Ternyata 14 Abad yang Lalu, Fenomena “Facebook” Sudah Disinggung dalam Al-Qur’an surat Al-Ma’arij ayat 19, 20, 21 :
19.Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh.
20.Apabila dia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah.
21.dan apabila mendapat kebaikan dia jadi kikir.
Suatu ketika selepas Ashar di Masjid Al Hikam. di salah satu pojok
masjid tersebut terdapat Ranid dengan dua orang temannya yakni Ahmad dan
Ilmi yang terlihat sedang mendiskusikan sesuatu. Kali ini tema yang
diangkat seputar masalah I’jazul Quran (Mukjizat Al Quran). diskusi yang
berjalan cukup santai namun sarat akan ilmu.
Ahmad adalah
seorang mahasiswa salah satu PTS di Jakarta dengan program studi
Matematika. Seorang calon pengabdi masyarakat dengan ilmunya. Ahmad
selalu berupaya mengaitkan Al-Qur’an dengan bidang studinya matematika.
Ahmad sering berkutat dengan angka-angka dalam Al-Qur’an.
Ahmad pun memulai diskusi. “Subhanallah alquran itu bener-bener mukjizat.
ternyata kata Yaum (hari) di dalam alquran sebanyak 365 kata sama
seperti jumlah hari dalam satu tahun, kata syahr (bulan) disebutin 12
kali sama kayak jumlah bulan dalam satu tahun, sab’u (minggu) disebutin 7
kali sama dengan jumlah hari per minggu.
Belum lagi kata-kata yang berlawan kata.
Misalnya ad dunya 115 kali, al akhiroh juga 115 kali.
Malaikat 88 kali sedangkan asy syayathin 88 kali juga. Al hayat 145 kali begitupun dengan Al Maut yang juga 145 kali.
Belum lagi angka 19 yang disebutin dalam alquran surat Al Mudatsir ayat
30. Sebetulnya masih banyak tapi mending antum liat di internet aja
nafsi-nafsi, tinggal tanya mas google ketik key word nya keajaiban angka
dalam al-quran,” Celoteh Ahmad sekaligus mengakhiri presentasinya.
Tiba giliran Ranid memaparkan pengetahuannya seputar masalah mukjizat
Quran. Ranid memang sangat menyenangi diskusi-diskusi tentang kajian
Islam berhubung program studi Ranid adalah bahasa Arab yang ia geluti di
salah satu Ma’had Lughoh di Jakarta. Maka ia akan memaparkan
sepengetahuannya tentang I’jazul Quran dari sudut pandang bahasa.
Setelah mengucapkan basmalah seraya memuji Allah dengan hamdalah, serta
sholawat kepada Nabi SAW. Ranid pun mulai berkata “Mumtaz! ustadz Ahmad
mantep dah penjelasannya, giliran ane ya?
Gini jadi mukjizat kalo
diliat dari segi bahasa maka secara sederhana dapat diartikan sebagai
’senjata’ untuk melemahkan terhadap tantangan dakwah yang ada.
Contoh di zaman nabi Musa AS berhubung waktu itu sihir sedang
ngetrend-ngetrendnya maka Allah kasih mukjizat nabi Musa AS ‘menyerupai’
sihir, tapi bukan sihir, dengan tongkatnya yang terkenal.
Bisa
berubah jadi ular, ngebelah lautan, dsb. Trus di zaman nabi Isa AS
berhubung waktu itu ilmu kedokteran lagi maju-majunya maka Allah kasih
kepada nabi Isa AS mukjizat yang berhubungan dengan dunia pengobatan.
Nah, di zaman Rasul SAW pada masa itu kaum jahiliyyah terkenal akan
syairnya yang luar biasa Indahnya. Maka Allah pun memberikan kepada Nabi
SAW berupa al-quran sebuah mukjizat yang begitu sangat tinggi dan sarat
akan nilai sastranya.”
Ranid masih melanjutkan pemaparannya
“bahkan Allah nantangin mereka kaum kafir untuk buat satu surat saja
yang semisal dengan alquran.
Coba ente berdua buka Al-Baqoroh ayat :
23. Dan jika kamu meragukan Al-Quran yang Kami turunkan kepada hamba
Kami (Muhammad) maka buatlah satu surat semisalnya dan ajaklah
penolong-penolongmu selain Allah jika kamu orang yang benar,
24.Maka
jika kamu tidak dapat membuat (nya) dan pasti kamu tidak akan dapat
membuat (nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya
manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.
Pernah ada kisah tentang Musailamah Al-Kadzdzab yang coba-coba buat
alquran tandingan. Salah satu suratnya niru-niru al-fiil. dan surat
gadungan itu ditertawakan banyak orang karena diliat dari sisi bahasa
dan maknanya betul-betul jelek. dan satu hal lagi cuma alquran kitab
suci yang bisa dihafal oleh jutaan manusia walaupun manusianya itu
sendiri pun tidak mengetahui arti al-quran.
Bahkan uniknya juga, hafalannya tersebut lengkap sampai titik dan komanya. Subhanallah maha benar Allah dalam firmanNya :
Dan sungguh Kami mudahkan Al-Quran untuk peringatan’ Al-Qomar ayat 17,”
Selanjutnya giliran Ilmi yang mendapat giliran menjelaskan mukjizat quran berdasarkan studi yang ia geluti.
Ilmi adalah seorang mahasiswa IT di salah satu PTS di Jakarta. Berbeda
dengan kedua orang sahabatnya tadi, Ikhwan lajang ini tengah mengerjakan
tugas akhir dalam perkuliahannya. Hal ini dikarenakan Ilmi terlebih
dahulu kuliah selepas SMA daripada Ahmad dan Ranid yang sempat menunda
jenjang akademisnya…
Lengkap dengan stelan kacamata khas para hacker
di film Hollywood, Ilmi pun memulai pembicaraannya. “sebenernya ane
belum mau mengatakan ini mukjizat atau gak? terus terang ane gak berani.
Tapi salah satu point yang pernah ane dengar dalam seminar Qur’an bahwa
kenapa Qur’an disebut mukjizat tak lain dan tak bukan adalah karena
kebenarannya dalam ‘meramal’ masa depan. Betul gak Ran?” Ilmi bertanya
pada Ranid. Ranid pun mengiyakan pernyataan Ilmi dengan mengaggukan
kepala, seolah tak mau kehilangan pemaparan dari Ilmi sahabatnya….
Ilmi melanjutkan “surat al-lahab contohnya, di situ Allah memastikan
bahwa Abu Lahab bakalan tetep kafir dan masuk neraka. dan ketika surat
itu turun di Mekkah, Abu Lahab ternyata masih hidup. Sekarang coba antum
bayangin kalo seandainya Abu Lahab itu tergerak hatinya untuk masuk
Islam atau pun pura-pura masuk Islam maka Al-Quran akan dipertanyakan
kebenarannya dari dulu sampai sekarang. Ataupun di surat Ar-Rum di situ
dijelaskan bahwa Romawi bakalan menang melawan Persia. dan itu
subhanallah terjadi beberpa tahun kemudian. Setelah pada peperangan yang
sebelumnya Romawi kalah maka pada peperangan selanjutnya Romawi menang
telak.
Dan satu lagi peristiwa fathul Mekkah di surat Al-Fath.
Allah memastikan kaum Muslimin akan memasuki Mekkah setelah sekian lama
hijrah ke Madinah. dan subhanallah hal itu terbukti.”
Fenomena Al-Fisbukiyyah (sebutan untuk para penggila FB) dalam Al-Qur’an……
“Ah itu mah dari aspek sejarah Mi, coba dari aspek IT sesuai sama studi
ente?” Tanya Ranid seolah menantang Ilmi. “Weitss, tenang-tenang ane
kan belum selesai jelasinnya, ana lanjut ya!” Jawab Ilmi. “Nah berhubung
tadi ane bilang ana gak berani nyebut ini mukjizat atau nggak, maka ane
akan bilang ini kehebatan Quran.” Ilmi masih melanjutkan, sementara
kedua rekannya Ahmad dan Ranid masih terus diam dan menyimak kata per
kata yang akan terlontar dari mulut Ilmi. “ente berdua tau gak, bahwa
sejak 1400 tahun yang lalu alquran sudah menyinggung tentang Facebook
dan kawan-kawannya?!” Ahmad yang calon tertegun diiringi dengan tertawa
kecil seolah tak percaya statmen Ilmi. Lain lagi dengan Ranid yang masih
berpikir dan mencari-cari bahwa apakah benar kata Facebook ada di dalam
alquran. dengan mencoba mentashrif pola-pola fi’il.
Ilmi meneruskan kembali pemaparannya “Ahmad, coba kalian berdua buka surat Al-Ma’arij ayat :
19.Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh.
20.Apabila dia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah.
21.dan apabila mendapat kebaikan dia jadi kikir.’
Ayat ini menjelaskan fenomena jama’ah “Al-Fisbukiyyah” secara umum. Coba ente-ente liat wirid-wirid mereka.
Kebanyakan isinya keluh kesah. Temanya udah mirip sinetron mendayu-dayu
sampai bikin air mata keluar. Sakit dari mulai bisul, cantengan,
jerawat, sampai ayan di update di status. Cuaca juga gak ketinggalan.
dikasih hujan, ngeluh gak bisa kemana-mana. dikasih panas ngeluh
kepanasan. Segala maksiat juga disebarin di muka umum. Masalah duit
abis, rezeki seret terus dan terus di suguhkan. Ibadah juga ada beberapa
yang dipublikasikan puasa, sedekah, tapi alhamdulillah ane belum
menemukan ada orang yang lagi sholat update status ‘lagi roka’at dua
nih’ naudzubillah kalo sampai ada!” canda Ilmi.
Ahmad dan Ranid
pun tertawa dan mengaminkan ucapan Ilmi. “Terus di ayat setelahnya
dikatakan ‘apabila dapat kebaikan maka ia kikir.’ Ane rasa betul ayat
tersebut. Coba ente berdua hitung ada beberapa orang yang update status
semisal alhamdulillah dapet rezeki, buat yang mau ditraktir harap tunggu
di depan masjid. Kira-kira ada gak status kayak gitu. Giliran dapat
rezeki yang melimpah pada pelit gak mau orang lain pada tau, tapi
giliran ditimpa musibah di share kemana-mana.”
“Ah, lo iri aja
kali jangan sok jaim deh?!” Kali ini Ahmad yang bertanya kepada Ilmi.
Ilmi pun menjawab “ane rasa jaim itu perlu, dalam konteks JAIM,
Jaga-Iman berkaitan dengan hal malu, ane tidak mengharamkan update
status, akan tetapi alangkah baiknya update-nya itu yang baik-baik
pokoknya temanya mengajak kebaikan dari quran, hadits, sahabat, ataupun
salafush sholih. Inget akh dalam hadits riwayat Bukhori dikatakan Jika
kamu tidak malu, maka berbuatlah sesukamu. Ulama bilang bahwa jika kita
udah gak malu sama Allah dan tidak merasa diawasinya maka tunaikan saja
hawa nafsumu dan lakukan apa yang kau inginkan.” Jawab Ilmi.
Ranid tak menyangka sahabatnya Ilmi dapat menarik dan mengaitkan surat
Al-Ma’arij ayat 20-22 dengan fenomena Facebookers yang bergentayangan di
dunia maya. Alhamdulillah bertambah satu lagi pengetahuan Ranid pada
hari itu. Sungguh Ranid sejatinya sudah sering membaca atau bahkan
menghafalkan surat ini. Namun dikarenakan kurang men-tadabbur-i ayat ini
maka alangkah kagetnya ia mendengarkan penjelasan yang dipaparkan oleh
sahabatnya Ilmi.
Hukum Facebook antara Halal dan Haram
Semua manusia punya sudut pandang yang berbeda. Khilaf yang terjadi di
sana sini sudah menjadi semacam fitrah manusia. Tak lepas dari itu
banyak kalangan yang mengomentari Facebook. Boleh atau haramkah Facebook
dalam kacamata agama?
Ramainya publik tentang Facebook bermula
datang dari Jawa Timur, para ulama Pondok Pesantren se Jawa-Madura yang
tergabung dalam Forum Komunikasi Pondok Pesantren Putri (FMP3)
menyatakan fatwa Haram Facebook.
Pernyataan ini dikeluarkan saat
pembahasan di forum Bahtsul Masail di Pondok Pesantren Putri Hidayatul
Mubtdien Lirboyo, Kediri.
Fatwa haram Facebook ini menuai kecaman dari beberapa pengguna Facebook.
Bapak Blogger Indonesia dan pengamat internet Enda Nasution menganggap
itu kurang kerjaan dan terkesan seperti fatwa lucu-lucuan ala ulama.
Lebih kanjut ia menuturkan: “Tanggung, kalau gara-gara penggunaan
Facebook berlebihan, terus dikeluarkan fatwa haram. Sekalian saja
penggunaan internet, ponsel, dan semua hal yang berlebihan di fatwa-kan
haram.”
Sebenarnya para ulama tidak memutlakkan Facebook itu haram.
Tersiarnya kabar bahwa para ulama mengharamkan Facebook itu semata
karena sikap media belaka yang memutar balikkan fakta. Ulama sepakat
kalau Facebook haram jika memang merdampak negatif pada si pengguna.
Jika ternyata Facebook tidak berefek samping pada pengguna maka tidak haram. Sebenarnya inilah fatwa ulama yang dimaksud.
Akan tetapi pihak media masa mencantumkan berita yang berbeda. Mereka
meliput hanya sebagian dan memotong kalimat yang sesungguhnya itu bagian
yang terpenting. Jadi terkesan ulama mengeluarkan fatwa bahwa Facebook
haram seperti haramnya mengkonsumnsi babi dan anjing.
MUI pusat pun
tidak berani memutuskan Facebook haram. Ketua MUI, Cholil Ridwan
mengatakan: “Kalau lebih banyak manfaat untuk orang lain seperti untuk
berdakwah, menyambung tali slaturrahmi, kenapa harus diharamkan?” beliau
sendiri mengaku MUI pusat belum menerima laporan dari masyarakat yang
dirugikan akibat adanya situs ini. “Biasanya kalau ada sesuatu yang
meresahkan masyarakat, kami dapat aduannya dan kalau memang mencurigakan
kami langsung mengadakan kajian, sebagai lembaga pembuat fatwa, MUI
tidak akan sembarangan membuat fatwa.” sambungnya.
Oleh karena itu, di sini penulis menyatakan bahwa Facebook tidaklah haram.
Hukum Facebook sama dengan hukum membuat pisau, yaitu mubah. Masalah
nanti apakah pisau itu untuk menyembelih kambing atau dibuat membunuh
orang, itu urusan yang membeli pisau. Si pembuat pisau tidak terkena
hukum.
Agar lebih valid dan lebih bisa diterima kalau Facebook tidak
haram, maka penulis mencantumkan beberapa dalil berasal al-Qur'an,
al-Hadits dan pendapat ulama. Berikut dalilnya:
B. Landasan Dalil Facebook Tidak Haram
I) Al-Qur'an
1. QS. Al-Hujurat (49): 10
"Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara. Sebab itu damaikanlah
(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap
Allah, supaya kamu mendapat rahmat."
Dari ayat tersebut dengan
jelas Allah SWT menegaskan bahwa orang mukmin itu saling bersaudara
satu sama lain. Tidak ditentukan orang mukmin dari negara mana yang
jelas kita semua adalah saudara. Dengan begitu, hadirnya Facebook
sebagai jejaring sosial yang dapat mempersatukan hubungan satu sama
lain, menjadi mediator terbaik untuk memperkuat ukhuwah islamiyyah pada
zaman modern saat ini.
2. QS. Al-Hujurat (49) : 13
"Hai
manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal."
Melalui ayat di atas Allah SWT menegaskan secara global tujuan
diciptakannya manusia berbeda jenis kelamin, asal daerah, suku, dan
sebagainya. Itu semua semata hanya untuk saling kenal satu sama lain.
Ayat ini tidak mengkhususkan orang mukmin harus berkenalan dengan mukmin
atau yang non mukmin harus bergaul dengan yang non mukmin saja. Akan
tetapi Allah menggunakan lafadz "al-nas" yang berarti manusia secara
umum.
Lantas bagaimana mungkin kita bisa mengenal penduduk selain
Indonesia tanpa dengan Facebook? Maka Facebook pun menjadi wasilah atau
pelantaraan yang tidak bisa dielakkan lagi. Cukup log up di Facebook
dengan mudah kita bisa berkenalan orang penjuru dunia. Walhasil,
Facebook bisa dijadikan jembatan untuk manifestasi, atau pengamalan
firman Allah QS. Al-Hujurat (49) : 13.
3. QS. Al-Furqan (25) : 63
"Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang
berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil
menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung)
keselamatan."
Di Facebook kita sering mendapat teguran sapa
dari teman baik yang sudah kita kenal maupun belum. Terkadang mereka
menulis pesan untuk kita, mengisi kolom coment, atau yang lainnya.
Isinya pun beragam, ada yang hanya sekedar salam, ingin berkenalan,
bertanya, bahkan ada juga yang hanya iseng.
Nah di sinilah kita
mempunyai peluang besar untuk menjadi ibadurrahman sebagaimana yang
difirmankan Allah tergantung bagaimana kita menghadapi semua itu. Apakah
kita menjawab pertanyaan mereka dengan kalimat yang menggembirakan,
bersikap sabar, memberi nasihat yang baik. Kalau kita tidak memiliki
account di Facebook bagaimana bisa menghadapi persoalan seperti
demikian?
4. QS. Al-Isra' (17): 27
Artinya: "Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah para saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya."
Allah SWT melarang kita mubadzir, membuang-buang sesuatu tanpa guna.
Sekilas, ayat tersebut tampaknya tidak ada korelasi dengan Facebook.
Namun coba diperhatikan lebih teliti. Ketika kita ingin berkomunikasi
dengan keluarga atau kerabat yang tinggal jauh dari tempat kita diantara
caranya yaitu dengan berkirim surat via kantor pos.
Media surat
itulah yang penulis sebut sebagai mubadzir. Bagaimana tidak, untuk
mengirim sepucuk surat saja kita membutuhkan banyak kertas, amplop,
prangko, nota dll yang seluruhnya hanya sebagai formalitas belaka.
Padahal dengan mengirim surat via Facebook lebih praktis, cepat dan
hemat. Tidak mengeluarkan banyak kertas, uang, waktu lebih singkat, dan
banyak lagi kelebihannya. Apakah kita maua disebut teman syetan?
II.) Al-Hadits
1. Wasiat Rasulullah SAW kepada Ali
Artinya: "Wahai Ali, ketahuilah bahwa seribu teman itu sedikit sedangkan satu musuh itu terlalu banyak." HR. Ali bin Abi Thalib
Pesan yang tersirat dalam hadits Nabi SAW di atas adalah agar kita
mencari teman sebanyak-banyaknya. Dan, jangan mencari musuh sekalipun
itu hanya satu. Melalui Facebook kita dapat mencari teman dengan mudah
tanpa harus mengeluarkan banyak biaya berkeliling dunia. Ringkasnya,
Facebook lah cara termudah dan praktis untuk mencari banyak teman.
2. Hadits Nabi SAW riwayat Al-Bukhari:
الراحمون يرحمهم الرحمن ارحموا من في الأرض يرحمكم من في السماء
Artinya: "Orang-Orang yang memberikan kasih sayang akan dikasihi Allah.
Berikanlah kasih sayang kepada makhluk di bumi nisyaca makhluk langit
akan memberikan kasih sayang padamu"
Nabi menyuruh kita agar
memberikan kasih sayang kepada sesama makhluk. Lantas bagaimana mungkin
kita bisa memberikan kasih sayang sedangkan kita tidak memiliki banyak
teman? Dengan begitu Facebook pun amat dibutuhkan. Kita bisa memberi
kabar gembira, mengirimkan pesan, berdialog dalam naungan kasih sayang
di Facebook.
III.) Al-Maqalah
1. Ibnu Athaillah Al-Askandari
المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضهم بعضا
Artinya: "Seorang mukmin dengan mukmin lainnya, ibarat sebuah bangunan yang saling mempererat satu sama lain."
Dari kata mutiara di atas bisa diambil kesimpulan apabila seorang
muslim ditimpa bencana maka warga muslim yang lainnya pun merasakan
sakit yang menerpanya. Ibarat sebuah bangunan, seorang mukmin itu
bagaikan komposisi yang memiliki peran penting.
Permsalahannya,
bagaimana kita bisa mengetahui kaum mukmin di luar sana kalau tidak
melalui ukhuwwah islamiyyah? Sedangkan mediator yang paling jitu saat
ini adalah Facebook.
2. Syekh Al-Zarnuji bersyair:
"Janganlah kau tanya sifat seseorang dari dirinya sendiri, tetapi
tanyalah kepada teman-temannya. Sebab seorang teman itu bisa
mencerminkan kepada temannya. Jika ia adalah seorang teman yang buruk
maka jauhilah. Dan apabila ia teman yang baik maka temanilah niscaya kau
akan sepertinya"
Akhlak yang Buruk
1. Berhati-hatilah terhadap buruk sangka. Sesungguhnya buruk sangka adalah ucapan yang paling bodoh. (HR. Bukhari)
2. Makar, tipu muslihat dan pengkhianatan rnenyeret pelakunya ke neraka. (HR. Abu Dawud)
3. Orang yang paling dibenci Allah ialah yang bermusuh-musuhan dengan keji dan kejam. (HR. Bukhari)
4. Bila hilang budaya malumu lakukanlah apa saja yang kamu kehendaki. (HR. Bukhari)
5. Sesungguhnya Allah membenci orang yang keji, yang berkata kotor dan
membenci orang yang meminta-minta dengan memaksa. (AR. Ath-Thahawi)
6.Sesungguhnya Allah tidak menyukai banyak bicara, menghambur-hamburkan harta dan terlalu banyak bertanya. (HR. Bukhari)
7. Semua (dosa) umatku akan diampuni kecuali orang yang berbuat (dosa)
terang-terangan, yaitu yang melakukan perbuatan dosa pada malam hari
lalu Allah menutup-nutupinya kemudian pada esok harinya dia bercerita
kepada kawannya, "Tadi malam aku berbuat begini...begini..." Lalu dia
membongkar rahasia yang telah ditutup-tutupi Allah 'Azza wajalla.
(Mutafaq'alaih)
8. Barangsiapa mengintai-ngintai (menyelidiki)
keburukan saudaranya semuslim maka Allah akan mengintai-intai
keburukannya. Barangsiapa diintai keburukannya oleh Allah maka Allah
akan mengungkitnya (membongkarnya) walaupun dia melakukan itu di dalam
(tengah-tengah) rumahnya. (HR. Ahmad)
9. Sesungguhnya bila kamu
mengintai-intai keburukan orang maka kamu telah merusak mereka atau
hampir merusak mereka. (HR. Ahmad)
10. Di antara tanda-tanda
kesengsaraan adalah mata yang beku, hati yang kejam, dan terlalu memburu
kesenangan dunia serta orang yang terus-menerus melakukan perbuatan
dosa. (HR. Al Hakim)
11. Tahukah kamu siapa orang yang
bangkrut? Para sahabat menjawab, "Allah dan rasulNya lebih mengetahui."
Nabi Saw lalu berkata, " Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku
ialah (orang) yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan puasa,
shalat dan zakat, tetapi dia pernah mencaci-maki orang ini dan menuduh
orang itu berbuat zina. Dia pernah memakan harta orang itu lalu dia
menanti orang ini menuntut dan mengambil pahalanya (sebagai tebusan) dan
orang itu mengambil pula pahalanya. Bila pahala-pahalanya habis sebelum
selesai tuntutan dan ganti tebusan atas dosa-dosanya maka dosa
orang-orang yang menuntut itu diletakkan di atas bahunya lalu dia
dihempaskan ke api neraka." (HR. Muslim)
12. Sesungguhnya Allah membenci orang yang selalu berwajah muram di hadapan kawan-kawannya. (HR. Ad-Dailami)
13. Sesungguhnya orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah
ialah yang dijauhi manusia karena ditakuti kejahatannya. (Mutafaq'alaih)
14. Dua sifat tidak akan bertemu dalam diri seorang mukmin yaitu kikir (bakhil) dan akhlak yang buruk. (HR. Ahmad)
15. Akan tiba satu jaman atas manusia dimana perhatian mereka hanya
tertuju pada urusan perut dan kehormatan mereka hanya benda semata-mata.
Kiblat mereka hanya urusan wanita (seks) dan agama mereka adalah harta
mas dan perak. Mereka adalah makhluk Allah yang terburuk dan tidak akan
memperoleh bagian yang menyenangkan di sisi Allah. (HR. Ad-Dailami)
16. Alangkah baiknya orang-orang yang sibuk meneliti aib diri mereka
sendiri dengan tidak mengurusi (membicarakan) aib-aib orang lain. (HR.
Ad-Dailami)
17. Sesungguhnya Allah membenci orang yang berhati
kasar (kejam dan keras), sombong, angkuh, bersuara keras di pasar-pasar
(tempat umum) pada malam hari serupa bangkai dan pada siang hari serupa
keledai, mengetahui urusan-urusan dunia tetapi jahil (bodoh dan tidak
mengetahui) urusan akhirat. (HR. Ahmad)
18. Barangsiapa menyerupai (meniru-niru) tingkah-laku suatu kaum maka dia tergolong dari mereka. (HR. Abu Dawud)
19. Kelak akan menimpa umatku penyakit umat-umat terdahulu yaitu
penyakit sombong, kufur nikmat dan lupa daratan dalam memperoleh
kenikmatan. Mereka berlomba mengumpulkan harta dan bermegah-megahan
dengan harta. Mereka terjerumus dalam jurang kesenangan dunia, saling
bermusuhan dan saling iri, dengki, dan dendam sehingga mereka melakukan
kezaliman (melampaui batas). (HR. Al Hakim)
Bila diibaratkan,
tukang cat ketika sedang mengecat warna putih pasti bajunya akan terkena
cat putih, begitu pula jika catnya itu berawarna hitam atau yang
lainnya. Seorang teman sangat mempengaruhi kepribadian orang yang
ditemani. Bila ia bersifat baik maka kita juga akan ikut berbuat baik
dan sebaliknya.
Melalui Facebook kita bisa lebih selektif memilih
teman. Ingin mencari teman yang baik kita bisa melihat data dirinya di
kotak profil.
Bahkan terkadang kita juga bisa mengetahui prestasi
apa yang pernah ia raih. Tapi tidak menutup kemungkinan pula teman-temn
di Facebook bersifat buruk.
Oleh karena itulah kita bisa bersikap
selektif dalam memilih teman. Dan Facebook telah mempermudah kita untuk
mendapatkan teman baik.
FENOMENA FACEBOOK [AL - FISBUKKIYAH] ( HARAM/HALAL) DALAM AL-QUR'AN.
Written By Rudianto on Minggu, 17 Juni 2012 | 13.06
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Terima kasih infonya
Posting Komentar