Ada apa dengan perbuatan hati?
Written By Rudianto on Senin, 11 Juni 2012 | 12.07
Sebagaimana anggota badan mempunyai banyak perbuatan, begitu pula dengan sang Hati yang merupakan Raja bagi anggota badan.
Diantara perbuatan hati adalah : cinta kepada Allah, pasrah kepada Allah, kembali kepada Allah, takut kepada Allah, berharap kepada Allah, ikhlash, bersabar, ridha, dll.
Perbuatan hati adalah perbuatan yang sangat berbahaya jika tidak diperhatikan, Sebenaranya kita ini sedang diuji oleh Allah subhanahu wa ta'ala yang Maha Mengetahui.
Apakah penghambaan yang kita lakukan hanya perbuatan yang nampak, ataukah perbuatan badan & hati ?
Penghambaan itu ada dua macam:
1- Penghambaan yang tersembunyi (hati).
2- Penghambaan yang nampak (anggota badan)
Manakala manusia banyak melakukan perbuatan yang nampak, tetapi kosong dari perbuatan yang tersembunyi (hati), maka perbuatan tsb tidak ada manfa'atnya atau kurang manfa'atnya
Al Imam Ibnu Qoyyim rohimahullah berkata:
Barang siapa yang merenungkan syari'at dalam beberapa sumbernya pasti akan ia ketahui adanya keterkaitan A'maal al-jawaarih (perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh anggota badan) dengan A'maal al-quluub (perbuatan-perbuatan hati).
Perbuatan anggota badan (A'maal al-jawaarih) tidak akan ada manfa'atnya jika melakukannya tanpa disertai Perbuatan hati (A'maal al-quluub).
Perbuatan hati (A'maal al-quluub) lebih wajib terhadap seorang hamba dari pada perbuatan anggota badan (A'maal al-jawaarih).
Tidaklah bisa dibedakan orang beriman dan orang munafiq kecuali dengan perbuatan hati yang dilakukan oleh hati masing-masing dari keduanya.
Tidaklah mungkin seseorang masuk islam kecuali dengan perbuatan hatinya sebelum perbuatan anggota badannya.
Penghambaan hati lebih besar, lebih banyak dan lebih kontinyu dibandingkan penghambaan anggota badan, maka penghambaan hati itu adalah kewajiban dalam setiap waktu.
"Badaa-i'ul-fawaa-id" (jilid 3 hal 1148)
Ditempat lain Imam Ibnu Qoyyim berkata:
Perbuatan hati adalah ruh penghambaan dan inti penghambaan, apabila perbuatan anggota badan itu kosong dari perbuatan hati maka perbuatan tsb bagaikan tubuh mayat yang tidak ada ruhnya.
"Badaa-i'ulfawaa-id" (jilid 3 hal 1146).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar