Assalamu'alaikum ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  Nurisfm Network
Naskah tentang Ilmu Agama Islam dalam media ini diambil dan disusun dari berbagai sumber. Tidak tercantumnya sumber dan penulis, bermaksud untuk penyajian ilmu yang 'netral' semata. Mudah-mudahan menjadikan amal baik bagi penulisnya dan mendatangkan kebaikan bagi sesama. Kelemahan dan kekurangan serta segala yang kurang berkenan dihati mohon dimaafkan. Apabila ada pihak yang keberatan atau merasa dirugikan dimohonkan menghubungi Admin (Abu Azka). Dan untuk naskah-naskah ilmu pengetahuan umum, Insya Allah akan dicantumkan sumber dan atau penulisnya. Mohon Maaf sebelumnya, sekian dan terima kasih ^-^

IKHLAS; Sarana Penyelesai Masalah

Written By Rudianto on Jumat, 10 Juni 2011 | 15.45


Seorang yang beriman kepada Allah meniatkan segala amalnya hanya karena Allah, sebagai bentukpenghambaan diri kepadaNya. Sebuah amal yang biasa biasa saja bisa menjadi besar di hadapan Allah karena niat yang benar dan tulus hanya mengharap ridla Allah. Sebuah amal yang luar biasa, bisa jadi kecil dan tak berarti di hadapan Allah, atau bahkan hanya akan menambah dosapelakunya dikarenakan niat pelakunya yang salah.

Setiap amal perbuatan didasari dengan dua perkara; niat yang benar dan cara yang sesuai dengan perintah Allah dan Rasulnya. Seorang ulama mengatakan, setiap manusia akan celaka kecuali orang yang beriman. Setiap yang beriman akan celaka kecuali yang beramal. Setiap yang beramal akan celaka kecuali yang ikhlas. Maka, alangkah meruginya siapa yang terus beramal dan beramal yang dengan amal amalnya itu tidak dituju- kan demi menggapai ridla Allah. Alangkah indahnya bagi yang beramal, meskipun kecil dan biasa- biasa saja, namun ia tujukan hanya demi menggapai ridla Allah.

Siapa saja yang beramal didasari dengan niat yang ikhlas mendapatkan banyak keuntungan, salah satunya adalah menjadikan amalannya yang ikhlas sebagai sarana untuk memohon kepada Allah. Sebuah hadits nabi yang diriwayatkan bukhari dan muslim, berbunyi: Dari Nafi' diriwayatkan dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah saw bersabda: "Ada tiga orang dari umat sebelum kalian yang sedang mengadakan perjalanan. Tiba-tiba mereka ditimpa oleh hujan, maka mereka berteduh di dalam sebuah gua. Tanpa disangka, gua tersebut menyekap mereka, pintunya tertutup oleh sebuah batu besar. Salah seorang dari mereka berkata: "Demi Allah, tidak akan ada yang dapat menyelamatkan kalian kecuali sifat jujur (keikhlasan), oleh karenanya, saya harap agar masing-masing kalian berdo'a kepada Allah swt dengan perantara (wasilah) suatu amal yang dia yakin dikerjakan dengan penuh kejujuran (keikhlasan). Seorang dari mereka berdo'a: "Ya Allah, Engkau tahu bahwa dulu aku punya seorang pekerja yang bekerja padaku dengan imbalan 3 gantang padi. Tapi, tiba-tiba dia pergi dan tidak mengambil upahnya.

Kemudian aku ambil padi tersebut lalu aku tanam dan dari hasilnya aku belikan seekor sapi. Suatu saat, dia datang kepadaku untuk menagih upahnya. Aku katakan padanya, 'Pergilah ke sapi-sapi itu dan bawalah dia'. Dia balik berkata, 'Upahku yang ada padamu hanyalah 3 gantang padi'. Maka aku jawab, 'Ambillah sapi-sapi itu, sebab sapi-sapi itu hasil dari padi yang tiga gantang dulu'. Akhirnya dia ambil juga. Ya Allah, bila Engkau tahu bahwa apa yang aku perbuat itu hanya karena aku takut kepadaMu, maka keluarkanlah kami (dari gua ini)." Tiba-tiba batu besar (yang menutupi gua itu) bergeser.

Seorang lagi berdo'a: "Ya Allah, Engkau tahu bahwa aku mempunyai bapak-ibu yang sudah tua.Setiap malam aku membawakan untuk keduanya susu dari kambingku. Suatu malam aku datang terlambat pada mereka. Aku datang kala mereka sudah tidur lelap. Saat itu, isteri dan anak-anakku berteriak kelaparan. Biasanya aku tidak memberi minum buat mereka sehingga kedua orang tuaku terlebih dahulu minum. Aku enggan membangunkan mereka, aku juga enggan meninggalkan mereka sementara mereka butuh minum susu tersebut. Maka, aku tunggu mereka (bangun) sampai fajar menyingsing. Ya Allah, bila Engkau tahu bahwa hal tersebut aku kerjakan hanya karena takut padaMu, maka keluarkanlah kami. Tiba-tiba batu besar itu bergeser lagi.

Yang lain lagi juga berdo'a: "Ya Allah, Engkau tahu aku mempunyai saudari sepupu, dia adalah wanita yang paling aku cintai. Aku selalu menggoda dan membujuknya (berbuat dosa) tapi dia menolak. Suatu ketika, dia memohon uang pinjaman dariku (karena dia sangat membutuhkan dan terpaksa), maka (aku jadikan hal itu sebagai hilah untuk mendapatkan kehormatannya). Aku datang

kepadanya membawa uang tersebut lalu aku berikan kepadanya, akhirnya dia pun memberiku kesempatan untuk menjamah dirinya. Ketika aku duduk di antara kedua kakinya, dia berkata, 'Bertakwalah engkau kepada Allah, janganlah engkau merusak cincin kecuali dengan haknya'. Maka dengan segera aku berdiri dan keluar meninggalkan uang 100 dinar itu (untuknya). Ya

Allah, bila Engkau tahu bahwa apa yang aku kerjakan itu hanya karena aku takut kepadaMu, makakeluarkanlah kami (dari gua ini)". Tiba-tiba bergeserlah batu itu sekali lagi, dan Allah pun mengeluarkan mereka. (Bukhari & Muslim)

Sesungguhnya apalah keuntungan bagi yang masih saja mengharap pujian dari manusiadalam amal perbuatannya.

0 komentar:

Posting Komentar