Assalamu'alaikum ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  Nurisfm Network
Naskah tentang Ilmu Agama Islam dalam media ini diambil dan disusun dari berbagai sumber. Tidak tercantumnya sumber dan penulis, bermaksud untuk penyajian ilmu yang 'netral' semata. Mudah-mudahan menjadikan amal baik bagi penulisnya dan mendatangkan kebaikan bagi sesama. Kelemahan dan kekurangan serta segala yang kurang berkenan dihati mohon dimaafkan. Apabila ada pihak yang keberatan atau merasa dirugikan dimohonkan menghubungi Admin (Abu Azka). Dan untuk naskah-naskah ilmu pengetahuan umum, Insya Allah akan dicantumkan sumber dan atau penulisnya. Mohon Maaf sebelumnya, sekian dan terima kasih ^-^

Kiat Mengembalikan Semangat Hidup

Written By Rudianto on Minggu, 28 Juni 2009 | 09.22

Kiat Mengembalikan Semangat Hidup

1. Kuatkan keyakinan diri ( Optimisme)

Keyakinan adalah senjata yang paling ampuh untuk menghadapi kegagalan. Optimisme memungkin kita melihat warna hidup dengan lebih indah . Dengan optimisme, penderitaan kita akan lenyap dan semangat akan bertambah. Karena tidak ada faktor yang mampu mengurangi permasalahan dalam kehidupan manusia sebagai mana optimisme, rona bahagia akan terpancar di wajah orang-orang yang optimis. Bukan saja ketika menikmati kepuasan melainkan juga dalam keadaan positif maupun negarif.

Orang yang optimis adalah mereka yang selalu meyakini akan adanya perubahan pada kehidupan. Selain optimis, unsur yang dapat menciptakan keadaan yang menyenangkan adalah prasangka positif terhadap kehidupan. Bukankah Allah sesuai apa yang hamba prasangkakan. Dan prasangka yang positif (baik) adalah jaminan datangnya kebaikan.
Yusuf Luxori dalam bukunya “Percaya Diri” mengungkapkan: Percaya dan sukses adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Tidak mungikin kita mengatakan seseorang sukses semetara dia tidak percaya diri. Begitu pula kita mengklaim seseorang itu gagal jika dia bisa memaksimalkan kepercayaan pada dirinya sendiri. Bahkan Yusuf Luxori memberi kiat dan cara menghadirkan percaya diri. Diantaranya adalah:

1. Tumbuhkan sifat positif dalam jiwa dan kikis habis sifat negatif karena inilah yang dapat menjerumuskan kita pada kegagalan.
2. Berjalanlah seimbang, target yang kita cita-citakan harus mengacu pada kemampuan dan keahlian yang kita milki.
3. Bergaulah dengan baik kepada setiap orang, sebab mereka akan berbuat baik dan menaruh hormat pada setiap orang yang menghormati dan menghargai mereka.
4. Jagalah penampilan agar tetap baik dan serasi, sebab hadirnay simpati karena kita mampu memperlihatkan yang terbaik
5. Pilihlah teman yang percaya kepada kita, maka dia akan mengankat derajat dan martabat kita.

2. Hilangkan penyebab kemunduran

Sayyid Abbas Al Mudarisi dalam “Kaifa Tarbahul Hayat” menulis; ada empat yang dapat merusak dan meluluhkan kehidupan kita. yaitu: rasa putus asa, kejenuhan, kemalasan dan kegelisahan.

a. Tidak ada alasan untuk berputus asa

Putus asa ibarat bom waktu yang dalam sekejap mampu membumi hanguskan seluruh kekuatan dan kemampuan. Kelemahanlah yang menjadikan rasa putus asa muncul. Betapapun demikian ini adalah sifat yang sangat wajar. Allah berfirman:
“Manusia tidak jemu memohon kebaikan dan jika mereka diti,pa malapetaka ia menjadi putus asa lagi putus harapan”. (Qs. Fushilat:49)

Cara termudah menghilangkan rasa putus asa adalah keimanan dan bertawaqal. Karena semakin tinggi keimanan akan semakin besar rasa optimis yang ada. Dan tidak kata damai untuk kegagalan.
“Dan barang siapa bertawaqal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluanya)”. Qs. Ath-Thalak [ 65 ]: 3)

b. Tidak ada alasan untuk jenuh

Sifat jenuh dapat mematikan kreatipitas, karena siapapun yang di kuasai rasa jenuh maka sebenarnya kebahagiaan telah hilang dari dirinya. Rasululah Bersabda: “ Jika anda jenuh, maka anda tidak akan sabar dalam kebenaran”.

Hanya ada satu cara menghilangkan sifat jenuh, yakni bertekad menghancurkan dinding kejenuhan dan keluar menuju jalan harapan. Ingatlah dampak dari kejenuhan yang lebih cenderung mempercepat kegagalan.

c. Tak ada tempat untuk bermalas-malasan

Kemalasan tidak memberikan apapun kepada seseorang kecuali satu hal, yakni kesengsaraan. Kemalasan mendatangkan dua hal: Pertama yaitu hilangnya hak. Rasulullah bersabda: Apabila anda malas, maka anda tidak mungkin menjalakan hak anda”.

Kenapa demikian, karena untuk melakukan kewajiban dan tanggung jawab sangat dibutuhkan kerja nyata dan keseriusan. Sementara kemalasan sangat bertentangan dengan hal tersebut. Kedua: kegagalan dalam memperoleh dan merealisasikan harapan-harapan. Imam Ali bin Abi Thalib berkata: “Orang yang hanya bermalas-malasan dan menganggur tidak akan pernah mendapatkan kebahagiaan”.

d. Tidak ada tempat bagi kegalauan

Memang, tidak ada seorangpun yang dapat mencegah ketika gelisah itu hadir. Ia adalah penyakit alami yang tidak mungkin seseorang dapat terlepas darinya kecuali dengan mengobatinya. Ada tiga hal yang menyebakan gelisah; persoalan masa lalu, takut akan masa depan dan penyakit kejiwaan.

Dan obat menghilangkan gelisah adalah dengan menghadirkan semangat yang kuat dan komitmen yang tinggi. Kuatkan diri agar tidak terbelenggu masa lalu, hadirkan keyakinan untuk menatap masa depan dan jernihkan pikiran agar jiwa bisa dikendalikan.

3. Jangan anggap enteng doa

Hidup bukan sebatas ada, tetapi ada yang mengadakannya. Beralihnya masa senang ke sempit, sukses ke gagal, dan bahagia ke sengsara adalah sebuah perubahan yang tidak datang dengan sendirinya, tetapi ada yang merubahnya.

Dialah Allah, yang rahmat-Nya lebih besar dari pada murka-Nya, yang menghidupkan dan memberi rizki kepada kita. Alangkah naifnya kita jika dengan segala kegagalan yang kita rasakan, dan dengan segala kesulitan yang terus datang, tidak kita adukan kepada-Nya. bukankah kehidupan Dia yang menciptakan, bukankah perbendaharaan dunia Dia yang memilki. Disinilah pentingnya kita mengadu, berharap dan berdoa. Allah berfirman:

“ Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (Qs. Al-Baqarah[2] :186).

Dan berdoalah dengan keyakinan bahwa doa kita pasti diterima di kabulkan. Di barengi dengan ketaatan yang penuh melaksanakan syariat-Nya. Rasullah bersabda:“ Berdoalah kepada Allah dan engkau yakin doamu akan diterima, ketahuilah bahwa Allah tak akan mengabulkan daoa dari hati yang lalai”. (HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah).

******
Selain optimis, unsur yang dapat menciptakan keadaan yang menyenangkan adalah prasangka positif terhadap kehidupan. Bukankah Allah sesuai apa yang hamba prasangkakan. Dan prasangka yang positif (baik) adalah jaminan datangnya kebaikan.
******