan perbuatannya. Allah
terus memberikan cobaan dengan suatu yang
tidak disukainya. Allah memberi kesabaran
kepadanya. Dengan kesabarannya mencapai
kedudukan mulia yang ia tidak dapat
mencapainya dengan amalannya.

“Jika datang suatu kedudukan mulia dari
Allah untuk seorang hamba yang mana ia belum
mencapainya dengan amalannya, maka Allah
akan memberinya musibah pada tubuhnya atau
hartanya atau anaknya, lalu Allah akan
menyabarkannya hingga mencapai kedudukan
mulia yang datang kepadanya.” (HR. Imam
Ahmad. Dan hadits ini terdapat dalam silsilah Al-Haadits Ash-shahihah 2599)

Seorang wanita yang ingatannya sedang
dalam keadaan tidak sadar, auratnya tak sengaja
terbuka, maka tak ada dosa baginya, karena di
luar kemampuannya. Akan tetapi, bahkan di saat
sakitnya, ia ingin auratnya tetap tertutup. Ingin
kehormatannya sebagai muslimah tetap terjaga.
Surga Allah telah dijanjikan baginya oleh Baginda
Rasulullah.

***
“(Apakah) perumpamaan (penghuni) Surga
yang dijanjikan kepada orang-orang bertakwa
yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang
tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai
dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-
sungai dari khamr (arak) yang lezat rasanya bagi
peminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang
disaring dan mereka memperoleh di dalamnya
segala macam buah-buahan dan ampunan dari
Rabb mereka sama dengan orang yang kekal
dalam neraka dan diberi minuman dengan air
yang mendidih sehingga memotong-motong
ususnya?” (QS. Muhammad : 15)

“Sesungguhnya istri-istri penduduk Surga
akan memanggil suami-suami mereka dengan
suara yang merdu yang tidak pernah didengarkan
oleh seorangpun. Diantara yang didendangkan
oleh mereka : “Kami adalah wanita-wanita pilihan
yang terbaik. Istri-istri kaum yang termulia.
Mereka memandang dengan mata yang
menyejukkan.” Dan mereka juga mendendangkan
: “Kami adalah wanita-wanita yang kekal, tidak
akan mati. Kami adalah wanita-wanita yang
aman, tidak akan takut. Kami adalah wanita-
wanita yang tinggal, tidak akan pergi.” (Shahih
Al Jami’ nomor 1557)

0 komentar:

Posting Komentar