Assalamu'alaikum ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  Nurisfm Network
Naskah tentang Ilmu Agama Islam dalam media ini diambil dan disusun dari berbagai sumber. Tidak tercantumnya sumber dan penulis, bermaksud untuk penyajian ilmu yang 'netral' semata. Mudah-mudahan menjadikan amal baik bagi penulisnya dan mendatangkan kebaikan bagi sesama. Kelemahan dan kekurangan serta segala yang kurang berkenan dihati mohon dimaafkan. Apabila ada pihak yang keberatan atau merasa dirugikan dimohonkan menghubungi Admin (Abu Azka). Dan untuk naskah-naskah ilmu pengetahuan umum, Insya Allah akan dicantumkan sumber dan atau penulisnya. Mohon Maaf sebelumnya, sekian dan terima kasih ^-^

ASAL MULA TIMBULNYA DO’A

Written By Rudianto on Minggu, 17 Juni 2012 | 13.10

Menurut catatan sejarah, bahwa asal timbulnya do’a itu bermula
dari Nabi Adam. Mengenai hal ini, telah disebutkan dalam kitab “Khozinatul Asrar”, bahwa setelah Nabi Adam Alaihis Salam diciptakan dan ditiup roh, kepadanya diajarkan cara berdo’a sebagaimana yang tersebut dalm surah Al-Fatihah ayat 1-7 yang sebagaimana bunyinya .



بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (١)
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٢)
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (٣)
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (٤)
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (٥)
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (٦)
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ (٧

1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai hari pembalasan.
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.
6. Tunjukilah kami jalan yang lurus.
7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Kemudian dilanjutkan pula oleh Adam dan istrinya ketika mereka terkena bujuk rayu iblis melanggar larangan Allah Subhanahu Wa Ta'ala hingga mereka pun berdoa : "Wahai Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami tergolong orang-orang yang merugi."
[Lihat Al-Qur'an Surah Al A'raf : 22-23]

Semenjak itulah mulai dikenal DO'A dan digunakan oleh anak cucu Adam, hingga kepada kita sekarang ini. dan dengan demikian, ibadah do'a itu hampir digunakan oleh seluruh manusia, sekalipun manusia yang tidak bertuhan kepada Allah, dan mereka pun berdo'a kepada selainNya, yakni kepada benda-benda yang mereka anggap bisa mendatangkan manfaat baginya.



* MENGAPA MANUSIA BERDO'A ...? *
------------------------------------------
Ada beberapa faktor yang menyebabkan manusia itu harus berdo'a, antara lain :

1. Lantaran jiwanya merasa terpanggil untuk memohon perlindungan ketika mendapat kesulitn yang tidak bisa mengatasinya, sebab ia diciptakan dalam keadaan lemah.

2. Lantaran do'a itu merupakan perintah Allah, yang ditujukan kepada manusia itu sendiri

وَقَالَرَبُّكُمُادْعُونِيأَسْتَجِبْ لَكُمْإِنَّالَّذِينَيَسْتَكْبِرُونَعَنْعِبَادَتِيسَيَدْخُلُونَجَهَنَّمَدَاخِرِينَ

" Dan Tuhanmu berfirman: `Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina."
[QS. Al Mu'min : 60]



* SYARAT TERKABULNYA DO'A *
-------------------------------------
Semua manusia yang berdo'a tentunya ia ingin agar do'anya itu terkabul. Dan agar do'anya terkabul, maka dibutuhkan adanya beberapa syarat diantaranya sebagai berikut :

1. Disyaratkan adanya kesucian hati, yakni jangan asal mulut bergerak, sementara hati melayang kesana kemari.
2. Disyaratkan bersih dari noda dan dosa, yakni tidak makan barang yang haram. Seperti makan hasil korupsi, menggarong atau menipu orang.
3. Disyaratkan harus bersungguh-sungguh, yakni tidak sekedar hanya basa basi.
4. Disyaratkan harus berkeyakinan bahwa do'anya itu pasti akan dikabulkan.
5. Disyaratkan tidak berputus asa bila do'anya belum terkabulkan.
6. Disyaratkan berdo'a tidak pada perkara yang dilarang atau yang mustahil didapat. Umpamanya, berdo'a mohon dijatuhkan uang sekarung dari langit. (mimpi kali yaaaa ... !! ^_^)



* ADAB BERDO'A *
----------------------
Untuk mencapai pengabulan suatu do'a, diharuskan adanya beberapa adab, diantaranya sebagai berikut :

1. Mengawali do'anya dengan menyebut nama Allah dan memuji kepadaNya serta tidak menyebut langsung tujuan kita memohon.
2. Mengulang-ngulang do'anya minimal 3 kali, tanpa merasa jemu ataupun bosan.
3. Menghadap kiblat dengan perasaan takut, atau rendah diri
4. Mengangkat kedua tangan setinggi bahu dengan suara lembut, yakni tidak keras sebagai layaknya memanggil orang ditempat yang jauh (berteriak-teriak seperti minta tolong karena kecopetan).
5. Bertaubat sebelum berdo'a untuk membersihkan dosa-dosa yang pernah kita lakukan.
6. Hendaknya susunan kalimat do'anya tidak bersajak, cukup dengan susunan kata yang sederhana, tidak perlu dilagukan. karena itu dianjurkan memakai susunan kalimat do'a yang berasal dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Terutama do'a-do'a yang terdapat dalam Al-Qur'an.
7. Mengakhiri do'anya dengan bacaan shalawat kemudian dilanjutkan dengan bacaan hamdalah.



* BEBERAPA HAL YANG MERUSAK DO'A *
-----------------------------------------------
Ada beberapa hal yang dapat merusakkan do'a, sehingga do'anya tidak mendapat pengabulan. Diantaranya yang merusak do'a itu adalah :

1. Berdo'a untuk mencelakakan diri sendiri karena ia bosan hidup atau berdo'a untuk mencelakakan orang lain. Umpamanya berdo'a :"Wahai Tuhanku, bangkrutkanlah usahanya si Fulan itu agar jatuh miskin".
2. Berdo'a karena merasa kesal. Umpamanya seorang ibu yang kesal melihat ananknya yang tidak mau menerima nasihatnya, sehingga secara tidak sadar ia berucap: "Semoga kamu mendapat kecelakaan dijalan". Hal tersebut tidaklah diperbolehkan, walau nantinya ucapan itu menjadi kenyataan. Karena itu isi kandungan do'a diharuskan mengandung kebaikam dan kesejahteraan. Adapun mendo'akan kebinasaan terhadap orang yang berbuat zalim tidaklah dilarang. Umpamanya berdo'a untuk orang yang berbuat sewenang-wenang kepada kita, lalu kita berdo'a :"Wahai Tuhanku, binasakanlah mereka agar aku bisa hidup tentram didalam menunaikan perintahMu."

* SEBAB DO'A TIDAK TERKABUL *
--------------------------------------
Biasanya orang berdo'a tidak terkabul itu mudah berputus asa, sehingga ia tidak mau mengoreksi dirinya. Bahkan terkadang Tuhanlah yang disalahkan. Padahal diterima atau tidaknya suatu do'a itu tergantung orang yang berdo'a itu sendiri, sebagaimana yang dijelaskan oleh seorang ulama yang terkenal waro' bernama Ibrahim bin Adham ketik ia berkunjung ke Basroh dan disana ia datangi orang-orang untuk mengadukan pertanyaan :"Apakah sebabnya nasib kami itu tidak kunjung berubah, padahal kami selalu berdo'a kepada Allah dan bukankah Dia berjanji akan mengabulkan do'a hambaNya...?".

Ibrahim bin Adham menjawab :"Sebenarnya do'a itu tidak terkabul itu ada 10 macam sebabnya, yaitu :

1. Kamu mengaku mengenal Allah, namun hak-hakNya tidak kamu penuhi.
2. Kamu mengaku cinta kepada Rasul, namun sunnah-sunnahnya tidak kamu jalani.
3. Kamu membaca Al-Qur'an, namun isinya yang terkandung tidak kamu amalkan.
4. Kamu mengakui syaitan itu musuh yang nyata, namun perbuatanmu persis dengan perbuatannya syaitan.
5. Kamu berdo'a memohon agar dihindarkan dari siksa neraka, namun dirimu kamu campakkan ke dalmnya dengan banyak-banyak berbuat maksiat dan dosa.
6. Kamu berdo'a memohon agar bisa masuk surga, namun amal perbuatanmu tidak pernah mencerminkan untukNya.
7. Kamu sibuk menggunjingkan aib orang lain, tetapi aib mu sendiri kamu lupakan.
8. Kamu percaya bahwa kematian itu pasti datang, namun kamu tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya dengan banyak berbuat kebaikan dan amal-amal shalih.
9. Kamu kuburkan orang yang mati, namun kamu tidak mengambil pelajaran (hikmah) dari peristiwa kematian itu.
10. Kamu rasakan nikmat dari Tuhanmu, namun kamu tidak pernah bersyukur kepada si Pemberi nikmat itu.

Selanjutnya Ibrahim berkata :"Karena itu bagaimana mungkin do'amu akan terkabul ...?


* BEBERAPA WAKTU YANG MUSTAJAB UNTUK BERDO'A *
----------------------------------------------------------------
Sungguh berbeda Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan makhluk-Nya. Dia Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Lihatlah manusia, ketika ada orang meminta sesuatu darinya ia merasa kesal dan berat hati. Sedangkan Allah Ta'ala mencintai hamba yang meminta kepada-Nya. Sebagaimana perkataan seorang penyair: “Allah murka pada orang yang enggan meminta kepada-Nya, sedangkan manusia ketika diminta ia marah”

Ya, Allah mencintai hamba yang berdoa kepada-Nya, bahkan karena cinta-Nya Allah memberi 'bonus' berupa ampunan dosa kepada hamba-Nya yang berdoa. Allah Ta'ala berfirman dalam sebuah hadits qudsi: “Wahai manusia, selagi engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, aku mengampuni dosamu dan tidak aku pedulikan lagi dosamu”
(HR. At Tirmidzi, ia berkata: 'Hadits hasan shahih')

Sungguh Allah memahami keadaan manusia yang lemah dan senantiasa membutuhkan akan Rahmat-Nya. Manusia tidak pernah lepas dari keinginan, yang baik maupun yang buruk. Bahkan jika seseorang menuliskan segala keinginannya dikertas, entah berapa lembar akan terpakai.

Maka kita tidak perlu heran jika Allah Ta'ala melaknat orang yang enggan berdoa kepada-Nya. Orang yang demikian oleh Allah 'Azza Wa Jalla disebut sebagai hamba yang sombong dan diancam dengan neraka Jahannam. Allah Ta'ala berfirman: “Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”
[QS. Ghafir: 60]

Ayat ini juga menunjukkan bahwa Allah Maha Pemurah terhadap hamba-Nya, karena hamba-Nya diperintahkan berdoa secara langsung kepada Allah tanpa melalui perantara dan dijamin akan dikabulkan. Sungguh Engkau Maha Pemurah Ya Rabb...

Di antara usaha yang bisa kita upayakan agar doa kita dikabulkan oleh Allah Ta'ala adalah dengan memanfaatkan waktu-waktu tertentu yang dijanjikan oleh Allah bahwa doa ketika waktu-waktu tersebut dikabulkan. Diantara waktu-waktu tersebut adalah:

1. Ketika sahur atau sepertiga malam terakhir

Sepertiga malam yang paling akhir adalah waktu yang penuh berkah, sebab pada saat itu Rabb kita Subhanahu Wa Ta'ala turun ke langit dunia dan mengabulkan setiap doa hamba-Nya yang berdoa ketika itu. Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam: “Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: 'Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni'”
(HR. Bukhari no.1145, Muslim no. 758)


2. Ketika berbuka puasa

Waktu berbuka puasa pun merupakan waktu yang penuh keberkahan, karena diwaktu ini manusia merasakan salah satu kebahagiaan ibadah puasa, yaitu diperbolehkannya makan dan minum setelah seharian menahannya, sebagaimana hadits: “Orang yang berpuasa memiliki 2 kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya kelak”
(HR. Muslim, no.1151)

Keberkahan lain di waktu berbuka puasa adalah dikabulkannya doa orang yang telah berpuasa, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam: “Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi”
(HR. Tirmidzi no.2528, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi)

3. Ketika malam lailatul qadar

Malam lailatul qadar adalah malam diturunkannya Al Qur'an. Malam ini lebih utama dari 1000 bulan. Sebagaimana firmanAllah Ta'ala: “Malam Lailatul Qadr lebih baik dari 1000 bulan”
[QS. Al Qadr: 3]

Pada malam ini dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk memperbanyak doa. Sebagaimana yang diceritakan oleh Ummul Mu'minin Aisyah Radhiallahu'anha: “Aku bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau bersabda: Berdoalah: Allahumma Innaka 'Afuwwun, Tuhibbul 'Afwa Fa'fu 'Anni ('Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku')”.
(HR. Tirmidzi, 3513, ia berkata: “Hasan Shahih”)

Pada hadits ini Ummul Mu'minin 'Aisyah Radhiallahu'anha meminta diajarkan ucapan yang sebaiknya diamalkan ketika malam Lailatul Qadar. Namun ternyata Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam mengajarkan lafadz doa. Ini menunjukkan bahwa pada malam Lailatul Qadar dianjurkan memperbanyak doa, terutama dengan lafadz yang diajarkan tersebut.

4. Ketika Adzan berkumandang

Selain dianjurkan untuk menjawab adzan dengan lafazh yang sama, saat adzan dikumandangkan pun termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa. Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: “Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang”.
(HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”)


5. Di antara Adzan dan Iqamah

Waktu jeda antara adzan dan iqamah adalah juga merupakan waktu yang dianjurkan untuk berdoa, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam: “Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak”
(HR. Tirmidzi, 212, ia berkata: “Hasan Shahih”)

Dengan demikian jelaslah bahwa amalan yang dianjurkan antara adzan dan iqamah adalah berdoa, bukan shalawatan, atau membaca murattal dengan suara keras, misalnya dengan menggunakan mikrofon. Selain tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam, amalan-amalan tersebut dapat mengganggu orang yang berdzikir atau sedang shalat sunnah. Padahal Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: “Ketahuilah, kalian semua sedang bermunajat kepada Allah, maka janganlah saling mengganggu satu sama lain. Janganlah kalian mengeraskan suara dalam membaca Al Qur'an,’ atau beliau berkata, ‘Dalam shalat’,”
(HR. Abu Daud no.1332, dishahihkan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Nata-ijul Afkar, 2/16).

6. Ketika sedang sujud dalam shalat

Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: “Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu”
(HR. Muslim, no.482)


7. Ketika sebelum salam pada shalat wajib

Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: “Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh Allah? Beliau bersabda: “Diakhir malam dan diakhir shalat wajib”.
(HR. Tirmidzi, 3499)

Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Zaadul Ma'ad (1/305) menjelaskan bahwa yang dimaksud 'akhir shalat wajib' adalah sebelum salam. Dan tidak terdapat riwayat bahwa Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam dan para sahabat merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib. Ahli fiqih masa kini, Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah berkata: “Apakah berdoa setelah shalat itu disyariatkan atau tidak? Jawabannya: tidak disyariatkan. Karena Allah Ta'ala berfirman: “Jika engkau selesai shalat, berdzikirlah."
[QS. An Nisa: 103]

Allah berfirman 'berdzikirlah', bukan 'berdoalah'. Maka setelah shalat bukanlah waktu untuk berdoa, melainkan sebelum salam” (Fatawa Ibnu Utsaimin, 15/216).

Namun sungguh disayangkan kebanyakan kaum muslimin merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib yang sebenarnya tidak disyariatkan, kemudian justru meninggalkan waktu-waktu mustajab yang disyariatkan yaitu diantara adzan dan iqamah, ketika adzan, ketika sujud dan sebelum salam.

8. Di hari Jum'at

Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: “Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam menyebutkan tentang hari Jumat kemudian beliau bersabda: 'Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta'. Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut”.
(HR. Bukhari 935, Muslim 852 dari sahabat Abu Hurairah Radhiallahu'anhu)

Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari ketika menjelaskan hadits ini beliau menyebutkan 42 pendapat ulama tentang waktu yang dimaksud. Namun secara umum terdapat 4 pendapat yang kuat. Pendapat pertama, yaitu waktu sejak imam naik mimbar sampai selesai shalat Jum'at, berdasarkan hadits: “Waktu tersebut adalah ketika imam naik mimbar sampai shalat Jum'at selesai”.
(HR. Muslim, 853 dari sahabat Abu Musa Al Asy'ari Radhiallahu'anhu).

Pendapat kedua, yaitu setelah ashar sampai terbenamnya matahari. Berdasarkan hadits: “Dalam 12 jam hari Jum'at ada satu waktu, jika seorang muslim meminta sesuatu kepada Allah Azza Wa Jalla pasti akan dikabulkan. Carilah waktu itu di waktu setelah ashar”.
(HR. Abu Daud, no.1048 dari sahabat Jabir bin Abdillah Radhiallahu'anhu. Dishahihkan Al Albani di Shahih Abi Daud).

Pendapat ketiga, yaitu setelah ashar, namun diakhir-akhir hari Jum'at. Pendapat ini didasari oleh riwayat dari Abi Salamah.

Pendapat keempat, yang dikuatkan oleh Ibnu Hajar sendiri, yaitu menggabungkan semua pendapat yang ada. Ibnu 'Abdil Barr berkata: “Dianjurkan untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa pada dua waktu yang disebutkan”. Dengan demikian seseorang akan lebih memperbanyak doanya di hari Jum'at tidak pada beberapa waktu tertentu saja. Pendapat ini dipilih oleh Imam Ahmad bin Hambal, Ibnu 'Abdil Barr.

9. Ketika turun hujan

Hujan adalah nikmat Allah Ta'ala. Oleh karena itu tidak boleh mencelanya. Sebagian orang merasa jengkel dengan turunnya hujan, padahal yang menurunkan hujan tidak lain adalah Allah Ta'ala. Oleh karena itu, daripada tenggelam dalam rasa jengkel lebih baik memanfaatkan waktu hujan untuk berdoa memohon apa yang diinginkan kepada Allah Ta'ala: “Doa tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun”.
(HR Al Hakim, 2534, dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami', 3078)


10. Hari Rabu antara Dzuhur dan Ashar

Sunnah ini belum diketahui oleh kebanyakan kaum muslimin, yaitu dikabulkannya doa diantara shalat Zhuhur dan Ashar dihari Rabu. Ini diceritakan oleh Jabir bin Abdillah Radhiallahu'anhu: “Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam berdoa di Masjid Al Fath 3 kali, yaitu hari Senin, Selasa dan Rabu. Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara dua shalat. Ini diketahui dari kegembiraan di wajah beliau. Berkata Jabir : 'Tidaklah suatu perkara penting yang berat pada saya kecuali saya memilih waktu ini untuk berdoa,dan saya mendapati dikabulkannya doa saya'”

Dalam riwayat lain: “Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara shalat Zhuhur dan Ashar”

(HR. Ahmad, no. 14603, Al Haitsami dalam Majma Az Zawaid, 4/15, berkata: “Semua perawinya tsiqah”, juga dishahihkan Al Albani di Shahih At Targhib, 1185)

11. Ketika Hari Arafah

Hari Arafah adalah hari ketika para jama'ah haji melakukan wukuf di Arafah, yaitu tanggal 9 Dzulhijjah. Pada hari tersebut dianjurkan memperbanyak doa, baik bagi jama'ah haji maupun bagi seluruh kaum muslimin yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Sebab Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: “Doa yang terbaik adalah doa ketika hari Arafah”.(
HR. At Tirmidzi, 3585. Di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi)

12. Ketika Perang Berkecamuk

Salah satu keutamaan pergi ke medan perang dalam rangka berjihad di jalan Allah adalah doa dari orang yang berperang di jalan Allah ketika perang sedang berkecamuk, diijabah oleh Allah Ta'ala. Dalilnya adalah hadits yang sudah disebutkan di atas: “Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang”.
(HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”)

13. Ketika Meminum Air Zam-zam

Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: “Khasiat Air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya”.
(HR. Ibnu Majah, 2/1018. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah, 2502)

* ORANG-ORANG YANG TERKABUL DO'ANYA *
----------------------------------------------------
Banyak orang yang tidak bisa memanfaatkan kesempatan untuk berdoa, padahal boleh jadi seseorang itu tergolong yang mustajab doanya tetapi kesempatan baik itu banyak disia-siakan. Maka seharusnya setiap muslim memanfaatkan kesempatan tersebut untuk berdoa sebanyak mungkin baik memohon sesuatu yang berhubungan dengan dunia atau akhirat.

Di antara orang-orang yang doanya mustajab.

1. Do'a Seorang Muslim Terhadap Saudaranya Dari Tempat Yang Jauh

Dari Abu Darda' bahwa dia berkata bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Tidaklah seorang muslim berdoa untuk saudaranya yang tidak di hadapannya, maka malaikat yang ditugaskan kepadanya berkata : "Amin, dan bagimu seperti yang kau doakan".
[Shahih Muslim, kitab Doa wa Dzikir bab Fadli Doa fi Dahril Ghalib].

Imam An-Nawawi berkata bahwa hadits di atas menjelaskan tentang keutamaan seorang muslim mendoakan saudaranya dari tempat yang jauh, jika seandainya dia mendoakan sejumlah atau sekelompok umat Islam, maka tetap mendapatkan keutamaan tersebut. Oleh sebab itu sebagian ulama salaf tatkala berdoa untuk diri sendiri dia menyertakan saudaranya dalam doa tersebut, karena disamping terkabul dia akan mendapatkan sesuatu semisalnya.
[Syarh Shahih Muslim karya Imam An-Nawawi 17/49]

Dari Shafwan bin Abdullah bahwa dia berkata : Saya tiba di negeri Syam lalu saya menemui Abu Darda' di rumahnya, tetapi saya hanya bertemu dengan Ummu Darda' dan dia berkata : Apakah kamu ingin menunaikan haji tahun ini ? Saya menjawab : Ya. Dia berkata : Doakanlah kebaikan untuk kami karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda.

"Artinya : Doa seorang muslim untuk saudaranya yang tidak ada di hadapannya terkabulkan dan disaksikan oleh malaikat yang ditugaskan kepadanya, tatkala dia berdoa untuk saudaranya, maka malaikat yang di tugaskan kepadanya mengucapkan : Amiin da bagimu seperti yang kau doakan". Shafwan berkata : "Lalu saya keluar menuju pasar dan bertemu dengan Abu Darda', beliau juga mengutarakan seperti itu dan dia meriwayatkannya dari Nabi.
[Shahih Muslim, kitab Dzikir wa Doa bab Fadlud Doa Lil Muslimin fi Dahril Ghaib 8/86-87]

Serta Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam juga diperintahkan seperti itu yang
terdapat dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

" Dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan".
[QS. Muhammad : 19]


2. Orang yang Memperbanyak Berdo'a Pada Saat Lapang Dan Bahagia

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya :Barangsiapa yang ingin doanya terkabul pada saat sedih dan susah, maka hendaklah memperbanyak berdoa pada saat lapang".
[Sunan At-Tirmidzi, kitab Da'awaat bab Da'watil Muslim Mustajabah 12/274. Hakim dalam Mustadrak. Dishahihkan oleh Imam Dzahabi 1/544. Dan di hasankan oleh Al-Albani No. 2693].

Dan firman Allah.

" Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya".
[QS. Yunus : 12. (Mir'atul Mafatih 7/360)]

Wahai orang yang ingin dikabulkan doanya, perbanyaklah berdoa pada waktu lapang agar doa Anda dikabulkan pada saat lapang dan sempit.

3. Orang Yang Teraniaya

Dari Mu'adz bin Jabal Radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Takutlah kepada doa orang-orang yang teraniyaya, sebab tidak ada hijab antaranya dengan Allah (untuk mengabulkan)".
[Shahih Muslim, kitab Iman 1/37-38]

Dari Abu Hurairah bahwa dia berkata bahwasanya Rasulullah bersabda.

" Doanya orang yang teraniaya terkabulkan, apabila dia seorang durhaka, maka kedurhakaannya akan kembali kepada diri sendiri".
[Musnad Ahmad 2/367. Dihasankan sanadnya oleh Mundziri dalam Targhib 3/87 dan Haitsami dalam Majma' Zawaid 10/151, dan Imam 'Ajluni No. 1302]

4 & 5. Doa Orang Tua Terhadap Anaknya Dan Doa Seorang Musafir.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda.

"Artinya : Tiga orang yang doanya pasti terkabulkan ; doa orang yang teraniyaya;doa seorang musafir dan doa orang tua terhadap anaknya".
[Sunan Abu Daud, kitab Shalat bab Do'a bi Dhahril Ghaib 2/89. Sunan At-Tirmidzi, kitab Al-Bir bab Doaul Walidain 8/98-99. Sunan Ibnu Majah, kitab Doa 2/348 No. 3908. Musnad Ahmad 2/478. Dihasankan Al-Albani dalam Silsilah Shahihah No. 596]

6. Do'a Orang Yang Sedang Puasa

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu bahwa dia berkata bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Tiga doa yang tidak ditolak ; doa orang tua terhadap anaknya ; doa orang yang sedang berpuasa dan doa seorang musafir".
[Sunan Baihaqi, kitab Shalat Istisqa bab Istihbab Siyam Lil Istisqa' 3/345. Dishahihkan oelh Al-Albani dalam Silsilah Shahihah No. 1797].

7. Do'a Pemimpin Yang Adil

8. Do'a Orang Yang Teraniaya

9. DO'a Orang Yang Bertaubat Dari Dosanya

Allah berfirman :
"Mohonlah olehmu kepada tuhanmu, ampunan dari segala dosa, kemudia bertaubatlah kepadanya. Dia akan memberika kenikmatan kepadamu yang cukup baik & memuaskan hingga batas waktu yang telah ditentukan & dia akan memberikan kemuliaan pada tiap orang, menurut kadarnya masing-masing" [QS Hud : 3]

Dalam surat lain Allah juga berfirman :
"Dan barangsiapa yang mengerjakan sesuatu kejahatan atau menganiaya diri sendiri, kemudian ia memohon ampunan pada Allah terhadap dosanya, niscaya ia mendapati bahwa Allah maha pengasih lagi maha penyayang".
[QS An-Nisa : 110]

10. Do'a Tiap Muslim yang selama Doanya tidak Mengandung Kezaliman atau mengarah ke Pemutusan Hubungan Keluarga

Rasulullah bersabda : "Tidak ada seorang Muslim di muka bumi ini yang berdoa memohonkan sesuatu pada Allah SWT, melainkan Allah mengabulkannya sebagaimana yang dimohonkannya, atau dipalingkan Allah daripada suatu kecelakaan, selama ia tidak mendoakan suatu yang mengandung dosa atau memutuskan tali silaturahmi. Maka berkatalah seseorang "Kalau begitu baiklah kami memperbanyak doa, jawab Nabi" Allah menerima doa hambanya lebih banyak lagi".
(HR. Tirmidzi)

1 komentar:

Posting Komentar