Assalamu'alaikum ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  Nurisfm Network
Naskah tentang Ilmu Agama Islam dalam media ini diambil dan disusun dari berbagai sumber. Tidak tercantumnya sumber dan penulis, bermaksud untuk penyajian ilmu yang 'netral' semata. Mudah-mudahan menjadikan amal baik bagi penulisnya dan mendatangkan kebaikan bagi sesama. Kelemahan dan kekurangan serta segala yang kurang berkenan dihati mohon dimaafkan. Apabila ada pihak yang keberatan atau merasa dirugikan dimohonkan menghubungi Admin (Abu Azka). Dan untuk naskah-naskah ilmu pengetahuan umum, Insya Allah akan dicantumkan sumber dan atau penulisnya. Mohon Maaf sebelumnya, sekian dan terima kasih ^-^

Dakwah Dengan Bijak

Written By Rudianto on Senin, 04 Desember 2017 | 22.25

Segala puja dan puji hanya milik Allah. Kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan pengampunan-Nya. Kami berlindung kepada-Nya dari segala kejahatan diri dan keburukan amal perbuatan kami. Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, tidak ada yang mampu menyesatkannya: dan barangsiapa disesatkan oleh-Nya, tidak ada yang mampu memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah yang tiada sekutu bagi-Nya; dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya. Firman Allah: 

”Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa; dan jangan sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan memeluk islam.” (Ali Imran: 102)

”Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabbmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri. dan daripadanya Allah menciptakan istrinya, dan daripada keduanya Allah mengembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain. dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (An Nisaa': 1) 

”Hai orang-orang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (Al Ahzab: 70-71) 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala  tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah-Nya yang Esa dan tidak menyekutukan-Nya. Firman Allah: 

”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya menyembah-Ku.” (Adz Dzaariyat: 56) 

Karena hukum-hukum ibadah tidak dapat dimengerti secara rinci dan jelas, maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala  mengutus para rasul dan menurunkan kepada mereka kitab-kitab untuk menjelaskan kepada makhlukmakhluk-Nya tentang maksud dan tujuan penciptaannya; juga agar melaksanakan ibadah serta kewajiban-kewajiban lainnya dengan dalil dan tuntunan yang sempurna. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala  mengakhiri pengiriman para rasul dengan nabi dan rasul penutup, yang termulia, imam para nabi dan rasul, yakni Muhammad Shalallahu ’alaihi wasalam .. Beliau menyampaikan risalah, menunaikan amanah, membimbing, menasihati umat dengan penuh keikhlasan dan kejujuran, serta berjihad di jalan Allah dengan sepenuhpenuh jihad. Firman Allah: 

”Katakanlah, 'lnilah jalan (agamaku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata. Mahasuci Allah. dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik… (Yusuf: 108) 

Inilah jalan yang beliau tempuh dan sunnah yang beliau laksana-kan: mengajak ke jalan Allah dengan logika dan keyakinan yang disertai dalil, bukti, serta syar'i.

Dakwah Dengan Hikmah 

1. Al Qur' anul Karim telah menjelaskan metode, sistem, dan jalan berdakwah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala  Yang paling utama ialah metode hikmah (kebijakan) sebagaimana perintah Allah kepada Rasa), Nya: 

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik; dan bantahlah mereka dengan cara yang baik ....” (An Nahl: 125) 

Hikmah (bisa berarti) perkataan tegas dan benar yang dapat membedakan yang hak dan batil. 

2. Barangsiapa mengikuti sejarah Nabi Shalallahu ’alaihi wasalam ., ia akan mendapatkan kepastian tentang pelaksanaan segala urusan dengan hikmah, khususnya dalam berdakwah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala . Dengan kata lain, karena hikmahlah, manusia (pada zaman Rasul) berbondong-bondong memeluk Islam. Dari Anas r a. disebutkan, Abu Dzar r. a. mengatakan bahwa 

Nabi Shalallahu ’alaihi wasalam bersabda.

”Terjadi celah pada atap rumahku ketika aku di Mekah. Kemudian Jibril turun. lalu dadaku dibedahnya serta dicucinya dengan air zam-zam. Lalu dibawanya baskom dari emas berisi hikmah dan iman; dituangkannya ke dalam dadaku dan ditutupnya kembali. Lalu digandengnya tanganku dan aku dibawanya bermikraj.” (HR Bukhari dan Muslim) 

Peristiwa tersebut membuktikan bahwa hikmah adalah salah satu dari urusan asasi dalam metode dakwah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala . Dada Rasulullah Shalallahu ’alaihi wasalam . diisi dengan iman dan hikmah yang diletakkan serta dicuci dalam baskom dari emas dengan air zamzam, yakni air paling suci di muka bumi. Semua itu terjadi di Mekah, yakni kota paling suci di dunia. ' Firman Allah: 

"Allah menganugerahkan al hikmah (kepahaman yang dalam tentang Al Qur'an dan As Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendakl. Dan barangsiapa yang dianugerahi'al hikmah itu. ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).” (Al Baqarah: 269) 

“Kebijakan dakwah Rasulullah kemudian diikuti oleh para sahabat beliau, sehingga pada masa kekuasaan mereka (semoga Allah meridhai mereka) berkembanglah dengan pesat Dinul Islam serta masuklah umat manusia yang tidak terbilang jumlahnya ke dalam Islam dengan suka rela.

Begitulah keadaan umat Islam pada tiga abad pertama menempuh jalan ilmu dan iman sehingga Allah memenangkan mereka serta merendahkan kaum kafir dan musyrik. 

3. Ada sementara orang yang berpendapat bahwa hikmah hanyalah terbatas pada tutur kata yang lemah lembut, toleransi, ramah, dan penuh maaf serta sabar. Pendapat ini tentu saja keliru. Hikmah bisa berarti: 

a. bersikap lemah lembut, ramah, toleran, penuh maaf, dan sabar terhadap orang-orang cerdik pandai yang mau menerima hak dan kebenaran serta tidak menentangnya; 

b. bimbingan ajaran yang baik yang meliputi ajakan untuk mengikuti kebenaran dan peringatan terhadap kebatilan; 

c. perdebatan dengan cara yang baik, yakni dengan menggunakan akhlak yang tinggi, ramah, lemah lembut, menggunakan dalil aql dan naql, menolak kebatilan dengan jalan singkat, dan memberi uraian secara tepat. Berdebat di sini bukan bertujuan mencari kemenangan atau keunggulan pribadi, tetapi untuk mengutarakan yang hak dan memberi petunjuk terutama kepada orang orang yang menentang. 

d. penggunaan kekuatan dengan ucapan yang keras atau den pukulan dan hukuman, tindakan hukum yang dijatuhkan oleh para penguasa dan para penegak hukum atau berjihad dijalan Allah dengan kekuatan senjata dibawah pimpinan pasukan waliul amri (penguasa, pemerintah) dengan memperhatikan persyaratan yang ditunjuk oleh Al Qur'an dan As Sunnah. Hikmah dalam arti penggunaan kekuatan ini dijatuhkan kepada para pembangkang, pemberontak, penyimpang yang zhalim, yang melampaui batas, dan yang tetap dalam perbuatannya, tanpa mau insaf atau sadar atas segala kejahatannya. 

4. Hikmah (kebijakan) menjadikan seorang da'i (kepada Allah) melakukan keseimbangan. Ia tidak mengabaikan kepentingan dan kebahagiaan hidup di dunia pada saat manusia (penerima dakwah) membutuhkan kesungguhan dan kerja. Ia tidak mengajak umat Islam untuk menjadi rahib (tidak kawin seperti biarawan), sementara mereka membutuhkan kesiapsiagaan untuk membela aqidah dan tanah air. Ia juga tidak memulai dakwahnya dengan mengajak giat berdagang atau berusaha mencari rizki sementara mereka membutuhkan pemahaman tentang wudhu dan shalat. 

5. Hikmah menjadikan seorang da'i mengamati atau memahami situasi dan kondisi masyarakat penerima dakwah, baik dari segi akhlak, stabilitas, karakter, sarana yang mereka miliki, ataupun batas kemampuan berpikir mereka. Seorang da'i tidak membebani mereka dengan sesuatu (materi dakwah) yang sekiranya memberatkan mereka atau memaksa mereka dengan ketidaksiapan mental mereka. Dalam berdialog atau berkomunikasi dengan mereka, ia menggunakan metode atau cara-cara yang memikat yang sesuai dengan situasi dan kondisi mereka. Ia menyeru mereka dengan ilmu dan bukan dengan cara membodohkan mereka. Ia memulai dakwahnya dengan sesuatu yang dianggap paling penting kemudian yang kurang penting; ia mengajar kaum awam dengan ucapan dan ungkapan yang dapat dipahami mereka, sesuai dengan daya intelektualitas mereka. 

Hikmah menjadikan seorang da'i melihat dengan pandangan islami dan imani. Itulah jalan satu-satunya menuju sukses. jelasnya, segala ucapan, perbuatan, perencanaan, dan pemikiran seorang da'i senantiasa bersumber dari hikmah. Sasaran dan timing dakwahnya selalu tepat. tidak berlebihan atau kekurangan. Seorang da'i bijak selalu gigih mencari manfaat dan kemaslahatan serta senantiasa menempuh jarak terdekat untuk mencapai tujuan. 

Demikianlah, pengkajian hikmah dalam berdakwah -terlebih pengkajian yang jelas, mudah, dan tuntas -merupakan sesuatu yang Penting dan dibutuhkan para da'i. Keberadaannya dapat dimanfaat kan sebagai sarana untuk mempermudah atau memperlancar proses dakwah dalam upaya menjelaskan pengertian Islam kepada umat manusia. 

Semua itu tentu saja membutuhkan pendalaman mengenai pemahaman situasi dan kondisi masyarakat, baik segi aqidah, kejiwaan, ekonomi, sosial kemasyarakatan, atau hal-hal lain yang dapat dianggap kendala dalam berdakwah. 

Pokok pembahasan seperti itu belum pernah disentuh oleh para peneliti atau dikaji secara khusus, luas, dan menyeluruh yang mencakup seluruh aspek (mengenai dakwah). 

Bertolak dari semua itu dan atas dorongan hasrat saya untuk melayani kebutuhan umat, saya mencoba menyusun risalah ini. Setelah memohon pertolongan Allah, melalui shalat istikharah, serta musyawarah (dengan teman-,teman) saya memutuskan untuk meme buat judul risalah ini dengan Al Hikmah Fii Dakwah Ilallah (dalam edisi Indonesia menjadi "Dakwah Islam Dakwah Bijak"). Saya memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala  semoga mengilhami saya dengan petunjuk-Nya, melindungi saya dari kejahatan nafsu saya, dan memberikan taufik serta petunjuk kebenaran untuk saya dan seluruh umat Islam. 

0 komentar:

Posting Komentar