Kenapa Kita Gagal
Written By Rudianto on Rabu, 24 Juni 2009 | 04.50
Kenapa Kita Gagal
Sahabat Yang dimuliaka Allah.
Realitas kehidupan ini tak bisa dihindari dari adanya perbedaan antara yang satu dan yang lain. Peredaran kosmos bumi ini telah memberikan porsi yang berbeda-beda dalam menikmatinya, sesuai dengan takdir Allah dan usaha masing-masing.
Seseorang tidak mampu memaksakan semua kehendak dan keinginannya dalam hidup ini. Ia selalu saja dibatasi oleh berbagai hal dan dirinya sendiri, membuat tak semua yang diinginkan bisa menjadi kenyataan. Itulah kehidupan, ada yang berhasil meraih apa yang diinginkan, dan ada yang gagal berulangkali untuk meraih apa yang dicita-citakan.
Kenapa Kegagalan itu terus mengikuti. Inilah pertanyaan yang harus kita jawab, sebab sukses dan gagalnya kita dalam mencari kehidupan selalu di awali oleh sebab-sebab tertentu. Dr. ‘Aidh Al Qarni mencatat beberapa hal yang menyebabkan kegagalan itu datang, diantaranya adalah:
1.Adanya ketidak telitian dalam mempersiapkan kebutuhan untuk mencapai tujuan
2.Kurang tepatnya kita mengatur sekala prioritas dan kurang mampunya memanfaatkan fasilitas
3.Perencanaan kerja yang terlalu kaku, sehingga tidak fleksibel
4.Tidak yakin dan tidak bersemangat dengan pekerjaan yang kita lakukan.
5.Kurangnya bekal ilmu, skill dan kompetensi
6.Pekerjaan tidak di lakukan dengan tuntas, hanya setengah-setengah
7.Tidak adanya evaluasi terhadap standar keberhasilan tercapainya suatu tujuan.
Beberapa catatan diatas adalah faktor yang menyebabkan kegagalan itu datang beruntun menghampiri kita, tetapi semuanya adalah berkaitan dengan faktor usaha. Bahkan ada hal lain yang tidak kalah pentingnya kenapa kegagalan kerap hadir, yaitu karena kita kurang sabar dalam menuju kesuksesan atau bahkan karena kita salah mengartikan sebuah nilai kesuksesan.
Dalam banyak kenyataan, kita hanya melihat seseorang sukses ketika ia dapat meraih segala kebutuhan dunia saja. Padahal dalam kontek ke-Islaman, sebuah kesuksesan tidak terbatas pada pencapaian seberapa besar dunia yang telah kita raih, tetapi seberapa kuat kita tetap mempertahankan nilai-nilai ukhrawi yang kita yakini. Artinya kesuksesan tidak hanya dilihat dari aspek duniawi tetapi juga aspek ukhrawi .
Kita saksikan ada orang yang sukses dengan dunianya, tetapi gagal menempuh hidup untuk akhiratnya. Dan sebaliknya, ada yang sukses dengan akhiratnya sehingga merasa sempurna melaksanakan kepentingan akhiratnya tetapi dunianya kurang beruntung. Padahal dua keadaan ini tidaklah menjadi lebih baik selagi yang satu lebih di prioritaskan sementara yang lain di abaikan. Tetapi yang kita harapkan adalah sukses dunia dengan mendapatkan apa yang kita harapkan, dan sukses akhirat dengan tetap memegang prinsif keimanan dalam meraih setiap keinginan.
*****
Kegagalan, ia adalah pil pahit kehidupan,
bisa jadi kegagalan inilah yang mengawali kita menapaki kesuksesan.Pahit terasa di awal, tetapi manis terasa diakhir.
*****
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar