Seusai kajian di sebuah kampus ternama di Jawa
Tengah, seorang remaja berumur 20 tahun-an
mendekat ke saya. "Saya, Fulan, dari fakultas kedokteran." Katanya memperkenalkan diri sambil menjabat tangan saya.
"Ma'af
minta waktu sebentar."
Ujarnya. "Silahkan,"
sambut saya. Begini ustadz, di dunia
aktifis kampus sedang demamdemamnya
virus merah jambu antar aktifis putra dan putri." la mulai bercerita pernakpernik
dakwah kampus yang cukup lama ia berkecimpung di dalamnya. Kasus virus merah jambu beragam bentuknya, mulai
sms ria, sms sapa menyapa,
'kaefa haluk ukhti,' sampai berkedok
ibadah, 'sms untuk tahajjud.'
Dan daerah
garap virus ini merambah
ke daerah-daerah on line, seperti
mengomentari status di FB mentwitkan nasehat lewat twitter, tak lupa seorang akh
atau ukh tertentu ditandai.
Cerita akh aktifis kampus
ini mengingatkan saya pada suatu kejadian yang sangat menyedihkan beberapa bulan silam. Saat itu seseorang yang
memperkenalkan diri dengan Abu Fulan meminta waktu untuk curhat.
Ceritanya, sudah
tiga hari istrinya dibawa
lari oleh seorang akh yang katanya aktifis juga, nas'alullah al-'afwa wal al-'afiyah.
Beberapa lama kemudian, ia menangis
histeris, saya mendengarkan dengan iba bahkan sempat meneteskan air mata mendengar kisah dan tangisan seorang
Abu Fulan yang sudah memilki 3 anak dari istrinya
tersebut.
Setelah sekian lama berdialog dengan suami yang malang ini, ternyata kasus tersebut berawal dari sms, dan curhatnya istri tentang kondisinya di
facebook, lalu beberapa akh menanggapi.
"Ada yang lebih mengerikan lagi," kata seorang
da'i kepada
kami saat
kuliah dulu. Entah bagaimana mulanya, saat itu tiba-tiba obrolan ringan bersama
ikhwan-ikhwan yang rata-rata perjaka itu mengarah pada
kasus-kasus cinta terlarang di kalangan ikhwanakhwat.
Keduanya merupakan guru di sebuah TPA (Taman Pendidikan Al-Qur'an, bukan Tempat Pembuangan Akhir), dan statusnya sama; sudah berkeluarga. Karena
terlalu longgar dalam berinteraksi, apalagi yang mengajar TPA hanya mereka jadi mungkin bisa dikatakan kondisi keduanya 'semi' kholwat. Dan terjadilah peristiwa yang layak mendapatkan
hukuman rajam.
***
Kisah-kisah di
atas setidaknya membuat kita menyadari, bahwa seseorang
yang sudah 'iltizam' dengan
tampilan syar'ie pun tidak lepas dari godaan syahwat maupun setan. Bahwa berpenampilan syar'ie, pernah
tershibghoh
dengan tsaqofah islamiyah, plus fasih mengucapkan , akhi, ukhti, ikhwan, akwhat , bukan jaminan selamat dari incaran syahwat dan setan.
Manusia yang ma'shum hanyalah para nabi dan rasul. jadi, "Ustadz pun manusia,"ada benarnya.
Mungkin inilah yang melatarbelakangi syaikh DR. Najih Ibrahim
tergerak untuk menulis sebuah risalah
khusus ditujukan kepada 'Amilil Islam —aktifis islam-.
Dalam bukunya itu, doktor yang
malang-melintang dalam dunia pergerakan Islam ini menegaskan
bahwa musuh yang sangat berbahaya bagi
aktifis muslim bukan oragm kafir, tetapi nafsu maupun syahwat.
"Sesungguhnya nafsu senantiasa menyuruh
kepada keburukan. Kecuali nafsu yang
dirahmati Rabb-ku." (Yusuf: 53)
Boleh dikata, 100% isi buku salah satu
petinggi lama'ah Islamiyah Mesir ini adalah arahan-arahan rohani bagi para
penggiat dakwah. Mulai dari
penyadaran akan makna isytiro'u nafs —menjual jiwa
dan raga kepada Allah, meridhoi ketentuanNya, qiyamullail, birrul walidain.
Beliau mewanti-wanti untuk tidak
maksiat. Karena, kata Syaikh Najih, dampak maksiat bukan sekedar kepada pribadi pelaku. Tetapi, keluarga, anak, istri bahkan jama'ah maupun organisasi tempat ia menjalani amal islami, akan terkena dampaknya.
Sejatinya, tidak
ada yang salah dengan nasehat menasehati, apalagi dalam kebaikan. Namun akan menjadi perangkap setan jika nasehat-menasehatinya salah sasaran, waktunya tidak tepat, apalagi terselip
perasaan sentosa saat mengirim sms nasehat ke
ukhti atau akhi tertentu.
Curhat adalah sesuatu yang wajar bagi siapapun yang hendak mencari solusi hidup. Hanya, akan menjadi tidak wajar jika masalah yang dicurhati berupa aurat-aurat
keluarga yang seharusnya
ditutupi, apalagi jika masalah tersebut —ma'af- tentang ketidak laki-lakian sang suami, atau
sebaliknya.
Kenapa tidak curhat
ke ustad- ustadzah atau murobbi-murobbiyah, atau mungkin ke
orang tua, bukankah mereka
sangat berpengalaman dalam membina rumah tangga?.
Mengajar al-Qur'an adalah
ibadah, bahkan dalam sebuah hadits riwayat
Ibnu Majah, RasuIullah menyanjung orang yang mengajarkan al-Qur'an, bahwa mereka
adalah manusia yang terbaik.
Tetapi, kebaikan ini akan berubah menjadi sumbu kentaksiatan jika salah dipahami, salah tempat, salah patner atau kondisinya
tidak mendukung.
lbadah Kepada Syahwat
"ubudiyatusy syahwat,' judul buku kat ya syaikh DR. Abdul Aziz al-Lathif, terjenialian leterleknya, "beribadah kepada syahwat Pertama kali membaca buku ini, saya bertanya-tanya,
kira-kira seperti apa
beribadah kepada
setan.
Pakar akidah yang pernah menulis kaiya fenomenalnya "nawaqidhul iman' pembatal pembatal
keimanan” tersebut menjelaskkan.
selain Allah SWT, makhluk pun
berpotensi menjadi sesembahan yang disembah oleh manusia. Baik yang nampak maupun yang tidak nampak.
Berbahayanya jika yang disembah tidak
berwujud, seperti hawa nafsu, akal dan sejenisnya.
Kapan nafsu disembah? Ibnu Rajab al-Hanbali menjelaskan,
"Barangsiapa yang mencintai
sesuatu dan mentaatinya. Mencintai dan
membenci karena sesuatu tersebut. Maka ia telah menjadikannya sebagai sesembahannya. Seperti, siapa saja yang mencintai dan membeci karena Allah, berloyalitas dan bermusuhan karena Allah, maka ia telah
menuhankan Allah 34 dengan sebenarnya.
Demikian juga barangsiapa yang mencintai
dan membenci karena hawa nafsunya,
berloyalitas dan bermusuhan
karena hawa nafsu, maka saat itu ia telah mengangkat hawa nafsunya menjadi
sesembahannya." Jami'ul 'Ulum wal Hikam,
1/524)
Oleh Karena itu standar iltizamnya seseorang keapada Islam, bukan
sekedar ditandai dengan memanjangkan jenggot dan meminyakinya, baju koko dan celana di atas mata kaki tidak
pernah lepas darinya. Bukan dengan lebarnya jilbab yang dipakai.
Bukan pula dengan fasihnya mengucapkan
akhi maupun ukti, ikhwan maupun akhwat.
Namun iltizam yang
hakiki adalah saat hawa nafsu dan seluruh
perasaan tunduk dibawah aturan syar'ie lahir-bathin. Sang Baginda
Nabi SAW bersabda,
"Seseorang diantara kalian
tidak beriman sehingga hawa nafsunya
(tunduk) mengikuti apa
yang aku bawa." (Syarh Sunnah, alBaghawi)
Selain
belajar, bergaul dengan orangorang shaleh dan
memperbanyak ibadah, kiranya do'a yang diajarkan oleh rasulullah SAW dibawah ini layak
diulang-ulang oleh setiap aktifis
islam dalam sujudnya, agar
Allah SWT
menganugerahinya jiwa dan nafsu yang selalu dibimbing oleh Allah SWT.
“Ya Allah, sungguhnya daku memohon Dikau, petuniuk, ketakwaan,
kesucian dan kecukupan "(HR. Muslim).
1 komentar:
2015-12-17keyun
ugg sale
michael kors handbags
abercrombie & fitch
uggs for sale
louis vuitton purses
gucci handbags
ray-ban sunglasses
michael kors outlet
cheap uggs sale
concord 11
abercrombie fitch
uggs on sale
ugg outlet
canada goose outlet
nike running shoes for men
canada goose outlet
michael kors outlet
ray ban sunglasses
hollister
coach outlet
cheap oakley sunglasses
ugg outlet
canada goose jackets
nike roshe run mens
michael kors outlet clearance
cheap toms
ugg boots clearance
ugg boots on sale
louis vuitton handbags
adidas original trainers
abercrombie
oakley store
ralph lauren sale
pandora jewelry
louis vuitton handbags
coach outlet online
air force 1 trainers
abercrombie and kent
oakley sunglasses
Posting Komentar