Beban Berat Kegagalan
Written By Rudianto on Minggu, 21 Juni 2009 | 05.46
Beban Berat Kegagalan
Saudara yang di muliakan Allah.
Ada rasa lelah, jenuh bahkan terkadang menyakitkan. Apalagi ketika sudah begitu jauh berjalan, tetapi belum juga nampak perubahan. Sementara persediaan hidup semakin berkurang, semangat hidup sudah agak lamban dan rasa putus asapun sudah mulai timbul kepermukaan.
Dalam kondisi seperti ini, ingin kita kembali dan tidak ingin melanjutkan perjalanan. Kita merasa, tidak ada manfaatnya lagi jika harus terus bergerak, sebab apa yang kita cari belum juga kita temui. Kegagalan telah menjadi teman yang terus mengikuti.
Kata-kata yang terungkap diatas adalah bahasa kekecewaan, lahir dari emosi yang tidak stabil dalam menghadapi setiap persoalan. Betapapun dalam sudut yang lain, adalah wajar hidup merasa tertekan, apalagi bila kegagalan setiap kali berulang. Ditambah lagi kita punya tanggung jawab yang tidak sedikit khususnya kepada keluarga kita, sunguh sangat memberatkan dan tambah sempurnalah kekecewaan.
Saudaraku, hidup adalah perjuangan, kita berjalan meniti hari, dalam rentang waktu yang tak pernah kita ketahui. Kapan perjalanan ini akan berakhir, hanya Allah yang tahu pasti. Tetapi yang kita tahu adalah; bahwa hidup harus terus bergerak mengisi ruang kosong kehidupan. Karena waktu terus berjalan dan itu berarti mengurangi jatah waktu kehidupan.
Oleh karenanya, jangan kita biarkan waktu hidup tercampakan dengan kesia-siaan, dan jangan lewatkan jatah hidup, kecuali harus dapat memberikan makna dalam setiap episodenya.
Imam Ali bin Abi Thalib berkata: Bahwa kesempatan itu berlalu sebagaimana berlalunya awan, maka manfaatkan kesempatan-kesempatan yang baik, karena kesempatan itu sangat cepat menghilang dan sangat lamban untuk kembali lagi”. Dalam kesempatan lain , Imam Ali berkata:
“Hari ini adalah (hari untuk ) beramal dan tidak ada perhitungan. Sedang esok hanya ada perhitungan dan tidak ada amal.”.
Mungkin nasehat-nasehat seperti ini sudah sering kita dengar atau bahkan kita sudah berusaha untuk mengerti. Problemnya adalah; bukan pada ketidak mengertian kita tentang banyaknya nasehat, tetapi yang membuat kita sering tidak mengerti adalah; kenapa setiap episod hidup yang kita jalankan terus menemukan kegagalan. Padahal usaha sudah maksimal kita lakukan., berdoa sudah sering kita mohonkan.
Saudaraku, ini adalah bahasa kekecewaaan, hanya karena tidak bisa menerima keadaan. Jangan biarkan perasaaan itu membebani diri, apalagi harus mengatakan Tuhan terkesan tidak adil?. Kita berlindung kepada Allah dari bisikan setan dan lemahnya keimanan.
*****
Orang yang mempunyai keberanian menghadapi resiko
kebanyakan hidupnya tenang dan tidak di hantui rasa was-was, khawatir,’ dan cemas. Mereka menyadari bahwa hidup memang selalu dihadapkan pada masalah
yang di belakngnya penuh dengan resiko.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar