Pada saat bumi berumur delapan ribu tahun, keadaannya masih kosong. Di sini sudah terdapat banyak biji sawi yang putih. Kemudian Allah SWT menciptakan seekor unggas yang bernama Tabirunnasar.
Allah SWT berfirman kepada-Nya: "Hai, unggas Tabirunnasar, makanlah olehmu biji sawi itu. Apabila habis biji sawi itu, engkau akan Kumatikan."
Sang unggas pun memakan biji-bijian itu. Namun, cara memakannya diatur: Pertama, sehari satu biji yang dimakan. Setelah semakin berkurang, maka kini dimakannya hanya satu biji sebulan. Biji sawi itu semakin berkurang saja. Oleh karena begitu takutnya terhadap kematian, maka sang unggas hanya memakan satu biji dalam setahun. Namun, akhirnya, habislah biji-biji sawi itu. Tabirunnasar pun akhirnya mati.
Setelah kematian tersebut, Aliah SWT menciptakan makhluk lain sebagai penghuni bumi, yaitu tujuh pulun orang lelaki. Namun tidak semuanya langsung diciptakan, melainkan satu persatu Allah SWT menciptakannya. Apabila seorang meninggal, maka langsung diciptakan yang lain. Masing-masing dari mereka berumur 70.000 tahun. Konon, setahun pada masa itu sama dengan seribu tahun pada masa sekarang.
Tatkala telah mati tujuh puluh lelaki itu, kemudian Allah ciptakan jin. “Dan Dia menciptakan jin dari nyala api”. (Q. S. 55:1 5). Sebagian dari jin-jin itu ada yang berkaki empat, berkaki dua, dan terbang. Kemudian Allah SWT mengutus seorang yang bernama Yusuf untuk memberikan pengajaran ilmu dan syariat agama. Namun, jin-jin itu banyak yang mendustakan ajaran-ajaran tersebut yang menyebabkan Allah SWT mematikan semuanya.
Penghuni bumi berikutnya adalah suatu makhluk yang berpasangan. Rupanya seperti binatang. Keluar dan dalam neraka. Binatang itu pun beranak, dan anaknya dinamakan dengan Azazil.
Setelah cukup besar, Azazil mulai melakukan peribadatan kepada Allah SWT seribu tahun lamanya. Setelah itu, Allah SWT mengangkatnya ke langit pertama. Selama seribu tahun, di sini pun ia tekun beribadah. Allah SWT menganugerahkannya sayap yang terbuat dari manikam yang hijau.
Dengan ijin-Nya maka terbanglah ia ke langit kedua. Seribu tahun lamanya pula ia benbadah. Demikianlah, pada tiap-tiap lapisan langit ia beribadah selama seribu tahun lamanya, hingga ke lapisan langit ketujuh.
Sementara itu, di bumi saat itu sudah ada penghuni lainnya yaitu dari bangsa jin yang bernama janna. 70.000 tahun lamanya hingga lahir anak-cucunya. Kata ahli tafsir yang lain delapan belas ribu tahun mendiami bumi, yang kemudian menjadi sombong dan kufur. Allah SWT pun mematikan Janna.
Sebagai gantinya adalah yang bernama Banunal Janna. Ia mendiami bumi selama delapan belas ribu tahun lamanya. Ia juga dimatikan oleh Allah SWT.
Sementara itu, di atas langit sana, Azazil bersama para Malaikat masih khusyuk beribadah. Azazil menjadi penghulu para Malaikat selama tujuh ribu tahun lamanya dalam beribadah.
Hingga pada satu waktu, Azazil mengajukan suatu permohonan kepada Allah SWT, katanya: "Ya TuhanKu tujuh ribu tahunlah hamba-Mu ini berbuat kebaikan pada-Mu dalam tujuh lapis langit ini. Jikalau dianugerahkan oleh-Mu, hamba-Mu mohon hendak turun ke bawah ke langit keenam, berbuat kebaikan kepada-Mu."
"Pergilah engkau!", tegas Allah SWT.
Turunlah Azazil atau Iblis itu bersama tujuh ratus Malaikat pengiringnya ke langit keenam. Setelah merasa cukup, ia pun memohon ijin lagi kepada Allah SWT agar diturunkan ke langit kelima, Di langit kelima pun ia memohon diturunkan ke langit yang di bawahnya, dan demikian seterusnya hingga sampailah mereka di langit dunia.
Di langit dunia, Azazil atau Iblis mengajukan suatu permohonan pula: "Ya Tuhanku, hamba-Mu hendak memohon turun ke bumi dengan para Malaikat. Bahwasanya hamba-Mu hendak beribadah kepada-Mu di bumi itu. Ya Tuhanku, betapa Bananul Janna telah banyak berbuat kerusakan di muka bumi. Anugerahkanlah atas hamba-Mu ini bersama para Malaikat berbuat kebaikan ke hadirat-Mu di muka bumi itu."
Allah SWT pun mengabulkan permohonan Azazil itu Diturunkanlah ia bersama tujuh ratus Malaikat yang mengiringnya untuk beribadah di muka bumi, setelah sebelumnya Banunal Janna dimatikan karena banyak berbuat kerusakan.
Setelah delapan ribu tahun lamanya beribadah, Iblis mencoba mengemukakan ungkapan hatinya bahwa di muka bumi inilah ia begitu betahnya, dan tidak ada tempat lain yang membuatnya demikian betah. Dan memohon agar selamanya ia berada di muka bumi untuk berbakti kepada Allah SWT.
Sampai pada satu waktu, Allah SWT berkehendak menurunkan suatu keterangan kepada Azazil, firman-Nya,
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi". (Q.S. 2:30)
Mendengar firman tersebut Azazil (Iblis) menjadi berduka, disebabkan dengkinya. Mereka (para Malaikat) pun bertanya kepada Allah SWT mengenai siapa yang akan menjadi khalifah itu. "Adam namanya," jawab Allah SWT.
Mereka berkata, "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau.”
Tuhan berfirman: ”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang engkau tidak ketahui’". (Q.S. 2:30).
Penghuni Bumi Sebelum Kita
Written By Rudianto on Senin, 25 April 2011 | 16.37
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar