Suatu hari, Rasulullah SAW mengadakan perjalanan bersama
sepupunya, putra AI-Abbas bin Abdul Mutholib. Abdullah namanya, sahabat muda
yang kemudian hari menjadi salah seorang terfaqih semasa hidupnya.
Beliau membonceng anak muda ini diatas untanya. Umur
Abdullah saat itu terbilang belia, belum genap 15 tahun. Di atas unta, beliau
memberi nasehat kepada Abdullah.
Nasehatnya cukup panjang, salah satunya; "Wahai anak
muda, jagahlah Allah, Allah akan menjagamu" (HR. at-Tirmidzi)
Nasehat ini cukup singkat, namun sarat makna dan memiliki
nilai yang sangat tinggi. Salah seorang salaf pernah bertutur, "Ketika
saya memikirkan hadits ini, rasa takjub dan kedahsyatannya meresap dalam
jiwaku. Alangkah rugi jika seseorang tidak mengetahui dan memahami hadits
ini."
Jagalah Allah.
Sudah mafhum, Allah tidak membutuhkan pengawal laiknya
seorang raja atau presiden. la adalah ash-shomad, tempat bergantung segala sesuatu.
la adalah Ghaniyun 'anil 'Alamin, tidak membutuhkan alam semesta. Allah tidak
pernah dan tidak akan berhutang jasa kepada makhluk-Nya.
Jagalah Allah, jagalah syari'at-Nya yang telah Dia tetapkan; jagalah batasan-batasanNya, jangan
sampai dilanggar; jagalah nikmatnya, gunakan hanya dalam rangka beribadah
kepada-Nya; jagalah panca indera yang diamanahkan kepadamu, jangan gunakan
dalam rangka memaksiatinya. Jagalah perutmu jangan sampai terisi dengan sesuatu
yang haram; jagahlah dua lubang, mulut dan kemaluanmu, jangan sampal digunakan
dalam hal-hal yang dimurkai Allah SWT. Allah pasti akan menjagamu. Beginilah
yang dimaksud hadits tersebut.
"Siapa saja yang menjaga apa yang ada diantara kedua
kumisnya (mulutnya) dan kedua kakinya (kakinya) maka ia akan masuk surga."
(HR. al-Hakim-shohih)
Allah Akan Menjagamu
Sebagai balasannya, Allah SWT: akan menjaga hambaNya, balk
di dunia mamupun di akherat. Di akherat Allah SWT akan menjaga hamba dari
berbagai macam kengerian siksaan, di hari di mana tiada yang dapat memberi
pertolongan bagi siapapun kecuali Allah SWT . Surga, disediakan oleh Allah bagi
hamba-hambaNya yang senantiasa menjaga Allah SWT.
"lnilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap
hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua
peraturan-peraturan-Nya). (Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha
Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang
bertaubat, masukilah syurga itu dengan aman, itulah hari kekekalan."
(Qaaf: 32-34)
Ibnul Rajab berkata, “Siapa saja yang menjaga Allah di waktu
rnudanya, maka Allah SWT akan menjaganya di kala tua, saat otot-ototnya
melemah. Allah akan memberi kenikmatan pendengaran, penglihatan dan akal, tidak
pikun walau sudah berusia lanjut.
Dulu ada beberapa ulama yang sudah berusia lebih dari
seratus tahun, tetapi badannya masih fit, penglihatan dan pendengarannya masih
normal. Suatu kali beliau meloncat sangat tinggi, sehingga membuat orang
disekitarnya terheran-heran.
Beliau berkata, "Ketika masih muda,anggota badanku
ini,saya menjaganya dari berbuat maksiat
kepada Allah SWT. Maka Allah pun menjaganya untuk kami ketika kami sudah tua
seperti sekarang."
Demikian sebaliknya, siapa saja yang menyia-nyiakan (hak)
Allah di masa mudanya, maka Allah SWT akan menyia-nyiakannya di kala is tua.
Dulu, jika ulama salaf melihat seseorang yang sebenarnya masih muda, sudah
terkena berbagai macam penyakit, atau seorang kakek meminta-minta, maka ulama
tadi akan berkesimpulan, "Orang ini telah menyia-nyiakan Allah ketika masa
mudanya, maka Allah pun menyia-nyiakannya di kala tuanya."
Dikisahkan, seorang pembantu nabi Muhammad SAW, melakukan
sebuah perjalanan lewat laut, perahu yang beliau naiki bocor dan rusak sehingga
beliau terdampar di sebuah pulau yang belantara. Di hutan tersebut beliau
melihat seekor singa. Subhanallah, singa yang seharusnya ganas tiba-tiba jinak
di hadapan beliau, bahkan beliau singa tersebut menuntunnya ke jalan yang biasa
dilewati orang."
Dalam Jami'ul ulum juga dikisahkan, suatu kali Ibrahim bin
Adham, salah seorang ulama terkemuka pada zamannya, terkenal dengan wara'dan
kezuhudannya, tidurdi sebuah kebun. Di sampingnya ada ular yang menggigit batang
pohon narjis, agar tidak menimpa Ibrahim, sampai beliau bangun dari tempat
tidurnya.
Jagahlah Allah, Allah akan menjagamu.
Allah Akan Menjaga Keuturunanmu
Allah menjaga hambaNya yang senantiasa menjaga syari'atNya
hingga keturunannya. Kisah nabi Musa as dan nabi Khidir dalam surat al-Kahfi
membuktikan hal ini. Salah satu fragmen kisah dari tiga kisah tersebut adalah
nabi Khidhir memperbaiki gubuk yang sudah reot.
Alasan beliau memperbaikinya adalah "Adapun dinding
rumah adalah kepunyaan dua orang anak
yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua,
sedang; ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Rabbmu menghendaki agar supaya
mereka sampal kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai
rahmat dari Rabbmu."(QS.al-Kahfi: 82)
Dalam beberapa riwayat, kedua orang tua dalam ayat ini,
maksudnya kakek dan nenek kedua anak yatim. Subhanallah, Allah menjaga seorang
hamba lantaran kesolehan kedua orang tuannya, bahkan kesolehan kakek dan
neneknya.
Jika kita telusuri biografi para ulama dan syuhada', selalu
kita dapatkan digaris keturunan yang kesekian is bertemu dengan orang-orang
sholeh, orang-orang yang senantiasa menjaga Allah; entah bapak, kakek atau
buyutnya.
Abu Hanifah Nu'man bin Tsabit misalnya, imam madzhab pertama
dalam Islam terkenal dengan kecerdasan dan kelihaiannya dalam berargumen.
Tsabit, bapak beliau adalah seorang yang sholeh. Konon, Tsabit adalah orang
yang menjaga makanan yang masuk ke perutnya, jangan sampai ada yang syubhat
apalagi yang haram. Untuk menghalalkan separuh buah apel yang masuk ke perutnya
tanpa di sengaja, beliau harus menempuh perjalanan yang melelahkan untuk
menemui pem i I ik kebun apel tersebut.
Menjelang wafatnya, khalifah Umar bin Abdul Aziz
mengumpulkan putra-putrinya, tujuh putra dan tujuh putri. Dengan berlinang air
mata, beliau berwasiat kepada mereka, "Sungguh aku tidak meninggalkan
warisan harta untuk kalian, tapi aku tinggalkan Yang Esa, -beliau membaca
ayat-;
"Sesungguhnya pelindungku ialahlah Allah yang telah
menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) dan Dia melindungi orang-orang yang
saleh." (al-A'raf: 196)
Jika kalian mentaati Allah, Allah akan menjaga kalian. Bila
kalian memaksiati Allah, maka aku tidak akan membantu kalian dalam
memaksiatiNya."
Sepeninggalan beliau, Allah SWT menjaga anak-anak beliau.
Para ulama berkata, "Ana-anak beliau menjadi manusia-manusia yang paling
kaya." Jagahlah Allah, maka Allah akan menjagamu dan keturunanmu
0 komentar:
Posting Komentar